KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ethnomathematics
matematika dalam konteks suatu budaya, yaitu konteks kelompok manapun dimana
kelompok budaya tertentu yang dinilai bersifat matematis, yang kemudian menjadi
bagian dari matematika atau praktik matematika. Dari definisi ini, istilah
dalam bidang ethnomathematics. Secara khusus ini akan menjelaskan asal usul
11
12
sebagai berikut:
praktik dari orang lain yang jelas bagian dari matematika. Berdasarkan definisi
tersebut, terdapat dua subjek penting dalam ethnomathematics, yaitu the researcher
dan people from other culture. Menurut Barton (1996:199-200) the researches
orang-orang yang tidak memahami matematika dengan cara yang sama seperti
yang dialami oleh the researcher. Selain dua subjek tersebut, hal yang penting
concept. Istilah practices dan concept merujuk pada praktik-praktik dan konsep-
konsep yang dimiliki oleh orang-orang dari kelompok budaya lain (people from
another cultural group), meliputi berbagai aktivitas atau gagasan umum dari
kelompok budaya tersebut yang dapat dikatakan bersifat matematis oleh peneliti
(the researcher). Adapun practices tersebut merujuk pada sesuatu yang dilakukan
oleh people from another culture dan menjadi kebiasaan, yakni aktivitas yang
dilakukan secara berulang dan seragam oleh kelompok budaya yang bersangkutan .
13
Dalam hal ini, practices harus dapat dikenali secara umum dan dapat didiskusikan,
sebuah bidang menarik yang relatif baru, yang terletak diantara pertemuan
etnografi, psikolog dan pendidik, yakni Wilder, White, Fettweis, Luquet, dan Raum
Wilder menyatakan bahwa bukan hal baru untuk melihat matematikawan dari
matematika mereka umumnya sangat terbatas, reaksi mereka biasanya terdiri dari
(Gerdes, 1996:910).
sebuah pertanyaan “Apakah kebenaran matematika yang berada di dunia luar sana
untuk ditemukan oleh manusia, atau merupakan penemuan yang dibuat manusia?”.
produk dari pikiran manusia, matematika ditemui atau ditemukan oleh setiap
1996:910) matematika tidak berasal dari Euclid dari Pythagoras atau bahkan dari
pengembangan pemikiran yang berawal dari asal-usul manusia dan budaya jutaan
penelitian yang dilakukan oleh ahli matematika, seorang etnolog dan pendidik dari
awal mengenai matematika dan budaya. Selain itu, terdapat juga penelitian yang
tidak dikenal di kalangan ahli matematika dan antropolog waktu itu, yakni refleksi
dari psikolog asal Prancis Luquet tentang asal-usul budaya matematika, danisi buku
sekolah.
dan sosial dari matematika dan pendidikan matematika. Bukti untuk mendukung
Suriname).
matematika asal Brazil, memainkan peran yang dinamis dalam semua inisiatif ini.
baratan, European, atau sebagai sebuah karya eksklusif dari orang-orang kult putih.
Pada konteks tersebut, banyak pihak yang menentang dengan menyajikan konsep-
16
mathematics, dan lain-lain. Berbagai aspek yang dijelaskan oleh konsep sementara
tersebut sedikit demi sedikit disatukan dalam sebuah sebutan yang lebih umum
pada level yang berbeda, yakni sebagai sebuah kajian penelitian yang
menggambarkan sebuah dukungan dan kesadaran dari adanya banyak bentuk dari
menggambarkan konsep ini sebagai studi ilmiah yang oleh karenanya fenomena
studi tentang ide-ide matematika dari sekelompok orang dan tidak tercantum dalam
budaya dan kehidupan sosial. Menurut Favrod, ethnolinguistics adalah studi bahasa
1996:916).
explaining.
perkembangan matematika.
adalah sebuah produk budaya; serta menekankan bahwa semua orang (setiap
saat ini berbeda dengan tradisi budaya yang terdapat di Afrika, Asia, dan
Amerika Selatan.
yang terdapat dalam sebuah tradisi yang hidup lebih lama dari kolonialis,
dalam kurikulum.
tercantum dalam dua buah bukunya yang berjudul Pedagogy of the Oppressed
(1970) dan Education for Critical Consciousness (1973) memiliki pengaruh yang
terbesar pada ethnomathematics. Kutipan kalimat Freire yang terkenal adalah “If
must have some implication for how we treat knowledge in the didactic processes
terkait dengan budaya oleh proses yang membentuk pengetahuan, maka ini akan
19
gerakan diantara para pendidik, yakni untuk meninjau kembali apa makna yang
budaya tersebut dan dengan menggali ethnomathematics dari budaya lain untuk
bentuk matematika yang berbeda dari yang dominan, standar akademis, dan
berikut:
dianggap sangat penting untuk dipelajari dalam penelitian ini, karena memiliki
lebih bersifat historis, dengan penekanan utama adalah pada analisis dokumen-
dokumen sejarah.
mengajarkan matematika? Apa yang harus diajarkan dari matematika? Oleh siapa
pengetahuan kurikulum?
dalam budaya yang berbeda, tetapi melakukan hal yang hampir sama. Beberapa
kegiatan yang dilakukan semua orang sangat penting dalam mengembangkan ide-
ide matematika. Bishop (1997:1) berpendapat bahwa ada enam aspek utama yang
yaitu:
21
1. Counting (Perhitungan)
Aspek ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan “berapa banyak”. Hal itu
2. Locating (Lokasi)
dimana hal-hal yang berkaitan satu sama lain. Secara matematis, penentuan
3. Measuring (Pengukuran)
mana-mana. Apakah itu adalah jumlah dari kain, makanan, tanah, atau uang
manik-manik, koin, semuanya telah digunakan sebagai unit, seperti yang telah
4. Designing (Merancang)
Bentuk sangat penting dalam geometri dan berasal dari merancang objek untuk
menyajikan tujuan yang berbeda. Objeknya dapat kecil dan biasa, seperti
sendok, atau bahkan simbolis penting seperti kuil. Secara matematis kita
tertarik pada bentuk dan desain yang digunakan dengan sifat yang berbeda.
22
5. Playing (Permainan)
Setiap orang bermain dan setiap orang mengambil bermain sangat serius.
Tidak semua permainan penting dari sudut pandang matematika, tetapi teka-
6. Explaining (Menjelaskan)
sama, mengapa satu hasil mengarah ke hasil yang lain, mengapa beberapa dari
Melalui Ethnomatematics
sebuah Tesis yang ditulis oleh William David Barton dari University of Auckland
ethnomathematics. Dua subjek penting tersebut adalah researcher dan people from
Mereka bisa jadi adalah para matematikawan atau seorang lain yang telah
23
People from other cultures dalam ethnomathematics adalah orang-orang yang tidak
memahami matematika dengan cara yang sama yang dilakukan oleh researcher.
dan concepts merujuk kepada definisi yang diyakini oleh people from other
cultures. Kedua istilah itu bermakna luas dan merepresentasikan berbagai aktivitas
atau ide yang dimiliki oleh sekelompok people from other cultures tersebut yang
Practices merujuk kepada sesuatu yang dilakukan oleh people from other
kelompoknya. Practices harus dapat dikenali secara umum, dan bisa untuk
didiskusikan, baik bagi kelompok budaya yang bersangkutan ataupun bagi orang-
orang di luar kelompok tersebut. Ide matematis yang terdapat dalam practices atau
abstraksi tersebut digunakan pula untuk memahami struktur practices yang sedang
menghasilkan struktur matematika yang baru dan merombak apa yang sudah
dipraktikkan (dalam struktur matematika) saat ini. Kritik lain dikemukakan pula
oleh Rowlands dan Carson (Alangui, 2010:36) mereka berpendapat bahwa ada
banyak aktivitas budaya yang bisa dengan mudah dideskripsikan secara matematis
budaya itu? Lalu, apakah kemampuan abstraksi tersebut sudah secara langsung
oleh para peneliti ethnomathematics. Wilfredo Vidal Alangui adalah salah satu
dari University of Auckland dan salah seorang mahasiswa bimbingan Bill Barton.
Stone Walls and Water Flows: Interrogating Culturak Practice and Mathematics.
danger” sebagai gambaran atas problematis tersebut. Dual danger yang dimaksud
pengetahuan.
kolonialisasi yang dilakukan secara tidak sengaja disini adalah suatu pemaksaan
Definisi mutual interrogation adalah suatu proses yang mengatur dua sistem
pengetahuan yang berkedudukan sama (tidak menjadi bagian dari yang satu dengan
yang lain) dalam rangka untuk menyoroti kesamaan dan perbedaan diantara
parallel to each other in order to illuminate their similiarities and differences, and
2010:86).
pengetahuan yang tertanam pada aktivitas budaya, dan (2) pengetahuan lazim dari
matematika. Poin penegasannya ada pada matematika, ini karena dalam konteks
sudah menjadi kebutuhan yang pokok untuk bersikap kritis dan melakukan dialog-
mengakui posisi dan cara pandag dari para ahli di dua sistem pengetahuan (pelaku
27
dikarenakan melalui para penelitilah proses interogasi kepada dua ahli sistem
secara kritis terhadap asumsi dan keyakinan mereka sendiri tentang matematika dan
perceptual shift dapat disimak dari pernyataan Alangui (2010:45-46) berikut ini:
saat-saat tertentu, misalnya pada waktu manusia memasuki suatu tingkatan atau
tahapan di dalam daur (lingkaran) hidup, pada saat manusia akan memulai suatu
kesengsaraan dan penyakit kepada manusia. Oleh sebab itu, meskipun hampir
seluruh masyarakat Jambi telah memeluk agama Islam, namun pada saat ini banyak
sisa warisan kepercayaan nenek moyang. Menurut Lembaga Adat Melayu Provinsi
Jambi (2001:6) menyatakan bahwa ada beberapa upacara adat yang ada di Jambi
setiap anggota masyarakat. Upacara yang suci ini akan menentukan masa depan
suatu keluarga baru dalam pergaulan antar warga dan antar keluarga, serta akan
mengubah struktur warga masyarakat lingkungan atas kehadiran keluarga baru ini.
Untuk itu perlu diawali dengan kehati-hatian dan perhatian yang penuh dari orang
tua agar pergaulan putra-putrinya yang sudah akil baligh dan sudah siap untuk
menjelang hidup berumah tangga. Pergaulan muda-mudi yang sudah siap berumah
tangga ini agar tetap dalam tatanan adat istiadat yang berlaku. Menurut Lembaga
Adat Melayu Propinsi Jambi (2001:9) ada beberapa tahapan dalam upacara adat
a. Masa Perkenalan
dengan waktu dan tempat yang bermacam-macam. Masa ini disebut juga masa
berusik sirih bergurau pinang. Perkenalan bujang gadis diawali dengan pertemuan
yang terjadi pada waktu gotong royong (berselang), merencam (menugal) padi
lading, menuai padi sawah dan lading (panen), dalam kunjungan berkunjung waktu
Lembaga Adat Provinsi Jambi(1993:66) tata cara pergaulan bujang gadis dapat
5) Perjodohan.
Menurut Lembaga Adat Melayu Propinsi Jambi (2001: 10-11) ada beberapa
ketentuan yang perlu diingatkan oleh para orang tua agar pergaulan bujang gadis
ini masih berada dalam batas-batas pergaulan yang sesuai dengan adat istiadat,
1) Dalam rangka semata-mata mencari jodoh, maka putra dan putri dibolehkan
2) Pertemuan itu hanya sebatas sampai pada kesimpulan bahwa sang calon
disampaikan kepada orang tua untuk ditindaklanjuti. Namun, bila kedua belah
3) Apabila anak ingin melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, maka
a) Perkawinan itu merupakan ikatan lahir dan bathin yang sakral (suci), yang
kokoh mengikat kedua belah pihak suami istri dalam kehidupan berumah-
c) Perkawinan boleh dilakukan dalam satu suku atau dengan suku lain.
tengganai.
6) Bila terjadi lamaran di tolak, atau tidak mendapat restu dari salah satu pihak
Lembaga Adat.
d) Umur bujang gadis tersebut sudah mencapai akil-baligh yaitu gadis telah
b. Duduk Betanyo
yang lebih serius yaitu pernikahan, maka dari pihak laki-laki mengutus keluarga
perempuan sudah ada yang punya atau belum dan sebagainya, yang dinamakan
pihak orang tua sigadis antara sibujang dan sigadis hatinya sudah terpaut satu
sama lain. Kalau sudah ada kesesuaian maka utusan atau menti menyerahkan
bungo nan berangkat, buah nan betampuk berupa tepak sirih kepada pihak
2) Bila ternyata sigadis sudah ditandai orang tidak boleh ditindaklanjuti dengan
membawa sirih tanyo pinang tanyo sebagai tanda pengikat berupa: (a) Pakaian
perempuan sepelulusan (b) Sirih pinang senampan (c) Cincin emas belah rotan
keluarga.
4) Bila sudah duduk bertunangan, maka akan berlakulah ikat buik janjisemayo,
secara sepihak, maka sirih tanyo pinang tanyo dinyatakan hilang atau disebut
secara sepihak, maka sirih tanyo pinang tanyo dikembalikan dua kali lipat atau
5) Tindak lanjut dari pertunangan, maka nenek-mamak kedua belah pihak akan
a) Tingkat adat yang akan diisi dan lembago yang akan dituang.
e) Hari ulur, antar serah terima pengantin atau hari labuh lek atau disebut
adat menuang lembago, atau disebut juga hari ulur antar serah terima adat.
Adapun adat dan lembago itu ado dua macam, yaitu adat lembago yang penuh dan
menjemput.
rajo.
d) Timbangan emas bermakna rajo adil disembah, rajo zalim rajo sisanggah.
a) Kerbau seekor, beras seratus, kelapa seratus tali (dua ratus butir) selemak
semanis.
b) Seasam segaramnya.
d) Sirih bergagang.
33
e) Pinang Bertandan.
f) Uang tunai.
Akan tetapi isi kamar tidak termasuk lembago, hanya berupa harta bawaan
oleh pihak laki-laki, kalau terjadi perceraian harta bawaan dibawa kembali.
1) Tingkat pertama dinamakan tingkat adat penuh keatas (lek balik ke negeri).
b) Lembagonyo berupa kerbau seekor, beras seratus, kelapo seratus tali (dua
b) Lembagonyo berupa kambing seekor, beras dua puluh, kelapa dua puluh
tengganai).
b) Lembagonyo adalah berupa ayam dua ekor (prinsipnya kaki empat), beras
Hari pernikahan (hari labuh lek) telah disepakati pada saat perundingan
dilangsungkan pada hari mengisi adat menuang lembago, yaitu setelah upacara ulur
antar serah terimo adat dan lembago, ada pula yang menetapkan pada hari yang
lain.
mendekati hari peresmian pernikahan atau hari labuh lek. Pada hari yang sudah
dilaksanakan upacara akad nikah atau ijab kabul antara mempelai laki-laki dan
1) Calon pengantin harus mengambil surat izin nikah yang dikeluarkan oleh
kepala desa/lurah.
3) Yang menjadi wali nikah, terutama sekali ayah kandung pengantin perempuan,
kalau tidak ada lagi maka urutannya akan ditentukan oleh kepala KUA.
4) Yang memimpin ijab kabul adalah wali nikah. Saksi ijab kabul, sebaiknya
f) Sujud kepada dua orang tua kedua belah pihak, menyalami para nenek-
7) Mahar/mas kawin boleh berupa emas, uang tunai, atau seperangkat alat sholat,
8) Kain pelangkah, wujudnya berupa kain sarung perempuan yang kena langkah.
9) Setelah upacara akad nikah/ijab kabul, pengantin laki-laki serta arak dan
lek.
1) Bertanggas dengan ramuan serai wangi, umbut pandan, daun jerut purut.
2) Minum air rebusan yang bahannya terdiri dari akar-akar dan daun-daun.
36
5) Memakai bedak beras yang sudah direndam beberapa hari lamanya dan
kemudian ditumbuk sampai halus bersama umbut pandan, umbut serai, pucuk
6) Berinai pada jari tangan dan jari kaki, telapak kaki dan telapak tangan pada
bagian tengah.
Adapun persiapan dan urutan pelaksanaan upacara ulur antar serah terima
pula sirihnya.
d) Selesai makan sirih, maka dimulai perundingan melalui juru bicara masing-
silat dan diiringi oleh tabuhan kompangan. Setelah sampai di halaman rumah
pihak perempuan.
b) Kemudian dilakukan kato berjawab dan gayung bersambut antara juru bicara
maka dilakukan tabor beras kunyit oleh ibu-ibu dari pihak pengantin
Menurut Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi (2001:21) acara buka lanse
(lanse).
c) Setelah terdapat kesepakatan dari juru syair akan syarat untuk membuka lanse,
pertimbangan pengantin.
yang sama. Setelah itu dibawa ke tempat ayunan, sebagai pelambang bahwa
keduanya.
kepala kerbau.
kepala kerbau.
40
b) Setelah disiram dengan santan bemanis, lalu dibilas dengan air bersih dan
bersendi kitabullah.
b) Tunjuk ajar dari pemuka adat atau ketua lembaga adat setempat.
c) Rumah nan begonjong itu terdiri dari: halaman nan bersapu adat; bertangga
perlambang undang nan delapan; beratap ijuk, perlambang adat tak luput
Menurut Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi (2001:23) acara di putro ratno
sebelah kiri.
b) Setelah itu disuapkan nasi sapat yaitu nasi kunyit panggang ayam atau nasi
senokono, oleh kedua belah pihak orang tua mempelai dan nenek-mamak
berakhirnya masa anak-anak, dan dimulai saat itu berarti sang anak telah
menjadi dewasa
keluarga dan semakin lebarnya kekeluargaan dan kekerabatan, oleh petugas yang
Seluruh rangkaian acara ditutup dengan doa sebagai ungkapan rasa syukur
bagi kedua mempelai dan seluruh keluarga serta hadirin sekalian yang hadir.
sosial, antar orang, dan kemudian pada lingkup individu sebagai peristiwa
Vygotsky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif
apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan
42
pengaruh budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak
dari kegiatan eksternal ke internal. Ini terjadi pada individu bergerak antara
hanya dalam konteks budaya dan sejarah pengalaman siswa. Kedua, Vygotsky
dan memecahkan masalah, misalnya budaya bahasa, sistem tulisan, dan sistem
pembelajaran yaitu:
berada dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan
masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan
orang dewasa atau temannya (peer); Bantuan atau support dimaksud agar si anak
mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat
kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang
kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam
Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan
yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang
mereka.
dan pembentukan makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek tersebut
asimilasidan akomodasi.
1. Asimilasi
persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah
ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang
yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan
2. Akomodasi
Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang
Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan
yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan
ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif yang ada
yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual
secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh
setiap individu. Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam
pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses regulasi diri internal.
6. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada proses
8. Proses belajar harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk bersaing.
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalan lancar.
Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi
sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan
47
untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu
lebih tinggi. Tetapi harus diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya
(Ayuni, 2014:8).
1. Dalam aspek berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid
3. Dalam aspek mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan mengingat lebih lama konsep melalui pendektan ini murid dapat
(Ayuni, 2014:10).
yakni:
konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah
sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah
memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas
siswa.
memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga
kemanusiaan.
5. Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya
kurang begitu mendukung, siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya
(Ayuni, 2014:10-11).
peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata
hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perilaku individu bukan semata-mata respon
terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang
diatur oleh otaknya. Belajar adalah prases mental yang aktif untuk mencapai,
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah
49
laku yang tampak. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal.
Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks
(Dewi, 2015:2).
kontekssosial.Semuaperkembanganintelektualyangmencakupmakna,ingatan,pikiran
Mekanisme yang mendasari kerja mental tingkat tinggi itu merupakan salinan dari
untukmemahamiproses pendidikan.
memacuterbentuknyaidebaru danmemperkayaperkembangan
menguasai permasalahan
yangdipelajari.Jadi,dapatberupaorangdewasaataukawansebaya(Slavin,2005:244).
50
yaitupertamapadalevelsosial,yaituanakmelakukankolaborasi dengan
pembelajaranyangmemungkinkansiswasalingberinteraksi dengan
pemecahanmasalahyangmembutuhkankehadiranorang lain(guruatau
temansebayayanglebihmemahamimasalah)danmemberikanbantuan di saatmereka
mengalami kesulitan.
Vygotskyyakinbahwapembelajaranterjadiapabilasiswabekerjaatau
beradapadajangkauankognitifsiswaatautugas-tugastersebutberadapada Daerah
Perkembangan Terdekat(ZoneofProximalDevelopment
(ZPD).Vygotsky(Taylor,1992:9-10)mendefinisikan bahwaZoneofProximal
Development
(ZPD)isthedistancebetweentheactualdevelopmentallevelasdeterminedthroughindep
nampakdalampemecahanmasalahsecaramandiri dantingkat
yang lebih
mampu.Dalamdefinisidiatas,tarafperkembanganaktualmerupakanbatasbawahZPD,
sedangkantaraf perkembanganpotensialmerupakan
batasatasnya.Vygotskyjugamencatatbahwaduaanakyangmempunyaitaraf
Interaksisosialantara anakdanorangdewasamempunyaiperanan
pendengaryangbersifatmendukungdan simpatik.
MenurutTharp&Gallimore(1988:34-35),tingkatperkembanganZPDterdiri
Tahapandimanakinerjaanakmendapatbanyakbantuandaripihaklain,sepertite
mengharapkanbantuandaripihaklain,tetapilebihkepadaselfassistance,lebih banyak
Tahapdimanakinerjaanaksudahlebihterinternalisasisecaraotomatis.Kasadara
nakanpentingnyapengembangandiridapatmunculdengansendirinyatanpapaksaanda
53
4. Tahap Keempat:De-automatizationStage
Tahapdimanakinerjaanakmampumengeluarkanperasaandarikalbu,jiwa,dane
mosinyayangdilakukansecaraberulang-ulang,bolak-balik,recursion. Pada
anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah
pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum. Scaffolding ini
(Haryanti,2012:7).
Terdapat dua prinsip penting yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah:
1. Mengenai fungsi dan pentingnya bahasa dalam komunikasi sosial yang dimulai
Dalam interaksi sosial dikelas, ketika terjadi saling tukar pendapat antar
siswa dalam memecahkan suatu masalah, siswa yang lebih pandai memberi
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan berupa petunjuk bagaimana cara
kesulitan tersebut terbantu oleh teman yang lebih pandai. Ketika guru membantu
pengetahuan siswa ditentukan oleh keduanya yaitu apa yang dapat dilakukan oleh
siswa sendiri dan apa yang dilakukan oleh siswa ketika mendapat bantuan orang
yang lebih dewasa atau teman sebaya yang berkompeten (Slavin 2005:45).
TeoriVygotskymengenaiperananinteraksisosialdandaerahperkembanganterd
pembelajaranMatematika.Pembelajaran matematikabertujuan
untukmengembangkankemampuan-kemampuan kognitif,psikomotor,danafektif
siswayangbelajardandarisegibahanMatematikayang dipelajari.
Mengingatprosesbelajarmula-mulaberlangsungpadatarafsosial,maka proses
siswadangurumaupunantarsiswa.Interaksiini
mengarahsampaikepadaterjadinyaintersubjektivitas,yaknikecocokan di kedua
belahpihakyangmemungkinkan keduanyamampumengerti,
Selainitugurudisarankan untuk:
belajar.
2. Mengusahakanpemecahanmasalahinteraktifsebagaipanduanbagi belajarsiswa.
4. Mendorong,menggali,danmenerimapenyelesaiandanstrategiyang berbeda.
5. Mengusahakanagarsiswamenerangkandanmemberikanalasanbagi
6. pendapat mereka
pembelajaran Matematika.
terjadidilapangan
secaraempiristidaklahsederhana.Tidaksetiapsiswatelahmenguasai
bahanprasyaratdenganbaik,atauparasiswamenguasaitetapi dengan
masingsiswatidaksama.Iniberarti,ZPDmereka berbeda-beda,
potensialnyapalingbaikmemanfaatkanpengalaman belajaryangtelah
ZPDsifatnyasangatkhasuntuksetiapindividu.Kekhasan ini
kemampuanpotensial.Hal inisemakinmenegaskanperlunyaperhatian
kebiasaan suatu suku atau masyarakatnya maupun dalam hal adat istiadatnya.
Namun masyarakat sering kurang menyadari bahwa dalam sebagian aktivitas yang
sekolah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Fakta yang ada dalam
peluang dan statistika, kalkulus, dan trigonometri. Selain itu, ada pendapat lain
menyebabkannya bersifat universal dan milik semua umat manusia (Lila, 2015:1).
matematika dengan budaya akan memiliki fungsi ganda jika diterapkan dalam
pembelajaran, selain untuk membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi
pelajaran juga dapat mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam budaya mereka.
pembentukan skema baru. Pembentukan skema baru ini sebaiknya dari skema yang
telah ada pada diri siswa. Oleh sebab itu tepat sekali jika dalam mengajarkan
matematika yang tidak formal yang diterapkan oleh anak di masyarakat. Jika pada
diri anak terbentuk skema dengan baik tentang matematika yang dipakai dalam
dunia sehari-hari, maka untuk menambah pengetahuan yang telah ada tersebut guru
memperkuat skema yang telah ada atau membentuk skema baru berdasarkan skema
terkandungyang ada pada budaya tersebut ke dalam pembelajaran. Selain itu, guru
dikurang, dikali dan dibagi”. Kata–kata semacam itu mempunyai makna begitu
banyak bagi anak dan guru untuk mengajarkan matematika formal dalam
contoh-contoh artefak, lukisan tato, dan lukisan lain yang bermotif budaya lokal
bentuk tadi, barulah kemudian mengenalkan konsep pencerminan dan simetri yang
formal (Tandiling,2013).
diuji coba pada situasi ruangan kelas yang berbeda-beda. Dari berbagai percobaan
kontekstual, dan lain-lain merupakan hasil inovasi dan modifikasi dari teori
61
intelektual siswa saat menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide
tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui. Mengetahui kemampuan budaya
Salah satu bentuk budaya lokal yang ada di Jambi yaitu tata upacara adat
Untuk itu, perlu dilakukan kajian terhadap budaya ini sebagai upaya untuk
yang dapat dikaji. Pengkajian ini dilakukan untuk menggali informasi dan
menjelaskan secara utuh mengenai tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi
demimengungkapaspek-aspek matematisyangada.
Sehinggaapabiladikaitkankembalikepadahubunganantara
budaya,interaksi,danprosespembelajaran hasilpenelitianinitidakhanyaakan
bermanfaat bagi budaya itu sendiri melainkan pula bagi dunia pendidikan. Bagi
agar siswa mengetahui budaya yang dimilikinya dan lebih mencintai budayanya.
Malaysia memiliki tata cara sendiri, yang unik dan khas lokal mereka.
Perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan upacara adat dan ritual meliputi
menunjukkan bahwa di dalam aktivitas adat secara tidak sadar mereka menerapkan
a. Konsep Membilang
Berbagai jenis alat bantu yang sering digunakan oleh masyarakat Dayak
untuk membilang antara lain: jari tangan, tangan, batu, tongkat, dan tali (rotan dan
akar). Kegiatan membilang ini dilakukan pada pembuatan kain tenun ketika si
kain tenun, banyaknya bahan benang disesuaikan dengan banyak kain ukuran kain
yang ingin dihasilkannya. Dalam sekali menenun, biasanya mereka membuat kain
tenunan sebanyak dua sampai empat helai sekaligus. Aktivitas membilang juga
b. Konsep Mengukur
dalam melakukan pengukuran, antara lain: jari tangan, kaki, gantang (alat untuk
menakar padi), dan sebagainya. Kegiatan mengukur ini dilakukan pada saat
pembuatan perisai ketika membuat rancang bangun perisai yaitu menggunakan jari
tangan yang istilah ukurnya jangkal (jari tangan orang dewasa), sebagai alat ukur
untuk menentukan jarak antara motif yang satu dengan yang lain digunakan jari
tangan yang istilah ukurnya sajari’, dan untuk ukuran yang lebih besar digunakan
tangan yang istilah ukurnya dapa’ yaitu satu rentangan tangan orang dewasa.
Kegiatan mengukur bagi masyarakat suku Dayak dapat diamati ketika mereka
ukuran motif.
c. Konsep Mendesain
64
kegiatan membuat rancang bangun telah diterapkan oleh semua jenis suku dan
budaya. Kegiatan pendesainan lain yang banyak dilakukan oleh masyarakat suku
Dayak adalah ketika mereka membuat produk budaya, seperti: membuat anyaman
tikar dengan menggunakan berbagai bahan baku, nyiru (tampah atau nampah),
menenun kain dan membuat perisai. Pada proses pembuatan perisai kegiatan
mendesain dilakukan pada saat membentuk motif pada perisai tersebut. Motif
perisai dibuat pada salah satu sisi perisai dan kemudian untuk menggambar atau
wilayah asing atau hutan, mereka selalu dapat menemukan arah kembali pulang ke
rumahnya atau posisi awal. Dalam hal ini, masyarakat telah menerapkan konsep
Selain itu kegiatan penentuan lokasi atau letak yang juga dilakukan oleh
masyarakat Dayak adalah kegiatan dalam meletakkan suatu motif di tempat yang
semestinya. kegiatan ini berkaitan erat dengan konsep simetri dan jarak dua benda
suatu motif, maka di tahap awal anyamannya si pengrajin tersebut memulai dengan
anyam tunggal.
e. Konsep Menjelaskan
65
informal itu ditemukan pada saat mereka berusaha untuk menyampaikan ide-ide
yang ada pada dirinya kepada orang lain secara sistematis dan mudah dipahami
oleh orang lain. Menjelaskan berkaitan dengan proses menceritakan makna dan
filosopi setiap motif dari generasi ke generasi sehingga pesan-pesan moral terus
disampaikan dan tidak hilang. Kegiatan menjelaskan makna motif oleh para
produk anyaman yang diinginkan. Ada keyakinan dalam diri para penganyam
menceritakan hal ikhwal motif yang terkandung dalam anyaman. Apabila hal itu
dilanggar mereka takut anyamannya tidak kunjung selesai bahkan ada ketakutan
adalah kerucut. Adapun konsep-konsep berdimensi-2 meliputi: (a) Garis lurus yang
terkandung dalam Anyam dua; (b) Garis lengkung yang terkandung dalam motif
Lekuk sawak; (c) Kurva tertutup yang terkandung dalam motif Tambat manuk,
Kiarak nyulur, Siku remaung, dan Pangkak; (d) Segitiga sama kaki yang
terkandung dalam motif Angkong; (e) Persegi yang terkandung dalam motif bunga
tekembai; (f) Belah ketupat yang terkandung dalam motif Ati lang; (g) Layang-
layang yang terkandung dalam motif Berangan Lang; (h) Simetri; (i) Segi 8
66
beraturan yang terkandung dalam motif Siluk langit dan Bulan; (j) Lingkaran yang
penelitian menunjukkan
etnomatematikapadaetnisTolakitergambarpadaenamaktivitasmasyarakat.Keenamak
tivitastersebutyaknipertama,aktivitasmembilangyangberkaitandengan
pertanyaan“berapa
banyak”,sepertiyangterdapatpadaupacarapepokolapasiaterdapatungkapankata-
katamembilangdalammenandaijumlahdo’atahlilyangdiucapkan.Kedua,aktivitasmen
gukurberkaitandenganpertanyaan“berapa”(panjang,lebar,tinggi,waktu/la
ma,jumlah/banyak).Beberapaalatukurstandarmaupuntradisionalmasihdapatdijumpai
padamasyarakatTolaki,selainitupenggunaananggotabadan(tangan,bahu)masihdigun
akandalammelakukanpengukuran.Sejumlahaktivitasmasyarakatpadaberbagaiprofesi
seperti:petani,tukangkayu,penjahitdankegiatanprofesionallainnya,memilikikeahlian
tersendiridalamhalpengukuran.Ketiga,aktivitasmenentukanlokasiberhubungandeng
anruteperjalanan,menentukanarahatautujuanpulangdengancepat dantepat
denganmemberikankodeatausimboltertentudalammenentukanbatas-
bataswilayah,ladang,sawah,dankebun.Keempat,aktivitasmerancangbangun.Kegiata
67
niniberhubungandengansemuabenda-benda budayauntukbeberapa
keperluanseperti:rumahtinggal,perdagangan,perhiasan,peralatanpeperangan,permai
nan,dantujuankeagamaan.Nilaimatematikadarikegiataniniberkaitaneratdengandime
nsi.Kelima,aktivitasbermain(tradisional/rakyat).Dalampermainanlamari,disko,robot
memilikiaturanpermainanyangsamayaitujumlahpemain yang
genapdimulaidari2,4,6,danseterusnya.Nilaimatematikayangdapatdiperolehdariperm
itupolapermainaninimemilikisejumlahbangungeometridandapatmerupakansalahsatu
alatperagadalammengenalkankonsepbangundatarpadasiswasekolahdasar.Sedangka
npermainanbagulimemilikiaturanjumlahpemainyangcenderungganjil,nilaimatemati
kayangterdapatpadapermainaniniyaitu:membandingkandanmengurutkanbilanganbu
lat,melakukanoperasipenjumlahandanperkalianbilanganbulat,pengenalanbilanganas
li,pengukurandenganmenggunakankonsepkelilingdanluas.Keenam,aktivitasmenjela
skan(penjelasan)merupakankegiatanyangmengangkatpemahamanmanusiayangberk
aitandenganpengalamanyangdiperolehdarilingkunganyangberkaitandenganpertanya
an“mengapa”keberhasilanyangsatumerupakankuncikeberhasilanyanglain.
dokumentasi. Informan terdiri dari 8 juru kunci candi dan prasasti, 2 penjual
batik tulis, 1 pengusaha kain bordir, serta 3 anak yang sedang memainkan
samakaki, segitiga sama sisi, segilima, serta belah ketupat, model bangun
ruang, meliputi kubus dan balok, model sifat matematis, meliputi sifat simetris,
dan konseptranslasi (pergeseran), serta pola dilatasi persegi pada bagian dalam
b. Gerabah dan peralatan tradisional berupa bentuk dasar irik, kalo, serta ebor
yang berbentuk setengah bola dengan tepian berpola lingkaran, layah (cobek)
makanan, meliputi satuan sajumput dan sacakup untuk satuan cabai, unting
untuk satuan tunggal petai, tundun serta cengkeh untuk satuan tunggal pisang,
serta sejinah untuk satuan setiap 10 biji jagung, ataupun kue dan makanan-
makanan tertentu. Satuan lokal bibit ikan, yaitu Rean. Rean merupakan satuan
69
lokal bibit ikan bandeng, lele, udang dan ikan budidaya lainnya di daerah
pesisir Sedati dan Buduran, Sidoarjo. 1 Rean sama dengan 500 bibit ikan.
d. Motif batik dan bordir Sidoarjo diantaranya konsep lingkaran, garis lurus dan
jangklet (engklek), jantengan (bola bekel), lompat tali, bermain pasir, pasaran,
Kerinci yaitu pada Masyarakat Tiga Desa (Koto Lolo, Koto Bento, Koto Tengah)
digunakan adalah bambu yang tidak tua ataupun lebih muda tetapi sering disebut
bambu yang lagi rimbun pucuk atau daun bambu hanya dibagian pucuk bambu,
selain itu juga bambu yang dipilih adalah yang tipis bukan jenis yang tebal dan
bukan juga terlalu tipis karna mudah terbakar.. Bambu tersebut mempunyai ruas-
ruas yang dibatasi oleh bukunya untuk masing-masing ruas biasanya untuk satu
batang bisa diambil 5-7 ruasnya dengan panjang ruas antara 60-75cm serta
70
diameter lobang bambu 4,5-6cm, bambu yang telah dipotong dengan meninggalkan
batas ruas untuk bagian bawah saja dan membuang batas bagian atas disebut Buluh
dan buluh inilah digunakan untuk melemang yang memiliki bentuk bulat memiliki
ruang kosongnya juga bulat serta tutup bagian bawah oleh bukunya sendiri serta
terbuka dibagian atas yang bisa kita sebut sebagai tabung terbuka atau tabung tanpa
Pada bagian ini daun pisang yang telah dipanaskan untuk menjaga supaya
tidak mudah sobek diukur berdasarkan panjang satu ruas bambu yang digunakan
buluh sebagai tabung tempat memasukan ketan sebelumnya buluh tersebut harus
diberi lapisan dimana lapisan yang digunakan adalah daun pisang juga yang bukan
daun pisang yang terlalu tua ataupun terlalu muda dikarenakan lebih mudah sobek,
sebelum daun pisang bisa digunakan untuk melapisi buluh lemang tersebut terlebih
dahulu dipanaskan dengan barapa api agar lebih tahan dari sobekan. Daun pisang
yang telah dipanaskan diukur menurut panjang buluh dan lingkaran dari buluh
tersebut maka daun pisang tersebut merupakan jaring-jaring pada tabung karena
berbentuk persegi panjang serta dibulat dengan menggunkan pelepah daun pisang
untuk membantu memasukan kedalam buluh. Daun pisang diukur menurut panjang
baluh dan dilebihkan 4-5cm sebagai penahan keluarnya ketan dan santan disaat
dibakar nantinya.
rapi, berikutnya mengisi bambu dengan beras ketan (ketan putih, ketan hitam, ketan
merah) dan bisa juga dicampur dengan buah labu maupun pisang untuk mendapat
rasa yang lain. Pekerjaan mengisi buluh tersebut berarti kita menentukan berapa
71
banyak ketan yang dimasukan untuk satu batang buluh dengan diameter lingkaran
buluh 4,5 cm dan tinggi 50cm dapat menampung beras ketan 0,6 kg dan 0,4 kg
santan kelapa. Dalam proses pegisian buluh lemang dengan beras ketan harus disi
dengan padat serta jarak dari bibir buluh sekitar 2 cm dan mengisi santan kelapa
yang telah diberi garam secukupnya sebatas bibir buluh karena ada daun pisang
untuk mengatasi tumpahnya santan kelapa dengan kata lain santan kelapa diisi
lebih tinggi dari kedudukan beras ketan namun tidak melebihi dari tinggi daun
pisang didalam bulu lemang. Setelah buluh lemang diisi maka berikutnya adalah
proses pembakaran lemang yang sebelumnya dibuat (anggo lemang) atau tempat
meletakan lemang-lemang saat dibakar yang tingginya ¾ dari tinggi rata-rata buluh
lemang yang digunakan dan berbentuk ring atau gawang pada permain bola kaki
yang terbuat dari bambu dan diberi lobang untuk memasukan air kedalam anggo
tersebut dengan maksud agar tidak mudak terbakar disaat proses pembakaran
memiliki bara yang bagus seperti sabut kelapa, kayu bakar dari batang casiavera
dan lain-lain agar mendapat api yang rata dan bara yang baik dalam pembakaran
lemang ini memerlukan waktu sekitar 4-5 jam dan proses pembakarannya sama
diperkirakan ketan sudah lembut maka tidak digunakan api melainkan baranya saja
volume tabung.
melemang ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika di luar kelas serta
khusus pada materi Tabung siswa Sekolah Menegah Pertama Semester 2 Kelas
VIII.