LABKESKAL
Di Susun Oleh:
NIM: 2018.C.10a.0979
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul (mikrobilogi
,patologi ,dan sampling) ini tepat pada waktunya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN.
3.1 Kesimpulan........................................................................................17
3.2 Saran..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mikrobiologi
2. apa pengertian patologi?
3. apa pengertian sampling ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus
menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi
terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila
bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan
prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan
tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan
mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri.
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari berbagai
spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber bakteri harus
diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya 100-200 bakteri yang
ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni yang berasal dari
bakteri tunggal.
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-
syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada
dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat
tumbuh dengan baik.
Di setiap tempat seperti dalam tanah, udara, maupun air selalu dijumpai
mikroba. Umumnya jumlah mikroba dalam tanah terutama tanah sampah lebih
banyak daripada di dalam air ataupun udara. Umumnya bahan organik maupun
anorganik lebih tinggi dalam tanah sehingga cocok untuk pertumbuhan mikroba
heterotrof maupun autotrof.
Keberadaan mikroba dalam tanah dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisika
tanah. Komponen penyusun tanah yang terdiri atas pasir, debu, lempung dan
bahan organik maupun bahan penyemen lain membentuk struktur tanah. Struktur
tanah akan menentukan keberadaan oksigen dan lengas dalam tanah. Dalam hal
ini akan terbentuk lingkungan mikro dalam suatu tanah. Mikroba akan
membentuk mikrokoloni dalam struktur tanah tersebut, dengan tempat
6
pertumbuhan tanah yang sesuai dengan sifat mikroba dan lingkungan yang
diperlukan.
7
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable
volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
3.Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer
dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
8
media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat
beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25
ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300ml,500ml,1000ml,dsb.
5.BeakerGlass.
6.Gelasukur(GraduatedCylinder).
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
9
7.Cawan Petri (PetriDish).
8.Batang L (LRod).
10
Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung
reaksi tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi
untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung
reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair.
Setelah seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat dilakukan
inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang
menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung
durham.
10.Termometer(thermometer).
Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm
berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu
mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer.
11
2.1.2 Cara Kerja Mikrobiologi
Seseorang yang dicurigai terinfeksi mikroba akan ditanya mengenai
riwayat kesehatan dan menjalani pemeriksaan fisik. Tes awal yang biasanya
dilakukan adalah tes darah lengkap untuk mendeteksi infeksi bakteri. Secara
spesifik, berikut cara tes mikrobiologi dilakukan:
1. Kultur Mikroba
Sampel jaringan atau cairan diuji untuk mengetahui keberadaan patogen spesifik
penyebab penyakit.
2. Pemeriksaan Mikroskopik
3. Tes Biokimia
Tergolong cepat dan mudah dilakukan. Bila digunakan untuk identifikasi bakteri,
tes biokimia menggunakan enzim atau zat metabolik yang mampu memfermentasi
karbohidrat. Zat asam, alkohol, dan gas terdeteksi ketika bakteri tumbuh pada
media cair atau padat tertentu.
12
2.1.3 Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab
penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri TB dapat hidup di lingkungan asam, sehingga
pemeriksaan terhadap bakteri ini dikenal dengan nama pemeriksaan bakteri
tahan asam (BTA).
Pemeriksaan BTA dilakukan dengan memeriksa keberadaan bakteri di berbagai
organ tubuh, utamanya melalui pemeriksaan sampel dahak, mengingat
tuberkulosis (TB) paling sering menyerang paru-paru. Selain memeriksa sampel
dahak, pemeriksaan BTA juga dapat menggunakan sampel darah, tinja, urine, dan
sumsum tulang untuk melihat infeksi TB di luar paru. Artikel ini akan membahas
pemeriksaan BTA dengan sampel dahak. Jika pasien tidak dapat mengeluarkan
dahak dari saluran pernapasan, pasien dapat menjalani prosedur bronkoskopi
untuk mengambil sampel dahak.
13
gangguan yang dapat diamati pada tubuh pasien dalam bentuk ikterus. Contoh
lain yaitu sel saluran pencernaan yang mengalami perubahan karena sering
terpapar zat karsinogen yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi pasien
setiap hari. Kondisi seperti ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur sel di
colon dan akibatnya terbentuklah neoplasma yang kita kenal yaitu kanker colon.
Dengan demikian bila terjadi kelainan struktur sel, organ atau jaringan maka
akan terjadi perubahan atau gangguan fungsi sel, organ atau jaringan tersebut.
Coba perhatikan contoh lain yaitu jika terjadi kelainan struktur kelenjar pankreas
maka akan terjadi perubahan fungsi pankreas yang dapat kita amati seperti
penurunan produksi insulin yang dikenal sebagai penyakit Diabetes melitus.
Ilmu patologi klinik yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit
berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia tubuh sehingga bahan pemeriksaannya
berupa urine, darah dan cairan tubuh lainnya. Sebagai contoh dalam menentukan
diagnosa penyakit gagal ginjal maka pemeriksaan patologi klinik yang dilakukan
menggunakan bahan urine pasien.
14
2.2.2 Pemeriksaan Protein urine
15
metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme.
Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang
akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga
disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini
dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk
memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah
warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas
sangat Universitas Sumatera Utara berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor
lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil
pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum
mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini
masih memadai dan bila pemeriksaannya telat terlatih hasilnya dapat diandalkan.
Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. Pada metode ini
hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang
kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk sian-methemoglobin yang
berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan
dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih
objektif. Namun, fotometer saat ini masih cukup mahal, sehingga belum semua
laboratorium memilikinya.
a. Prosedur pemeriksaan dengan metode sahli Reagensia :
1. HCl 0,1 N
2. Aquadest
Alat/sarana :
1. Pipet hemoglobin
2. Alat sahli
3. Pipet pastur
4. Pengaduk
Prosedur kerja :
1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2
16
2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan
desinfektan (alcohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk
dengan lancet atau alat lain
3. Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung
pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara
menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.
4. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai
ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan.
Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah yang
menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan meniupnya
lagi sebanyak 3-4 kali.
5. Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.
6. Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes
demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen) sama
dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar
hemoglobin pada skala tabun
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini saya angkat berdasarkan dari sumber penerbit. Semoga dapat
menambah wawasan dan pengatahuan pembaca tentang makalah ini.Serta
membawa manfaat bagi lingkungan.Perawat dapat lebih merencanakan bantuan
dan bimbingan bagi pasien dan juga perawat akan mengembangkan kepercayaan
pada diri sendiri. Saya menerima saran anda agar makalah ini lebih sempurna.
18
DAFTAR PUSTAKA
19