Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN LKPD BERBASIS KEMAMPUAN ARGUMENTASI-SWH

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ARGUMENTASI


TERTULIS DAN LITERASI SAINS SISWA

Erni Zakia Kusdiningsih1*, Abdurrahman2, Tri Jalmo2


1
SMPN 1 Jati Agung, Jl.Merapi Jatimulyo-Jati Agung Lampung Selatan
*e-mail: erni.zk1@gmail.com
2
FKIP Universitas Lampung

Abstract : The Implementation of Student Worksheet based Argument – SWH Ability for
Writing Argumentation Ability and Improve Scientific Literacy of Students. The purpose
of this research was to find written argumentability and saw an increase in students’ science
literacy through student worksheet based argumentation – SWH abilities. The method used is
a quasi-experimental. The design of this research was pretest and posttest non equivalent
between the experiment class and control class. The result shawed that using student worksheet
written argumentation ability skill get sufficient characterized that was 71%. The results showed
that were significant difference between in the experimental class with N-gain that was 0.72
and the control class with N-gain that was 0.16.
Keywords: students’ worksheet, argumentation, scientific literacy
Abstrak : Penerapan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi – SWH untuk
Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Tertulis dan Literasi Sains Siswa. Tujuan penelitian
ini untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi tertulis dan literasi sains siswa melalui LKPD
berbasis kemampuan argumentasi – SWH. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen
dengan non equivalent control group design yaitu dengan melihat perbedaan pretest maupun postest
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian meunjukkan bahwa penggunaan LKPD
berbasis kemampuan argumentasi-SWH dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi tertulis
sebesar 71% dengan kriteria cukup. Peningkatan literasi sains yang signifikan terjadi pada kelas
eksperimen dengan N-gain = 0,72 berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol (N-gain = 0,16).
Kata kunci: LKPD,argumentasi, literasi sains

101
Erni Zakia K., Penerapan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi - SWH ... 102

PENDAHULUAN siswa melalui belajar tentang argumentasi


Indikator kemajuan suatu bangsa dilihat dari ilmiah.Pentingnya tulisan argumentasi dilatihkan
landasan pendidikan yang layak melalui dalam pembelajaran sains karena dapat
pengajaran tentang dasar membaca atau melek meningkatkan: pemahaman konsep, proses
aksara (literacy). Hasil assesmen global yang kognitif, kompetensi investigasi, berpikir kritis dan
merupakan parameter kemajuan pendidikan pencapaian literasi sains (Duschl, 2008; Liliasari,
menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains 2011). Faktor terpenting dalam mensukseskan
siswa Indonesia sangat rendah. Hasil evaluasi proses pembelajaran agar menghasilkan siswa
studi komparatif yang dilakukan Programme yang berkualitas, dibutuhkan guru yang memiliki
for International Student Assessment (PISA) pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan
bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia inovasi yang baik serta dalam mengelola bahan
sangat rendah. Siswa Indonesia berada ajar yang digunakan. Fakta tersebut didasari hasil
diperingkat 64 dari 65 negara peserta dengan data penelitian srudi pendahuluan yang dilakukan
perolehan skor 382 di bawah skor rata-rata peneliti dengan mendata sejumlah guru sains di
Internasional yaitu 501 pada tahun 2012 12 SMP di provinsi Lampung yang dilakukan
(Breakspear, 2012). secara random. Hasil analisis menunjukkan
Sementara itu dampak seperti penyempitan bahwa guru sering mengalami kesulitan dalam
kurikulum, pembelajaran yang terlalu difokuskan menginformasikan konsep materi padasaat
pada transfer pengetahuan semata yaitu pembelajaran, salah satu faktor penyebabnya
terpusatnya pembelajaran pada latihan-latihan adalah keterbatasan bahan ajar dalam proses
soal ketimbang membangun kecakapan berpikir, pembelajaran (Kurnia, 2014).
terhambatnya pembelajaran yang menekankan Hasil analisis data di lapangantersebut
kreativitas dan inovasi telah terbukti sebagai faktor didapatkan bahwa guru selama ini hanya
yang menjadi penyebab dari rendahnya prestasi mengandalkan buku paket siswa dalam proses
dan literasi sains siswa Indonesia (Pranoto, 2013). pembelajaran. Buku-buku tersebut belum
Hal tersebut menunjukkan bahwa literasi siswa memperlihatkan keseimbangan kategori literasi
Indonesia baru pada tahap mengingat sains dan hanya terkonsentrasi pada
pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana. pengetahuan sains semata (Chiappeta, 1993),
Terlihat jelas bahwa selama ini selain terbatas buku-buku tersebut belum
pembelajaran yang diterapkan belum membekali mengarahkan siswa untuk dapat belajar secara
siswa untuk memberdayakan kemampuan mandiri. Oleh karena itu, siswa masih
berpikir, rendahnya kemampuan berkomunikasi membutuhkan bahan ajar yang lain seperti
terutama kemampuan dalam berargumentasi, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
serta dalam memecahkan masalah sains (problem sebagai penunjang proses pembelajaran. Bahan
literacy) memberikan dampak negatif yaitu siswa ajar dapat dipilih, dimodifikasi atau
tidak terlatih untuk aktif membangun dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan
pengetahuannya sendiri sehingga pemaha- man pembelajaran. Sementara itu bahan ajar yang
konsep siswa pada materi sains sangat berorientasi pada problem solving literacy dan
rendah(Gardner, 1999; Trent, 2009 dan argumentasi sangat sulit ditemukan.
Sampson, 2010). LKPD adalah salah satu alternatif
Langkah yang produktif untuk membantu penggunaan bahan ajar yang tepat dan berdaya
siswa dalam mencapai hasil pembelajaran sains guna dalam menambah informasi tentang konsep
yang optimal adalah memberi peluang terhadap yang dipelajari secara sistematis (Prastowo,
103 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 101 - 110

2011). LKPD berbasis kemampuan argumen- dan untuk meningkatkan literasi sains siswa
tasi-SWH adalah LKPD yang disusun dengan melalui penggunaan LKPD berbasis kemampuan
memulai setiap materi dengan masalah yang harus argumentasi-SWH.
diselesaikan oleh siswa dengan cara siswa
memberikan argumen dan menarik generalisasi METODE
dari masalah tersebut menjadi suatu konsep yang Metode penelitian yang digunakan dalam
utuh. LKPD ini memiliki langkah yang menuntun penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
siswa untuk mampu mengkomunikasikan desain penelitian yang digunakan adalah non
argumen-argumensiswa dalam kalimat yang jelas equivalent control group design yaitu dengan
dan tepat.LKPD ini memberi arahan yang melihat perbedaan pretest maupun postest antara
terstruktur agar siswa dapat memahami materi kelas eksperimen dan kelas kontrol (Creswell,
sains yang diberikan. 1997). Penelitian dilakukan di SMPN 1 Jati
LKPD berbasis kemampuan argumentasi- Agung Lampung Selatan pada dua kelas, yaitu
SWH memiliki bentuk format semi-struktur yang kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen yakni
mengarahkan penulisan argumen siswa untuk kelompok siswa yang pembelajarannya
melaporkan hasil pemikiran siswa dengan cara menggunakan produk LKPD berbasis
berdiskusi dan investigasi kelompok dengan kemampuan argumentasi-SWHdan kelas VIII-C
menggunakan komponen pertanyaan sebagai kelas kontrol yaitu kelompok siswa yang
(questions), pengujian (test), pengamatan pembelajarannya menggunakan lembar kegiatan
(observation), kesimpulan (conlusion),bukti yang ada pada buku paket siswa.
(evidence), dan refleksi (reflection). Prosedur Perolehan data sejumlah kriteria
atau langkah-langkah LKPD ini lebih argumentasi-SWH pada pembelajaran dengan
menekankan pada kerja praktek yang menggunakan LKPD, dilakukan dengan
melibatkan kegiatan dalam proses berpikir menggunakan lembar kemampuan argumentasi-
melalui serangkaian wacana ilmiah seperti SWH. Lembar kemampuan argumentasi-SWH
diskusi, argumentasi, negosiasi dan yang digunakan diadaptasi dari sumber Hand and
bereksperimen, sehingga siswa diajak untuk Choi, 2010). Penentuan penilaian dan kriteria
turut berperan langsung dalam kegiatan sains. argumentasi-SWH dilakukan dengan cara: 1)
Sejalan dengan pernyataan Semi (2007), bahwa menghitung rata-rata skor ke-mampuan
belajar dengan menggunakan LKPD argumentasi-SWH dengan menggunakan rumus
memberikan manfaat agar siswa terbiasa untuk (Gunawan, 2013).
berpikir kritis, logis, sistematis serta siswa
dituntut menjadi lebih aktif.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu ∑
= 100
digunakan LKPD yang dibuatagar siswa dapat
memecahkan masalah pada suatu topik pelajaran Keterangan: X = rata-rata kemampuan argumentasi-
sains dengan cara menyatakan argumentasi siswa. SWH siswa; Xi = jumlah skor maksimal yang diperoleh;
Argumentasi tersebut berupa ide-ide atau n = jumlah siswa.
pendapat siswa yang dipaparkan secara
tertulis.Oleh karena itu dalam penelitian ini
digunakan LKPD berbasis kemampuan Menafsirkan dan menentukan kriteria
argumentasi-SWH. Penelitian ini bertujuan untuk kemampuan argumentasi-SWH seperti pada
menumbuhkan kemampuan argumentasi tertulis Tabel 1.
Erni Zakia K., Penerapan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi - SWH ... 104

Tabel 1. Kriteria Argumentasi-SWH sebesar 71% dan termasuk dalam kriteria “cukup
Persentase (%) Kriteria baik”. Artinya penggunaan LKPD dapat
87,50-100 Sangat baik dikatakan efektif karena sangat terkait dengan
75,50-87,49 Baik pencapaian tujuan penelitian. Siswa dilibatkan
50,00-74,99 Cukup secara aktif dalam kelompok untuk
0-49,99 Kurang mengorganisasi dan menemukan hubungan
diantara informasi-informasi yang diberikan
(Sumber: Depdiknas 2006)
sehingga dapat membangun kemampuan
argumentasi tertulis siswa.
Data literasi sains siswa dilakukan dengan
memberikan pretest dan posttest dengan jumlah Tabel 2. Hasil Kriteria Argumentasi-SWH
item soal yang sama dalam bentuk soal pilihan Indikator Skor pada LKPD ke- Capaian (%) Kriteria
ganda dengan empat alternatif jawaban, dan 1 2 3 4 5 6 X ± Sd
Beginning question 65 72 65 72 66 69 68 ± 3,3 C
siswamemberikan pernyataan alasan tentang
Test 78 80 60 88 65 86 76 ± 5,9 B
jawaban yang dipilihnya. Hasil pretest dan Observation 80 67 62 87 66 93 76 ± 11,5 B
postest kemudian dihitung N-gain untuk Conclusion 62 77 60 77 68 68 70 ± 6,2 C
Evidence 70 75 60 75 65 74 69 ±7,2 C
mengetahui sejauh mana peningkatan literasi Reflection 66 71 66 71 68 72 69 ±2,7 C
sainssiswa secara deskriptif. Rataan 71 C
N-gain dapat dicari dengan menggunakan Keterangan: Sd = Standar Deviasi; SB = Sangat baik; B
rumus yang dikemukakan oleh Hake (dalam = Baik; C = Cukup; K = Kurang
Sunyono, 2014).
− Berdasarkan hasil analisis data terhadap
− = jawaban argumentasi tertulis siswa dengan materi

Gerak pada Makhluk Hidup dan Benda pada
topik Hukum I Newton, didapatkan hasil bahwa
Tabel 1. Kriteria N-gain seluruh indikator template-SWH pada penelitian
N-Gain Kriteria ini termasuk cukup baik. Indikator beginning
 0,3 Rendah question merupakan indikator yang paling rendah
0,3 <gain 0,7 Sedang dari keenam indikator template-SWH yang ada
> 0,7 Tinggi dengan persentase ketercapaian 68% ± 3,3 dan
termasuk kriteria “cukup”. Rendahnya persentase
ketercapaian pada indikator beginning
questiondisebabkan karena siswa belum mampu
HASIL DAN PEMBAHASAN membuat ide awal atau awal pertanyaan yang
Analisis data kriteria argumentasi-SWH mendukung pemahaman konsep sains. Siswa
didapatkan dari hasil kerja kelompok dengan cara cenderung mengalami kesulitan dalam
memberikan lembar kegiatan pada masing- mengkontruksi sebuah fenomena atau wacana
masing siswa di dalam kelompoknya. Perolehan dalam bentuk argumentasi tertulis.Faktor lainnya
data dianalisis dengan menggunakan lembar adalah guru kurang memberikan kesempatan bagi
penilaian argumentasi-SWH (Tabel 2). Terlihat siswa untuk mengemukakan pendapat. Oleh
pada Tabel 2 didapatkan hasil bahwa secara karena itu, peneliti memberikan waktu bagi siswa
keseluruhan penilaian argumentasi-SWH yang untuk belajar menuliskan argumen siswa dengan
dilakukan siswa memperoleh ketercapaian cara melakukan kegiatan pembelajaran dengan
105 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 101 - 110

menggunakan LKPD berbasis kemampuan siswa tersebut dapat dikatakan benar secara teori.
argumentasi-SWH dalam enam pertemuan. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian
Alasan ini digunakan peneliti karena belajar Sandoval (2005), bahwa siswa sering tidak
membuat argumen yang baik tidak bisa dilakukan menggunakan pembuktian yang cukup untuk
dalam waktu singkat. Sebagaimana yang mencoba membenarkan pilihan mereka dalam
diungkapkan oleh Erduran dkk (2005), bahwa argumen yang dihasilkan. Berikut hasil jawaban
belajar berargumentasi perlu dilakukan pada siswa pada indikator evidence.
periode yang cukup lama.Berikut ini contoh
jawaban siswa padaindikator beginning
question.

Komentar:
Indikator evidence yang ditulis oleh siswa
memperoleh skor 2. Berdasarkan jawaban siswa,
terlihat bahwa fakta-fakta/bukti hampir tidak
mempunyai refleksi. Bukti tidak jelas tapi masih
menjawab pertanyaan.
Komentar: Indikator test merupakan indikator
Indikator beginning question yang ditulis denganpersentase ketercapaian paling tinggi (76%
oleh siswa dengan kategori “cukup” dan ± 5,9) dan termasuk kriteria “baik”. Tingginya
memperoleh skor 2. Terlihat bahwa awal indikator test pada penelitian ini karena siswa
pertanyaan yang dibuat siswa hanya mengulangi pada saat pembelajaran dengan menggunakan
dari wacana yang sudah ada. LKPD berbasis kemampuan argumentasi-SWH
Hasil dari analisis data selanjutnya sudah cukup baik dalam mengikuti langkah-
menunjukan bahwa indikator evidence dengan langkah atau proseduryang harus dilaksanakan.
persentase ketercapaian 69% ± 7,2 terkategori LKPD berbasis kemampuan argumentasi-SWH
rendah dan termasuk dalam kriteria “cukup”. memiliki langkah-langkah kegiatan dengan aturan
Rendahnya kategori indikator evidence terjadi secara prosedur sederhana, dilihat dari sruktur
karena kurangnya efesiennya waktu dan cara dan tata bahasa. Secara keseluruhan struktur
siswa memanfaatkan pustaka yang relevan melalui jelas, sesuai dengan apa yang dikatakan atau
sumber-sumber pada saat mencari informasi, ditulis sehingga langkah-langkah inimembantu
sehingga ketika siswa diminta untuk menuliskan siswa dalam proses pembelajaran sains di kelas.
bentuk argumentasi secara tertulis siswa tidak Hal tersebut sesuai dengan penelitian (Bahri,
dapat menjawab benar dan akurat secara teori. 2010) yang menyatakan bahwa sains sebagai
Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa produk dan proses, hasil belajar siswa sangat
sebenarnya mampu mengeluarkan pendapatnya bergantung kepada proses pembelajaran yang
secara tertulis tetapi siswa tidak dapat menuliskan diciptakan dalam kelas.Contoh jawaban siswa
bukti pendukung yang membuat argumentasi pada indikator test.
Erni Zakia K., Penerapan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi - SWH ... 106

dalam LKPD pada penelitian ini yang dapat


membantu siswa menentukan sendiri kesimpulan
yang diperoleh dari aktivitas investigasi dalam
kegiatan praktikum secara kobaratif dan
nantinya dibahas dalam diskusi kelas. Berikut
contoh jawaban siswa pada indikator
conclusion.

Komentar:
Komentar:
Indikator test yang ditulis oleh siswa dengan
baik memperoleh skor 3. Berdasarkan jawaban
siswa, terlihat bahwa catatan tes dilakukan dan
menjelaskan jawaban hampir spesifik.
Hasil dari analisis data pada indikator Indikator conclusion yang ditulis oleh
observation menunjukkan kriteria “baik” dengan siswa dengan baik memperoleh skor 2.
persentase ketercapaian 76% ± 11,5. Indikator Berdasarkan jawaban siswa, terlihat bahwa
observation dalam LKPD pada penelitian ini lebih hubungan diantara pertanyaan dan kesimpulan
memudahkan siswa untuk menuliskan argument lemah.
tersebut berdasarkan hasil pengamatan. Berikut ini Indikator reflection mampu membuat
contoh jawaban siswa pada indikator observation. siswa untuk mengungkapkan ide-ide secara
langsung dalam kelompoknya, lalu siswa
membandingkan kesamaan atau perbedaan
dengan kelompok lain melalui argumentasi
tertulis. Prinsip demokratis dalam pembelajaran
sudah berjalan baik dan terlihat sangat bagus
antara satu orang ke orang lainnya.
Hal ini didukung oleh pendapat Arends
(2012), bahwa salah satu tanda bahwa
pembelajaran berlangsung dalam lingkungan
Komentar: belajar yang kondusif dan demokratis adalah
Indikator observation yang ditulis oleh siswa adanya interaksi sosial dalam pembelajaran.
dengan baik memperoleh skor 4. Berdasarkan Contoh jawaban siswa pada indikator
jawaban siswa, terlihat bahwa data ditampilkan reflection.
dengan jelas. Komentar:
Indikator lainnya yaitu indikator conclusion,
menunjukkan kriteria “cukup” dengan persentase
ketercapaian 70% ± 6,2. Hal ini terlihat jelas
bahwa dengan format-SWH sangat membantu guru
dalam mengarahkan siswa untuk membuat suatu
kesimpulan dalam bentuk menulis laporan.
Indikator conclusion merupakan langkah kegiatan
107 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 101 - 110

Indikator reflection yang ditulis oleh siswa dengan menggunakan produk LKPD berbasis
memperoleh skor 5. Berdasarkan jawaban siswa, kemampuan argumentasi-SWH.Berdasarkan
terlihat bahwa siswa menggunakan ide-ide hasil pengamatan dalam penelitian ini, awalnya
langsung dan membandingkannya dengan nilai rata-rata klasikal penguasaan konsep sains
kelompok lain termasuk kesamaan atau siswa di kelas eksperimen kurang memuaskan,
perbedaan dengan kelompok lain. Kegiatan hal ini dapat dilihat dari hasil pretest soal literasi
berjalan sangat bagus antara satu orang ke orang sains siswa (31,31 ± 3,23). Setelah digunakan
lainnya. LKPD berbasis argumentasi-SWH selanjutnya
terjadi peningkatan pemahaman konsep sains,
Hasil uji t antara kelas kontrol dan kelas
hasil ini terlihat dari meningkatnya hasil postest
eksperimen menunjukkan bahwa pembelajaran
soal literasi sains siswa (62,42 ± 8,24).
dengan menggunakan produk LKPD berbasis
Kegiatan pembelajaran pada kelas
argumentasi-SWH yang dilakukan pada kelas
eksperimen dengan menggunakan LKPD
eksperimen terjadi peningkatan yang signifikan
berbasis argumentasi-SWH membawa pengaruh
(p=0,000) dan sangat tinggi dibanding dengan
yang positif, karena LKPD ini membuat tujuan
kelas kontrol (Tabel 3).
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Pesan yang tersampaikan melalui LKPD berbasis
Tabel 3. Hasil Literasi Sains Siswa argumentasi-SWH dalam kegiatan pembelajaran
Kelas Pretest Postest N-gain Uji-t sig. (2-tailed) ini dilakukan guru dengan cara memberikan
x ± Sd x ± Sd x ± Sd
Kontrol 33,93 ± 34,15 41,07 ± 6,59 0,16 .000
bimbingan melalui argumentasi tertulis yang dibuat
Eksperimen 31,31 ± 3,23 62,42 ± 8,24 0,72 siswa demi meningkatkan penulisan ilmiah pada
diri siswa.Hal ini sejalan dengan ungkapan Duschl
Hasil data pada tabel.3 berupa gain score (2008) bahwa siswa akan mencapai hasil
dianalisis dengan mengguna-kan uji-t pendidikan sains yang diharapkan dengan
(independent sample t-test), tujuanya untuk memberikan mereka lebih banyak kesempatan
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata- untuk belajar tentang argumentasi ilmiah.
rata literasi sains siswa pada kelas kontrol dan Kegiatan pembelajaran pada kelas
eks-perimen.Perbedaan peningkatan literasi sains eksperimen dengan menggunakan LKPD
menunjukkan kemampuan literasi sains siswa berbasis argumentasi-SWH telah berhasil
kelas kontrol yang cenderung lebih rendah memotivasi siswa dalam hal pemahaman konsep
daripada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan sains, sehingga berpotensi besar untuk
pada kelas kontrol kegiatanpembelajarannya meningkatkan literasi sains siswa. Hasil penelitian
hanya menggunakan lembar kegiatan yang ada ini sejalan dengan temuan yang didapat oleh
pada buku siswa. Menurut pengamatan Hamilton (2003) yang melakukan penelitian
peneliti,kebiasaan siswa yang hanya menunggu metaanalisis dalam mempelajari hubungan antara
dan menerima informasi dari guru tanpa berusaha prestasi siswa dengan guru-guru yang
untuk mendapatkan maupun mencari sendiri menggunakan praktek perubahan pembelajaran.
informasi baru dan kegiatan belajar yang hanya Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
mengandalkan sedikit sumber belajar akan positif. Pretasi siswa dipengaruhi oleh praktek
membawa pengaruh yang kurang baik bagi siswa, perubahan yang dilakukan guru seperti
yaitu berkurangnya pengetahuan yang didapatkan meningkatnya literasi sains siswa. Hal ini senada
oleh siswa. Berbeda dengan kelas kontrol, kelas dengan ungkapan Kelly & Takao (2002); Zohar
eksperimen mendapatkan perlakuan belajar & Nemet (2002) bahwa pembelajaran sains yang
Erni Zakia K., Penerapan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi - SWH ... 108

dikembangkan guru secara varia- tif dapat sains. Hal tersebut ditunjukkan dengan berbagai
membekali kemampuan siswa dalam hal aktivitas siswa yang sangat menonjol yaitu pada
pemahaman konsep, keterampilan proses sains saat memperhatikan dan mendengarkan
juga kemampuan berargumen- tasi. penjelasan guru dan teman serta saat siswa
Pembelajaran sains dengan menggunakan melibatkan diri dalam kelompoknya untuk
LKPD berbasis kemampuan argumentasi-SWH memecahkan masalah yang tertuang dalam
dilakukan dengan pendekatan heuristic. LKPD. Temuan ini sesuai pula dengan hasil
Kegiatan ini dilakukan melalui investigasi, penelitian Khazaal (2015) yang mempertegas
dianalisis dengan proses berpikir, kemudian bahwa ketika siswa bekerja dalam kelompok
dikomunikasikan dengan yang lain secara akan memperoleh hasil yang lebih baik dengan
kolaboratif dengan cara strategi writing tolearn tujuan yang sama dari metodepemecahan
yaitu pengintegrasian kegiatan penyelidikan masalah. Selain itu, diskusi kelompok
berbasis argumen dalam pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
sehingga memperoleh pembelajaran sains yang menyampaikan pendapatnya dan merupakan
lebih optimal. LKPD berbasis kemampuan strategi belajar bagi siswa dari satu ke lainnya
argumentasi-SWH berperan sebagai sarana untuk serta menyiapkan siswa untuk bekerja dalam
memperluas dan memperdalam pengetahuan dunia nyata.
siswa sekaligus membantu siswa dalam Kegiatan pembelajaran dengan
membangun serta merefleksikan penalaran menggunakan LKPD berbasis kemampuan
esensial dari proses-proses sains. Argumentasi- argumentasi-SWH sesungguhnya telah
SWH merupakan alat yang sangat penting untuk menumbuhkan kemampuan siswa untuk berpikir
mentransformasi ide utama yang dimiliki oleh kritis, artinya secara tidak langsung siswa telah
siswa ke dalam bentuk yang lebih terstruktur dan mengaplikasikan ide-ide dan perbuatan dalam
koheren. Memberi kesempatan kepada siswa satu makna lalu diterjemahkan kedalam bentuk
untuk berargumentasi sangatlah penting, menurut tulisan sehingga pesan yang ingin disampaikan
Erduran dkk (2005) dan Cross dkk (2008) benar-benar dapat mencapai sasaran,
menyatakan pentingnya argumentasi dilakukan memberikan hasil belajar yang konkrit dan
dalam pendidikan sains, berdiskusi di kelas sangat semakin bertambah banyak pengalaman belajar
efektif dalam mengkonstruksi pengetahuan, yang diperoleh siswa. Hasil penelitian ini sejalan
karena siswa dapat mengemukakan ide, dengan pendapat Curto dan Bayer (2005),
bertanya, memberikan umpan balik, dan bahwa berpikir kritis dapat dikembangkan
mengevaluasi segala bentuk gagasannya. dengan memperkaya pengalaman siswa yang
Pembelajaran sains dengan menggunakan LKPD bermakna. Pengalaman tersebut dapat berupa
berbasis kemampuan argumentasi-SWHternyata kesempatan berpendapat secara tulisan layaknya
dapat mem- berikan masukkan berarti kepada seorang ilmuwan.
guru dalam mengembangkan pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa terlibat secara aktif dan SIMPULAN
menumbuhkembangkan kemampuan argumentasi Berdasarkan hasil penelitian dan
tertulis siswa, diikuti dengan perubahan tingkah pembahasan dapat diambil kesimpulan
laku negatif menjadi tingkah laku positif. penggunaan LKPD berbasis kemampuan
Siswa akhirnya terlihat senang dan argumentasi-SWH dapat meningkatkan
menikmati pembelajaran, siswa semakin aktif dan kemampuan berargumentasi tertulis sebesar 71%
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan kriteria cukup baik. Hasil pembelajaran
109 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 101 - 110

dengan menggunakan LKPD berbasis Science Literacy”. K. Boesma, M.


kemampuan argumentasi-SWH, telah berhasil Goedhart, O. De Jong, & H. Eijkelhof
secara efektif dapat meningkatkan literasi [Eds]. Research and Qua-lity of Science
sainssiswa (N-gain = 0,72).Pengaruh tersebut Education.Dordrecht, Nederlands:
tergolong pada kategori tinggi. Spinger.
Gunawan, I. 2013. Statistika untuk
DAFTAR RUJUKAN Kependidikan Sekolah Dasar.
Bahri, S. 2010. Penggunaan Multiplerepresentasi Yogyakarta. Penerbit Ombak.
dan Argumentasi Ilmiah Dalam Hand, B. and Choi, A. 2010. Examining the
Pembelajaran Fisika Pada Siswa. impact of student use of multiplemodal
Breakspear, S. 2012. The Policy Impact of PISA: representations in cons-tructing arguments
An Exploration of the Normative Effects in organic chemistry laboratory classes.
of International Benchmarking in School Research in Science Education, 40(1),
System Per-formance. OECD Education 29-44.
Working Papers, No. 71. OECD Hamilton, L. S., McCaffrey, D. F., Stecher, B.
Publishing (NJ1). M., Klein, S. P., Robyn, A., and Bugliari,
Chiappetta, dkk 1993. Do middle school life D. 2003. Studying large-scale reforms of
Science textbooks provide a balance of instructional practice: An example from
scientific literacy themes.Journal of mathematics and science. Educational
research in science teaching, 30(7), 787- evaluation and policy analysis, 25(1), 1-
797. 29.
Creswell, J.W. 1997. Research Design Kelly, G. J., and Takao, A. 2002. Epistemic levels
Qualitative and Quantitative in argument: An analysis of university
Approaches. SAGE Publication London. oceanography stu-dents’ use of evidence
Cross, D., Taasoobshirazi, G., Hendricks, S., and in writing. Science education, 86(3), 314-
Hickey, D. T. 2008. Argumentation: A 342.
strategy for impro-ving achievement and Kurnia, F dan Fathurohman, A. 2014. Analisis
revealing scien-tific identities. Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI Di
International Journal of Science Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan
Education, 30(6), 837-861. Kategori Literasi Sains. Jurnal Inovasi
Curto K and T Bayer. 2005. An Intersection of Dan Pembelajaran Fisika, 1(1), 43-47.
Critical Thingking and Communication Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek
Skillls. Journal of Bio-logical Science Sains Berkarakter Bangsa Melalui
31(4):11-19. Pembelajaran. Makalah disampaikan
Duschl, R. 2008. Science educa-tion in threepart pada Seminar NasionalUNNES.
harmony:Balancing concepttual, epistemic, Pranoto, I. 2011. Mengkaji Relevansi
and social learning goals. Review of Kecakapan Pemecahan masalah Tak Rutin
research in education, 32(1), 268-2. Dalam Matematika. Prosiding Seminar
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Nasional Matematika IV (No.4).
Pendidikan. Jakarta. Prastowo, A. 2011. Panduan kreatif membuat
Erduran, S, Osborne, J, and Simon, J., 2005. bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva
“The role of argument in Developing Press(Anggota IKAPI).
Erni Zakia K., Penerapan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi - SWH ... 110

Sandoval. 2005. The Quality Of Students Use Model Mental dan Penguasaan Kimia
Evidence In Writen Scientific Dasar Mahasiswa. Disertasi Doktor, (tidak
Explanation Cognition AndIntruc-tion. diterbitkan). Surabaya: Pascasarjana
Journal International of Science Universitas Negeri Surabaya.
Education. Zohar, A. and Nemet, F. 2002. Fostering
Semi, M.A.2007. Dasar-Dasar Keterampilan students’ knowledge and argumentation
Menulis. Bandung: Angkasa. skills through dilemmas in human genetics.
Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Journal of research in science teaching,
Multipel Representasi dalam Membangun 39(1), 35-62.

Anda mungkin juga menyukai