Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi. Setelah melakukan dialog dengan ketua
Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi yaitu Bapak Drs. H. Azra’I Al Basyari,
beliau menyarankan bapak Nanang Sunarya selaku anggota dari Lembaga Adat
2019. Peneliti mendatangi langsung kantor bapak Nanang Sunarya di Jl. Dr. Tazar
No. 45, Buluran Kenali, Kec. Telanaipura, Kota Jambi. Setelah melakukan dialog
dengan bapak Nanang Sunarya peneliti memperoleh informasi bahwa beliau bukan
hanya sebagai anggota pada Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi namun
beliau juga sebagai ketua Departemen Seni Budaya Ikatan Cendikiawan Muslim
Indonesia Provinsi Jambi, sebagai Komite Seni Budaya Nusantara Provinsi Jambi,
sebagai anggota Dewan Pakar di Dewan Kesenian Jambi dan beliau adalah salah
satu peminat dan penggiat seni budaya tradisional daerah Jambi. Dari keterangan
tersebut diketahui bahwa beliau adalah salah satu orang yang sudah bergelut di
bidang seni dan budaya tradisional. Khusus untuk permainan congklak beliau
48
49
Indonesia. Selain itu, sebagai pembawa acara di TVRI Jambi pada tahun 2010
tersebut telah sesuai dengan kriteria narasumber yang telah ditentukan pada
Perumahan Citra Alagada kelurahan Kenali Asam Bawah Kecematan Kota Baru,
Kota Jambi. Pada tanggal 8 Januari 2020 peneliti melakukan observasi pertama
untuk menentukan subjek penelitian. Dari empat orang anak, peneliti menetapkan
dua orang anak yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Dua orang anak
tersebut adalah AN dan DF. Alasan peneliti memilih dua orang ini dipilih sebagai
subjek penelitian karena mengetahui tata cara permainan dengan baik dan memiliki
data yaitu berupa pedoman wawancara dan lembar obervasi. Pedoman wawancara
wawancara dan lembar observasi pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3
dan 4. Instrumen penelitian ini telah dikonsultasikan dengan dua orang validator
yaitu Ibu Dr. Nizlel Huda, M.Kes sebagai validator pertama dan Ibu Rina Kusuma
Dewi, S.Pd., M.Pd. sebagai validator kedua. Konsultasi dilakukan dalam beberapa
validator pertama. Hasil konsultasi ini berupa peneliti harus membuat pertanyaan
yang jawabannya ada pada dekriptor sesuai dengan aspek-aspek matematika dalam
etnomatematika yang ingin digali, peneliti harus mengecek kata-kata pada pedoman
wawancara dan lembar observasi sesuai dengan deskriptor yang telah dibuat.
menjadi kalimat yang mengandung kata kerja sehingga peneliti dapat mengetahui
Februari 2020 peneliti melakukan konsultasi kedua dengan validator pertama. Hasil
konsultasi ini peneliti harus menambahkan kata pemain sebagai subjek pada lembar
observasi.
validator kedua. Hasil konsultasi berupa pada lembar observasi peneliti harus
membuat deskriptor secara spesifik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. Seperti
pada deskriptor pertama yaitu pemain “dapat memasukkan semua biji congklak
induk lawan”, dan deskriptor kelima yaitu “pemain menghitung biji congklak untuk
51
masing-masing pemain menghitung biji congklak yang ada pada lubang induk
istrumen penelitian yang telah dirancang peneliti. Setelah beberapa kali revisi dan
hasil konsultasi dengan validator pertama dan validator kedua tersebut berdasarkan
penilaian validator baik dari segi kontruksi pedoman wawancara dan lembar
observasi, bahasa pedoman wawancara dan lembar observasi, dan materi pedoman
wawancara dan lembar observasi yang telah dirancang sudah layak untuk
digunakan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2 instrumen
penelitian ini digunakan sebagai petunjuk dan pedoman agar saat penelitian tetap
dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 10.20 WIB. Hasil
diperumahan Citra Alagada Kenali dirumah salah satu subek penelitian. Observasi
dilakukan pada pukul 16.30 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB. Hasil observasi
Sesuai dengan teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu data
penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data yang diperoleh
etnomatematika.
1. Hasil wawancara
Data hasil wawancara pada penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan ahli
budaya yaitu Bapak Nanang Sunarya yang merupakan anggota Lembaga Adat
etnomatematika yang ada pada permainan congklak. Adapun hasilnya untuk aspek
2. Hasil Observasi
orang. Permainan congklak menggunakan alat berupa papan congklak dan biji
congklak. Saat observasi dilakukan pemain menggunakan papan congklak dan biji
kecuali lubang induk dengan biji congklak. Setiap pemain memasukkan biji
congklak kedalam lubang congklak sambil menghitung tujuh biji congklak, dan
selanjutnya pemain menghitung tujuh biji congklak lagi untuk lubang kedua, dan
tujuh lubang pada papan permainan congklak dan setiap lubang diisi dengan tujuh
biji congklak sehingga semua jumlah biji congklak yang digunakan adalah 98 biji.
55
Pada saat bermain, pemain memasukkan satu biji congklak kesetiap lubang
kecuali lubang induk lawan. Untuk memperkirakan supaya biji congklak yang
dijalankam dapat sampai ke lubang induk atau bisa sampai ke lubang kosong pada
daerahnya sehingga bisa mengambil biji congklak lawan yang ada dihadapan
lubang kosong tersebut maka pemain menghitung biji congklak tersebut sebelum
pemain menghitung jumlah biji congklak yang ada di lubang induknya. Sehingga
Sehingga diketahui bahwa siapa yang memperoleh biji congklak lebih dari modal
1. Hasil Wawancara
wawancara dengan narasumber yang sama yaitu Bapak Nanang Sunarya dengan
2. Hasil Observasi
informasi bahwa jumlah pemain dalam permainan congklak adalah dua orang,
diantara pemain. Pada saat observasi lubang disebelah kiri adalah daerah S1 dan
lubang disebelah kanan adalah lubang daerah S2. Ketika bermain, pemain
menjalankan biji congklak ke arah kiri atau searah jarum jam. Dan pemain dapat
mengambil isi lubang lawan yang ada di hadapan lubangnya yang kosong dengan
syarat pemain sudah menjalankan biji congklak minimal satu putaran dan pemain
berhenti pada lubang kosong tersebut. Berdasarkan observasi hal tersebut disebut
dengan “menembak”. Dan jumlah lubang pada papan permainan congklak adalah
16 lubang, yaitu tujuh lubang kecil yang saling berhadapan dan dua lubang besar
yang terletak ditengah-tengah dan berada di ujung papan congklak, kedua lubang
1. Hasil Wawancara
Data hasil wawancara untuk aspek Playing terpapar pada tabel 4.3 berikut:
1 2
N Aturannya permainan dimulai dengan suit, ketika menjalankan biji congklak jika
pemain berhenti dilubang kosong milik lawan maka langsung mati/berhenti
bermain dan permainan dilanjutkan oleh lawan. Jika pemain berhenti didaerah
sendiri, dan dihadapannya ada lubang lawan yang memiliki isi maka batu lawan di
lubang tersebut di ambil dan permainan dialihkan ke lawan. Kemudian pemain
yang memiliki batu lebih dari modal adalah pemenangnya, dan untuk bermain
berikutnya dimulai dari yang menang. Dan yang kalah pada permainan ini
mendapati lubang kosong karena tidak cukup biji congklak untuk mengisi lubang
tersebut, maka lubang kosong tersebut tidak boleh diisi. Jika permainan seri maka
untuk bermain selanjutnya dilakukan suit lagi.
2. Hasil Observasi
setiap lubang diisi dengan tujuh biji congklak kecuali lubang induk. Kemudian,
untuk memulai permainan, pemain melakukan suit. Setelah itu, pemain yang
menang suit memulai permainan terlebih dahulu. Pemain mengisi satu lubang
congklak dengan satu biji kecuali lubang induk lawan. Jika pemain berhenti pada
lubang kosong lawan, maka pemain tersebut berhenti bermain dan permainan
dilanjutkan oleh pemain kedua. Namun jika pemain berhenti pada lubang kosong
yang ada didaerahnya, pemain dapat mengambil isi lubang lawan yang ada
syarat pemain sudah menjalankan biji congklak minimal satu putaran. Jika semua
batu sudah terkumpul di lubang induk, maka pemain menghitung biji congklak
dari yang menang. Dan yang kalah pada permainan ini mendapati lubang kosong
karena tidak cukup biji congklak untuk mengisi lubang tersebut, maka lubang
58
kosong tersebut tidak boleh diisi. Jika permainan seri maka untuk bermain
Dengan permainan pertama seri. Pada permainan pertama ini dilakukan suit dan
pemenangnya adalah S1, dari observasi tersebut terdapat strategi untuk bisa sampai
dilubang kosong miliknya dan mengambil isi lubang lawan yang ada dihadapan
lubang kosong tersebut yaitu S1 mengambil angkatan pertama pada L1P1, sehingga
biji congklak yang dijalankan S1 sampai pada L6P2, dari L6P2 ini S1 memperoleh
delapan biji congklak untuk dibagikan, delapan biji congklak ini sampai pada L1P1
yang diambilnya tadi yang merupakan lubang kosong sehingga S1 bisa mengambil
biji congklak lawan yang ada didepan lubang kosong tersebut yaitu L7P2. Sehingga
dengan satu putaran, S1 sudah bisa mengisi lubang induknya dengan sembilan biji
congklak.
melakukan suit lagi, dan dimenangkan oleh S2. S2 mengambil angkatan pertama
pada L7P2. Sehingga dia mengisi lubang induknya sekali. Kemudian untuk
angkatan kedua dia mengambil L1P2 dengan biji congklak sebanyak delapan biji.
Biji congklak tersebut dijalankan sehingga sampai pada L1P1 dengan jumlah batu
8, sehingga dijalankan kembali dan sampai pada lubang induk (LiP2). Untuk
pemain memilih lubang yang bijinya bisa sampai ke lubang induk, sampai tidak ada
lubang lagi yang bisa dijalankan, maka untuk selanjutnya pemain akan memilih
1. Hasil Wawancara
membagikan biji congklak kesetiap lubang dan tetap mengisi lubang induknya?
Dalam bermain congklak itu sama dengan mengelola harta kekayaan, prinsipnya
kita harus tetap berbagi dan juga menyimpan. Biji congklak yang disimpan tersebut
dilakukan agar modal yang dimiliki pemain tidak terserap kedaerah lawan. Dan
terdapat prinsip ekonomi, yaitu pemain harus mengisi lubang induknya sebanyak
2. Hasil Observasi
lawan kecuali lubang induk. Dan pemain mengatur strategi agar bisa mengisi
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian berupa data dari hasil
wawancara dan observasi. Selanjutnya hasil temuan budaya tersebut akan akan
Pertama. Bagian yang menjadi inti dari pembahasan ini bertujuan untuk
permainan congklak.
yang telah dilakukan dengan hasil observasi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat
informasi yang telah diberikan oleh narasumber. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa informasi yang
diberikan narasumber itu sesuai dengan praktek yang telah dilakukan di lapangan.
Congklak
sebagai berikut:
1. Counting
permainan congklak. Hal ini sependapat dengan Achroni (2012: 66) bahwa salah
61
induk dengan biji congklak sebanyak tujuh biji. Kegiatan menghitung dilakukan
pada aktivitas permainan congklak yang dapat dinyatakan sebagai bilangan bulat
positif.
kesetiap lubang termasuk lubang induk kecuali lubang induk lawan. Disini terdapat
konsep pembagian bilangan bulat, dimana biji congklak yang diambil adalah
bilangan yang dibagi dan banyak lubang congklak adalah bilangan pembagi.
agar biji congklak yang diambilnya dapat sampai kelubang induk maka pemain
akan menghitung biji congklak yang akan diambilnya terlebih dahulu. Disini
yang akan diambilnya dengan banyak lubang congklak untuk sampai kelubang
induk. Jika biji congklak yang akan diambil tidak sampai kelubang induk maka
pemain akan mencoba memperkirakan dengan melihat biji congklak pada lubang
mana yang bisa di ambil sehingga bisa sampai pada lubang yang dimaksudkan,
bilangan bulat, dimana pemain akan menghitung biji congklak yang diperolehnya
Inilah aspek counting yang ada pada permainan congklak. Bishop (1994: 1)
menggambarkan angka dengan satuan hitung berupa benda atau bagian tubuh. Pada
permainan congklak satuan hitung yang digunakan yaitu biji congklak. Seperti
setiap lubang diisi dengan tujuh biji congklak, pemain menjalankan satu biji
congklak.
2. Locating
congklak diketahui bahwa posisi lubang congklak pada papan permainan congklak
saling berhadapan. Kedua lubang induk pada permainan congklak juga saling
Hal tersebut sesuai dengan aspek locating menurut Bishop (1997: 1) yaitu
3. Playing
Aspek playing yang terdapat pada permainan congklak yaitu adanya strategi
dipaparkan pada hasil penelitian ini yaitu berkaitan dengan kemampuan pemain
mendistribuskan biji congklak yang sudah diambil. Dimana pemain akan menebak
dan memperkirakan agar biji congklak yang diambil sampai pada lubang induk atau
bisa sampai pada lubang kosong didaerahnya sehingga bisa mengambil biji
63
congklak lawan yang ada dilubang kosong tersebut dengan syarat pemain tersebut
sebelum bermain harus dilakukan suit, diawal permainan setiap lubang kecuali
lubang induk harus diisi dengan biji congklak kecuali lubang induk, memasukkan
satu biji congklak kesetiap lubang kecuali lubang induk lawan ketika bermain,
dan untuk bermain selanjutnya jika pemain memperoleh lubang kosong, maka
lubang kosong tersebut tidak boleh diisi. Sehingga dari aturan-aturan bermain
matematika disekolah.
Dan juga terdapat peluang untuk menang dalam permainan ini, karena
jumlah pemain dalam permainan congklak adalah 2 orang, maka salah satu dari
Inilah aspek playing yang ada dalam permainan congklak. Bishop (1997: 2)
aspek playing yang dimaksud disini adalah aspek yang dapat memberikan
penting dari sudut pandang matematika, tetapi teka-teki, paradoks logis, aturan
matematika.
4. Explaining
pemain membagikan biji congklak kesetiap lubang dan tetap mengisi lubang
64
bahwa terdapat konsep ekonomi pada permainan congklak ini, yaitu pemain akan
mengalami untung dan rugi selama permainan congklak. Untung dan rugi adalah
rugi ada pada matematika. Hal ini dapat kita ketahui bahwa konsep untung dan rugi
ini sudah ada pada masyarakat, tidak hanya dalam perdagangan dan bisnis terjadi
Inilah aspek explaining yang ada pada permainan congklak. Sesuai dengan
Bishop (1997: 2) bahwa aspek explaining ini berkaitan dengan memahami mengapa
tentang mengapa pola angka terjadi, mengapa bentuk geometris berpola sama,
mengapa satu hasil mengarah ke hasil yang lain, mengapa beberapa dari alam
berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
budaya yang ada didalam lingkungan tempat tinggal siswa. Hal ini disebut dengan
matematika yang dipraktekkan dalam budaya dari suatu kelompok, seperti suku
dalam masyarakat, kelompok buruh, anak-anak dari golongan usia tertentu, kelas
1. Aspek Counting
pembelajaran matematika pada materi bilangan dikelas VII yaitu di awal permainan
lubang induk dengan 7 biji congklak. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai
bilangan asli, ganjil dan genap. Kegiatan mengisi lubang dengan 7 biji congklak
Selain itu, pada aspek counting juga dapat dikaitkan dengan operasi
permainan congklak terjadi ketika pemain melakukan estimasi untuk sampai pada
lubang induk, misalnya pada L3P1 terdapat dua biji congklak, untuk bisa sampai
kelubang induk maka S1 akan mencari lubang tertentu yang bisa sampai ke L3P1
terdapat ketika pemain membagikan biji congklak ke setiap lubang kecuali lubang
induk. Dimana banyak lubang adalah bilangan pembagi dan banyak biji congklak
lubangnya dengan 7 biji congklak, hal tersebut dapat digunakan untuk menanamkan
konsep perkalian, seperti: “pada permainan congklak setiap pemain mengisi lubang
papan congklak terdiri dari tujuh lubang maka berapakah biji congklak awal yang
digunakan untuk menanamkan konsep perkalian seperti berikut: setiap lubang diisi
adalah 7.
Jadi, banyak biji congklak yang dimiliki masing-masing pemain diawal permainan
adalah 49 biji. Konsep ini dapat digunakan guru sebagai apersepsi didalam
pembelajaran matematika.
Pada materi yang sama, yaitu bilangan. Permainan congklak juga dapat
membandingakan jumlah biji yang ada didalam lubang induk mereka masing-
masing.
Selain itu, aspek counting juga dapat digunakan untuk konsep persamaan
linear satu variabel yaitu untuk bisa sampai kelubang induk jika didalam lubang ke-
7 hanya terdapat 6 biji congklak, maka berapa biji yang harus diusahakan agar
67
Sehingga guru bisa menjelaskan bahwa biji congklak yang diusahakan itu adalah
𝑥+6=7
𝑥+6−6 =7−6
𝑥 =7−6
𝑥=1
variabel adalah biji congklak yang harus diusahakan atau bilangan yang akan
ditentukan nilainya untuk menyelesaikan persamaan linear satu variabel. Hal ini
sependapat dengan Aisyah (2014: 24) bahwa kunci permainan ini terletak pada
matematika sesuai kurikulum 2013 revisi 2018 pada kelas VII pada KD 3.1
menjekaskan dan menentukan ururtan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan
pecahan (biasa, campuran, decimal dan persen). Keterkaitan tersebut terpapar pada
Permainan
congklak
2. Aspek Locating
congklak adalah papan congklak yang terbuat dari plastik. Pada papan permainan
congklak memiliki 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan sepasang lubang
induk yang juga saling berhadapan maka aspek locating pada permainan congklak
berikut:
horizontal menjadi dua bagian yang sama. Maka, terlihat L1P1 direflesikan
secara vertikal menjadi dua bagian yang sama. Maka, terlihat L1P1 direflesikan
bayangan libang induk pemain 2 (LiP2). Inilah keterkaitan aspek locating dengan
Refleksi
3. Aspek Playing
Untuk mengambil lubang pertama ini maka pemain akan membandingkan banyak
batu dan jumlah lubang untuk bisa sampai kelubang induk atau kelubang kosong
pada daerahnya sehingga bisa mengambil biji congklak lawan yang berada
didepan lubang kosong tersebut dengan syarat sudah menjalankan biji congklak
minimal satu putaran. Sehingga dapat diketahui pada stategi untuk menang
biji congklak yang dijalankan bisa mengisi lubang induk sebanyak mungkin.
Sehingga strategi untuk menang ini dapat dikaitkan dengan materi bilangan yaitu
kecuali lubang induk lawan, pemain membandingkan jumlah biji yang diperoleh
71
bilangan dikelas VII sesuai dengan yang sudah dipaparkan pada aspek counting.
Aturan ini bisa dikaitkan dengan materi peluang di kelas VIII seperti berikut:
“Pemain A dan Pemain B akan bermain congklak, untuk menentukan siapa yang
memulai permainan terlebih dahulu, maka pemain akan melakukan suit dengan
menggunakan ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingking dengan aturan sebagai
berikut: jika ibu jari bertemu dengan jari telunjuk maka ibu jari yang menang, jika
ibu jari bertemu dengan jari kelingking maka jari kelingking yang menang, jika
jari telunjuk bertemu dengan jari kelingking maka jari telunjuk yang menang, dan
jika yang sama bertemu tidak ada yang menang. Tentukan peluang mereka akan
Penyelesainnya yaitu:
Misalkan:
Ibu jari =I
Jari telunjuk =T
Jari kelingking =K
I T K
I II IT IK
T TI TT TK
K KI KT KK
Dari tabel diketahui seri 3 kali, jadi n(A) = 3, sedangkan ruang sampelnya n(s) =
(𝑛(𝐴)) 3 1
Peluang seri = (𝑛(𝑠))
= 9
= 3.
72
pada aspek playing juga terdapat peluang untuk menang. Karena jumlah pemain
dalam permainan congklak adalah 2 orang, maka salah satu dari pemain tersebut
a) Peluang Teoritik
b) Peluang Empirik
A menang 3 kali, seri sekali dan kalah sekali. Berapakah peluang pemain A
untuk menang?
3
Jadi peluang pemain A menang adalah 5
kurikulum 2013 revisi 2018, untuk kaitan strategi dan aturan permainan sudah
Permainan Congklak
Peluang
4. Aspek Explaining
untung dan rugi. Sesuai hasil observasi yang dilakukan peneliti: Pada permainan
= 56 biji – 49 biji
= 7 biji
= 49 biji – 41biji
= 7 biji.
74
untung dan rugi di sekolah. Pada aspek explaining ini kita mengetahui bahwa
permainan congklak yang merupakan salah satu budaya yang berkembang didalam
masyarakat megikuti hukum matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Bishop
matematika kita tertarik pada mengapa pola angka terjadi, mengapa bentuk
geometris berjalan bersama, mengapa suatu hasil mengarah ke yang lain, mengapa
sebagian dunia alami tampaknya mengikuti hukum matematika. Pada penelitian ini
kita ketahui bahwa mengapa aritmetika sosial berupa untung dan rugi itu terjadi.
Karena sebenarnya konsep untung dan rugi itu tanpa disadari sudah ada didalam
Permainan Congklak