Oleh:
Nama : Veronika
NIM : 2017.C.09a.0912
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Veronika
NIM :2017.C.09a.0912
ProgramStudi : SarjanaKeperawatan
Pembimbing Akademik
Rimba Aprianti,S.Kep.,Ners.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua ProdiSarjanaKeperawatan PembimbingAkademik
MeilithaCarolina,Ners.,M.Kep. RimbaAprianti,S.Kep.,Ners.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. Z Dengan Diagnosa CKD On HD di
ruangHemodialisa”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi
kasus ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutamakepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
PalangkaRaya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tinjauan Umum 3
1.4 Tinjauan khusus 3
1.4 Manfaat 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1KonsepPenyakit
2.1.1Anatomi Fisiologi 5
2.1.2 Definisi 9
2.1.3 Etiologi 9
2.1.4.Patofisiologi 10
2.1.6 ManifestasiKlinis 10
2.1.7 Komplikasi 12
2.1.8 PemeriksaanPenunjang 13
2.1.9 PenatalaksanaanMedis 15
2.2 Cara kerja Cara Kerja AlatHemodialisa 16
2.3 ManajemenAsuhanKeperawatan 18
ii
1.1 LatarBelakang BAB 1
PENDAHULUAN
1 2
juga harus dipilih jangan sampai meracuni ginjal , protein harus dikurangi sampai
batas tertentu ,rendah garam dan potasium , untuk karbohidrat dapat lebih leluasa
diberikan. Dialisis mungkin diperlukan sebagai tatalaksana gagal ginjal.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirumuskan masalah
“Bagaimana laporan pendahuluan dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis Gagal ginjal kronik dan akut di ruang Hemodialisa?”.
1.3 TujuanUmum
Tujuan umum penyusunan dan penulisan laporan studi kasus adalah untuk
menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan dengan diagnosa
medis Gagal ginjal kronik dan akut di ruang Hemodialisa.
1.3.1 TujuanKhusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan diagnosa medis
Gagal ginjal kronik danakut.
2. Menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan diagnosa medis Gagal
ginjal kronik danakut.
3. Membuat intervensi keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Gagal
ginjal kronik dan akut dengan diagnosakeperawatan.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Gagal
ginjal kronik danakut.
5. Melakukan evaluasi pada klien dengan diagnosa medis Gagal ginjal kronik
danakut.
6. Mampu membuat dokumentasi tindakan pada klien dengan diagnosa medis
Gagal ginjal kronik danakut.
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Secara teoritis, penulisan ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan
pemikiran mau pun sebagai rujukan referensi bagi para perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Gagal ginjal
kronik danakut.
1.4.2 Praktis
1. Bagi ProfesiKeperawatan
4
Anatomi ginjal menurut price dan Wilson (2016), ginjal merupakan organ
berbentuk seperti kacang yang terletak pada kedua sisi kolumna vertebralis.Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tekanan ke bawah oleh
hati.Katub atasnya terletak setinggi iga kedua belas.Sedangkan katub atas ginjal kiri
terletak setinggi iga kesebelas.Ginjal dipertahankan oleh bantalan lemak yang tebal
agar terlindung dari trauma langsung, disebelah posterior dilindungi oleh iga dan
otot-otot yang meliputi iga, sedangkan anterior dilindungi oleh bantalan usus yang
tebal.Ginjal kiri yang berukuran normal biasanya tidak teraba pada waktu
pemeriksaan fisik karena dua pertiga atas permukaan anterior ginjal tertutup oleh
limfa, namun katub bawah ginjal kanan yang berukuran normal dapat diraba secara
bimanual.
Ginjal terbungkus oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula renis.
Disebelah anterior ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh lapisan
peritoneum.Disebelah posterior organ tersebut dilindungi oleh dinding toraks
bawah.Darah dialirkan kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari
dalam ginjal melalui vena renalis.Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan
vena renalis membawa darah kembali kedalam vena kava inferior. Pada orang
dewasa panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7-5,1 inci) lebarnya 6 cm
(2,4 inci) tebalnya 2,5 cm (1 inci) dan beratnya sekitar 150 gram. Permukaan anterior
dan posterior katub atas dan bawah serta tepi lateral ginjal berbentuk cembung
sedangkan tepi lateral ginjal berbentk cekung karena adanya hilus.
5
6
Terdapat ruang yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula
bowman dan ruang yang mengandung urine ini dikenal dengan nama ruang
bowmen atau ruang kapsular. Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel epitel. Sel epitel
parielalis berbentuk gepeng dan membentuk bagian terluar dari kapsula, sel epitel
veseralis jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan juga melapisi
bagian luar dari rumbai kapiler. Sel viseral membentuk tonjolan-tonjolan atau
kakikaki yang dikenal sebagai pedosit, yang bersinggungan dengan membrana
basalis pada jarak-jarak tertentu sehingga terdapat daerah-daerah yang bebas dari
kontak antar sel epitel. Daerah-daerah yang terdapat diantara pedosit biasanya
disebut celah pori-pori.
7
Vaskilari ginjal terdiri dari arteri renalis dan vena renalis.Setiap arteri renalis
bercabang waktu masuk kedalam hilus ginjal. Cabang tersebut menjadi arteri
interlobaris yang berjalan diantara pyramid dan selanjutnya membentuk arteri arkuata
yang melengkung melintasi basis piramid-piramid ginjal. Arteri arkuata kemudian
membentuk arteriolaarteriola interlobaris yang tersusun oleh parallel dalam korteks,
arteri ini selanjutnya membentuk arteriola aferen dan berakhir pada rumbai-rumbai
kapiler yaitu glomerolus.Rumbai-rumbai kapiler atau glomeruli bersatu membentuk
arteriola eferen yang bercabang-cabang membentuk sistem portal kapiler yang
mengelilingi tubulus dan kapiler peritubular.
Darah yang mengalir melalui sistem portal akan dialirkan ke dalam jalinan
vena menuju vena intelobaris dan vena renalis selanjutnya mencapai vena kava
inferior. Ginjal dilalui oleh darah sekitar 1.200 ml permenit atau 20%-25% curah
jantung (1.500 ml/menit).
2.1.1.2 Fisiologi ginjal
Dibawah ini akan disebutkan tentang fungsi ginjal dan proses pembentukan urin
menurut Syaeifudin (2006).
a. Fungsi ginjal
Menurut Price dan Wilson (2005), ginjal mempunyai berbagai macam fungsi
yaitu ekskresi dan fungsi non-ekskresi. Fungsi ekskresi diantaranya adalah :
8
Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang
80% - 90%.Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance
turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.( Barbara C Long, 2013, 368)Fungsi
renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke
dalam urin) tertimbun dalam darah.Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem
tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat.
Banyak gejala uremia membaik setelahdialisis.(Brunner & Suddarth, 2013).
2.1.5.1 Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium
1) Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal
dan penderita asimptomatik.
2) Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood
Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
3) tadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
4) K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat
penurunan LFG :
5) Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG
yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
6) Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
7) Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
8) Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal
terminal.
9) Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin
Test ) dapat digunakan dengan rumus : Clearance creatinin ( ml/ menit ) = (( 140-
umur ) x berat badan ( kg )) / ( 72 x creatini serum )Pada wanita hasil tersebut
dikalikan dengan 0,85. (Corwin, 2015)
12
2.1.6 ManifestasiKlinis
Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :
1) Manifestasikardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema
periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
2) Manifestasidermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
3) ManifestasiPulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
4) ManifestasiGastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
5) ManifestasiNeurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahanperilaku
6) ManifestasiMuskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
7) Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofitestikuler
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2011) serta Suwitra
(2011) antara lain adalah :
1) Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata
bolisme, dan masukan diitberlebih.
2) Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi
produk sampah uremik dan dialisis yang tidakadekuat.
3) Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
renin angiotensinaldosteron.
4) Anemia akibat penurunaneritropoitin.
13
7) Pemeriksaan radiologiTulang
Mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari) kalsifikasi metatastik
8) Pemeriksaan radiologiParu
Mencari uremik lung yang disebabkan karena bendungan.
9) Pemeriksaan PielografiRetrograde
Dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang reversible
10) EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
11) Biopsi Ginjal
Dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis atau
perlu untuk mengetahui etiologinya.
12) Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagalginjal
(1) Laju endapdarah
(2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak
ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus
/ nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor,
warna kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan
porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan
tubular, amrasio urine / ureum sering 1:1.
(3) Ureum dan Kreatinin
Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10
mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu5).
(4) Hiponatremia
(5) Hiperkalemia
(6) Hipokalsemia danhiperfosfatemia
15
3) Operasi
(1) Pengambilanbatu
(2) Transplantasiginjal
16
2.3.4 ImplementasiKepwerawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Nursalam,2015)
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan dimana
dalamtahap ini dapat menentukan keberhasilan pemberian asuhan keperawatan.
Evaluasipada dasarnya adalah membandingkan status kesehatan pasien dengan tujuan
ataukriteria hasil yang telah ditetapkan (Tarwoto& Wartonah, 2015).
Evaluasikeperawatan ini akan dicatat dan disesuaikan dengan setiap
diagnosekeperawatan. Evaluasi untuk setiap diagnose keperawatan meliputi data
subjektif(S) dan objektif (O), analisa permasalahan (A) yang dialami klien
berdasarkandata S dan O, serta perencanaan ulang (P) berdasarkan hasil analisa
diatas.
Reaksi Antigen Antibodi Suplai Darah Ginjal Turun Tertimbun Diginjal Retensi Urin
GFR Turun
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Retensi Na
Sekresi eritropoitin Retensi air dan NA Obstruksi Ginjal Sekresi protein terganggu Sindrom Uremik
Tek. Kapiler naik Produksi Hb Turun Penurunan Retensi Fungsi Ginjal Menurun Gangguan Keseimbangan
Urin Asam Basa Respon
Beban Jantung Naik Oksigen Hemoglobin GFR musculoskeletal
Turun Iritasi Saluran Asam Lambung Naik ureum pada jaringan
Tek. Vena Kencing
pulmonalis Retensi air dan otot meningkat
Suplai O2 natrium Iritasi Lambung
Intoleransi Aktivitas Keram otot,
kasar turun
Kapiler paru naik kelemahan fisik
Mual, muntah
Kelebihan
Edema Paru Gangguan Perfusi Volume Cairan Intoleransi
Jaringan Gangguan Nutrisi Aktivitas
Gangguan
pertukaran
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Ket:
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan : Meninggal
: Pasien
3.1.3.Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit (Nyeri dada), kesadaran : Composmentis, terpasang
Stopper sebelah kananPenampilan : Kurang rapi, terpasang Oksigen Nasal
canul 3 lpm
UF Target : 3
3.1.4 POST HD
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak lemah,Kesadaran composmentis terpasang stopper sebelah
kanan,penampilan lumayan rapi,terpasang O2 nasal kanul 3lpm,Terdapat
odem di kaki kiriTerdapat edema pada ekstremitas bawah bagian kiri
Pitting edema berada pada derajat 3 dengan kedalaman 5 mm dan waktu
kembali 6 detik.
Masalah Keperawatan : Kelebihan Volume Cairan
2. Tanda-tanda Vital :
Pemeriksaan suhu tubuh pasien 36,50C pemeriksaan axilla , nadi 100
x/menit , pernapasan 30x/menit , tekanan darah 150/90 mm Hg ,
BB Pre HD bbk 75 kg
bb pre HD 75 kg masukkan di pre
bb post HD 73 kg ,
Parameter mesin : conductivity : 14,3 mS/cm,
suhu mesin 370C dialisat flow :95 ml/mnt,
luas membran : 1,8 m2,volume priming : 95 ml,
jenis membrane :high flux.
Tidak ada
VERONIKA
3.1.10 Analisa data
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
- TTV
Pre HD
TD :140/90 mmHg
RR : 30x/menit
N : 99x/menit
S : 36.3
nyeri dada
Nyeri akut
- Keadaan nyeri yang Inflamasi
dialami pasien :
P :pada saat pasien Iskemia
banyak beraktivitas
Q :Nyeri seperti ditusuk
R: lokasi nyeri dibagian Prosedur operasi
dada
S: skala 4 (sedang) Nyeri akut
T:pada saat pasien banyak
beraktivitas
DO : TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 95x/menit
RR : 30x/menit
S : 36,7ºC
- Tanggaln08
Oktober2020 HB :
2.5 (g/dL)
- TTV
Pre HD
TD :140/90 mmHg
RR : 30x/menit
N : 99x/menit
S : 36.3ºC
=
= + 150,04 cc
- Hasil pemeriksaan
23 September
2020
Ureum = 239 mg/dL
Creatinin = 5,30
mg/dL
- TTV
Pre HD
TD :140/90 mmHg
RR : 30x/menit
N : 99x/meni
S : 36.3
- Kurangnya terpapar
informasi tentang
penyakit pasien (gagal
ginjal kronik)
- pasien tampak
kebingungan dengan
masalah yang dihadapi
Apakah data di
pengkajian ada,
karena saya tidak
melihat ada
masalah defisit
dipengkajian
3.1.11 Prioritas masalah
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan O2 dibuktikan dengan
sesak nafas
Pasien mengatakan sesak nafas, pasien tampak lemah, Terpasang Stopper,
tanda-tanda vital TD : 140/90 mmHg,N : 95x/menit, RR : 30x/menit, S :
36,3ºC.
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma/diskontinuitas jaringandibuktikan
dengan nyeri dada
P :pada saat pasien banyak beraktivitas Q :Nyeri seperti ditusuk R: lokasi nyeri
dibagian dada S: skala 4 T:pada saat pasien banyak beraktivitas
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan adanya edema dibuktikan dengan
edema pada ekstremitas bawah kiri dengan pitting edema berada pada derajat 3
dengan kedalaman 5 mm dan waktu kembali 6 detik, BB pre HD : 73 kg,
minuman : ±550 cc/hari, BAK : Sedikit, tidak menentu±240 cc/hari, balance
cairan = +150,04 cc, hasil pemeriksaan 23 September 2020: Ureum = 239
mg/dL; Creatinin = 5,30 mg/dL;, TTV Pre HD: TD : 140/90mmHg; N :
99x/menit; RR 30: x/menit; S : 36,3oC.
4. Defisit pengatahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
pembatasan cairan pada penderita gagal ginjal kronik dibuktikan dengan
keluarga pasien mengatakan tidak mengetahui tentang pembatasan cairan pada
penderita gagal ginjal kronik
- Tampak pasien dan Keluarga pasien bingung saat ditanya apa itu gagal ginjal
kronik dan adanya pembatasan cairan pada pasien.
- Kurangnya terpapar informasi tentang penyakit pasien (gagal ginjal kronik)
- pasien tampak kebingungan dengan masalah yang dihadapi
3.1 Diagnosa Keperawatan
3.2 Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Ny.Z
Ruang Rawat : Hemodialisa
Diagnosa Tujuan (Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil)
Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Ukur TTV klien 1. Untuk
efektif tindakan keperawatan 2. Observasi mengetahui
berhubungan selama 1x7 jam frekuensi keadaan umum
dengan penurunan diharapkan : kedalaman klien
O2Pasien Kriteria Hasil : pernapasan dan 2. Untuk
mengatakan sesak 1. TTV dalam batas ekspansi dada. mengetahui
nafas, Klien normal : 3. Berikan posisi frekuensi dan
tampak lemah, TD:120/80mmHg semi fowler kedalaman
Terpasang Stopper, N : 60-100x/menit 4. Ajarkan teknik pernapasan
tanda-tanda vital RR : 16-24x/menit relaksasi 3. Untuk
S : 36,5-37,2 ºC 5. Kolaborasi meningkatkan
TD : 140/90 mmHg
2. Sesak nafas dalam ekspansi paru
,N : 95x/menit, berkurang pemberian 4. Mengajarkan
3. Ekspansi paru terapi O2 teknik relaksasi
RR : 30x/menit,
maksimal untuk
S : 36,7ºC. mengurangi
sesak
5. Untuk
memaksimalkan
pernapasan dan
menurunkan
kerja nafas
Diagnosa 4
Defisit 1.Untuk pasien dan keluarga
1.Identifikasi
pengetahuan Setelah dilakukan penerima informasi
kemampuan pasien
pendidikan dan keluarga 2.Untuk mempermudah pasien
penerima informasi
kesehatan mengerti tentang meteri yang
2. persiapkan
diharapkan pasien materi dan media disampaikan
edukasi (tentang
dan keluarga 3.Untuk pasien dan keluarga
pembatasan cairan)
mampu : 3. Jelaskan mengetahui definisi, penyebab
tentang definisi,
1. Mengerti gagal ginjal kronik
penyebab gagal ginjal
dengan penyakit kronik 4.Untuk mengetahui cara
4. Jelaskan cara
yang di alami penanganan pencegahan
penanganan
2. perilaku sesuai pencegahan Edema Edema (misalnya pembatasan
(misalnya
yang di anjurkan cairan)
pembatasan cairan)
3.bisanmenjelaska 5. Intruksikan 5.Untuk mengetahui apakah
pasien dan keluarga
n kembali apa pasien dan keluarga sudah
untuk menjelaskan
yang sudah di kembali mengeti tentang materi yang
definisi,penyebab,pen
jelaskan sdah dijelaskan
anganan dan
pencegahan Edema.
3.3 Implementasi keperawatan
3.4 Evaluasi keperawatan
Nama Pasien : Ny.Z
Ruang Rawat : Hemodialisa
Tanda
tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama
Perawat
Kamis, 08-10- 1. Mengukur TTV pasien S : Pasien mengatakan Veronika
2020 2. Mengobservasi frekuensi sesak nafas
kedalaman pernapasan O :- Pasien tampak lemah
Jam : 12.00 wib
dan ekspansi dada - Terpasang Stopper
Diagnosa 1 3. Memberikan posisi semi - TTV :
fowler TD : 140/90 mmHg
4. Ajarkan teknik relaksasi N : 95x/menit
5. Berkolaborasi dalam RR : 30x/menit
pemberian terapi O2 : S : 36,7ºC
Nasal kanul 3 lpm - Terpasang O2
nasal kanul 3 lpm
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
A : Masalah belumteratasi
P : lanjutkan intervensi
Kamis, 08-10
2020 1.Mengidentifikasi S : Pasien dan keluarga
kemampuan pasien dan mengatakan mengerti
12: 20WIB dengan penyakit yang Veronika
keluarga penerima informasi
diderita
Diagnosa4 2.mempersiapkan materi dan
O:
media edukasi (tentang
pembatasan cairan) - pasien dan keluarga
tampak siap menerima
3.menjelaskan tentang
informasi kesehatan
definisi, penyebab gagal
- pasien dan keluarga
ginjal kronik
tampak paham dengan
4.menjelaskan cara penyakit apa yang
penanganan pencegahan sebenarnya dialami
pasien
Edema (misalnya pembatasan
cairan) A : Masalah keperawatan
teratasi
5.mengintruksikan pasien dan
keluarga untuk menjelaskan P : Intervensi dihentikan
kembali
definisi,penyebab,penanganan
dan pencegahan Edema.
H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator :Veronika
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan diri dan dosen pembimbing
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Veronika
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Veronika
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
5. Membagikan konsumsi
4) Demonstrator : Veronika
1. Memberikan contoh cara melakukan Pencegahan Gagal Ginjal Kronik
5) Dokumentator :Veronika
1. Mendokumentasikan setiap kegiatan
MATERI PENKES
1.1pengertian diet
Diet bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi,mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh agar menjaga tubuh pasien beraktifitas seperti biasanya yang mempunyai
kualitas hidup cukup baik.
a. untuk mencukupi gizi sesuai kebutuhan pasien agar kasus gizi normal
Batasi garam apalagi terjadi penimbunan cairan di dalam tubuh (edema) dan tekanan darah
tinggi
Apa Penyebabnya?
1. Untukmengaturkesei
mbangancairan dan
elektrolitdalamtubuh.
.
1. Sumberkarbohidratse
perti: nasi, jagung,
kentang, makaroni,
pasta, hevermout,
ubi.
2. Protein hewani,
seperti:
Volume 2, No. 1
e-ISSN : 2685-1997
April, 2019
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index
REAL in
Nursing Aria Wahyuni1), Imelda Rahmayunia Kartika2), Imelda
Firdausy Asrul 3)& Eka Gusti4)
Journal
(RNJ)
ABSTRACT
https://ojs.fdk.ac.id/inde
1, 2 & 3 Stikes
Fort
DeKock
Bukittinggi
4 RSUD
Achmad
Mochtar
Bukittinggi
ABSTRAK
Hemodialisa bisa mengangkat racun uremik untuk perbaikan proses kognitif pada pasien
hemodialisa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama hemodialisa dengan fungsi kognitif
pasien penyakit gagal ginjal kronik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross
sectional study.Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani hemodialisa dengan teknik
pengambilan sampling yang digunakan adalah total sampling berjumlah 83 responden.Penelitian dilakukan
pada bulan Mei – Juni 2018 di unit hemodialisa.Instrumen yang digunakan untuk mengukur fungsi kognitif
adalah MMSE (Mini Mental State Exam).Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis
bivariat menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian didapatkan lama menjalani hemodialisa terendah 1
minggu dan tertinggi 96 bulan dengan rata-rata lama hemodialisa 21 bulan, skor fungsi kognitif terendah 7
dan tertinggi 30 skor dengan rata-rata fungsi kognitif adalah 18. Analisa hubungan menunjukkan tidak ada
hubungan lama hemodialisa dengan fungsi kognitif (p Value = 0.375; r = 0.099). Penelitian ini memberikan
rekomendasi untuk meneliti lebih lanjut terkait dengan faktor yang mempengaruhi gangguan kognitif pada
pasien hemodialisa dan diharapkan kepada perawat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan fungsi
kognitif pada pasien hemodialisa yang beresiko gangguan kognitif
1|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019). RNJ. 2(1) : 1-
9
2|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019). RNJ. 2(1) : 1-
9
3|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019). RNJ. 2(1) : 1-
9
Tabel 1
4|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019). RNJ. 2(1) : 1-
9
Tabel 2
p = 0,375
6|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019).RNJ. 2(1) : 1-9
7|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019). RNJ. 2(1) : 1-
9
SIMPULAN
Bronas,U. G., Puzantian, H., & Hannan, M. (2017). Harsono. (2009). Kapita Selekta Neurologi.
Cognitive impairment in chronic kidney
disease: Vascular milieu and the potential Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
therapeutic role of exercise. BioMed
Desnauli, E., Nursalam, & Efendi, F. (2011). Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di
Indikator Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Kronis Yang Menjalani Hemodialisa
Berdasarkan Strategi Koping.Jurnal Ners,
Universitas Lampung.
6(2).
Folstein, M., Folstein, S., & McHugh, P. (1975). Juwita, L & Kartika, I. R. (2019).Pengalaman
Menjalani Hemodialisa Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis.Jurnal Endurance: KajianIlmiah
[Mini-mental state examination Problema Kesehatan, 4(1), 97-106.
(MMSE)scoring method]. Journal Psychiatric
8|RNJ
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 2, No. 1
Wahyuni, A., Kartika, I.R., Asrul, I.F. & Gusti, E. (2019). RNJ. 2(1) : 1-
9
LEMBAR KONSUL
Nama Mahasiswa : VERONIKA
NIM : 2017.C.09a.0912
Angkatan : IX(Sembilan)
TahunAjaran/Semester : 2020/2021
Pembimbing : Rimba Aprianti, S. Kep.,Ners
Hari/Tgl/W Catatan Pembimbing TandaTangan
No.
aktu Pembimbing Mahasiswa
1 Jumat, 10 1. Bimbingan Pre Conference
Oktober
2. Perbaiki Sistematika
2020
Penulisan
3. Perbaiki urutan dari sub tema
4. Masukkan gambar anatomi
ginjal
5. Perbaiki patway
6. Cari referensi 10 tahun
terakhir
7. Masukkan Jurnal terkait
minimal 1
Sarjana Keperawatan 4B is
inviting you to a scheduled Zoom
meeting
Topic : Bimbingan Pre
conference PPK IV Kel. 3 kelas
4B Pembimbing Rimba Aprianti
Ruang Hemodialisa
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/97734811967?
pwd=NjZUYjVZYXUvelFxVkdz
NVhCR005dz09
Meeting ID: 977 3481 1967
Passcode: jBn1RB
Kamis 15
Oktober
2020
1. Bimbingan Askep
2. Perbaiki Askep sesuai saran
3. Tambahkan diagnosa defisit
pengetahuan
4. perhatikan sistematika
penulisan
5. lanjut buat SAP, tinjauan teori,
leaflet
Topic: Bimbingan Askep PPK IV
Kel. 3 R. hemodialisa
Pembimbing Rimba Aprianti
Time: Oct 15, 2020 04:00 PM
Jakarta
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/93730031440?
pwd=K3BwTDg1d1JTUWJEWD
RVZzMvNlNXZz09
Brunner & Suddarth.2015. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius