Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PATOLOGI

PADA Ny “N” PIIIAO INPARTU KALA IV DENGAN ATONIA UTERI


DI RUANG BERSALIN RSUD KAB. WAKATOBI

Medrec : 00.09.23
Tgl. Masuk : 12-01-2016
Tgl. Pengkajian: 12-01-2016
Nama Pengkaji : HARIMASI

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas Ibu Suami
Nama : Ny.”N” Tn.”A”
Umur : 35 tahun 37 tahun
Suku : Wakatobi Wakatobi
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Wandoka Wandoka
Lama Menikah : ± 7 tahun

B. Data Biologis / Fisiologis


1. Keluhan utama
Ibu mengeluh mengeluarkan banyak darah dari jalan lahir
2. Keluhan yang menyertai
Ibu mengeluh pusing
3. Riwayat keluhan utama
Mulai timbulnya : setelah melahirkan tanggal 11-1-2016, Jam
08.00 Wita
Sifat keluhan : menetap
Lokasi keluhan : abdomen (uterus)
Faktor pencetus : uterus yang tidak berkontraksi
Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh : mengganggu
Usaha klien untuk mengatasi keluhan : berbaring ditempat tidur
4. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 – 30 hari
Lamanya : 3 – 4 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut sehari
Keluhan : tidak ada
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Penyulit Bayi Nifas
Tahun Umur Jenis penolo
No kehamilan& peny
partus kehamilan partus ng JK BB PB ASI
persalinan ulit
Norma Tidak
1 2010 Aterm Dukun Tidak ada ♀ 2900 48 +
l ada
Norma Tidak
2 2013 Aterm Dukun Tidak ada ♂ 3000 49 +
l ada
Norma Tidak
3 2016 Aterm Dukun Tidak ada ♂ 4000 49 -
l ada

c. Riwayat persalinan sekarang


1) PIIIAO
2) Tempat persalinan : Di rumah
3) Jenis partus : spontan, letak belakang kepala (LBK)
4) Penolong : Dukun
5) Bayi lahir tanggal 11-01-2016, pukul 08.00 Wita
 Apgar score : 8/10
 Jenis kelamin :♂
 BBL/PBL : 3000 gram/49 cm
6) Plasenta lahir lengkap pukul 09.00 Wita
7) Tidak ada kontraksi uterus
8) Perdarahan ± 500 cc
5. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat infertilitas, tumor, penyakit menular seksual
maupun infeksi alat reproduksi.
6. Riwayat KB
Tidak ada riwayat penggunaan alat kontrasepsi Keluarga
Berencana
7. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
a. Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis B. HIV/AIDS dan penyakit keturunan seperti jantung,
hipertensi, dan diabetes mellitus
b. Tidak ada riwayat opname, trauma, operasi dan transfusi darah
c. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan
maupun yang lainnya
d. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan, rokok dan
alkohol
8. Riwayat kesehatan keluarga
Baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada riwayat penyakit
menular dan keturunan
9. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Kebiasaan
 Jenis makanan dan minuman : nasi, sayur, ikan, telur,
tahu, tempe, buah-buahan, air putih serta susu
 Frekuensi makan : 3 kali sehari
 Frekuensi minum : ± 7 – 8 gelas tiap hari
 Pantang makan : tidak ada pantangan
makanan

Selama inpartu
 Nafsu makan ibu menurun, ibu hanya minum air putih
b. Pola eliminasi
Kebiasaan
 Frekuensi BAK : 5 – 6 kali sehari
 Warna/ bau : kuning /khas amoniak
 Frekuensi BAB : 1 kali sehari
 Warna/ konsistensi : kuning/ lembek
 Gangguan BAK/BAB : tidak ada
Selama inpartu
 Ibu BAK 2 kali
 Ibu belum BAB
c. Pola istirahat
Kebiasaan
 Istrahat/tidur siang : ± 3 jam ( pukul 13.00 – 16. 00 Wita )
 Istrahat/tidur malam : ± 8 jam ( pukul 21.00 – 05. 00 Wita )
 Masalah : tidak ada
Selama inpartu
 Ibu tidak dapat beristirahat seperti biasanya
d. Pola Personal hygiene
Kebiasaan
 Ibu keramas 3 kali dalam seminggu menggunakan shampoo
 Ibu mandi 2 kali sehari menggunakan sabun mandi
 Ibu menggosok gigi setelah makan dan saat mandi
menggunakan pasta gigi
 Ibu membersihkan pada saat mandi dan sesudah BAB/BAK
 Ibu membersihkan bila kotor dan dipotong bila panjang
 Ibu mengganti setelah mandi
Selama inpartu
 Ibu belum mandi, pakaian belum diganti
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : apatis
2. Keadaan umum : lemah
3. Tanda-tanda vital
TD : 80/60 mmHg S : 36,8 oC
N : 90 kali/menit P : 24 kali/menit
4. Rambut/kepala
Rambut pendek, ikal, hitam, kulit kepala tidak berketombe, tidak
rontok, tidak ada benjolan
5. Wajah
Ekspresi wajah ibu cemas, pucat, tidak ada cloasma gravidarium
dan tidak ada oedema
6. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak
ikterus
7. Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada
epistakis, dan tidak ada pengeluaran sekret
8. Mulut/gigi
Mukosa bibir kering, tidak ada sariawan, lidah bersih, gigi lengkap
dan tidak ada karies
9. Telinga
Simetris kiri dan kanan, daun telinga terbentuk sempurna, bersih,
tidak ada sekret
10. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
11. Payudara
Simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada
benjolan, pengeluaran ASI ( – )

12. Abdomen
Inspeksi
Tampak ada linea nigra dan striae albikans, TFU setinggi pusat,
uterus tidak berkontraksi dengan baik, teraba lembek
13. Genitalia Luar
Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir yang terus mengalir
disertai gumpalan, tidak ada oedema dan varises, tidak ada
massa/kista, rupture perineum derajat I
14. Anus
Tidak ada oedema dan hemorroid
15. Ekstremitas
a. Atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, teraba
dingin
b. Bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema , tidak
ada                 varises, kuku tidak pucat, teraba dingin.

D. Data Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang.

E. Data Psikososial
1. Ibu senang dengan kelahiran bayinya
2. Ibu cemas dengan keadaannya saat ini
3. Suami dan keluarga berharap agar kondisi ibu segera membaik
4. Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat sekitar baik

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


PIIIAO, Inpartu Kala IV Dengan Masalah Atonia Uteri.
1. PIIIAO
Dasar
Data subyektif
- Ibu mengatakan melahirkan yang ketiga kali dan tidak pernah
keguguran
Data obyektif
- Terdapat striae albican dan linea nigra
Analisis dan interprestasi
a. Linea nigra timbul akibat peningkatan hormon metanophore
stimulating hormone (MSH) oleh karena pengaruh meningkatnya
hormon estrogen dan progesteron (Hanifa, 2005)
b. Striae albican adalah garis-garis berwarna putih tampak pada
wanita multigravida yang berasal dari striae livide pada kehamilan
pertama kali (Hanifa, 2005).

2. Inpartu Kala IV
Dasar
Data subyektif
- Ibu mengatakan melahirkan tanggal 11-01- 2016, pukul 08.00 Wita
Data obyektif
- Bayi lahir spontan, LBK pada tanggal 11-01- 2016, pukul 08.00
Wita
- Plasenta lahir lengkap pukul 09.00 Wita
Analisis dan interpretasi
a. Kala IV dimulai setelah plasenta lahir lengkap sampai 2 jam
postpartum
b. Pengawasan kala IV dimaksudkan agar dokter, bidan dan penolong
persalinan masih mendampingi ibu sekurang-kurangnya 2 jam
pacsa persalinan agar perdarahan postpartum dapat berkurang
atau dihindari (Hanifa, 2007).
3. Masalah Atonia Uteri
Dasar
Data subyektif
- Ibu mengeluh pusing dan ketika diperbaiki mengelurkan banyak
darah dari jalan lahir setelah plasenta lahir tanggal 11-01-2016,
pukul 09.00 Wita
Data obyektif
- Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir yang terus mengalir
disertai gumpalan
- TFU 2 jari diatas pusat
- Ekstremitas dingin
- Ekspresi wajah cemas dan wajah tampak pucat
- Uterus tidak berkontrkasi dengan baik, teraba lembek
- Perdarahan ± 500 cc
Analisis dan interpretasi
a. Atonia uteri didefinisikan sebagai suatu kegagalan uterus dalam
berkontraksi dengan baik setelah persalinan, atau atonia uteri
didefinisikan juga sebagai tidak adanya kontraksi uterus setelah
plasenta lahir (Rustam Mochtar, 1998)
b. Perdarahan pervaginam yang terjadi pada kasus atonia uteri
sangat banyak dan tidak merembes. Yang sering terjadi adalah
darah keluar dan disertai gumpalan. Hal ini terjadi karena
tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti pembeku darah
c. Konsistensi uterus lunak/lembek merupakan gejala terpenting/khas
atonia dan yang membedakan atonia dan penyebab perdarahan
yang lain
d. Fundus uteri naik disebabkan adanya darah yag terperangkap
dalam kavum uteri dan menggumpal (Rustam, 1998).
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi syok hipovolemik.
Dasar
Data subyektif
- Ibu mengeluh pusing dan mengelurkan banyak darah dari jalan lahir
setelah plasenta lahir tanggal 11-01- 2016, pukul 09.00 Wita
Data obyektif
- Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir yang terus mengalir disertai
gumpalan
- TFU 2 jari diatas pusat
- Ekstremitas dingin
- Ekspresi wajah cemas dan wajah tampak pucat
- Uterus tidak berkontrkasi dengan baik, teraba lembek
- Perdarahan ± 500 cc
Analisis dan interpretasi
Sebagian besar perdarahan masa nifas ( 75 – 80 % ) adalah akibat
adanya atonia uteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa aliran darah
uteroplasenta selama masa kehamilan adalah 500 – 800 ml/menit,
sehingga bisa dibayangkan ketika uterus tidak berkontraksi selama
beberapa menit saja, maka akan menyebabkan kehilangan darah yang
sangat banyak, sedangkan volume darah manusia hanya berkisar 5 – 6
liter saja (Rustam, 1998).

LANGKAH   IV.   EVALUASI   PERLUNYA  TINDAKAN  SEGERA /


                          KOLABORASI
Tindakan segera pemberian infus dengan cairan Ringer Laktat 500 cc.

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN


A. Tujuan :
1. Keadaan umum ibu dan janin baik
2. Atonia uteri teratasi
3. Tidak terjadi perdarahan

B. Kriteria keberhasilan
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : sistolik 100 – 130 mmHg, diastolik 70 – 90 mmHg
N : 60 – 90 kali/menit
S : 36,5 oC - 37,5 oC
P : 16 – 24 kali/menit
2. Uterus berkontraksi dengan baik, teraba keras dan bundar
3. Perdarahan dalam batas normal, yaitu kurang dari 500 cc

C. Rencana asuhan
1. Lakukan massase fundus uteri setelah lahirnya plasenta maksimal
15 detik
Rasional :
Massase merangsang kontraksi uterus, sambil melakukan massase
uterus sekaligus dapat menilai kontraksi uterus.
2. Pastikan kandung kemih kosong
Rasional :
Kandung kemih yang penuh dapat mengganggu kontraksi uterus
3. Segera lakukan kompresi bimanual interna ( KBI ) selama 5 menit
Rasional :
Kompresi ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah
dinding uterus dan juga merangsang kontraksi uterus
4. Teruskan KBI selama 2 menit bila uterus berkontraksi. Anjurkan
keluarga untuk mulai melakukan kompresi bimanual ekterna (KBE)
bila uterus tidak berkontraksi
Rasional :
Keluarga dapat meneruskan proses kompresi bimanual secara
eksterna penolong melakukan langkah-langkah selanjutnya.
5. Berikan ergometrin 0,2 mg secara IM (kontradiksi hipertensi) atau
misoprostol 600 - 1000 mg
Rasional :
Ergometrin dan misoprostol akan bekerja 5 - 7 menit dan
menyebabkan uterus berkontraksi
6. Pasang infus RL 500 cc + 20 unit oksitosin menggunakan jarum
ukuran 16 atau 18. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin
Rasional :
Jarum besar memungkinkan pemberian larutan IV secara cepat.
Ringer Laktat akan membantu memulihkan volume cairan yang
hilang selama perdarahan. Oksitosin secara IV dengan cepat
merangsang kontraksi uterus
7. Ulangi KBI
Rasional :
KBI yang digunakan bersama ergometrin dan oksitosin atau
misoprostol akan membuat uterus berkontraksi
8. Berikan ibu makan dan minum
Rasional :
Untuk mengganti energi yang hilang selama persalinan
9. Pantau kala IV
Rasional :
Untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan
10. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu
Rasional :
Untuk mengetahui keadaan umum ibu baik/tidak
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal, 11-01-2016. Pukul, 09.05 Wita
1. Pukul 09.05 Wita
Melakukan massase fundus uteri setelah lahirnya plasenta maksimal
15 detik
2. Pukul 09.10 Wita
Memastikan kandung kemih kosong
3. Pukul 09.15 Wita
Segera melakukan kompresi bimanual interna (KBI) selama 5 menit
a. Pakai sarung tangan steril, dengan lembut masukkan tangan
secara obstetrik
(menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus ke dalam vagina ibu
b. Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan
darah pada kavum uteri, mungkin hal ini yang menyebabkan uterus
tidak berkontraksi
c. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan
dinding anterior uterus kea rah tangan luar yang menahan dan
mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus
ditekan dari arah depan dan belakang
d. Tekan keras uterus diantara kedua tangan. Kompresi ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang
terbuka (bekas implantasi plasenta)
di dinding uterus dan juga merangsang myometrium untuk
berkontrkasi
e. Evaluasi keberhasilan
 Jika uterus berkontrkasi dan perdarahan berkurang, teruskan
KBI selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan perlahan-lahan
dan pantau ibu secara seksama pada kala IV
 Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan masih berlangsung,
periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah terjadi
laserasi. Jika demikian segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan
4. Pukul 09.30 Wita
Meneruskan KBI selama 2 menit jika uterus berkontraksi.
Menganjurkan keluarga melakukan kompresi bimanual secara
eksterna (KBE) jika uterus tidak berkontraksi.
a. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan
korpus uteri dan di atas simfisis pubis
b. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakan
korpus uteri sejajar dengan dinding depak korpus uteri. Usahakan
untuk mencakup/memegang bagian belalakang uterus seluas
mungkin
c. Lakukan kompresi uterus dengan saling mendekatkan tangan
depan dan belakang agar pembuluh darah di dalam anyaman
myometrium dijepit secara manual. Cara ini dapat menjepit
pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi
5. Pukul 09.35 Wita
Memberikan ergometrin 0,2 mg secara IM (kontradiksi hipertensi) atau
misoprostol 600 - 1000 mg
6. Pukul 09.43 Wita
Memasang infus RL 500 cc + 20 unit oksitosin menggunakan jurum
ukuran 16 atau 18. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin
7. Pukul 09.48 Wita
Mengulangi kompresi bimanual interna (KBI)
8. Pukul 09.55 Wita
Memberikan ibu makan dan minum
9. Pukul 09.58 Wita
Memantau kala IV
10. Pukul 10.00 Wita
Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal, 11-01-2016, Jam 10.00 Wita


1. Uterus berkontraksi dengan baik, teraba keras dan bundar
2. Kandung kemih kosong
3. KBI pertama telah dilakukan, uterus belum berkontraksi dengan baik
4. KBI kedua telah dilakukan, uterus mulai berkontraksi
5. Telah diberikan misoprostol
6. Telah dipasang infus dengan cairan RL 500 cc + 20 unit oksitosin
7. KBI ketiga telah dilakukan, kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar
8. Ibu telahh diberikan makan dan minum
9. Telah dilakukan pemantauan kala IV
10. Keadaan umum ibu baik dan tanda – tanda vital
TD :100/70 mmHg S : 36,6 oC
N : 86 kali/menit P : 20 kali/menit

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INC PATOLOGI


PADA Ny “N” PIIIAO INPARTU KALA IV DENGAN ATONIA UTERI
DI RUANG BERSALIN RSUD KAB. WAKATOBI
(S O A P)

Identitas Ibu Suami


Nama : Ny.”N” Tn.”A”
Umur : 35 tahun 37 tahun
Suku : Wakatobi Wakatobi
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Wandoka Wandoka
Lama Menikah : ± 7 tahun

SUBYEKTIF ( S )
1. Ibu melahirkan yang ketiga kalinya dan tidak pernah keguguran
2. Ibu melahirkan tanggal, 11-01-2016. Pukul, 08.00 Wita
3. Ibu pusing dan mengelurkan banyak darah dari jalan lahir setelah
plasenta lahir tanggal, 11-01-2016. pukul 09.00 Wita

OBYEKTIF ( O )
1. Kesadaran : apatis
2. Keadaan umum : lemah
3. Tanda-tanda vital
TD : 80/60 mmHg S : 36,8 oC
N : 90 kali/menit P : 24 kali/menit
4. Ekspresi wajah ibu cemas dan wajah tanpak pucat
5. Uterus tidak berkontraksi dengan baik, teraba lembek
6. TFU 2 jari diatas pusat
7. Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir yang terus mengalir
disertai gumpalan
8. Perdarahan ± 500 cc
9. Eksterimitas teraba dingin

ANALISIS ( A )
PIIIAO, Inpartu Kala IV Dengan Masalah Atonia Uteri

PENATALAKSANAAN ( P )
1. Melakukan massase fundus uteri setelah lahirnya plasenta
maksimal 15 detik
Hasil :
Uterus tidak berkontraksi dengan baik, teraba lembek
2. Memastikan kandung kemih kosong
Hasil :
Kandung kemih kosong
3. Segera melakukan kompresi bimanual interna (KBI) selama 5 menit
Hasil :
KBI pertama telah dilakukan, uterus belum berkontraksi dengan
baik
4. Meneruskan KBI selama 2 menit jika uterus berkontraksi.
Menganjurkan keluarga melakukan kompresi bimanual secara
eksterna (KBE) jika uterus tidak berkontraksi
Hasil :
KBI kedua telah dilakukan, uterus mulai berkontraksi
5. Memberikan ergometrin 0,2 mg secara IM (kontradiksi hipertensi)
atau misoprostol 600 - 1000 mg
Hasil :
Telah diberikan misoprostol
6. Memasang infus RL 500 + 20 unit oksitosin menggunakan jurum
ukuran 16 atau 18. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin
Hasil :
Telah dipasang infus dengan cairan RL 500 cc + 20 unit oksitosin
7. Mengulangi kompresi bimanual interna (KBI)
Hasil :
KBI ketiga telah dilakukan, kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar
8. Memberikan ibu makan dan minum
Hasil :
Ibu telah diberikan makan dan minum
9. Memantau kala IV
Hasil :
Telah dilakukan pemantauan kala IV
10. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu
Hasil :
Keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg S : 36,6 oC
N : 86 kali/menit P : 20 kali/menit

Anda mungkin juga menyukai