SANITASI
SANITASI
Penulis memanjatkan puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkat,
rahmat, serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Besar harapan penulis semoga makalah
ini dapat menambah wawasan keilmuan dan bermanfaat untuk membantu mahasiswa dan
mahasiswi dalam kegiatan akademis, serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna untuk menyempurnakan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I
1. Latar Belakang...........................................................................................................3
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
3. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II
2. Personal Hygiene........................................................................................................5
BAB III
1. Kesimpulan................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Depkes pengertian higienis adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
dan melindungi kebersihan individu subjeknya misalnya mencuci tangan untuk melindungi
kebersihan tangan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang
dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama
dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan
dan minuman tersebut siap untuk diproduksi kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli,
mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan.
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan yang
dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan
tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
Higiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya kesehatan dan kebersihan untuk
mengendalikan faktor makanan dan minuman, orang, tempat, dan perlengkapannya yang
dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan atau keracunan makanan.
Berdasarkan defenisi dari WHO, makanan adalah semua substansi yang digunakan
oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan
untuk pengobatan. Air tidak termasuk dalam makanan karena merupakan elemen yang vital
bagi kehidupan manusia. Terdapat tiga fungsi makanan. Pertama, makanan sebagai sumber
energi karena panas dapat dihasilkan dari makanan seperti juga energi. Kedua, makanan
sebagai zat pembangun karena makanan berguna untuk membangun jaringan tubuh yang
sudah tua. Fungsi ketiga, makanan sebagai zat pengatur karena makanan turut serta mengatur
proses alami, kimia, dan proses faal dalam tubuh.
Makanan merupakan salah satu bagian yang terpenting untuk kesehatan manusia
mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan.
Kasus penyakit bawaan makanan (foodborne disease) dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
3
Faktor-faktor tersebut, antara lain, kebiasaan mengolah makanann secara tradisional,
penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih, dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi.
Rumusan Masalah
Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan (Depkes RI, 2003). Higiene adalah suatu pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada. Sedangkan sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usahan kesehatan lingkungan hidup manusia (Widyati dan
Yuliarsih, 2002).
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan
makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan
demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain :
Di dalam upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan,
seperti berikut :
B. Personal Hygiene
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
5
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
1. Fisiologi Kulit
Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti
kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada
bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini mudah sekali
mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.
Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan
kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejar sebasea yang menghasilkan minyak
yang disebut sebun yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar serumen
yang terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.
Fungsi Kulit :
1. Proteksi tubuh
2. Pengaturan temperatur tubuh
3. Pengeluaran pembuangan air
4. Sensasi dari stimulus lingkungan
5. Membantu keseimbangan carian da eletrolit
6. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D
6
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
1. Body image
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola Personal Hygiene
3. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
7
5. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
1. Dampak Fisik
2. Dampak Psikososial
8
d. Memiliki sirkulasi udara yang cukup
e. Memiliki pencahayaan yang cukup
f. Dinding bagian bawah dari gedung harus dicat putih agar mempermudah
melihat jejak tikus (jika ada)
g. Harus ada jalan dalam gudang :
- Jalan utama lebar 160 cm
- Jalan antar lebar blok 80 cm
- Jalan antar rak lebar 80 cm
- Jalan keliling 40 cm
Pemasaran makanan
Tempat penjualan atau pasar harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain
kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara, dan memiliki alat pendingin. Contoh
pasar yang memenuhi persyaratan adalah pasar swalayan atau supermarket.
Pengolahan makanan
Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi terutama
berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak
Penyajian makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pembeli
Penyimpanan makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
sanitasi, dalam lemari atau alat pendinginan.
Terdapat 2 faktor penyebab suatu makanan menjadi berbahaya bagi manusia, antara
lain :
a. Kontaminasi
Kontaminasi pada makanan dapat disebabkan oleh :
Parasit, misalnya, cacing dan amuba
Golongan mikroorganisme, misalnya, salmonela dan shigela
Zat kimia, misalnya, bahan pengawet dan pewarna
Bahan-bahan radioaktif,misalnya, kobalt, dan uranium
Toksin atau racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme, seperti stafilokokus
atau clostridium botulinum
b. Makanan yang pada dasarnya telah mengandung zat berbahaya, tetapi tetap
dikonsumsi manusia karena ketidaktahuan mereka dapat dibagi menjadi 3
golongan :
secara alami makanan itu memang telah mengandung zat kimia beracun,
misalnya, singkong yang mengandung HCN dan ikan dan kerang yang
mengandung unsur toksik tertentu (logam berat, mis, Hg dan Cd) yang dapat
melumpuhkan sistem saraf dan napas.
9
Makanan dijadikan sebagai media perkembangbiakan sehingga dapat
mengahsilkan toksin yang berbahaya bagi manusia, misalnya dalam kasus
keracunan makanan akibat bakteri (bacterial food poisoning)
Makanan sebagai perantara. Jika suatu makanan yang terkontaminasi
dikonsumsi manusia, di dalam tubuh manusia agens penyakit pada makanan
itu memerlukan masa inkubasi untuk berkembangbiak dan setelah beberapa
hari dapat mengakibatkan munculnya gejala penyakit. Contoh penyakitnya
antara lain thypoid abdominalis dan disentri basiler.
Hasil suatu penelitian sosial ekonomi yang diselenggarakan pada tahun 1977
menunjukkan bahwa 46,84% dari anggaran belanja dikeluarkan untuk makanan.
Hasil penelitia proyek Moh.Husni Thamrin, tahun 1975-1976, menunjukkan
bahwa 63,74% anggaran belanja dialokasikan untuk makanan. Dari sudut
kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan sangat besar karena
makanan dan minuman dapat berperan sebagai vektor agens penyakit.
Beberapa faktor yang mempengaruhi makanan baik secara langsung maupun tidk
langsung, antara lain :
10
Kontaminasi yang terjadi biasanya bergantung pada musim, lokasi, dan
pergerakan udara.
Manusia. Manusia merupakan sumber paten bakteri salmonela, C.perfringes,
dan enterokokus.
Hewan atau ternak peliharaan. Mikroorganisme semacam C.perfringens atau
dari golongan salmonela dapat terbawa dalam hewan atau ternak.
Binatang pengerat. Binatng pengerat berisiko mengkontaminasi nasi, sayur,
dan buah-buahan, selain menjadi media pembawa salmonela dan enterokokus.
2. Faktor Orang
3. Faktor Peralatan
11
Bagaimana cara pembuangan kotoran
2. Tempat pengelolaan makanan dan minuman
Pemeriksaan dilakukan terhadap :
Fasilitas pencucian
Cara mendesinfeksi makanan
Mutu makanan
Penyimpanan makanan
Penyimpanan bahan mentah
Perlindungan bahan makanan terhadap debu
3. Kamar kecil dan tempat cuci
Pemeriksaan dilakukan terhadap :
Wc
Tempat cuci
Tempat mandi
Prasarana lain
4. Karywan
Pemeriksaan pada karyawan dilakukan untuk memastikan :
Keberadaan surat keterangan kesehatan
Kebersihan karyawan tersebut
Kebiasaan karyawan
Pemeriksaan kesehatan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi bahan
yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaedah dari prinsip-
prinsip higiene dan sanitasi.
13
5. Pengangkutan makanan
Makanan yang telah diolah dan disimpan dengan cara higienis akan menjadi
tercemar kalau cara pengangkutannya tidak baik. Makanan perlu diperhatikan
dalam cara pengangkutannya, yaitu sebagai berikut :
a. Makanan jadi tidak diangkut bersama dengan makanan mentah
b. Makanan diangkut dalam wadah tertutup sendiri-sendiri
c. Pengisian wadah tidak sampai penuh agar tersedia udara untuk ruang gerak
d. Penempatan wadah dalam kendaraan harus tidak saling mencemari atau
menumpahi
e. Alat pengangkut yang tetutup khusus dan permukaan dalamnya mudah
dibersihkan
6. Penyajian makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan.
Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap. Penyajian makanan
yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan.
G. Macam-Macam Sanitasi
14
Terdapat beberapa faktor penting dalam upaya sanitasi terhadap susu sapi,
diantaranya :
1. TBC
2. Mastitis atau radang kelenjar susu sapi (Staphilococcus agalacticeae)
3. Undulant fever atau abortus contangiosum (Brucella abortus)
4. Food band mouth disease (virus)
5. Cowpox (virus)
6. Antraks (Bacillus anthracis)
Adapun penyakit bawaan susu yang agens penyakitnya berasal dari manusia
(baik sebagai penderita maupun carrier) antara lain :
15
6. Kolera (vibrio cholera)
a. Pemeriksaan bakteri
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan teknik total
count terhadap bakteri yang dibiarkan dalam media agar atau
mengitungnnya langsung melalui mikroskop yang hasilnya dinyatakan
berdasarkan jumlah bakteri/ml susu. Contoh, total count suatu media agar
atau melalui perhitungan mikroskop adalah 50.000 bakteri/ml susu,
sedangkan standar maksimal untuk total count bakteri adalah 50.000
bakteri/ml susu. Hasil tersebut menyiratkan bahwa susu yang diperiksa
masih memenuhi syarat kesehatan. Jika total countnya mencapai 200.000
bakteri/ml, susu tersebut tidak boleh dipakai. Susu yang mengandung
50.000 bakteri/ml susu, disebut susu grade A. Apabila susu telah menjalani
pasteurisasi, jumlah bakteri yang ada akan berkurang dan tidak boleh
melebihi 30.000 bakteri/ml susu. Selain itu, junlah E.coli tidak boleh
melebihi 10/ml susu. Untuk susu segar grade B, setelah menjalani
pasteurisasi, jumlah bakteri tidak boleh melebihi 50.000 bakteri/ml susu.
b. Pemeriksaan kimia dan pemeriksaan fisik
Susu yang akan dikonsumsi harus menjalani pemeriksaan kimi
dan fisik untuk memastikan terpenuhinya persyaratan kimia maupun
fisik yang ada. Berikut persyaratan kimia yang harus dipenuhi suatu
produk susu :
- Berat jenis 1,028
- Mengandung kadar lemak 2,7%
- Mengandung bahan kering lengket 8%
- pH 4-5
- Angka katalase 0
- Angka reduktase 1
17
3. Sanitasi Makanan Kaleng
Makanan dalam kaleng diproduksi oleh kalangan industri. Makanan semacam
itu jarang menyebabkan keracunan makanan, asalkan pengawasan atau proses
produksinya memenuhi syarat, teratur, dan bersih. Kaleng yang dipakai terbuat
dari logam yang dilapisi lagi oleh lapisan sejenis damar resin yang bersifat sintetis
dan akan keras pada suhu tinggi. Fungsi lapisan resin sintetis untik mencegah
kontak langsung antara makanan dan logam atau sebagai tahanan sehingga tidak
terjadi kontak.
Sebelum makanan dimasukkan ke dalam kaleng, kaleng tersebut perlu dicuci
bersih lebih dahulu dan disterilkan pada suhu tinggi. Setelah itu, makanan
dimasukkan ke dalamnya dan kaleng ditutup rapat dengan cara menjepit bagian
pinggirannya sehingga tidak bocor.
4. Sanitasi Laut
Alasan dibalik pelaksanaan upaya sanitasi laut adalah karena makanan laut
dapat mengandung zat beracun. Contoh, kerang-kerangan yang terkontaminasi
kuman atau penyakit selama tahap penglolahan. Kemajuan teknologi dan
pembuangan limbah industri ke laut juga menyebabkan keracunan bahan makanan
ke dalam laut, misalnya penyakit minamata di Jepang.
Makanan laut dapat dibagi menjadi beberapa golongan, antara lain :
a. Golongan hewan, misalnya ikan, kerang-kerangan
b. Golongan tumbuhan, misalnya, agar-agar laut
c. Golongan yang dapat diternakkan, misalnya, udang, ikan, dan kerang-
kerangan
18
Upaya-upaya yang dapat dilakukan di dalam pengawasan makanan laut, antara
lain :
a. Tempat hidup harus bersih, tidak banyak mengandung E.coli, dan bebas dari
pencemaran. Kita ambil contoh kerang. Untuk menentukan berapa banyak
E.coli yang terkandung di dalam hewan tersebut, kita dapat membagi tempat
hidup kerang tersebut ke dalam 4 golongan :
Approved area
E.coli tidak lebih dari 70/1000 ml air
Terbaik untuk dikonsumsi
Conditionally approved area
Sudah ada pencemaran, karena penuh penduduk
Kandungan E.coli>70/100 ml air
Masih dapat dikonsumsi
Resticted area
Jumlah E.coli 700/ml jika dilakukan pengolaha dapat dikonsumsi
Prohibited area
Kandungan E.coli>700/ml air
Terlarang untuk dikonsumsi
b. Makanan tidak boleh mengandung bibit penyakit dan zat beracun. Dengan
demikian, beberapa jenis kerang-kerangan yang mengandung racun dapat
membahayakan kesehatan
c. Dalam pengolahan bahan makanan harus diperhatikan kebersihan dan
sanitasinya, terutama yang berkaitan dengan peralatan,personil, dan sarana.
Peralatan setelah 2 jam harus dibersihkan
d. Pemasaran, tempat, sarana, dan personel harus memenuhi syarat
BAB III
19
PENUTUP
Kesimpulan
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dari subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian
makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan dan
sebagainya.
Prinsip higiene perorangan atau disebut juga dengan kebersihan diri, dalam
penerapannya seperti mengetahui sumber cemaran dari tubuh, dan perlakuan-perlakuan yang
perlu dikerjakan untuk mencegah pencemaran.
Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan menekankan pada tindakan yang
perlu dilakukan dalam rangka membebaskan makanan dan minuman dari semua bahaya yang
dapat mengganggu kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
20
Alamsyah, dedi.2003.Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta :Nuha Medika
21