Anda di halaman 1dari 20

PEREKONOMIAN INDONESIA

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN

Kelompok 6 :

1. Dzamar Haidar (5160211363)


2. Indri Wahyuningsih (5170211028)
3. Muhammad Rizky Yunandha (5170211035)
4. Nidya Fatimah (5170211428)
5. Rika Sari (5180211016)
6. Khodri Agung Pratama (5180211154)
7. Uswatun Khasanah (5180211512)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

FAKULTAS BISNIS, PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang bertopik
Kemiskinan dan Kesenjangan ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 13 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………..…………………………… 2

DAFTAR ISI ……………..………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah………….………………………….……….. 4


1.2. Rumusan Masalah ………….….…………………………...………... 5
1.3. Tujuan ……….……………………………………….………............ 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kemiskinan………………………………………………….. 7


2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan….…………......................... 8
2.3 Indikator Kemiskinan ……………………………..………….……… 9
2.4 Faktor Penyebab Kemiskinan……………..………..………………… 11
2.6 Cara Memerangi Kemiskinan…………………………..…….………. 15
2.6 Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya………………………... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Keimpulan ………………………………..….………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai  Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai
Negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan
UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai kepekaan yang
serius terhadap kaum miskin.

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih
menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah
penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan
juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua  lapisan
masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang
tidak kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang lama. Bagi  masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup
yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya mencul  banyak pengemis seperti yang
kita bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya
adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan
Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada
kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati publik, karena banyak kasus korupsi yang
penanganannya belum tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari
beberapa anggota Partai Demokrat belakangan ini.

4
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek
seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar
kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak
masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan,
akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai negeri. 
Dan orang –orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan sebagian besar
juga bagi para pengusaha –pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang kelas
atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap golongan kelas menengah
ke bawah.

5
1.2       Rumusan Masalah

1. Bagaimana defenisi kemiskinan ?


2. Bagaimana kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia ?
3. Apa indikator-indikator kemiskinan?
4. Bagaimana dampak dan cara mengatasi kemiskinan?
5. Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia ?
6. Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?

1.3       Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi kemiskinan.


2. Untuk mengetahui kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia ?
3. Untuk mengetahui indikator-indikator kemuskinan.
4. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut
berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di
Indonesia.
5. Memberikan informasi kepada masyarkat  Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
6. Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi kemiskinan

Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin


kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang melingkupinya.
Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga
kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan
adalah ketidak mampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan
makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga
tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut
dibuat.

Di dalam bidang ekonomi, besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu
kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada suatu standar penilaian/pengukurannya
yang ditetapkan secara subjektif oleh masyarakat atau pemerintah (dalam kasus Indonesia, oleh
Badan Pusat Statistik/BPS), yang umum disebut garis kemiskinan adalah kemiskinan relatif.
Sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan, tetapi oleh
standar kehidupan minimum yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya (makanan dan non-makanan) adalah kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif adalah
suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, yang biasanya dapat
didefinisikan di dalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
Kemiskinan absolut adalah derajat dari kemiskinan di bawah mana kebutuhan-kebutuhan
minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Ini adalah suatu ukuran tetap (tidak
berubah) di dalam bentuk suatu kebutuhan kalori minimum ditambah komponen-komponen non-
makanan yang sangat diperlukan untuk bertahan hidup.

7
Kemiskinan Absolut

Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber
daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Kemiskinan Relatif

Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan
namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.

2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan
tersebut, tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun
peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu
,persoalan yang terjadi sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang
kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong
sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong
munculnya ketimpangan sektural yang berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari
perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan
seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi
pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit
pengolahnya.

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan


masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan
ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :

a) Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.

8
b) Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
c) Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
d) Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
e) Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
f) Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan  pendapatannya rendah.

2.3 Indikator – indikator kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator
kemiskinan tersebut. Adapun indikator – indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan
Pusat Statistik, antara lain sebagai berikut :

a. Pendapatan/Konsumsi per Mfinggu/Bulan/Tahun

Yang paling umum digunakan untuk mengukur apakah seseorang itu miskin atau tidak
adalah jumlah pendapatan dari hasil kerja/usaha rata-rata per minggu, atau bulan atau per
tahun.

b. Aset

Jumlah atau nilai aset seperti tanah, rumah/gedung, dan aset-aset lainnya yang bergerak
juga bisa digunakan sebagai salah satu indikator kemiskinan. Banyak orang perdesaan atau
bahkan di kota-kota besar di Indonesia tidak memiliki pekerjaan tetap dan tinggal di rumah
kontrakan yang sangat kecil namun kampung asal mereka punya tanah yang tidak
dimanfaatkan untuk menghasilkan kapital. Hal ini biasanya karena tanah terebut belum
memiliki surat-surat resmi seperti sertifikat tanalı karena tanah itu adalah warisan turun

9
temurun. Jadi, orang-orang itu kelihatannya miskin namun sebenarnya mereka sangat kaya
apabila tanah-tanah mereka yang menganggur tersebut bisa ditransformasikan menjadi kapital.

c. Total Kekayaan

Jumlah kekayaan seseorang (atau sebuah keluarga atau rumah tangga) adalah per definisi
jumlah dari semua aset yang dimiliki orang itu ditambah dengan jumlah pendapatan yang
didapatnya dari segala sumber, termasuk sebagai pekerja atau pegawai. Jumlah kekayaan jauh
lebih baik daripada pendapatan sebagai sebuah indikator kemiskinan, karena seperti telah
dibahas di atas, seseorang bisa tidak mempunyai pekerjaan namun ia tidak miskin karena
memiliki aset atau banyak saham di sejumlah perusahaan atau mendapat warisan.

d. Makanan yang Dikonsumsi

Menyoroti makanan sebagai salah satu indikator kemiskinan harus terutama melihat pada
dua hal, yakini porsi dan kualitas dari makanan yang dikonsumsi. Landasan teorinya adalah
sebagai berikut, Untuk porsi makanan: orang miskin lebih banyak memakai pendapatannya
untuk konsumsi makanan daripada untuk non-makanan, seperti pakaian, sepatu, alat-alat
elektronik, dll. Atau, semakin miskin seseorang, semakin besar porsi dari jumlah konsumsi
atau pendapatan untuk makanan; dan sebaliknya. Sedangkan untuk kualitas makanan: semakin
miskin seseorang, untuk setiap jumlah konsumsi makanan, semakin rendah tingkat rata- rata
konsumsi protein (seperti garam) dan kalori. Salah satu indikator yang umum digunakan
untuk mengukur kecukupan makanan tidak hanya dalam volume tetapi juga
kandungan/asupan energi seperti kalori, protein dan gizi, terutama gizi anak-anak.

e. Tempat Tinggal

Tempat tinggal bisa dalam arti rumah dan lokasi dimana rumah itu berada. Yang harus
difokuskan adalah bentuk dan kualitas, Dalam hal rumah, bentuk dan kualitasnya bisa
digunakan sebagai salah satu indikator kemiskinan. Landasan teorinya adalah sebagai berikut:
pada umumnya bentuk dari rumah yang dimiliki orang miskin lebih kecil dan sederhana
dibandingkan rumah punya orang kaya. Sedangkan yang terkait dengan kualitas adalah
menyangkut kualitas dari bahan- bahan bangunan yang digunakan dan kualitas dari rumah itu
sendiri dilihat dari sisi kenyamanan, keselamatan dan kesehatan.

10
f. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan salah satu aspek penting dari kemiskinan. Yang dilihat
tidak hanya tingkatnya, tetapi juga kualitasnya. Yang bisa digunakan sebagai indikator-
indikator kemiskinan dari aspek pendidikan adalah misalnya, angka melek huruf penduduk
berumur 15 tahun ke atas, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas, angka
partisipasi sekolah, jumlah anak yang terdaftar di sekolah, atau/dan indeks pembangunan
manusia (IPM).

g. Infrastruktur Dasar Rumah Tangga

Yang dirnaksud dengan infrastruktur dasar RT adalah seperti air bersih, sanitasi lavak,
listrik yang cukup, telekomunikasi, dan transportasi yang baik.

h. Kesehatan

Seperti halnya pendidikan, keschatan juga dilihat sebagai salah satu aspck penting dari
kemiskinan, dan oleh karena itu dianggap sebagai salah satu indikator penting untuk
menggambarkan kemiskinan di suatu wilayah/masyarakat. Dua komponen penting dari aspek
kesehatan yang harus diukur. Komponen pertama adalah akses ke pelayanan kesehatan yang
layak/baik. Komponen kedua adalah kondisi kesehatan rata-rata masyarakat. Indikator-
indikatornya adalah antara lain persentase dari jumlah masyarakat yang bergizi baik, jumlah
anak yang mengalami malnutrisi, tingkat kematian anak (1-5 tahun) per 1000 anak, tingkat
kematian bayi per 1000 bayi yang lahir, jumlah kasus aids, malaria, kolera, dan TBC, dan
jumlah kematian ibu pada saat melahirkan.

2.4 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan

Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :

Mengidentifikasi penyebab utama kemiskinan seseorang atau sebuah kelompok


masyarakat atau sebuah desa dibedakan antara penyebab langsung dan tidak langung, juga
membedakan faktor-faktor yang terlihat atau yang dapat diobservasi dan yang tidak terlihat.

11
Ada dua faktor penyebab langsung kemiskinan, yaitu

1) kurang, hilang atau tidak adanya kesempatan kerja dan

2) rendahnya upah/pendapatan riil.

Faktor pertama menyebabkan seseorang tidak memiliki sumber pendapatan karena tidak
bekerja. Faktor kedua menyebabkan seorang pekerja memiliki pendapatan namun tidak
mencukupi kebutuhan minimum sehari-harinya, atau upah per harinya lebih rendah dari garis
kemiskinan yang berlaku.

Tidak adanya pekerjaan bagi seseorang bisa dlisebabkan oleh banyak faktor, mulai dari
pendidikan si pencari pekerjaan yang rendah atau tidak memiliki keterampilan sesuai
kebutuhan sehingga lamarannya selalu ditolak, diberhentikan karena berbagai alasan
(misalnya karena perusahaannya tutup, volume kegiatan/ produksi menurun, membuat
kesalahan besar, atau akibat kemajuan teknologi sehingga kebutuhan tenaga kerja untuk
jenis-jenis pekerjaan tertentu tidak dibutuhkan lagi), tidak ada permintaan akan tenaga kerja
baru dari perusahaan-perusahaan yang ada (sementara tidak ada perusahaan-perusahaan
baru), keterbatasan fisik dari si pencari pekerjaan (masalah keschatan), atau bisa juga karena
adanya praktik-praktik diskriminasi menurut sejumlah aspek seperti gender, suku, agama,
wilayah, alumni, dan lainnya. Faktor-faktor ini dapat dianggap sebagai penyebab-penyebab
langsung terjadinya penganggunan dan berarti kemiskinan (tentu dengan asumsi si pencari
pekerjaan tidak memiliki aset-aset berharga seperti lahan, gedung, atau emas yang
membuatnya tetap tidak miskin walaupun tidak bekerja).

Sedangkan penyebab-penyebab tidak langsung kemiskinan seseorang adalah misalnya


ekonomí mengalami kelesuan atau resesi yang mengakibatkan tidak adanya perusahaan-
perusahaan baru atau bahkan menyebabkan banyak perusahaan yang ada terpaksa gulung
tikar sehingga terjadi pemberhentian tenaga kerja secara besar-besaran, keterbatasan
infrastruktur atau pasokan energi ke suatu wilayah sehingga tidak adanya pembangunan di
wilayah tersebut, karena keterbatasan atau berkurangnya lahan pertanian sehingga volume
kegiatan pertanian berkurang, tidak adanya kesempatan bagi si pencari pekerjaan untuk
mendapatkan pendidikan yang baik atau keterampilan yang dibutuhkan pasar (bisa karena

12
berasal dari keluarga miskin, atau karena di wilayahnya tidak ada universitas atau politeknik
atau kursus- kursus yang dibutuhkannya).

Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :

a.    Laju Pertumbuhan Penduduk.

Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus
penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding
dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya
beban ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan.

b.    Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia
kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas
usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum.
Jadi setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan
nasional dikatakan cukup merata.

c.    Tingkat pendidikan yang rendah.

Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu
negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga
kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan
lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan
menulis.

13
d.    Kurangnya perhatian dari pemerintah.

Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi
salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu
mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya.

Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut :

1.Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah


terpencil,dan daerah perbatasan

2.Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.

3.Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan
ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan
sosial.

4.Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok.


Sehubungan dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga
kebutuhan pokok harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar
penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga


kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja
disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita disebabkan
oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja.
Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan,
kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.

14
2.5 Cara Memerangi Kemiskinan

World bank ( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar
yaitu :

a)    Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk


mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan
memperkuat partisipasi mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat
lokal.

b)    Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap goncangan yang merugikan
melalui manajemen yang lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan
jaringan pengamanan yang lebih komprhensif.

c)    Kesempatan yaitu proses peningkatan askes kaum miskin terhadap modal fisik dan
modal manusia dan peningkatan tingkat pengembalian dari asset-asset tersebut.

2.6  Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu:

 Pengangguran

Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli
masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.

 Kekerasan

Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena
seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak
ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya
maka jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu
( dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.

15
 Pendidikan

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa
ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau
dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang
sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka
sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat
pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan
pekerjaan  yang lebih layak.

 Kesehatan

Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan
yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

 Konflik sosial bernuasa SARA

Konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang
akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono
menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari
negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan
identitas yang subjtektif.

Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak
langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret
panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di
Indonesia ,baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan


kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah
program pembangunan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.

16
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam
masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :

1.    Kebijaksanaan tidak langsung

Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin


kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara
lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.

2.    Kebijaksanaan langsung

Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas


sumber daya manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui
penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan,
serta pengembangan kegiatan – kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk
mendorong kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.

Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga
mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :

1.    Usaha individu

Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh
dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara
penerusan pendidikan ke jenjang yang tinggi.

2.    Penyedekahan

Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam
masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan  secara keseluruhan.

3.    Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang


ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang
paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.

17
4.    Pembangunan Masyarakat

5.    Pasaran Bebas

Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh
dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%. Selain dengan cara –cara
diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :

1) Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan
2) Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk
hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3) Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada
orang miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang
dikategorikan sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan
perawatan kesehatan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak
hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak negara di
dunia yang mengalami permasalahan ini.

Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian
pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat
tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai
sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.

Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou meningkatkan standar


hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia
sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan
produsen barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya
alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah karena keterbelakangan
pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer karena
ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih berguna.

19
DAFTAR PUSTAKA

Tambunan, Tulus (2003), Perekonomian Indonesia , “”Ghalia Indonesia, Jakarta”.

www.udianto.blogspot.com

www.kompas.com

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/definisi-kemiskinan.html

20

Anda mungkin juga menyukai