Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Profesi Kebidanan Stikes
Bhakti Pertiwi Indonesia.
Dalam mengerjakan tugas ini kami mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan didalamnya. Karena kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat................................................................................................................ 2
2.2 Persalinan............................................................................................................. 6
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO), 2015 jumlah AKI dan AKB di
Indonesia sangat tinggi. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 305 per
100.000 kelahiran hidup, belum mencapai target MDGs sebesar 102per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 24 per 1.000
kelahiran hidup, belum mencapai target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Target global SDGs (Sustainable Development Goals) 2030 adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 Kelahiran Hidup, menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB) hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka
kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup(Kemenkes RI,2017).
yang kontak dengan petugas kesehatan banyak yang tidak pada trimester pertama
(K1murni) sehingga masih perlu kunjungan rumah yang lebih intensif oleh bidan.
berpengetahuan rendah merasa dirinya dan bayinya sehat serta tidak mempunyai
keluhan atau masalah pada nifasnya, sehingga menyebabkan ibu enggan untuk
1
Rendahnya peran serta suami dalam penggunaan alat kontrasepsi
diperlukan oleh bidan sebagai dasar pengetahuan bidan. Adapun dalam hal ini akan
membahas issu terkini tentang persalinan dengan Lotus Birth dan evidence based
kebidanan.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care pada ibu
bersalin, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
B. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan dan wawasan, serta bahan dalam penerapan Ilmu Kebidanan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4 : Case series
5 : Expert opinion
(worse)
Praktik Kebidanan terkini menurut proses reproduksi
Evidence Base – ANC
Kebiasaan Keterangan
Kebiasaan Keterangan
Gambar 2.7
Asinklitismus
Posterior
Gambar 2.8
Asinklitismus
anterior
Gambar
2.9
Sinklitism
us
2) Fleksi
Fleksi merupakan hal yang sangat penting untuk penurunan
labih lanjut. Melalui mekanisme ini, diameter suboksipito
bregmatik yang lebih kecil digantikan dengan diameter kepala
janin yang lebih besaryang terjadi ketika kepala janin tidak
dalam keadaan fleksi sempurna. Fleksi terjadi ketika kepala
janin bertemu dengan tahanan, tahanan ini mneingkat ketika
terjadi penurunan dan yang pertama kali ditemui adalah dari
serviks, kemudian dari sisi-sisi dinding pelvis dan akhirnya
dasar pelvis.
3) Rotasi internal kepala
Rotasi internalmenyebabkan diameter anteroposterior
kepala janin menjadi sejajar dengan diameter anteroposterior
pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksiput berotasi ke bagian
anterior pelvis ibu, dibawah simpisis pubis. Jika rotasi internal
belum terjadi pada saat kepala janin mencapai dasar pelvis,
rotasi internal akan segera terjadi.
4) Ekstensi kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk
mengeluarkan oksiput-anterior. Ekstensi harus terjadi ketika
oksiput berada dibagian anterior karena kekuatan tahanan pada
dasar pelvis yang membentuk sumbu Carus, yang mengarahkan
kepala ke atas menuju pintu bawah vulva. Daerah suboksipital
atau tengkuk, mengenai bagian bawah simpisis pubis dan
bertindak sebagai titk putar. Kepala janin ini diposisikan
sehingga tekanan selanjutnya dari uterus yang berkontraksi dan
dorongan ibu menyediakan keleluasan kepala pada saat
orifisium vulvovagina terbuka. Dengan demikian, kepala
dilahirkan dengan ekstensi seperti oksiput, sutura sagital,
fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut dan dagu secara
berurutan muncul dari perineum.
5) Restitusi
Restitusi adalah rotasi kepala 45 derajat baik kearah kanan
maupun kiri, bergantung pada arah dari tempat kepala berotasi
ke posisi oksiput-anterior. Dampaknya, restitusi tidak memutar
leher dan membuat kepala sekali lagi berada pada sudut yang
tepat dengan bahu.
10
6) Rotasi internal bahu dengan fleksi lateral
Pelahiran bahu dan badan dengan fleksi lateral melalui
sumbu Carus. Bahu anterior kemudian terlihat pada orifisium
vulvovagina, yang menyentuh dibawah simpisis pubis, bahu
posterior kemudian menggembungkan perineum dan lahir
dengan fleksi lateral.setelah bahu lahir, bagian badan yang
tersisa mengikuti sumbu Carus dan segera lahir.
Gambar 2.10
Kelahiran
Bahu
Gambar 2.11
Melahirkan Tubuh
Bayi
Sumber : JNPK-KR. 2017.
11
2.2.1.6 Standar Asuhan Persalinan
Menurut Walyani (2015), terdapat 4 standart pelayanan persalinan yaitu:
12
7. Asuhan Persalianan
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama : Untuk mengenal ibu dan suami
b) Umur : Semakin tua usia seorang ibu akan berpengaruh
terhadap kekuatan mengejan selama proses persalinan.
Menurut Varney, dkk (2007), usia di bawah 20 tahun dan
diatas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia 20 tahun meningkatkan insiden pre-
eklamsia dan usia 35 tahun meningkatkan insiden diabetes
militus tipe II, Hipertensi kronis, persalinan lama pada
nulipara, seksio secaria, persalinan prematur, IUGR, anomali
kromosom, dan kematian janin.
c) Suku/ bangsa : asal daerah dan bangsa seorang ibu
berpengaruh terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan
dan adat istiadat.
d) Agama : untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat
membimbing dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai
dengan keyakinannya.
14
areola meluas dan kehitaman serta muncul streckmark
pada permukaan kulit payudara. Menilai kesimetrisan
payudara, mendektesi kemungkinan adanya benjolan
dan mengecek pengeluaran ASI
d) Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises, dan
reflek patella menunjukan respons positif
3) Pemeriksaan Khusus
a) Obstetri
Abdomen : Menurut Mocthar (2011), muncul garis
garis pada permukaan kulit perut (Strie Gravidarum)
dangari garis pertengahan perut (Linea gravidarum)
akibat Melanocyte Stimulating Hormon
(1) Palpasi : Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah
muka ibu hamil, menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian janin yang terdapat pada fundus.
Leopold 2, menentukan batas samping rahim
kanan dan kiri, menentukan letak punggung
janin dan pada letak lintang, menentukan letak
kepala janin. Leopold 3, menentukan bagian
terbawah janin dan menentukan apakah bagian
terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas
panggul atau masih dapat digerakkan. Leopold 4,
pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh
bagian terbawah janin masuk ke pintu atas panggul
(Mochtar, 2011).
4) Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin : Selama persalinan, kadar hemoglobin
mengalami peningkatan 1,2 gr/100 ml dan akan
kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari
pertama pasca partum jika tidak kehilangan darah yang
abnormal (Varney, dkk, 2007).
b) Cardiotocography (CTG): Bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin.
c) USG: Pada akhir trimester III menjelang persalinan,
pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan
presentasi janin, kecukupan air ketuban, tafsiran berat
janin, denyut jantung janin dan mendeteksi adanya
komplikasi (Mochtar, 2011).
17
d) Protein Urine dan glukosa urine : Urine negative untuk
protein dan glukosa .
c. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Perumusan diagnosa persalinan disesuaikan dengan
nomenklatur kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia
kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif dan janin
tunggal hidup. Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi
ibu. Rasa takut, cemas, khawatir dan rasa nyeri merupakan
permasalahan yang dapat muncul pada proses persalinan
(Varney, dkk, 2007).
d. Perencanaan
Perencanaan Rencana tindakan disusun berdasarkan
prioritas masalah dan kondisi ibu, tindakan segera, tindakan
antisipasi dan
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan
dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidence based kepada ibu.
19
f. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian
dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta
ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi ibu.
1) Kala I
Telah dilakukan pengawasan menggunakan partograf,
meliputi ukur tanda - tanda vital ibu, hitung denyut jantung
janin, hitung kontraksi uterus, lakukan pemeriksaan dalam,
serta catat produksi urine, aseton dan protein (WHO, 2013).
a) Ibu bersedia untuk makan dan minum sebagai upaya
persiapan kelahiran bayi.
b) Ibu memilih untuk jalan - jalan terlebih dahulu lalu
berbaring dengan posisi miring ke kiri.
c) Ibu bersedia untuk buang air kecil secara mandiri.
d) Suami ibu dan atau anggota keluarga ibu telah
mendampingi ibu selama proses persalinan.
e) Ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi dengan
benar.
f) Telah diberikan sentuhan, pijatan, counterpressure,
pelvic rocking, kompres hangat dingin pada punggung,
berendam dalam air hangat maupun wangi - wangian
pada ibu, ibu dapat melakukan teknik relaksasi dengan
menarik napas panjang dengan baik dan benar serta ibu
merasa nyaman.
g) Ibu maupun keluarga telah mendapatkan informasi
mengenai perkembangan dan kemajuan persalinan.
2) Kala II
a) Ibu memilih posisi setengah duduk untuk melahirkan bayinya.
b) Ibu mengerti dan dapat meneran dengan benar.
c) Bayi lahir jam 10.00 WIB menangis kuat dengan jenis kelamin
laki
-laki (Hanya sebagai contoh).
20
3) Kala III
Plasenta lahir spontan dan lengkap pada jam 10.10 WIB
dengan luka padajalan lahir (Hanya sebagai contoh).
4) Kala IV
a) Luka pada jalan lahir telah didekatkan dengan teknik
penjahitan jelujur dan benang cromic.
b) Ibu bersedia untuk disibin, istirahat, makan dan minum.
c) Observasi kala IV telah dilakukan sesuai dengan standar
asuhan persalinan normal.
g. Dokumentasi
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara
lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan atau
kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam
bentuk SOAP.
1) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.
2) O adalah data obyektif, mencatat hasil - hasil pemeriksaan
terhadap klien.
3) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.
4) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan, seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan.
21
Isu Terkini dalam praktik kebidanan yang sangat fenomenal
adalah lotus birth yang membuat Robin Lim mendapat penghargaan yang
membanggakan sejawat di seluruh dunia. Lotus Birth, atau tali pusat yang
tidak dipotong, adalah praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem
dan lahir secara utuh, dari pada ikut menghalangi proses fisiologis normal
dalam perubahan Wharton’s jelly yang menghasilkan pengkleman internal
alami dalam 10-20 menit pasca persalinan.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya penyatuan
atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi,
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode Lotus birth dapat direkomendasikan sebagai salah satu metode
persalinan normal karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan
Kesehatan bayi baru lahir.
3.2 Saran
Diharapkan sebagai tenaga Kesehatan khususnya bidan harus mengetahui
bagaimana proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut
sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan bayi
baru lahir yang sehat.
Dan hapan lainnya yaitu banyak Peneliti selanjutnya yang dapat
menggali lebih dalam lagi tentang manfaat lotus birth terhadap kesehatan ibu dan
bayi ditinjau dari aspek fisik, psiko, sosial dan spiritual.
26
DAFTAR PUSTAKA
Satino dan Yuyun. 2015. Pengaruh Metode Persalinan Lotus Terhadap Adaptasi