Anda di halaman 1dari 5

Penelitian Experimen

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada


tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain
penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya
adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan
dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua penelitian eksperimen
yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip
eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai “penelitian pura-
pura” atau quasi experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan
sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan-persyaratan
seperti yang dikehendaki dapat terwujud.

Adapun persyaratan dikehendaki adalah sebagai berikut:

1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek


yang digunakan untuk eksperimen “seyogianya disingkirkan”, sehingga apabila
perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen
dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari
adanya perlakuan.
2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai
pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada
kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil akan merupakan efek dari pemberian
perlakuan pada kelompok eksperimen.
3. Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan
sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan
tidaknya perlakuan.
4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa anggota
kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status
mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena Hawthorne effectl dan atau John
Henry effect.

1. Model pertama

Pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam model ini
sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur
kondisi awal (01). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada
kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi
sebagai post tes (02).

Secara umum model pertama dapat diskemakan seperti berikut:

Keterangan:

E = simbol untuk kelompok eksperimen


P = simbol untuk kelompok pembanding

Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan ditunjukkan
oleh perbedaan antara (01 – 02) pada kelompok eksperimen dengan (02– 01) pada kelompok
pembanding.    

2. Model kedua

Pretest posttest control group design dengan dua macam perlakuan. Model ini merupakan
perluasan dari model pertama. Jika pada model pertama perlakuan yang dieksperimenkan,
hanya satu macam sehingga hanya ada sebuah kelompok eksperimen, pada model kedua ada
dua macam perlakuan pada dua kelompok eksperimen. Dengan model ini peneliti ingin
mengecek ada tidaknya pengaruh pretest terhadap posttest, atau dengan kata lain peneliti
ingin mengecek ada tidaknya carry-over effect dan atau practice-effect dari adanya prestest.

Dengan menggunakan model kedua ini penelitian diharapkan dapat menunjukkan efektivitas
perlakuan dengan lebih cermat.

Skema dari model kedua adalah sebagai berikut:

3. Model ketiga: Solomon four-group design

Model ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada model pertama.
Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga perlakuan tetapi sebelumnya
tidak diberi tes awal. Harapannya adalah hasil pengukuran akhir tidak dipengaruhi oleh tes
awal. Dengan kata lain dengan model ini peneliti ingin mengecek pengaruh prestest terhadap
posttest dengan meniadakan prestest pada salah satu kelompok.

Skema model ketiga adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh dari eksperimen dengan model ini dapat dianalisis untuk menentukan
efek dari semua variabel yang terkait (program, tes awal, variabel yang diperkirakan
mengganggu, dan sebagainya).

Contoh analisis:

Antara E1 dengan C1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi dipertanyakan. adanya efek tes
awal.

Antara E1 dengan E2 : dapat diketahui efek tes awal tetapi ada juga efek perlakuan.

Antara C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.

Antara C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.

Antara E1 dengan C2 : dapat diketahui efek tes awal sekaligus perlakuan.


Antara E2 dengan C2 : dapat diketahui efek perlakuan saja.

Model-model eksperimen yang tidak murni antara lain dikemukakan sebagai berikut:  

1. Model pertama: One shot case study, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa
adanya kelompok pembanding dan juga tanpa tes awal. Skema dari model ini adalah sebagai
berikut:

Dengan model ini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui efek dari perlakuan
yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh faktor lain.

2. Model kedua: One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada
satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih sempuma jika
dibandingkan dengan model pertama karena sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya
efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.

Skema model kedua adalah:

3. Model ketiga: Posttest only control group design  Model ini sama dengan dua baris
terakhir dari model Solomon. Penggunaan model ini didasari asumsi bahwa kelompok
eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil melalui undian sudah betul-betul
ekuivalen.

 1.      Pengertian  experimen semu (kuasi experimen)

Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-


pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperiment (experimental units)
namun tidak menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya
menggunakan rancangan eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain  tidak mempunyai
pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol
ancaman-ancaman validitas. Di sebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau
tidak memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang
seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang
cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

2.      Tujuan penelitian ekspermental semu (quasi experimental)

Tujuan penelitian experiment semu untuk memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam
keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau  memanipulasi semua variable yang
relevan. Penelitian  ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian eksperimental semu bertujuan
untuk menjelaskan hubungan-hubungan,mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa,
atau keduanya.

3.      Langkah-langkah penelitian eksperimen  semu

Berikut adalah  langkah-langkah eksperimen semu :

a. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan di
teliti.

b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian

c. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian

d. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup

e. Melakukan pengumpalan data tahap pertama

f. Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest)

g. Melakukan eksperimen

h. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)

i.   Mengolah dan menganalisis data.

j.   Menyusun  laporan

4.    Rancangan – rancangan yang ada dalam metode kuasi experimen

a.      non-equivalen grup desain

b.       pretest dan posttest desain

c.   Desain Regresi-Diskontinuitas

Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)

A. Tujuan Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali
faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode
eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
 B. Contoh-contoh * Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang
dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan-
catatan yang ada pada perusahaan asuransi. * Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang
berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data
deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak
yang bersangkutan berada di kelas VI SD. * Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif
dengan mempergunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
C. Ciri-ciri pokok Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau
lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke
masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

Anda mungkin juga menyukai