PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teoritis
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. “S” dari tanggal 06 sampai 08
mei 2019 dengan masalah utama halusinasi penglihatan dan pendengaran di ruang
Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Pembahasan pada kasus ini mulai
A. Pengkajian
dihadapi klien. Adapun data yang ditentukan pada Ny. “S” penulis uraikan
sosok kuntilanak, klien mengatakan melihat bayangan itu saat melamun, klien
mengatakan sering melihat bayangan itu 2-3 kali sehari, klien mengatakan
sering mendengar suara yang isinya suara gemuruh, suara pesawat, dan kadang
suara yang menganggunya. Data objektif klien terlihat ketakutan pada sesuatu
yang tidak jelas, klien tampak menunjuk-nunjuk ke arah tertentu, suara itu
klien kacau dan tidak masuk akal, dan terkadang klien terdiam di tengah
66
pembicaraan lalu menutup telinganya, afek klien terlihat tidak sesuai, klien
terlihat tertawa sendiri tanpa ada sesuatu yang lucu, ekspresi emosi yang
terlihat tidak sesuai dengan emosi yang dikatakan klien, dan terkadang klien
sendiri, saat di ajak bicara klien tidak mudah fokus, mudah beralih, klien tidak
karena klien sudah dengan resiko perilaku kekerasan dimana harga diri rendah
B. Diagnosa keperawatan
pada klien dengan masalah haalusinasi, isolasi sosial dan Resiko perilaku
pendengaran, Harga diri rendah, Isolasi sosial, Defisit perawatan diri, Resiko
efektif, koping individu tidak efektif, dan gangguan proses fikir. Dari beberapa
67
Adapun diagnosa yang terdapat pada kasus namun tidak dalam teori yaitu
tidak efektif, dan gangguan proses fikir dikarenakan pada saat pengkajian data
ini dapat didukung oleh data-data yang menunjang, dalam masalah ini penulis
C. Rencana Keperawatan
Pada tahap perencanaan tindakan keperawatan yang disusun pada Ny. “S”
meliputi tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan sesuai dengan masing-
menyusun rencana tindakan sesuai teori yang ada, kemudian sebelum sebelum
keperawatan (SPTK) sesuai tujuan yang ingin dicapai sehingga tidak adannya
kesenjangan antara teori dan kasus dengan perencanaan yang dilakukan oleh
penulis.
tidak ada anggota yang membesuk klien. Namun penulis dapat faktor
68
mengenai kondisi klien selama di rawat. Rencana keperawatan sesuai diagnosa
D. Implementasi
dapat menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi,
perawat sebelumnya.
Harga diri rendah klien dapat merapikan tempat tidur, klien tampak menilai
kerjanya, klien tampak senang dengan kerjanya. SP 1 Isolasi sosial klien dapat
Isolasi sosial klien dapat berkenalan dengan perawat dan orang lain. SP 1
Defisit perawatan diri dapat menyebutkan alat dan cara perawatan diri, SP 1
Resiko perilaku kekerasan klien merasa lebih tenang setelah latihan nafas
dalam.
69
E. Evaluasi
Adapun hasil evaluasi pada Ny. “S” yaitu Halusinasi penglihatan dan
karena klien dapat merapikan tempat tidur, klien menilai kerjanya dan senang
1 hingga SP 2 tercapai karena klien ingin berkenalan dengan orang lain lebih
tercapai karena klien dapat menyebutkan alat dan cara perawatan diri. SP
70