Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERWATAN PPOK

S No Dokumen : /SOP/UKP/Pusk-NB//2017
No.Revisi : 00
O Tanggal Terbit : 21 Oktober 2020
P Halaman : 1/2
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
NAN BALIMO drg. RULLY ARIMBI
198112182011011004
PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati,
dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang persisten, progresif
1. Pengertian
dan berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi kronis di paru
terhadap partikel dan gas berbahaya.
Sebagai acuan untuk petugas dalam menegakkan diagnosa asuhan
2. Tujuan
keperawatan influeza dan terapi pada kasus PPOK
Sebagai pedoman untuk petugas dalam menegakkan diagnosa asuhan
3. Kebijakan
keperawatan pneumotoraks dan terapi pada kasus PPOK
Panduan praktik klinik bagi dokter di fasilitas kesehatan pelayanan primer
4. Referensi
edisi revisi tahun 2014
1. Alat tulis
a. Alat dan Bahan 2. Blangko asuhan keperawatan

5. Prosedur 1. petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor antrian pasien


2. Petugas mengucapkan salam.
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Faktor Risiko
a. Genetik
b. Pajanan partikel
 Asap rokok
 Debu kerja, organik dan inorganik 392
 Polusi udara dalam rumah dari pemanas atau biomassa rumah
tangga dengan ventilasi yang buruk
 Polusi udara bebas
c. Pertumbuhan dan perkembangan paru
d. Stres oksidatif
e. Jenis kelamin
f. Umur
g. Infeksi paru
h. Status sosial-ekonomi
i. Nutrisi.
j. KomorbiditasPenatalaksanaan
5. Tatalaksana ppok berupa pemberian obat-obatan.
6. Penatalaksanaan PPOK stabil
1. Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan
mempertahankan keadaan stabil.
2. Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis
(salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin). Masing-
masing dalam dosis suboptimal, sesuai dengan berat badan dan
beratnya penyakit. Untuk dosis pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-
150 mg kombinasi dengn salbutamol 1 mg.
3. Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila tersedia.
4. Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH)
5. Mukolitik (ambroxol) dapat diberikan bila sputum mukoid.
14. Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
1. Oksigen (bila tersedia)
2. Bronkodilator Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau frekuensi
bronkodilator kerja pendek ditingkatkan dan dikombinasikan dengan
antikolinergik. Bronkodilator yang disarankan adalah dalam sediaan
inhalasi. Jika tidak tersedia, obat dapat diberikan secara injeksi,
subkutan, intravena atau perdrip, misalnya: Adrenalin 0, 3 mg
subkutan, digunakan dengan hati-hati Aminofilin bolus 5 mg/kgBB
(dengan pengenceran) harus perlahan (10 menit) utk menghindari efek
samping.dilanjutkan dengan perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.
3. Kortikosteroid diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal
selama 2 minggu. Pemberian selama 2 minggu tidak perlu tapering off.
4. Antibiotik yang tersedia di Puskesmas
5. Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale, dapat diberikan diuretik
dan perlu berhati-hati dalam pemberian cairan.
15. Konseling dan Edukasi
1. Edukasi ditujukan untuk mencegah penyakit bertambah berat dengan
cara menggunakan obat-obatan yang tersedia dengan tepat,
menyesuaikan keterbatasan aktivitas serta mencegah eksaserbasi.
2. Pengurangan pajanan faktor risiko
3. Berhenti merokok
4. Keseimbangan nutrisi antara protein lemak dan karbohidrat, dapat
diberikan dalam porsi kecil tetapi sering.
5. Rehabilitasi
a. Latihan bernapas dengan pursed lip breathing
b. Latihan ekspektorasi
c. Latihan otot pernapasan dan ekstremitas
6. Terapi oksigen jangka panjang

Menulis identitas melakukan anamnesa


memanggil diblangko kunjungan pada pasien
pasien sesuai BPJS
nomor urut

Menegakkan diagnosis Melakukan


pemeriksaan tanda
Melakukan vital
pemeriksaan fisik

Mengedukasi pasien

6. Bagan Alir Memberikan terapi Menulis resep

Mencatat ke buku Menulis hasil Menyerahkan resep


register. pemeriksaan fisik,
diagnosis dan terapi
kedalam rekam medik

7. Hal yang perlu


diperhatikan
1. Ruang tindakan,
8. Unit terkait
2. Poli umum,

9. Dokumen terkait Rekam medis

10. Rekaman historis


perubahan

Anda mungkin juga menyukai