Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LABKESKAL

“MIKROBIOLOGI, PATOLOGI DAN SAMPLING”

Dosen : Rimba Aprilianti, S.Kep.,Ners

Di Susun Oleh:

Nama: Octavia Maretanse

NIM: 2018.C.10a.0979

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S-1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul (mikrobilogi
,patologi ,dan sampling) ini tepat pada waktunya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palangka Raya, 1 juni 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.

2.1. Pengertian tentang mikrobiologi.........................................................6

2.1.1. alat-alat mikrobiologi.....................................................................7

2.1.2. bagai cara kerja mikrobiologi........................................................12

2.1.3 pemeriksaan BTA...........................................................................13

2.2 penegrtian tentang patologi..................................................................13

2.2.1. pemeriksaan glokusa urine............................................................13

2.2.2. pemeriksaan protein urine.............................................................14

2.3 penegrtian tentang sampling................................................................15

2.3.1. pemeriksaan hemoglobin..............................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................17

3.2 Saran..................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan
harus menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini
disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad
renik. Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang
ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup,
bidang pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009).
Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari
mikroorganisme. Di laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk
menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri
diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn
and Lyne, 1987). Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan
yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri
dan menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan
mempelajari sifat suatu bakteri.
Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit, perubahan
struktur dan fungsi sel serta jaringan tubuh dengan tujuan utama yaitu
mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit.dimana meliputi pengetahuan dan
pemahaman dari perubahan fungsi dan struktur pada penyakit dari tingkat
molekuler sampai dengan pengaruhnya pada setiap individu. Patologi
membahas penyakit dari segala segi meliputi ; sebab penyakit, sifat,
perjalanan penyakit, perubahan anatomi dan fungsional yang disebabkan
penyakit tersebut.
Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel.
Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan
sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek
penelitian.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mikrobiologi
2. apa pengertian patologi?
3. apa pengertian sampling ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami tentang pengertian mikrobiologi.

2. Untuk memahami tentang pengertian patologi.

3. Untuk memahami tentang sampling .

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikrobiologi Klinik

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat


kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang
pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009). Dalam mikrobiologi,
dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme. Di
laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk menumbuhkan dan
mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu media
sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne, 1987).
Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di
bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya
dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu
bakteri. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang
dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg,
dan Fe, vitamin, air, dan energi (Radji, 2011). Media tersebut dapat berbentuk
cair, padat, dan semipadat, tergantung mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
laboratorium seperti bakteri adalah media Nutrient agar sedangkan media untuk
menumbuhkan jamur adalah saboroud agar, oatmeal agar dan PDA (Potato
Dextrose Agar). Media NA, saboroud agar, oatmeal agar merupakan media instant
sedangkan media PDA merupakan media racikan dari ekstrak kentang meskipun
tersedia juga dalam bentuk instant.
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan
asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang

5
murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus
menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi
terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila
bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan
prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan
tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan
mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri.
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari berbagai
spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber bakteri harus
diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya 100-200 bakteri yang
ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni yang berasal dari
bakteri tunggal.
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-
syarat, antara lain adalah harus mengandung semua  zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada
dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat
tumbuh dengan baik.

Di setiap tempat seperti dalam tanah, udara, maupun air selalu dijumpai
mikroba. Umumnya jumlah mikroba dalam tanah terutama tanah sampah lebih
banyak daripada di dalam air ataupun udara. Umumnya bahan organik maupun
anorganik lebih tinggi dalam tanah sehingga cocok untuk pertumbuhan mikroba
heterotrof maupun autotrof.

Keberadaan mikroba dalam tanah dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisika
tanah. Komponen penyusun tanah yang terdiri atas pasir, debu, lempung dan
bahan organik maupun bahan penyemen lain membentuk struktur tanah. Struktur
tanah akan menentukan keberadaan oksigen dan lengas dalam tanah. Dalam hal
ini akan terbentuk lingkungan mikro dalam suatu tanah. Mikroba akan
membentuk mikrokoloni dalam struktur tanah tersebut, dengan tempat

6
pertumbuhan tanah yang sesuai dengan sifat mikroba dan lingkungan yang
diperlukan.

2.1.1 .Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi

1.Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)

jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/


ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat
nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas
2.Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup


kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,

7
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable
volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
3.Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan


menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium
foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar
miring (slants agar).

4.Labu Erlenmeyer (ErlenmeyerFlask).

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer
dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi

8
media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat
beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25
ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300ml,500ml,1000ml,dsb.

5.BeakerGlass.

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam


mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades
dll.

6.Gelasukur(GraduatedCylinder).

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.

9
7.Cawan Petri (PetriDish).

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium


dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa
berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan
cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

8.Batang L (LRod).

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya


bakteri yang tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga
disebut spreader.

9.Tabung Durham (Durham Tube)

10
Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung
reaksi tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi
untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung
reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair.
Setelah seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat dilakukan
inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang
menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung
durham.

10.Termometer(thermometer).

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm
berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu
mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer.

11
2.1.2 Cara Kerja Mikrobiologi
Seseorang yang dicurigai terinfeksi mikroba akan ditanya mengenai
riwayat kesehatan dan menjalani pemeriksaan fisik. Tes awal yang biasanya
dilakukan adalah tes darah lengkap untuk mendeteksi infeksi bakteri. Secara
spesifik, berikut cara tes mikrobiologi dilakukan:

1. Kultur Mikroba

Sampel jaringan atau cairan diuji untuk mengetahui keberadaan patogen spesifik
penyebab penyakit.

2. Pemeriksaan Mikroskopik

Teknik kultur menggunakan pemeriksaan mikroskopik untuk membantu proses


identifikasi mikroba. Metode ini bisa dilakukan segera setelah sampel diambil dari
pengidap, kemudian digunakan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit secara
lebih detail.

3. Tes Biokimia

Tergolong cepat dan mudah dilakukan. Bila digunakan untuk identifikasi bakteri,
tes biokimia menggunakan enzim atau zat metabolik yang mampu memfermentasi
karbohidrat. Zat asam, alkohol, dan gas terdeteksi ketika bakteri tumbuh pada
media cair atau padat tertentu.

4. Reaksi Rantai Polimerase (PCR)

PCR banyak digunakan untuk mendeteksi keberadaan mikroba dalam tubuh.


Dibanding metode lain, metode ini tergolong akurat, cepat, dan bisa diandalkan.
Keuntungan PCR lainnya adalah sekuens DNA dari mikroba atau strain infeksi
yang baru ditemukan bisa dibandingkan dengan yang telah terdaftar dalam basis
data.

12
2.1.3 Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab
penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri TB dapat hidup di lingkungan asam, sehingga
pemeriksaan terhadap bakteri ini dikenal dengan nama pemeriksaan bakteri
tahan asam (BTA).
Pemeriksaan BTA dilakukan dengan memeriksa keberadaan bakteri di berbagai
organ tubuh, utamanya melalui pemeriksaan sampel dahak, mengingat
tuberkulosis (TB) paling sering menyerang paru-paru. Selain memeriksa sampel
dahak, pemeriksaan BTA juga dapat menggunakan sampel darah, tinja, urine, dan
sumsum tulang untuk melihat infeksi TB di luar paru. Artikel ini akan membahas
pemeriksaan BTA dengan sampel dahak. Jika pasien tidak dapat mengeluarkan
dahak dari saluran pernapasan, pasien dapat menjalani prosedur bronkoskopi
untuk mengambil sampel dahak.

2.2 Pengertian Patologi


Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan
oleh karena ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Patologi
mempunyai tujuan utama yaitu mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit
sehingga akan memberikan petunjuk pada program pencegahan, pengobatan dan
perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien. Istilah patologi berasal dari
Yunani yaitu pathos artinya emosi, gairah atau menderita sedangkan ology artinya
ilmu. Jadi patologi adalah ilmu penderitaan atau ilmu penyakit. Ilmu patologi
berkembang sejak seorang ahli patologi yang bernama Rudolf Virchow (1821-
1902) menemukan bahwa bagian terkecil yang membentuk tubuh manusia adalah
sel. Perubahan perubahan sel yang diamati melalui mikroskop memberikan
pengetahuan tentang penyakit yang terjadi pada seseorang. Perubahan tersebut
dapat menyebabkan kelainan struktur dan gangguan fungsi tubuh yang berwujud
penyakit. Sebagai contoh yaitu sel hepar yang mengalami infeksi virus hepatitis,
maka sel dan jaringan hepar akan mengalami perubahan perubahan. Susunan
hepatoseluler menjadi kacau serta nampak mengalami edema. Kondisi seperti itu
menyebabkan fungsi hepar dalam metabolime haemoglobin akan mengalami

13
gangguan yang dapat diamati pada tubuh pasien dalam bentuk ikterus. Contoh
lain yaitu sel saluran pencernaan yang mengalami perubahan karena sering
terpapar zat karsinogen yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi pasien
setiap hari. Kondisi seperti ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur sel di
colon dan akibatnya terbentuklah neoplasma yang kita kenal yaitu kanker colon.
Dengan demikian bila terjadi kelainan struktur sel, organ atau jaringan maka
akan terjadi perubahan atau gangguan fungsi sel, organ atau jaringan tersebut.
Coba perhatikan contoh lain yaitu jika terjadi kelainan struktur kelenjar pankreas
maka akan terjadi perubahan fungsi pankreas yang dapat kita amati seperti
penurunan produksi insulin yang dikenal sebagai penyakit Diabetes melitus.
Ilmu patologi klinik yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit
berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia tubuh sehingga bahan pemeriksaannya
berupa urine, darah dan cairan tubuh lainnya. Sebagai contoh dalam menentukan
diagnosa penyakit gagal ginjal maka pemeriksaan patologi klinik yang dilakukan
menggunakan bahan urine pasien.

2.2.1 Pemeriksaan Glukosa Urine


Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi,
dikerjakan dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes
ini dapat digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi kuantitatif.Sedangkan tes
glukosa dengan enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang tergolong
dalam pemeriksaan semi kuantitatif dan kuantitatif (Yazid dan Nursanti,
2014). Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin
penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin
orang yang sehat. Untuk menyatakan keberadaan suatu glukosa, dapat dilakukan
dengan cara yang berbeda – beda. Cara yang tidak spesifik dapat dilakukan
dengan menggunakan suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya
jika direduksi oleh glukosa. Diantaranya adalah penggunaan reagen fehling yang
dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri.
Sedangkan pembuktian glukosuria secara spesifik dapat dilakukan dengan
menggunakan enzim glukosa oxidase ( Yazid dan Nursanti, 2014 ).

14
2.2.2 Pemeriksaan Protein urine

Protein yang dipanaskan akan membentuk presipitasi yang terlihat berupa


kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik
isoelektrik protein.Penetapan kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan
berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya
kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka
menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Salah satu uji protein
urin yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin dengan asam asetat.
Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik iso-elektrik
protein, sedangkan pemanasan bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah
presipitasi. Kekeruhan yang ringan akan sangat sukar untuk dilihat, maka harus
menggunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung yang akan digunakan
sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti (Baron, 1990).

2.3. Pengertian Sampling


Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang
sebagai suatu pendugaanterhadap populasi, namun bukan populasi itu
sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili
keseluruhan gejala yang diamati.Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu
baik tidaknya sampel yang diambil. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan
objek atau fenomena yang diamati, Krisyanto (2006:149).
sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel sesuai
dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang representatif
dan dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan teknik
sampling ini, yang selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana agar sampel
yang diperoleh nantinya akan dapat dinyatakan sebagai representasi dari populasi
yang sedang diteliti dan tidak menghasilkan hasil analisis yang bias.

2.3.1 Pemeriksaan hemoglobin


Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Diantara metode yang paling
sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli,
dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. (Bachyar, 2002) Pada

15
metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme.
Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang
akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga
disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini
dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk
memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah
warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas
sangat Universitas Sumatera Utara berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor
lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil
pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum
mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini
masih memadai dan bila pemeriksaannya telat terlatih hasilnya dapat diandalkan.
Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. Pada metode ini
hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang
kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk sian-methemoglobin yang
berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan
dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih
objektif. Namun, fotometer saat ini masih cukup mahal, sehingga belum semua
laboratorium memilikinya.
a. Prosedur pemeriksaan dengan metode sahli Reagensia :
1. HCl 0,1 N
2. Aquadest
Alat/sarana :
1. Pipet hemoglobin
2. Alat sahli
3. Pipet pastur
4. Pengaduk
Prosedur kerja :
1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2

16
2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan
desinfektan (alcohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk
dengan lancet atau alat lain
3. Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung
pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara
menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.
4. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai
ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan.
Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah yang
menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan meniupnya
lagi sebanyak 3-4 kali.
5. Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.
6. Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes
demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen) sama
dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar
hemoglobin pada skala tabun

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran


sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik.
Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan
oleh karena ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Patologi
mempunyai tujuan utama yaitu mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit
sehingga akan memberikan petunjuk pada program pencegahan, pengobatan dan
perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien. Istilah patologi berasal dari
Yunani yaitu pathos artinya emosi, gairah atau menderita sedangkan ology artinya
ilmu. Jadi patologi adalah ilmu penderitaan atau ilmu penyakit.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai
suatu pendugaanterhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.Sampel
dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili
keseluruhan gejala yang diamati.Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu
baik tidaknya sampel yang diambil.Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel
(bagian yang diteliti dari populasi). Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
dan penyimpulan data penelitian dan meringankan biaya penelitian. Sampling
adalah cara dalam pengambilan sampel.

3.2 Saran
Makalah ini saya angkat berdasarkan dari sumber penerbit. Semoga dapat
menambah wawasan dan pengatahuan pembaca tentang makalah ini.Serta
membawa manfaat bagi lingkungan.Perawat dapat lebih merencanakan  bantuan
dan bimbingan bagi pasien dan juga perawat akan mengembangkan kepercayaan
pada diri sendiri. Saya menerima saran anda agar makalah ini lebih sempurna.

18
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, 2009, mikrobiologi lingkungan.malang,UMM press.

Collyn C.H and Lyne, P. M. (1987). Microbiological Method . (edisi


kelima).london: butterworths.

Baron, D.N. 1990. Patologi klinik, Ed IV , terjemahan .Andrianto p dan gunakan


j.jakarta : penerbit EGC.

Lohr,S,L. 1999.sampling :design and analysis. Dexbury pres, califomia.

19

Anda mungkin juga menyukai