Anda di halaman 1dari 22

Bahasa Indonesia

untuk Kelas 4 & 5 Semester Gasal

Nama : ............................................................

Kelas : ............................................................
BAB
1 MENGENAL EYD

A. Pengantar

Tahukah kamu apakah EYD itu? EYD merupakan kependekan dari Ejaan Yang
Disempurnakan. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf kapital, huruf miring, tanda koma, tanda, petik, tanda
titik dua, dan sebagainya. Dalam menulis karangan, seseorang harus mengetahui EYD
agar tulisannya menjadi baik dan benar sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.
Dengan demikian, pelajaran tentang EYD bertujuan untuk mempelajari aturan-aturan
yang berlaku dalam bahasa tulis.

B. Pedoman Penulisan Huruf Kapital

EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan juga mengatur penulisan huruf besar atau
huruf kapital. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan
langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan,
unsur nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi,
dan sebagainya. Berikut ini ialah pedoman penulisan huruf kapital.

1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.


Contoh: - Dia adalah murid yang baik hati kepada teman-temannya.
- Saya setiap hari selalu membantu orang tua.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 1


2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh: - Ibu berkata, “Nak, tolong sapu halaman depan!”
- Ayah berpesan, “Jaga dirimu baik-baik!”

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, nama kitab suci, nama agama, termasuk kata ganti Tuhan.
Contoh: - Allah; Yang Mahakuasa; Islam; Alquran;
- Bimbinglah hamba-Mu ini ke jalan yang lurus.

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Contoh: - Abdul Hamid Karem
- Yahya Abdurrahman

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh: - Haji Agus Salim
- Imam Syafii
- Nabi Muhammad SAW
- Sultan Harun Ar-Rasyid

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Contoh: - tahun Hijriyah
- bulan Januari
- hari Jumat
- hari raya Idul Fitri
- perang Badar

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh: - Teluk Jakarta
- Gunung Semeru
- Danau Toba
- Selat Sunda

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam penulisan nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan (kecuali kata seperti: di, ke, dari,
dan, dalam, yang, untuk)
Contoh: - Toni membaca tabloid Media Umat.
- Setiap hari ayah saya membaca koran Jawa Pos.
- Novel Ayat-Ayat Cinta dikarang oleh Habiburrahman El Shirazy.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 2


BAB
2 MAKNA KATA

A. Denotatif & Konotatif

Berdasarkan maknanya, kata dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kata
denotatif dan kata konotatif. Kata denotatif adalah kata yang memiliki makna yang
sebenarnya. Kata konotatif adalah kata yang memiliki makna yang bukan sebenarnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

(a) Ali duduk di kursi kayu.


(b) Para calon gubernur sedang berebut kursi.

Kata kursi pada kalimat (a) memiliki makna yang sebenarnya, karena kata
tersebut merujuk pada sebuah benda yang dapat digunakan untuk duduk. Dengan
demikian, kata kursi pada kalimat (a) disebut kata denotatif.

Kata kursi pada kalimat (b) memiliki makna yang bukan sebenarnya, karena
kata tersebut tidak merujuk pada sebuah benda yang dapat digunakan untuk duduk.
Akan tetapi, kata kursi pada kalimat (b) merujuk pada sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinan, kekuasaan, pangkat, atau jabatan karena kata tersebut
disandingkan dengan subjek kalimat ‘para calon gubernur’. Dengan demikian, kata
kursi pada kalimat (b) disebut kata konotatif.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 3


B. Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna baru.
Sebagai contoh, kata ringan dan tangan. Kata ringan memiliki makna enteng sehingga
dapat diangkat dengan mudah; sedangkan kata tangan memiliki makna salah satu
anggota badan dari siku sampai ke ujung jari. Kata ringan dan tangan apabila
disatukan menjadi ringan tangan memiliki makna baru yaitu suka menolong atau
membantu. Namun perlu diketahui, tidak semua kata dapat disatukan menjadi
ungkapan. Hanya kata-kata tertentu saja yang dapat disatukan sehingga membentuk
ungkapan. Perhatikan contoh berikut!

 Buah bibir: Bahan pembicaraan  Gulung tikar: Bangkrut


 Buah hati: Anak  Naik darah: Marah
 Buah tangan: Oleh-oleh  Tinggi hati: Sombong
 Buah karya: Hasil karya  Si Jago merah: Kebakaran
 Tangan kanan: Orang kepercayaan  Kepala dingin: tenang
 Makan hati: Sakit hati/kecewa  Banting tulang: Bekerja keras
 Panjang tangan: Suka mencuri  Bunga desa: Gadis cantik di desa
 Besar kepala: Sombong  Bunga tidur: mimpi
 Berat hati: Terpaksa, Tidak ikhlas  Kutu buku: orang yang suka
 Angkat tangan: Menyerah membaca buku
 Angkat kaki: Pergi  Tikus kantor: koruptor

C. Majas / Gaya Bahasa

Majas atau gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang unik dalam berbicara
atau menulis dengan tujuan untuk menciptakan kesan tertentu kepada pendengar
atau pembaca. Pembicara atau penulis biasa menggunakan majas agar sesuatu yang
disampaikannya menjadi menarik. Majas itu sangat beragam. Adapun majas yang
sering digunakan ialah sebagai berikut.

a) Hiperbola  majas yang mengandung pernyataan yang dilebih-lebihkan atau


dibesar—besarkan. Contoh: (a) Panasnya cuaca pada siang hari ini membuat
kepalaku mendidih; (b) Keringatnya menganak sungai.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 4


b) Personifikasi  majas yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah
hidup, dapat berbuat, atau bergerak layaknya manusia. Contoh: (a)
Kulihat ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai; (b) Badai mengamuk dan
merobohkan rumah penduduk.
c) Simile atau persamaan  majas yang menyamakan dua hal yang berbeda
dengan menggunakan kata persamaan (seperti, bagaikan, bak, ibarat,
umpama). Contoh: (a) Gadis cantik itu seperti bidadari; (b) Ototnya begitu kuat
bagaikan baja.
d) Metafora  majas yang menyamakan dua hal secara langsung tanpa
menggunakan kata persamaan seperti yang digunakan pada majas simile. Contoh:
(a) Dia dianggap anak emas oleh majikannya; (b) Pemuda adalah agen perubahan.

D. Peribahasa
Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan,
perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Dalam peribahasa,
kata-kata atau kalimatnya memiliki susunan yang tetap dan tidak dapat diubah-ubah.
Peribahasa dapat disebut pula dengan istilah pepatah. Pada setiap bahasa apapun di
dunia ini pasti memiliki peribahasa. Peribahasa antar bahasa yang satu dengan bahasa
yang lainnya terdapat perbedaan. Hal tersebut karena peribahasa menggambarkan
budaya dari masyarakat pemakai bahasa. Perhatikan contoh peribahasa berikut.

a) Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Artinya: Bersama-sama dalam suka
dan duka, baik dan buruk sama-sama ditanggung bersama.
b) Bermain air basah, bermain api hangus. Artinya: Setiap pekerjaan atau usaha
ada susahnya.
c) Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya: Kita harus menyesuaikan
diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal yang kita tempati.
d) Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading,
manusia mati meninggalkan nama. Artinya: setiap orang yang sudah
meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.
e) Menang jadi arang, kalah jadi abu. Artinya: kalah ataupun menang sama-sama
menderita.
f) Air beriak tanda tak dalam. Artinya: orang yang banyak bicara biasanya tak
banyak ilmunya.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 5


BAB
3 SURAT

A. Pengantar

Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi secara tertulis


di atas lembaran kertas dari suatu pihak kepada pihak lain. Sejak zaman dahulu hingga
di zaman serba modern ini, manusia senantiasa melakukan kagiatan surat-menyurat.
Surat memiliki fungsi sebagai berikut: (a) sebagai alat komunikasi; (b) sebagai wakil
atau duta; (c) sebagai bahan bukti; (d) sebagai pedoman untuk mengambil keputusan
lebih lanjut; (e) sebagai alat pengingat; dan (f) sebagai bukti sejarah dan kegiatan.
Jenis-jenis surat sangat beragam. Apabila digolongkan berdasarkan pemakaiannya,
surat dapat dibagi menjadi dua yaitu surat pribadi dan surat resmi.

B. Surat Pribadi

Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi, seperti untuk
komunikasi antar sesama teman, keluarga, atau saudara. Ciri-ciri surat pribadi yaitu:

a) tidak menggunakan kop surat;


b) tidak ada nomor surat;
c) salam pembuka dan penutup bervariasi;
d) penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis;
e) format surat bebas.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 6


Berikut ini contoh surat pribadi.
Bandung, 25 Mei 2014
Sahabatku,
Andi Malangkiem
Di Kanda Ngan

Asalamualaikum ,

Hai Budi, apa kabar? Bagaimana kabarmu Bud ? Sehat dan bahagia bukan? Sudah lama
rasanya ya kita tidak bertemu.Sejak tiga tahun yang lalu tepatnya saat aku dan keluarga
memutuskan pindah ke Bandung aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentangmu.Aku
berharap kamu selalu dalam perlindungan Allah di manapun berada.

Akhir bulan ini keluargaku berencana pulang ke Lampung untuk menjenguk nenek.Aku
berharap pada hari itu aku bisa ikut rombongan menjenguk kampung halaman sekalian
bersilaturahmi dengan kalian para sahabat kecilku yang sangat ku rindu.

Tapi apa dikata jika Allah menakdirkan hal lain. Hari itu ternyata aku ada ujian semester di
kampus. Sehingga dengan berat hati napaknya perjumpaan kita harus diundur lain kali.

Bud, sekian dulu, ya!Sampaikan salam sekaligus permintaan maafku buat teman-teman yang
lain. Semoga lain kali kita bisa bertemu.

Sahabatmu,

Mikael Abra

C. Surat Resmi

Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik
perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat
pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi yaitu:

a) menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi;


b) ada nomor surat, lampiran, dan perihal;
c) menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim;
d) menggunakan ragam bahasa resmi;
e) menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi;
f) ada aturan format baku.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 7


Berikut contoh surat resmi.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 8


D. Bagian Surat Resmi

Bagian-bagian surat resmi.

(1) KOP Surat / kepala surat


(2) Tanggal surat
(3) Nomor surat
(4) Lampiran
(5) Perihal surat
(6) Alamat surat
(7) Salam pembuka
(8) Isi surat
a) Paragraf pembuka
b) Paragraf isi
c) Paragraf penutup
(9) Salam penutup
(10) Jabatan penandatangan surat
(11) Tanda tangan
(12) Nama penandatangan surat
(13) Tembusan (jika ada)
(14) Inisial (jika ada)

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 9


BAB
4 PARAGRAF

A. Pengantar

Paragraf atau alinea adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang saling berhubungan
dan memiliki satu gagasan utama. Gagasan utama disebut juga dengan gagasan pokok,
pokok pikiran, pikiran utama, atau ide pokok. Paragraf yang baik minimal mengandung
empat kalimat. Pada setiap paragraf terdapat pernyataan umum dan pernyataan khusus.
Pernyataan umum adalah pernyataan yang menjadi kalimat utama yang letaknya ada di
awal atau di akhir paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang terdapat dalam gagasan
utama. Berdasarkan hal tersebut, pernyataan umum menjadi gagasan utama. Sedangkan
pernyataan khusus adalah kalimat-kalimat penjelas dalam suatu paragraf. Pada umumnya,
paragraf dibedakan menjadi tiga macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, dan
paragraf campuran.

B. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal
paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian
dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian
khusus, bukti-bukti, dan lain-lain. Karena paragraf deduktif dikembangkan dari suatu
pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.
Ciri-ciri Paragraf deduktif ialah: (a) kalimat utama berada di awal paragraf; (b) kalimat
disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan-penjelasan. Pola
paragraf deduktif: umum  khusus  khusus  khusus. Berikut ini contoh paragraf
deduktif.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 10


Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta.
Kemacetan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, jumlah
kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan.
Kedua, kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga,
kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar,
rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir,
dan sebagainya. Keempat, tidak tegasnya aparat yang berwenang
dalam menindak para pelanggar lalu lintas.

C. Paragraf Induktif

Paragraf induktf adalah suatu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada
bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang
berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus, maupun bukti-bukti yang kemudian
disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir paragraf.
Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.

Ciri-ciri paragraf induktif yaitu: (a) diawali dengan penjelasan-penjelasan


khusus; (b) kemudian digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan; (c) kesimpulan
yang merupakan kalimat utama terdapat di akhir paragraf. Pola paragraf induktif:
khusus  khusus  khusus  umum. Berikut ini contoh paragraf induktif.

Setelah ujian anak-anak di periksa, ternyata nilai mereka


beragam. Sebanyak 20 siswa nilainya melebihi standar kelulusan.
Sepuluh siswa mendapat nilai tepat pada standar kelulusan. Tidak ada
seorang pun yang mendapat nilai di bawah standar. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar di kelas ini cukup berhasil.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 11


D. Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah suatu paragraf yang diawali dengan mengemukakan


kalimat utama kemudian didukung oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh
kesimpulan pada bagian akhir Paragraf. Dengan kata lain, paragraf ini memiliki 2
kalimat utama yang letaknya di awal paragraf dan di akhir paragraf.

Ciri-ciri paragraf campuran yaitu: (a) memiliki kalimat utama yang letaknya di
awal paragraf; (b) kemudian kalimat utama tersebut diperjelas lagi di akhir paragraf.
Pola paragraf campuran: umum  khusus  khusus  umum.

Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman


untuk melangsungkan hidupnya. Binatang bertahan hidup dengan cara
berburu makanan yang tersedia di alam. Demikian pula dengan
tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman
untuk tumbuh dan berkembang. Semua makhluk hidup akan mati jika
tidak makan dan minum. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia
memerlukan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 12


BAB
5 WAWANCARA

A. Pengertian Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal
untuk dimuat di media massa, misalnya surat kabar, ditayangkan di televisi atau
disiarkan melalui radio. Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.
Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan
pewawancara. Narasumber juga biasa disebut dengan informan. Orang yang bisa
dijadikan sebagai narasumber adalah orang yang ahli di bidang yang berkaitan dengan
informasi yang kita cari. Pada saat ini wawancara tidak hanya dilakukan untuk mencari
informasi untuk ditayangkan di media massa. Akan tetapi, wawancara juga dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu hal untuk keperluan menulis karangan
ilmiah.
Pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara memiliki rumus 5W+1H.
Maksud rumus tersebut adalah pertanyaan dalam wawancara harus menggunakan
kata tanya:
1. what atau apa, 4. who atau siapa,
2. when atau kapan, 5. why atau mengapa, dan
3. where atau di mana, 6. how atau bagaimana.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 13


B. Beberapa Hal yang Perlu Dihindari Ketika Wawancara

1) Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau pasti jawabannya.


2) Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya sama dengan pertanyaan
sebelumnya.
3) Meminta narasumber untuk mengulang-ulang jawabannya.
4) Memotong pembicaraan narasumber.
5) Bersikap lebih pandai dari narasumber.

C. Tahapan Wawancara

Ada beberapa tahapan dalam melakukan wawancara, diantaranya sebagai


berikut.
1. Tahap Persiapan
a) Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik wawancara).
b) Menentukan informasi yang akan di kumpulkan atau didata.
c) Menentukan dan menghubungi narasumber.
d) Menyusun daftar pertanyaan.

2. Tahap Pelaksanaan
a) Mengucap salam.
b) Memperkenalkan diri.
c) Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.
d) Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.
e) Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
f) Mengakhiri dengan salam dan meminta kesediaan narasumber untuk dapat
dihubungi kembali jika ada yang perlu dikonfirmasi atau dilengkapi.

3. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara


Laporan wawancara terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
a. Tema atau topik wawancara.
b. Tujuan atau maksud dari wawancara.
c. Identitas narasumber.
d. Ringkasan isi wawancara. Isi wawancara dapat ditulis dalam bentuk dialog atau
dalam bentuk narasi.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 14


Contoh wawancara dan laporan hasil wawancara sebagai berikut.

Pewawancara:
"Assalamu’alaikum! Apakah kita bisa memulai wawancaranya sekarang?"
Narasumber:
"Wa’alaikumussalam. Oh, ya. Silakan!"
Pewawancara:
"Jadi, untuk Bapak maklumi, tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui kesiapan
dari para siswa maupun guru dalam pelaksanaan ujian kali ini"
Narasumber:
"Silakan teruskan!"
Pewawancara:
"Sejauh ini, apa saja yang sudah dipersiapkan untuk menyambut ujian yang sebentar
lagi akan dilaksanakan?"
Narasumber:
"Persiapan yang kami lakukan adalah memberikan les-les tambahan atau pengayaan
dan mengurangi bahkan menghentikan beberapa kegiatan ekstrakulikuler untuk
sementara."
Pewawancara:
"Menurut pantauan Bapak, bagaimana tentang kesiapan dari siswa?"
Narasumber:
"Saya rasa para siswa sudah cukup siap."
Pewawancara:
"Baiklah Pak! Saya rasa informasi yang saya butuhkan sudah cukup. Terimakasih atas
waktu dan kesediaan Bapak. Assalamu’alaikum."
Narasumber:
"Sama-sama. Wa’alaikumussalam."

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 15


Laporan Hasil Wawancara

Tema : Persiapan Ujian


Tujuan : Mengetahui Kesiapan Para Guru dan Siswa dalam Pelaksanaan Ujian
Narasumber : Kepala Sekolah
Waktu : Pukul 09.00 Wib
25 Mei 2012
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Siang itu kepala sekolah sudah menunggu, saya pun langsung memulai
wawancara. Dalam wawancara tersebut, saya menanyakan tentang kesiapan para
guru dan siswa dalam menyambut ujian. Menurut kepala sekolah, para siswa
cukup siap dalam menyambut ujian. Kepala sekolah juga menyatakan bahwa
beliau mengurangi bahkan menghentikan beberapa kegiatan ekstrakurikuler agar
para siswa dapat mengikuti les dan pengayaan dengan maksimal.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 16


BAB
6 SASTRA

A. Pengantar

Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan beberapa hal terkait pelajaran


bahasa Indonesia. Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi. Namun
pada bab ini, kita akan mempelajari bahasa sebagai seni dan hiburan.
Sastra dapat diartikan sebagai seni dalam berbahasa. Pada umumnya, karya
sastra dibedakan menjadi tiga macam, yaitu puisi, prosa, dan drama. Berikut diuraikan
ketiga jenis sastra tersebut.

B. Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang lebih mengutamakan
penggunaan kata-kata yang indah yang bahasanya lebih pendek daripada karya sastra
jenis lain dan memiliki makna yang Tiga anak kecil
mendalam. Bahasa puisi Dalam langkah malu-malu
terikat oleh irama, matra, rima, Datang ke salemba
Sore itu.
serta penyusunan larik dan bait.
Contoh puisi sebagai berikut. Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Karangan Bunga
Bagi kakak yang ditembak mati
Karya: Taufik Ismail Siang tadi.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 17


C. Prosa

Prosa adalah salah satu bentuk karya sastra yang berupa cerita bebas. Prosa
dapat digolongkan menjadi dua yaitu prosa fiksi dan non-fiksi. Prosa fiksi adalah prosa
yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya; isi cerita tidak sepenuhnya
berdasarkan pada fakta; hanya bersifat imajinasi. Contoh prosa fiksi ialah cerpen,
novel, dongeng, roman, fabel (cerita binatang), legenda, dan sebagainya. Prosa non-
fiksi adalah karangan yang berisi informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan
pengamatan pengarang. Prosa non-fiksi disebut juga karangan semi-ilmiah seperti:
artikel, tajuk rencana, opini, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, pidato,
feature, dan sebagainya. Berikut ini contoh prosa berupa dongeng.

Angsa yang Bertelur Emas

Suatu hari, seorang petani membawa seekor angsa pulang ke rumahnya Esoknya, angsa itu
mengeluarkan telur emas. "Angsa ajaib," kata petani. la segera membawa telur emas itu ke
pedagang emas di pasar untuk mengetahui apakah telur
itu benar-benar emas. "Ini emas murni," kata pedagang
emas. Pedagang membeli emas itu dengan uang yang
banyak.

Sejak saat itu, angsa setiap hari mengeluarkan telur


emas. Kini, petani telah memiliki selusin telur emas. Tapi,
ia masih belum puas. "Aku akan kaya raya. Tapi, aku ingin
angsa mengeluarkan Iebih dari satu telur emas setiap hari
agar aku cepat kaya," kata petani.

Setelah angsa mengeluarkan telur emas yang banyak


dalam sehari, petani masih belum puas juga. "Angsa itu mengeluarkan banyak telur emas. Aku tidak
akan menunggu besok. Aku ingin cepat kaya. Aku akan menyembelih angsa itu dan mengambil
seluruh emas dalam tubuhnya," pikir petani. Petani menyembelih angsa, tapi ia sangat kaget. la
tidak menemukan satu telur emas pun dalam tubuh angsa.

Kini, ia hanya bisa menyesal. Karena serakah, ia telah menyembelih angsa. Andai saja ia tidak me
nyembelih angsa itu, ia pasti masih bisa mendapat- kan telur emas. Itulah akibat dari keserakahan.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 18


D. Drama

Drama adalah bentuk karya sastra yang berupa percakapan. Bentuk karya
sastra ini berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain. Bentuk karya sastra lain (puisi
dan prosa) dapat dinikmati dengan membacanya, sedangkan drama dapat dinikmati
dengan cara dipentaskan dalam panggung. Dalam drama, terdapat istilah monolog
dan dialog. Monolog adalah percakapan yang hanya dilakukan oleh satu orang,
sedangkan dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Berikut contoh dialog.

Batu Akik

Anak kecil : Batu ini harganya berapa, Pak?

Penjual akik : Itu batu akik kecubung biru, harganya 1 juta.

Anak kecil : Wah... mahal sekali. Kalau yang ini?

Penjual akik : Itu akik pancawarna. Harganya 2 juta.

Anak kecil : Waduh, kok mahal semua? Yang paling murah yang mana?

Penjual akik : Ini yang paling murah harganya 100 ribu.

Anak kecil : Masih terlalu mahal

Penjual akik : Iyalah. Mana ada batu akik yang murah? Emang kamu mau beli batu
akik buat apaan sih?

Anak kecil : Main kelereng.

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 19


E. Pantun

Tahukah kamu, apakah pantun itu? Pantun sebenarnya sama dengan puisi.
Salah satu perbedaannya ialah jumlah baris di setiap bait dalam puisi tidak tetap,
sedangkan jumlah baris di setiap bait dalam pantun yakni empat. Pantun merupakan
bentuk puisi yang berasal dari Melayu (termasuk Indonesia dan Malaysia). Adapun
ciri-ciri pantun ialah sebagai berikut.

a) Setiap bait terdiri atas 4 baris.


b) Baris pertama dan kedua disebut sampiran.
c) Baris ketiga dan keempat disebut isi.
d) Bersajak a-b-a-b.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, untuk mengetahui maksud dari pantun, maka


kita harus mengetahui isi dari pantun tersebut. Isi dari pantun tersebut berada di baris
ketiga dan baris keempat. Begitu pula, untuk membuat pantun, kita harus buat dulu
baris ketiga dan keempat. Setelah itu, kita buat baris pertama dan kedua yang
bersajak sama dengan baris ketiga dan keempat.

Berdasarkan isinya, pantun dapat digolongkan menjadi bermacam-macam,


seperti pantun jenaka, pantun teka-teki, pantun nasihat, pantun cinta dan kasih
sayang, pantun pujian, pantun agama, pantun adat, pantun cerita, pantun
kepahlawanan, pantun suka cita, pantun duka cita, dan sebagainya. Berikut ini contoh
pantun.

Pantun Nasihat Pantun Teka-Teki Pantun Jenaka

Lumba-lumba ikan pintar Burung kenari burung prenjak Buah pisang buah tomat
Pandai bermain lingkaran api Terbang sejenak hinggap di tali disimpan dalam lumbung padi
Kalau saudara memanglah bijak pantas tercium bau menyengat
Jika sudah tumbuh besar
Hewan apa tanduk di kaki
Harus taat mami papi ternyata kau yang belum mandi

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 20


F. Unsur-Unsur Intrinsik Karya Sastra

Karya sastra yang diciptakan oleh pengarang memiliki unsur-unsur intrinsik.


Apa yang dimaskud unsur intrinsik itu? Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra. Pada umumnya, unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra
ialah sebagaii berikut.

1) Judul  Kepala karangan dalam karya sastra.


2) Tema  Sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dalam
karya sastra.
3) Amanat  pesan moral atau pelajaran penting yang sebenarnya ingin
disampaikan penulis melalui karya sastra.
4) Perwatakan
dan
Penokohan  pihak-pihak yang berperan dalam cerita sekaligus dengan
watak atau sifatnya. Kalau dalam fabel, pihak yang berperan
dalam cerita ialah binatang. Unsur perwatakan dan penokohan
hanya ada di dalam prosa dan drama.
5) Latar/Setting  dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Latar tempat adalah tempat pelaku (tokoh) berada atau tempat terjadinya
cerita (contoh: di sekolah, di sawah, di kebun, di rumah sakit, dan sebagainya)
b) Latar waktu adalah waktu cerita itu terjadi (contoh: pagi, siang, sore, malam)
c) Latar suasana adalah situasi dan kondisi saat cerita itu terjadi (contoh: sedih,
gembira, mencekam, membahayakan, dan sebagainya)

Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 4 & 5 21

Anda mungkin juga menyukai