PENDAHULUAN
yang panjang, Koperasi di Indonesia baru dikenal sekitar awal abad kedua puluh
dan mulai berkembang pesat setelah merdeka dari bangsa penjajah tahun 1945.
Begitupun dengan negara Asia lainnya yaitu Korea Selatan yang sama seperti
Indonesia, perkembangan koperasi dikenal sekitar awal abad kedua puluh dan
setelah merdeka dari bangsa penjajah tahun 1948.1 Sejarah singkat gerakan
koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari
usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat
ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama,
secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia
sesamanya.
banyak mengalami hambatan untuk berkembang lebih maju salah satunya yaitu
banyak koperasi yang dibubarkan yang terjadi pada pergantian dari masa orde
lama ke orde baru, sehingga koperasi mengalami peningkatan dan penurunan atau
1
Revrisond Baswir, 1997, Koperasi Indonesia, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, h. 22
1
2
prinsip koperasi juga sebagai gerakan ekonmi rakyat yang berdasar atas asas
pembagian sisa hasil usaha atau biasa disingkat (SHU) yang dilakukan secara adil
yang setara dengan jumlah jasa usaha setiap anggota dalam koperasi tersebut,
perkoperasian serta kerjasama antar koperasi. Disamping itu hal yang paling
penting dalam operasionalnya suatu usaha, baik itu usaha perorangan, usaha
kecil atau usaha berskala besar. Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya
disebut SIUP adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
2
Muhammad Firdaus & Agus Edhi Susanto, 2004, Perkoperasian: Sejarah, Teori, & Praktek,
Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, h. 23
3
Didin S. Damanhuri, 1987, Mencari Paradigma Ekonomi Indonesia, Penerbit P.T. Alumni,
Bandung, h. 10
3
Namun dari beberapa koperasi simpan pinjam yang ada belum sepenuhnya
mengantongi izin usaha. Berdasarkan berita harian yang dimuat dalam surat kabar
158 Koperasi yang tidak berizin khususnya di Bali terdapat sebanyak 23 unit dan
sebagian besar merupakan unit simpan pinjam dan baru 20 persen yang
tidak dapat dilakukan tanpa melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas,
mengingat keterbatasan pemerintah. Koperasi yang belum memiliki izin usaha ini
memiliki legalitas yang sah dan menyulitkan para nasabah serta orang lainnya
untuk meminjam modal dengan rasa aman. Salah satu alasan mengapa pihak
koperasi tidak mencarikan izin ini adalah karena proses pembuatan izin memakan
waktu yang cukup panjang, persyaratan yang banyak terkesan berbelit, tidak
transparan dan biaya administrasi. Hal ini memberikan dasar pemikiran bagi
kelembagaan baru yang dikenal dengan One Stop Service. Proses perizinan yang
usaha sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah kota
Denpasar.
4
https://money.kompas.com/read/2019/11/03/201700326/pemerintah-temukan-158-koperasi-
tak diakses pada tanggal 9 April 2020 pada pukul 11.15
4
Inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau
dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang
akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan
Untuk keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan
yang terkait.
Simpan Pinjam oleh Koperasi Pasal 33 ayat (2) menyatakan bahwa “koperasi
yang pada saat pengesahan badan hukum belum memiliki izin usaha simpan
tanggal berlakunya peraturan ini.” Disamping itu dalam Peraturan Gubernur Bali
Koperasi, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pasal 32 ayat (1) menjelaskan
bahwa “koperasi yang mempunyai usaha simpan pinjam, wajib mengajukan surat
tersebut menegaskan bahwa setiap koperasi usaha simpan pinjam wajib untuk
menyelenggarakan izin usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah yang
melaksanakan sebuah sistem pelayanan terpadu satu pintu sesuai izin usaha yang
dilakukan. Sehubungan dengan uraian diatas maka mengenai hal ini penulis
memiliki inisiatif untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam lagi tentang
DENPASAR”.
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
akan dibahas agar tidak terjadi penyimpangan terhadap pembahasan materi dari
berikut:
6
berbeda. Dari beberapa penelitian yang ditelusuri berkaitan dengan penelitian ini
Pinjaman Di pelaksanaan
sudah sesuai
dengan Akta
Perjanjian ?
7
2. Bagaimana cara
penyelesiaian
apabila
wanprestasi ?
2. Kepastian Hukum
Yoga Alexandre Rosera 1. Bagaimana
kegiatan
Perkoprasian dan
belum melakukan
penyesuaian
Anggaran dasar ?
2. Bagaimanakah
Pelaksanaan
kegiatan
perekonomian
yang didirkan
8
berdasarkan
Undang-Undang
Nomor 17 Tahun
2012 Tentang
perkoperasian
setelah putusan
Mahkamah
Konstitusi ?
dalam hal ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas. Perbedaan yang dapat
dilihat yaitu pada bagian judul, ruang lingkup permasalahan, serta lokasi
Adapun terdapat tujuan khusus dari penulisan skripsi ini yaitu untuk
koperasi simpan pinjam di kota denpasar dan kendala yang dihadapi dalam
Denpasar.
tersebut.
Dalam penyelesiaian skirpsi ini adapun landasan teori yang digunakan penulis
antara lain :
1945, dirumuskan dengan tegas dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan :
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Untuk dapat disebut sebagai negara
hukum maka harus memiliki dua unsur pokok yakni adanya perlindungan Hak
Asasi Manusia serta adanya pemisahan dalam negara. 5 Negara hukum Indonesia
dipisahkan dari diskursus hukum, moral, dan politik. Bahkan literatur sejarah
5
Kusnardi dan Bintang R. Saranggih, 2000, Ilmu Negara, Edisi Revisi, Cet 4, Gaya Media
Pratama, Jakarta, h. 132
11
masyarakatnya.7
Negara Hukum Indonesia adalah suatu negara dengan nurani atau negara
yang memiliki kesadaran dan kepedulian. Negara hukum Indonesia bukan negara
sewaktu-waktu kita perlu berani membebaskan diri dari logika strukturasi hukum
6
Faisal, 2015, Ilmu Hukum Sebuah Kajian Kritis, Filsafat, Keadilan, dan Tafsir, Thafa
Media, Yogyakarta, h. 86
7
Ibid, h. 89
8
Ibid, h. 97
9
Satjipto Rahardjo, 2006, Hukum Dalam Jagat ketertiban, UKI Press, Jakarta, h. 5
12
dan politik yang liniaer demi mencapai tujuan kemanusiaan yang lebih tinggi,
Sistem hukum merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa unsur
yang mempunyai interaksi satu sama lainnya dan bekerja sama untuk mencapai
bergantung pada:12
hukum tergantung pada tiga unsur sistem hukum, yakni struktur hukum (legal
structure), substansi hukum (legal substance) dan budaya hukum (legal culture).
yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan baik. Hukum
10
Ibid, h. 92
11
Mokhammad Najih dan Soimin, 2014, Pengantar Hukum Indonesia, Setara Press, Malang,
h. 71
12
Lawrence M. Friedman, 2009, Sistem Hukum: Perspektif Ilmu Sosial (The Legal System A
Social Science Perspective), Nusamedia, Bandung, h. 32
13
tidak berjalan dengan baik apabila tidak ada aparat penegak hukum yang
sistem substansial yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan.
Sebagai Negara yang menganut sistem civil law system atau sistem eropa
tercipta budaya hukum yang baik pula dan dapat merubah pola pikir masyarakat
mengenai hukum. Jika masyarakat sadar akan peraturan tersebut dan mau
tersebut.
Secara etimologi, koperasi berasal dari kata dalam bahasa inggris, yaitu
cooperatives yang merupakan gabungan dua kata co dan operation. Dalam bahasa
Belanda disebut cooperatie, yang artinya adalah kerja bersama. Sedangkan, dalam
orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai
koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. Asas
adalah prinsip atau dasar atau suatu yang menjadi tumpuan berpikir.
Maulisa Benemay yang berjudul “Hukum Koperasi Indonesia”, juga ada beberapa
agama.
15
koperasi.
atau menambah modal dari sumber luar, koperasi harus tetap dikendalikan
gerakan kerja sama dengan struktur koperasi local, nasinal, dan internasional.
merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. 15
empiris, hal tersebut dikarenakan mendekati masalah dari peraturan yang berlaku
dan kenyataan yang ada pada masyarakat. Yuridis empiris adalah suatu penelitian
yang beranjak dari kesenjangan-kesenjangan das solen (teori) dengan das sein
(kenyataan atau praktek), kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
masyarakat yang penulis cari dan amati secara metodis untuk dijadikan
15
Hamid Darmadi, 2014, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Alfabeta, Bandung, h. 40
16
H. Zainuddin Ali, 2016, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Cet. VIII, Jakarta,
(selanjutnya disingkat Zainuddin Ali I), h. 30
17
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penulisan Hukum, Cetakan ke-4, Kencana, Jakarta, h. 97
17
daerah tertentu. Penelitian deskriptif ini dapat memperkuat teori yang sudah ada
Data yang gunakan dalam penulisan skirpsi ini ialah bersumber dari :
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama,
2. Data Sekunder Data sekunder adalah suatu data yang diperoleh melalui
permasalahan penelitian.21
18
Amiruddin & Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajawali
Pers, h. 31
19
H. Zainuddin Ali I, op.cit, h. 47
20
Ibid, h. 54
21
Peter Mahmud Marzuki, op.cit, h. 141
18
hukum.22
1. Teknik Wawancara
3. Teknik observasi/pengamatan
langsung dan pencatatan secara sistematis terh adap obyek yang akan
langsung.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan yaitu teknik non probality
sampling. Dimana proses pengambilanya tidak ada ketentuan pasti sampai sejauh
mana sample yang diambil, pengunaan teknik ini agar memperoleh subyek-
22
H. Zainuddin Ali I, op.cit, h. 54
23
Dermawan Wibisono, 2013, Panduan Menyusun Skripsi, Tesis dan Desertasi, Andi offset,
Yogyakarta, h. 51
19
Teknik analisis data baru dapat dilakukan apabila data primer dan
sekunder terkumpul, terdapat dua model analisis dalam penelitian ilmu hukum
empiris, yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif yang diterapkan pada
penelitian yang bersifat eksploratif dan diskriptif. Sementara itu, jika sifat data
yang dikumpulkan hanya sedikit dapat menggunakan analisis data kualitatif yang
bersifat monograis atau berbentuk kasus sehingga tidak dapat tersusun didalam
dipakai untuk penerapan secara mendalam pada penelitian yang telah dibuat.
BAB II
PINJAM
2.1 Perizinan
usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin
ialah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum
administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga.24 Selain itu izin juga
Terdapat juga pengertian izin dalam arti sempit maupun luas :25
a) Izin dalam arti luas yaitu semua yang menimbulkan akibat kurang
lebih sama, yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenaan untuk
1) Larangan
24
Philipus M. Hadjon, 1993, Pengantar Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya, h. 2
25
Ibid
26
Y. Sri Pudyatmoko, 2009, Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, Grasindo, Jakarta,
h. 17
20
21
Terdapat istilah lain yang memiliki kesejajaran dengan izin yaitu :27
antara lisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak dan kewajiban
yang berwenang, yang isinya atau substansinya mempunyai sifat sebagai berikut :
27
Ridwan HR, 2010, Hukum Administrasi Negara Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta h. 196
22
1. Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang
penerbitnya tidak terkait pada aturan dan hukum tertulis serta organ yang
3. Izin bersifat terikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang
penerbitnya terikat pada aturan dan hukum tertulis dan tidak tertulis serta
mengaturnya.
tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa berlakuknya
relative pendek.
berkaitan kepadanya.
6. Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya tergantung pada
7. Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya tergantung pada
Sesuai dengan sifat nya, yang merupakan bagian dari keputusan, izin
selalu dibutat dalam bentuk tertulis. Sebagai keputusan tertulis, secara umum izin
surat dan penandataganan izin akan nyata organ mana yang memberikan izin.
Pada umum nya pembuat aturan akan menunjuk organ berwenang dalam sistem
perizinan, organ yang paling bakal mengenai materi dan tugas bersangkutan, dan
2. Yang di Alamatkan
Izin ditujukan pada pihak yang berkepentingan. Biasanya izin lahir setelah
izin dialamatkan pula kepada pihak yang memohon izin. Ini biasanya dialami
orang atau bdan hukum. Dalam hal-hal tertentu, keputusan tentnag izin juga
3. Diktum
28
Adrian Sutedi, 2011, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 173
24
memuat uraian sejelas mungkin untuk apa izin itu diberikan. Bagian keputusan
berisi izin ini. Ketentuan-ketentuan ialah kewajiban yang dapat dikaitkan pada
dengan menunjukkan batas-batas dalam waktu, tempat atau dengan cara lain.
5. Pemberian Alasan
6. Pemberitahuan-Pemberitahuan Tambahann
25
dan perancang masyarakat adil dan makur itu dijelmakan. Mengenai tujuan
pada monumen-monumen);
padat penduduk);
29
Ridwan HR, op.cit, h. 209
30
Y. Sri Pudyatmoko, op.cit, h. 11
26
mutlak untuk dimiliki. Izin tersebut merupakan syarat bagi para pelaku usaha
suatu kegiatan khusus dalam lapangan perdagangan, yang salah satunya dapat
berbentuk perusahaan yaitu setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis
usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta
mengantongi surat izin dari pemerintah. Menurut Siswosoediro Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) adalah izin yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan, baik
yang berbadan hukum resmi maupun perorangan yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan. Tujuan dari kepemilikan SIUP ini adalah agar usaha perdagangan
kemudian hari.32 Hal ini dilakukan sebagai legitimasi dari perusahaan yang
didirikan. Permohonan izin mendirikan usaha ini tidak hanya bagi perusahaan
yang melakukan perdagangan lintas batas dan usaha yang berskala besar, tetapi
juga bagi perusahaan regional dan berskala kecil. Dalam usaha perdagangan besar
31
Abdul Kadir Muhammad, 1995, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Cet. III, Citra
Aditya Bhakti, Bandung, h. 277
32
Siswosoediro, 2008, Panduan Praktis Mengurus Izin Usaha, Pustaka Grhatama,
Yogyakarta, h. 40
27
yang melampaui batas area negara maupun usaha perdagangan kecil, SIUP ini
(SIUP), Pasal 1 ayat (4) memberikan pengertian “Surat Izin Usaha Perdagangan
yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan
kegiatan usaha perdagangan.” Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat
izin yang diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha
Dapat disimpulkan pengertian dari SIUP adalah Surat Izin untuk dapat
kecil, SIUP menengah dan, SIUP besar”. Dalam Pasal 2 ayat (3) Peraturan Daerah
33
Anton Yudi Setianto, 2008, Panduan Lengkap Mengurus Segala Dokumen (Perizinan,
Pribadi, Keluarga, dan Bisnis), Pranita Offset, Jakarta, h. 79
28
Kota Denpasar Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Surat Izin Usaha Perdagangan
dengan nilai Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
b. Perusahan dengan modal disetor dan kekayaan bersih (Netto) diatas Rp.
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
diatas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
2.3 Koperasi
yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hokum Koperasi, untuk
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.Dilihat dari segi bahasa, secara
umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan
aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam bahasa inggris dikenal istilah
30
co dan operation, yang mengandung arti bekerja bersama dengan orang lain untuk
Pengertian lainnya kata-kata Latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan
Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Co dan Operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan
istilah Cooperative Vereneging yang berarti bekerja dengan bersama orang lain
istilah ekonomi sebagai Kooperasi yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi
yang dikenal dengan istilah “Koperasi”, yang berarti organisasi ekonomi dengan
keanggotaan yang bersifat sukarela.37 Oleh karena itu koperasi dapat didefinisikan
sebagai berikut :
oleh siapa pun, bersifat suka rela, netral terhadap aliran, isme dan
agama.
34
Arifinal Chaniago, 1997, Perkoperasian Indonesia, PT. Angkasa, Bandung, h. 1
35
RT. Sutantya Rahardja Hadikusumah, 2001, Hukum Koperasi Indonesia, Rajagrafindo
Persada, Jakarta, h. 1
36
Andjar Pachta, 2008, Hukum Koperasi Indonesia Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan
Modal Usaha, Badan Penerbit FH UI, Jakarta, h. 15
37
Ibid
31
suatu keluarga bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama adalah
demikian suatu usaha bersama untuk bisa disebut sebagai koperasi haruslah
tidak boleh ada paksaan, tidak boleh ada intimidasi maupun campur
tangan luar yang tidak ada sangkut pautnya dengan soal dalam
koperasi.
anggotanya dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan karya dan
38
R.T Sutantya Rahardja Hadhikusuma, op.cit, h. 2
32
pada Bab 1 ketentuan umum pasal 1 bagian 1, dinyatakan bahwa koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari definisi
1. Adalah suatu badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai suatu
anggota.
siapa pun dan bersifat terbuka, yang berarti tidak ada pembatasan
balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota adalah
terbatas. Artinya, tidak melebihi suku bunga yang berlaku dipasar dan
satu sasarannya adalah koperasi. Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat adil
dan makmur, koperasi tidak lepas pula dari landasan hukum sebagai landasan
Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Asas kekeluargaan ini adalah asas yang
memang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan telah berurat
34
Jenis Koperasi Dalam ketentuan pasal 18 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992
dinyatakan bahwa koperasi wajib mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang
sesuai dengan jenis Koperasi dan harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar.
Kemudian dalam penjelasan Pasal 83, mengenai jenis koperasi yang berdasarkan
pendekatan lapangan usaha dan tempat tinggal para anggotanya diuraikan seperti
a. Koperasi Konsumen
Konsumen yang dimaksud ialah mereka yang membeli suatu barang/jasa tertentu
pemakai/konsumen langsung dan bukan untuk diolah lebih lanjut menjadi suatu
40
Pandji Anoraga, 2007, Dinamika Koperasi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, h. 22
35
produk yang akan diperdagangkan). Karena itu maka posisi badan usaha koperasi
b. Koperasi Produsen
sekaligus sebagai pembeli input dan/ atau penjual output barang/jasa yang
usaha koperasi produsen adalah penyediaan input produksi, pemasaran output dan
informasi.
c. Koperasi Jasa
Koperasi Angkutan, Koperasi Jasa Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, dan lain-
lain.
dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara
mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
BAB III
simpan pinjam pada koperasi yang berada di wilayah Denpasar maka dari itu
dibuatkanlah norma yang timbul dari pandangan mengenai apa yang dianggap
baik atau buruk.41 Menggunakan dasar hukum yang ada sebagai suatu upaya
menegakkan pelaksanaan izin usaha simpan pinjam ini. Dilihat dari Peraturan
Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2018 Tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi pada Pasal 3 ayat
(1) mengatur mengenai bentuk perizinan yang diatur, meliputi : Izin Usaha dan
Izin Operasional. Kemudian ayat (2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a yaitu Izin Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, yang terdiri atas :
(USP); dan
41
Soerjono Soekanto Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja Grafindo,
Jakarta, h. 2
36
37
Pada Pasal 4 Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
(1) Izin Usaha simpan pinjam Koperasi diberikan kepada KSP atau USP.
simpan pinjam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib
Koperasi, pada bank uraura untuk KSP dan bank syariah untuk
KSPPS;
USPPS Koperasi.
dan
khususnya di Pasal 18 mengenai masa berlaku izin yang berbunyi Izin Usaha
dan/atau Izin Operasional berlaku selama badan hukum Koperasi berdiri dan
mengacu pada Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Pinjam Koperasi, berikut adalah syarat yang harus dipenuhi masyarakat yang
sebagai berikut :
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Denpasar,
3. Foto Copy Surat Setoran modal dalam bentuk Tabungan di Bank Umum
(untuk Koperasi Baru) atas nama koperasi dan atau salah satu pengurus
8. Neraca yang sudah disahkan pada saat RAT Tahun Buku terakhir
41
Koperasi
dan pelatihan DPS dari DSN MUI bagi KSPS dan USPS koperasi
16. IMB
Adapun tata cara penerbitan izin sesuai Peraturan Menteri Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018 dilihat
dalam Pasal 8 ayat (1) Persyaratan Izin Usaha dan Izin Operasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 7 berlaku sebagai Komitmen yang
harus dipenuhi sebelum Izin Usaha simpan pinjam koperasi diterbitkan kemudian
pada ayat (2) Pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
lengkapnya berkas pendaftaran izin usaha simpan pinjam masuk pada tahap
(2) Cara mengakses laman OSS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
koperasi.
diakses secara online. Selanjutnya penerbitan izin usaha atau izin operasional ini
diperoleh sebagaimana bunyi Pasal 12 ayat (1) Izin Usaha dan/atau Izin
dimaksud dalam Pasal 8. Pemenuhan komitmen ini terdapat dalam ayat (2)
Tahap terakhir untuk dapat mengetahui proses pendaftaran izin usaha simpan
Izin Usaha dan/atau Izin Operasional diterbitkan oleh Lembaga OSS berdasarkan
3.3 Kelembagaan Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota
Denpasar
berinteraksi antara satu dengan lainnya dalam mencapai suatu tujuan bersama.
ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, aturan formal
maupun non-formal dan kode etik untuk bekerja sama demi mencapai tujuan yang
diinginkan.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki peran penting
mengenai perizinan usaha simpan pinjam dalam koperasi adalah bagian dari
Kepala Bidang Bina Lembaga Koperasi dan. Kepala Bidang Bina Usaha Koperasi.
Berikut adalah Susunan Organisasi Kepala Bidang pada Dinas Koperasi, Usaha
Terbentuknya Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini tentu
pejabat umum harus bertumpu pada kewenangan yang sah. Setiap perbuatan
pemerintah harus bertumpu pada suatu kewenangan yang sah, seorang pejabat
untuk melakukan hubungan dan perbuatan hukum.43 Oleh karena itu, kewenangan
yang sah merupakan atribut bagi setiap pejabat ataupun lembaga manapun. Dalam
daerahnya.44
Tugas Bidang Bina Lembaga Koperasi diatur pada Pasal 236 ayat (1)
42
S. Prajudi Atmosudirjo, 1995, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 74
43
SF. Marbun, 1997, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta, h. 154
44
Ridwan HR, op. cit, h. 72
45
pelaksanaan tugas;
Lembaga Koperasi sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab yang
ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat dijalankan efektif dan efisien;
sebagai patner kerja Dinas koperasi dan Usaha Mikro Kecil Dan
telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana yang akan
datang;
maupun tertulis.
Adapun Seksi pada Bidang Bina Lembaga Koperasi yang tercantum pada
Tugas Bidang Bina Usaha Koperasi diatur pada Pasal 239 ayat (1)
Usaha Koperasi sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawab yang
ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat dijalankan efektif dan efisien;
Bidang Bina Usaha Koperasi sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku
datang;
maupun tertulis.
Adapun Seksi pada Bidang Bina Usaha Koperasi yang tercantum pada
DENPASAR
penerapan dari suatu hukum tidak efektif sehingga tidak tercapainya tujuan dari
adanya norma tersebut. Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota
Pinjam Koperasi. Dalam hal ini masih terdapatnya masyarakat yang melakukan
di Kota Denpasar.
artinya mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi persyaratan, yaitu berlaku
yuridis, berlaku sosiologis, dan berlaku filosofis. Oleh karena itu, faktor-faktor
49
50
5. Kebudayaan.
1. Hukum Sendiri
Dalam teori-teori ilmu hukum, dapat dibedakan tiga macam hal tentang
berlakunya hukum sebagai kaidah. Hal itu dilanjutkan sebagai berikut :46
tetapi tidak diterima oleh masyarakat (teori kekuasaan) atau kaidah itu
2. Penegak Hukum
ruang lingkup yang sangat luas, sebab menyangkut petugas pada strata atas,
ada ?
masyarakat ?
penting dalam memfungsikan hukum. Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas
penegak hukum rendah maka akan ada masalah. Demikian pula sebaliknya,
timbul masalah-masalah.
3. Sarana / Fasilitas
penegaknya baik, akan tetapi fasilitas kurang memadai, maka penegakan hukum
47
Ibid, h. 63
48
Ridwan HR, op.cit, h. 294
52
bagaimana polisi dapat bekerja dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan
penting. Memang sering terjadi bahwa suatu peraturan sudah difungsikan, padahal
2 apa yang sudah ada, dipelihara terus agar setiap saat berfungsi;
waktu pengadaannya;
4. Warga Masyarakat
49
H. Zainuddin Ali II, op.cit, h. 64
53
5. Budaya
Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 51 Sama seperti faktor
masyarakat, oleh karena itu, masalah sistem nilai-nilai yang menjadi inti
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Denpasar yaitu Drs. I
dibentuk pada tahun 2015 yaitu Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Simpan Pinjam Oleh Koperasi kemudian pada tahun 2016 serentak Dinas
memberikan sosialisasi serta arahan dan himbauan bagi masyarakat yang memiliki
usaha koperasi agar segera mengurus izin simpan pinjamnya. Berdasarkan data
yang didapat pada tahun 2015 sampai 2019 ada 1082 koperasi di Kota Denpasar
kemudian yang memiliki izin usaha simpan pinjam 377 koperasi sedangkan
sisanya sebanyak 705 koperasi belum mengurus izin simpan pinjam. Adapun data
koperasi aktif di tahun 2019 ini sebanyak 898 koperasi dari 1082 koperasi yang
ada di Kota Denpasar sedangkan sisanya sebanyak 190 koperasi sudah tidak aktif
Tahun
No Indikator Satuan
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Koperasi Aktif Unit 970 1004 1049 1062 1058 898
2 Jumlah Seluruh Koperasi Unit 1056 1090 1128 1064 1079 1082
Hukum sebagai salah satu aspek kehidupan manusia yang tumbuh dan
masyarakat itu ditunjang oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang akan
Pengembangan Usaha Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota
Denpasar yaitu Ni Made Astiani, S.ST menyatakan pelaksanaan izin usaha simpan
pinjam ini baik dari dalam Peraturan Menteri dan Peraturan Perundang-Undangan
lainnya ini sudah sangat jelas mengenai peraturannya namun tidak memiliki
larangan yang mengikat dan memberi efek jera. Sehingga banyaknya masyarakat
yang masih malas untuk mengurus izin usaha simpan pinjamnya tersebut. Selain
usahanya ini bisa secara online. Untuk penegak hukumnya juga sudah berperan
yang memiliki usaha koperasi namun tidak memiliki izin usaha simpan pinjam
yaitu masih banyak koperasi yang belum mengurus izin usaha simpan pinjam
dari wawancara yang didapat dari 1082 koperasi yang ada di Kota Denpasar
yang baru memiliki izin usaha simpan pinjam hanya 377 koperasi sedangkan
sisanya sebanyak 705 koperasi belum mengurus izin usaha simpan pinjam.
serta kesadaran akan hukum yang sudah ditetapkan. Contohnya masih banyak
koperasi yang belum memiliki izin usaha simpan pinjam sehingga dapat
untuk segera mengurus izin akan tetapi kenyataannya dilapangan masih banyak
usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan.
Upaya juga dapat berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan mencari jalan keluar.55 Adapun jenis-jenis upaya yang ada
55
Depdikbud, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h. 1250
56
Dyah Adriantini Sintha Dewi, (2012), Konsep Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju
Kemakmuran Masyarakat, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang,
https://www.neliti.com/publications/23268/konsep-pengelolaan-lingkungan-hidup-menuju-
kemakmuran-masyarakat, h. 6, diakses pada tanggal 26 Februari 2020 Pukul 07.35
57
dan Menengah Kota Denpasar yaitu Ni Made Astiani, S.ST menuturkan bahwa
ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kendala dalam
Upaya Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Denpasar
dilakukan dalam pemberitahuan untuk segera mengurus izin usaha simpan pinjam
Usaha Perdagangan (SIUP) dan Nomor Induk Koperasi (NIK). Selain itu
57
Dyah Adriantini Sintha Dewi, loc.cit
58
Phillipus M. Hadjon, 2005, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada
University Press, Surabaya, h. 75
58
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan dari penulisan skripsi ini, antara lain
sebagai berikut :
pelaksanaan izin usaha simpan pinjam ini. Dilihat dari Peraturan Menteri
Tahun 2018 Tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi pada Pasal
3 ayat (1) mengatur mengenai bentuk perizinan yang diatur, meliputi Izin
Usaha dan Izin Operasional. Adapun tata cara penerbitan izin sesuai
59
60
masih banyak koperasi yang belum memiliki izin usaha simpan pinjam
5.2 Saran
2. Pemerintah yang dalam hal ini adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil