Anda di halaman 1dari 5

Nama : Linda Rosita

NIM : 4173131020

Kelas : Kimia Dik B 2017

Mata Kuliah : Kimia Lingkungan

Dosen Pengampu : Rini Selly, S.Pd. M.Sc

ISU PENCEMARAN AIR DI SUNGAI DELI

Sungai merupakan sumber air bagi banyak makhluk hidup, walaupun demikian sungai juga
dapat menjadi sumber bencana bagi makhluk hidup itu sendiri.

Namun, belakangan ini perkembangan industri semakin pesat baik dari jumlah, teknologi,
tingkat produksi maupun limbah yang dihasilkan. Kita tau bahwa banyak industri-industri
"NAKAL", khususnya industri yang berada didekat aliran sungai cenderung akan membuang
limbah industrinya kebadan sungai, dimana hal ini dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
ekosistem air. Pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia dan fisik air. Polutan yang dihasilkan oleh industri dapat berupa logam berat dan
panas. Limbah rumah tangga juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pencemaran lingkungan khususnya air sungai, sebab dari limbah rumah tangga dihasilkan
beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan
akhirnya bermuara ke sungai.
Salah satu sungai yang sudah mulai tercemar saat ini ialah Sungai Deli. Sungai Deli
merupakan satu dari delapan sungai yang ada di Kota Medan. Sungai tersebut memiliki luas
areal DAS mencapai 48.162 ha. Sungai Deli merupakan penyumbang sumber air terbesar bagi
penduduk kota Medan. Hulu sungai Deli terletak di dataran tinggi yang berada diantara
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Perkembangan industri dan pemukiman di
sepanjang aliran sungai deli telah mempengaruhi kualitas air sungai. Penurunan kualitas air
ditandai dengan perubahan warna air dan bau padahal, sebahagian masyarakat di pinggiran
sungai masih memanfaatkan air Sungai Deli untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk kegiatan
memancing. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap
kualitas badan air untuk suatu peruntukan didasarkan kepada Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Penentuan Indeks Pencemaran (IP).

Menurut laporan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, di sepanjang aliran
Sungai Deli saat ini terdapat kurang lebih 54 industri dan 27 saluran limbah domestik. Industri-
industri disepanjang aliran Sungai Deli terdiri dari industri cat, elektroplanting, industri lapas
baja, dan industri makanan. Garam-garam kromium digunakan dalam industri besi baja, cat,
bahan celupan (dyes), bahan peledak, tekstil, keramik, gelas, fotografi, sebagai bahan
penghambat korosi dan campuran lumpur pengeboran (drilling mud). Penelitian Adi (2002)
menunjukkan bahwa konsentrasi kromium (Cr) di Sungai Deli sudah melebihi baku mutu.
Menurut ATSDR (Agency for Toxic Substances and Disease Registry) mengkonsumsi air yang
mengandung Cr dengan konsentrasi yang jauh lebih tinggi dari kebutuhan normal akan
mengakibatkan anemia, masalah lambung dan usus kecil, gangguan pada sistem reproduksi dan
kanker.

Pencemaran sungai terjadi apabila kualitas air sungai turun sampai tingkat tertentu sehingga
tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Tolok ukur yang digunakan untuk menentukan telah
terjadi pencemaran air adalah baku mutu kualitas air sesuai dengan kelas sungai tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya
perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana. Agar sungai
dapat bermanfaat secara berkelanjutan sesuai dengan peruntukaannya, yang perlu dilakukan
adalah mengkaji kondisi kualitas air Sungai Deli Kota Medan, kemudian menemukan upaya
pengendaliannya sebagai salah satu segi pengelolaan lingkungan hidup.

Pencemaran Sungai Deli di wilayah Kabupaten Deli Serdang diduga berasal dari limbah
domestik permukiman penduduk berupa tinja dan limbah deterjen, limbah pertanian yang
menggunakan pupuk dan pestisida, serta limbah industri.

Sumber:https://www.kompasiana.com/bebesihombing4429/5d159aa5097f367a4c017414/su
ngai-deli-si-pemenuh-kebutuhan-yang-telah-tercemar

Pencemaran air Sungai Deli diakibatkan oleh kegiatan industri, lingkungan pemukiman,
pasar, rumah sakit dan berbagai kegiatan lain di sepanjang sungai tersebut. Tujuh puluh persen
pencemaran di sepanjang Sungai Deli diantaranya diakibatkan limbah padat dan cair dari
kegiatan domestik. Limbah domestik padat atau sampah yang dihasilkan di Kota Medan 1.235
ton/hari. Limbah cair yang menyumbang pemcemaran ke Sungai Deli berasal dari 24 jenis
industri skala menengah dan 40 skala industri kecil, 4 hotel dan 1 rumah sakit.

Dari hasil pengamatan dan analisis air Sungai Deli, menunjukan nilai DO, COD, BOD dan
TSS di Kecamatan Belawan sudah melewati baku mutu kelas II pada PP No.82 Tahun 2001. Di
Sungai Deli parameter yang melampaui baku mutu air kelas III adalah DO, NH 3N, Cd, Pb, Cu,
Mn, dan Zn.

Sumber:http://dislh.sumutprov.go.id/2014/12/penurunan-kualitas-air-sungai-di-sumatera-
utara-yang-terjadi-di-sungai-deli-sungai-asahan-sungai-belawan-dll/

Menurut Rosdiana yang juga didampingi Laksana Umanda Sitanggang, berdasarkan baku
mutu, kualitas air Sungai Deli yang melintasi tiga kabupaten/kota yakni Karo, Deli Serdang dan
Medan tercemar ringan dan sedang. "Mulai dari hulu sungai di Desa Semangat Gunung, Karo
hingga Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang airnya tercemar ringan, kemudian dari Deli Tua
hingga menuju muara sungai di Belawan, airnya telah tercemar sedang dan tidak lagi layak
konsumsi," katanya. Sekitar 70 persen pencemaran sungai itu, jelasnya, disebabkan oleh limbah
domestik seperti rumah tangga, hotel, rumah sakit dan komplek perumahan, sedangkan
selebihnya disebabkan limbah industri rumah tangga dan perusahaan besar yang berada di sekitar
sungai. "Penelitian yang kita lakukan sejak tahun 2003 hingga 2006 bersama JICA menyebutkan,
di sekitar daerah aliran Sungai Deli yang memiliki panjang 73 Km terdapat 54 perusahaan
tergolong besar. Dan jumlah itu dipastikan bertambah dan mereka membuang limbahnya ke
sungai," jelasnya. Sementara itu, Laksana Umanda Sitanggang menambahkan, dari tahun 2007
hingga kini pihaknya terus melakukan pengamatan terhadap sungai yang membelah kota Medan
itu. Berdasarkan hasil pengamatan, penduduk yang tinggal disepanjang bantaran sungai masih
menjadikan air sungai yang tercemar itu sebagai sumber air utama untuk kebutuhan sehari-hari.
"Tahun 2006 terdapat sekitar 1,2 juta jiwa dan 80 persen diantaranya penduduk Kota Medan
mengkonsumsi air Sungai Deli," ujarnya. Dalam beberapa tahun terakhir para pengembang di
Medan juga telah merusak kawasan ekosistem sungai dan lingkungan serta melanggar peraturan
karena membangun perumahan mewah dan gedung tinggi di sempadan sungai itu, katanya.

Sumber:https://regional.kompas.com/read/2008/02/06/19113969/air.sungai.deli.tak.layak.dikon
sumsi

Saran yang dapat diberikan yaitu memberlakukan strategi pengendalian pencemaran dalam
menjaga kualitas air. Hal difokuskan pada peningkatan sarana dan prasarana yang bertujuan
untuk mengoptimalkan dalam memantau kualitas air sungai secara lebih rutin lagi diikuti dengan
meningkatkan program pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait agar dapat
meminimalisir pencemaran air sungai dimana hasil pelaksanaan pengawasan dapat digunakan
sebagai acuan dalam penegakan hukum. Strategi pengendalian pencemaran air juga dapat
tercapai dengan pengaplikasian program-program pengendalian pencemaran yang diwujudkan
secara nyata dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program sosialisasi dan pelatihan
untuk dapat menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Upaya yang akan dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara untuk
mengatasi pencemaran Sungai Deli dan Sungai Belawan adalah dengan penguatan kelembagaan
instansi lingkungan hidup sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan dan program di kawasan
Sungai Deli dengan terbentuknya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kualitas Air Sungai
Belawan & Deli
Adapun beberapa saran lain yang dapat diberikan untuk mengurangi pencemaran air di
sungai deli adalah :

1. Perlu dilakukan pembaharuan atas inventarisasi data menegenai hal yang berkaitan dengan
penurunan kualitas air Sungai Deli seperti industri, hotel, rumah sakit yang menyumbang
pencemaran sungai sampai kepada data masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Deli
tersebut.
2. Peningkatan peran serta dan pemahaman warga dalam menjaga kelestarian sungai melalui
sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan (edukatif). Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
warga melakukan hal yang dapat mengotori sungai.
3. Bagi pemerintah, perlu peningkatan koordinasi antar instansi yang terkait dengan
pengendalian penceemaran air melalui penerapan persyaratan prinsip-prinsip pengendalian
pencemaran air terhadap rencana usaha/kegiatan yang mengajukan perizinan maupun dalam
pelaksanaan program dan kegiatan dengan pencegahan pencemaran air.

Anda mungkin juga menyukai