Oleh :
Diyah Ratna Sari
(14-026)
Preseptor:
dr. Fetria Faisal, Sp.A
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan salam tidak lupa pula penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman yang buta akan pengetahuan menuju ke zaman
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Fetria Faisal, Sp.A selaku
banyak kesalahan baik dalam segi penyusunan, pengolahan, pemilihan kata, dan
proses pengetikan karena masih dalam tahap pembelajaran. Saran dan kritik yang
Akhir kata, semoga caseini dapat berguna khususnya bagi kami sebagai
penulis dan bagi pembaca pada umumnya dalam memahami masalah yang
Penulis
i
DAFTAR ISI
CASE GNAPS
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................1
2.4.Patofisiologi GNAPS............................................................................................16
2.9 Pemantauan..........................................................................................................24
BAB IVPENUTUP.........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
streptokokus,sering ditemukan pada kelompok usia 2-15 tahun, dan dua kali lebih
12 tahun, jarang pada anak di bawah 3 tahun. Penyebabnya karena pada usia 5-12
tahun merupakan usia sekolah, di mana mudah terpapar dengan agen infeksi.
WHO mempekirakan 472.000 kasus GNAPS terjadi setiap tahunnya secara global
Manakula Vinayagar Medical College and Hospital India pada periode waktu
52 pasien ditemukan 46 anak (88,4%) dengan GNAPS, usia pasien berkisar antara
di Indonesia pada tahun 1997-2002, lebih dari 80% dari 509 anak dengan GNA
mengalami efusi pleura, kardiomegali serta efusi perikardial, dan 9,2% mengalami
GNA (0,4%) yaitu diantara 10.709 pasien yang berobat di Departemen Ilmu
Kesehatan Anak RSCM. Empat puluh lima pasien ini terdiri dari 26 laki–laki dan
1
19 perempuan yang berumur antara 4-14 tahun, dan yang paling sering adalah 6–
11 tahun.1
berdampak pada anak-anak dengan tingkat ekonomi yang rendah. Penyakit ini
biasanya terjadi secara sporadik tetapi peningkatan insiden-si kasus terjadi secara
epidemik pada tempat dengan komunitas yang memiliki populasi tempat tinggal
di lingkungan yang padat penduduk, higiene kurang baik, kondisi dengan insidens
GNAPS berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi yang rendah dan 82% pada
pada musim dingin, awal musim semi, dan musim hujan sedangkan piodermia
lebih sering terjadi pada akhir musim panas dan musim gugur.Pasien yang
perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karena anak laki-laki lebih sering berada
2
1.3 ManfaatPenulisan
a. Bagi Penulis
(GNAPS) .
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut.1,2,4
Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat umum dan
lebih menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi & inflamasi sel
bergantian.2 GNA merupakan istilah yang lebih bersifat histologik, sedangkan SNA
banyak penyakit yang juga memberikan gejala nefritik seperti hematuria, edema,
Berbagai penyakit atau keadaan yang digolongkan ke dalam SNA antara lain :
4
- Glomerulonefritis fokal
SNA bagi pasien yang memperlihatkan gejala nefritik saja, misalnya proteinuria dan
hematuria atau edema dan hematuria, mengingat gejala nefritik bukan hanya
disebabkan oleh GNAPS, tetapi dapat pula disebabkan oleh penyakit lain. Bila pada
GNAPS (C ↓, ASO↑, dll), maka diagnosis menjadi GNAPS. Hal ini penting
diperhatikan, oleh karena ada pasien yang didiagnosis sebagai GNAPS hanya
memperlihatkan gejala nefritik.Bila dijumpai full blown cases yaitu kasus dengan
gejala nefritik yang lengkap yaitu proteinuria, hematuria, edema, oliguria, dan
5
hipertensi, maka diagnosis GNAPS dapat ditegakkan, karena gejala tersebut
GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang
pada usia di bawah 2 tahun. GNAPS didahului oleh infeksi GABHS melalui infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periode laten
Indonesia menunjukkan bahwa infeksi melalui ISPA terdapat pada 45,8% kasus
sedangkan melalui kulit sebesar 31,6%.1Gejala klinik GNAPS sangat bervariasi dari
bentuk asimtomatik sampai gejala yang khas. Bentuk asimtomatik lebih banyak
diketahui bila terdapat kelainan sedimen urin terutama hematuria mikroskopik yang
GNAPS Simtomatik
1. Periode laten :
Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi
streptokokus dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3 minggu; periode
1-2 minggu umumnya terjadi pada GNAPS yang didahului oleh ISPA, sedangkan
periode 3 minggu didahului oleh infeksi kulit/piodermi. Periode ini jarang terjadi di
bawah 1 minggu. Bila periode laten ini berlangsung kurang dari 1 minggu, maka
6
glomerulonefritiskronik, lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-Schöenlein
2. Edema
Merupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan
menghilang pada akhir minggu pertama. Edema paling sering terjadi di daerah
periorbital (edema palpebra), disusul daerah tungkai. Jika terjadi retensi cairan
hebat, maka edema timbul di daerah perut (asites), dan genitalia eksterna (edema
faktor, yaitu gaya gravitasi dan tahanan jaringan lokal. Oleh sebab itu, edema pada
palpebra sangat menonjol waktu bangun pagi, karena adanya jaringan longgar pada
daerah tersebut dan menghilang atau berkurang pada siang dan sore hari atau
setelah melakukan kegitan fisik. Hal ini terjadi karena gaya gravitasi. Kadang-
kadang terjadi edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru
diketahui setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan.Edema bersifat pitting
sebagai akibat cairan jaringan yang tertekan masuk ke jaringan interstisial yang
3. Hematuria4,5
7
merahan atau seperti teh pekat, air cucian daging atau berwarna seperti cola.
beberapa hari, tetapi dapat pula berlangsung sampai beberapa minggu. Hematuria
walaupun secara klinik GNAPS sudah sembuh. Bahkan hematuria mikroskopik bisa
menetap lebih dari satu tahun, sedangkan proteinuria sudah menghilang. Keadaan
4. Hipertensi
Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70% kasus GNAPS. Albar
dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain. Pada
Hipertensi ringan tidak perlu diobati sebab dengan istirahat yang cukup dan diet
yang teratur, tekanan darah akan normal kembali. Adakalanya hipertensi berat
50%.1Persentil ke-95 tekanan darah anak dan remaja menurut usia dan jenis
8
Batasan hipertensi menurut The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescent adalah sebagai
berikut :
- Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih dari
persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada pengukuran
- Prehipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik antara
persentil ke-90 dan 95. Pada kelompok ini harus diperhatikan secara teliti adanya
ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi hipertensi pada masa
- Anak remaja dengan nilai tekanan darah di atas 120/80 mmHg harus dianggap
suatu prehipertensi.
- Seorang anak dengan nilai tekanan darah di atas persentil ke-95 pada saat diperiksa
di tempat praktik atau rumah sakit, tetapi menunjukkan nilai yang normal saat
diukur di luar praktik atau rumah sakit, disebut dengan white-coat hypertension.
Kelompok ini memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan yang
9
- Hipertensi emergensi adalah hipertensi berat disertai komplikasi yang mengancam
jiwa, seperti ensefalopati (kejang, stroke, defisit fokal), payah jantung akut, edema
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi pada Anak Usia 1 tahun atau Lebih dan Usia Remaja
Klasifikasi Batasan
Tekanan Darah Normal Sistolik dan diastolik kurang dar
persentil ke-90
Evaluasi awal adanya hipertensi dapat dilakukan oleh seorang dokter anak
(general pediatrician). Anamnesis terhadap pasien dan keluarganya serta
pemeriksaan fisis harus diikuti dengan pemeriksaan urin rutin dan kimia dasar
(Tabel 2).
10
Pengobatan hipertensi pada anak
Tujuan pengobatan hipertensi pada anak adalah mengurangi risiko jangka pendek
maupun
panjang terhadap penyakit kardiovaskular dan kerusakan organ target. Upaya mengurangi
tekanan darah saja tidak cukup untuk mencapai tujuan ini. Selain menurunkan tekanan
darah dan meredakan gejala klinis, juga harus diperhatikan faktor-faktor lain seperti
kerusakan organ target, faktor komorbid, obesitas, hiperlipidemia, kebiasaan merokok, dan
intoleransi glukosa.
badan, diet rendah lemak dan garam, olahraga secara teratur, menghentikan
rokok dan kebiasaan minum alkohol. Diet rendah garam yang dianjurkan adalah
1,2 g/hari pada anak usia 4-8 tahun dan 1,5 g/hari pada anak yang lebih besar.16
Diet rendah garam yang dikombinasikan dengan buah dan sayuran, serta diet
rendah lemak menunjukkan hasil yang baik untuk menurunkan tekanan darah
pada anak. Asupan makanan mengandung kalium dan kalsium juga merupakan
2. Pengobatan Farmakologi
Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents obat yang
secara bertahap hingga mencapai efek terapoitik, atau munculnya efek samping,
atau bila dosis maksimal telah tercapai. Kemudian obat kedua boleh diberikan,
berbeda.
1. Hipertensi simtomatik
Proteinuria
3. Hipertensi sekunder
4. Diabetes melitus
hidup
3. 6. Hipertensi tingkat 2.
12
13
Tabel tekanan darah anak laki-laki berdasarkan usia dan persentil tinggi badan
14
Tabel tekanan darah anak perempuan berdasarkan usia dan persentil tinggi badan
15
Pada bayi usia 0-12 bulan, digunakan kurva tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
5. Oliguria5
Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 5-10% kasus GNAPS dengan
produksi urin kurang dari 350 ml/m2 LPB/hari. Oliguria terjadi bila fungsi ginjal
menurun atau timbul kegagalan ginjal akut. Seperti ketiga gejala sebelumnya,
dengan timbulnya diuresis pada akhir minggu pertama. Oliguria bisa pula
6. Gejala Kardiovaskular6
yang terjadi pada 20-70% kasus GNAPS. Bendungan sirkulasi dahulu diduga
16
terjadi akibat hipertensi atau miokarditis, tetapi ternyata dalam klinik bendungan
tetap terjadi walaupun tidak ada hipertensi atau gejala miokarditis. Ini berarti
bahwa bendungan terjadi bukan karena hipertensi atau miokarditis, tetapi diduga
a. Edema paru
sianosis. Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah kasar atau basah
halus. Keadaan ini disebut acute pulmonary edema yang umumnya terjadi
radiologik toraks dapat berupa kardiomegali, edema paru dan efusi pleura.
Kanan (LDK).
17
masing 0,3% dan 52%.1 Bentuk yang tersering adalah bendungan paru.
Nopember 1983 didapatkan 56,4% kongesti paru, 48,7% edema paru dan
peradangan pleura, oleh karena adanya ronki basah dan edema paru.
biasanya lebih cepat terjadi, yaitu dalam waktu 5-10 hari, sedangkan pada
7. Gejala-gejala lain6
Selain gejala utama, dijumpai gejala umum seperti pucat, malaise, letargi
dan anoreksia. Gejala pucat mungkin karena peregangan jaringan subkutan akibat
Urin
18
- Proteinuria
+, jarang terjadi sampai dengan +++. Bila terdapat proteinuria +++ harus
batas 6 bulan, bila lebih dari 6 bulan masih terdapat proteinuria disebut
- Hematuria Mikroskopik
ada, karena itu adanya eritrosit dalam urin ini merupakan tanda yang paling
Begitu pula dengan torak eritrosit yang dengan pemeriksaan teliti terdapat
pada 60-85% kasus GNAPS. Adanya torak eritrosit ini merupakan bantuan
yang sangat penting pada kasus GNAPS yang tidak jelas, sebab torak ini
demikian bentuk torak eritrosit ini dapat pula dijumpai pada penyakit ginjal
19
Darah
- Reaksi serologis
ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering diperiksa, karena mudah
dimulai pada hari ke-10 hingga 14 sesudah infeksi streptokokus dan mencapai
puncaknya pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada bulan ke-2
hingga 6. Titer ASO jelas meningkat pada GNAPS setelah infeksi saluran
pernapasan oleh streptokokus. Titer ASO bisa normal atau tidak meningkat
titer ASO. Sebaliknya titer ASO jarang meningkat setelah piodermi. Hal ini
melalui kulit hanya sekitar 50% kasus menyebabkan titer ASO meningkat. Di
pihak lain, titer AD Nase jelas meningkat setelah infeksi melalui kulit.4,5,7
- Aktivitas komplemen
20
streptokokus yang nefritogenik. Di antara sistem komplemen dalam tubuh,
selama fase akut atau dalam minggu pertama perjalanan penyakit, kemudian
sesudah 8 minggu kadar komplemen C ini masih rendah, maka hal ini
LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun setelah gejala
2.4 Patogenesis.
21
- Adanya endapan IgG dan Cpada glomerulus.
Pada pemeriksaan hapusan tenggorok (throat swab) atau kulit (skin swab)
tidak selalu ditemukan GABHS. Hal ini mungkin karena penderita telah mendapat
antibiotik sebelum masuk rumah sakit. Juga lamanya periode laten menyebabkan
penyakit ini dapat melalui infeksi saluran napas atas (tonsillitis/faringitis) atau
GNAPS.Hal tersebut karena hanya serotipe tertentu dari GABHS yang bersifat
22
NAPℓr dapat diisolasi dari streptokokus grup A yang terikat dengan
plasmin. Antigen nefritogenik ini dapat ditemukan pada jaringan hasil biopsi
ginjal pada fase dini penderita GNAPS.9 Ikatan dengan plasmin ini dapat
basalis glomerulus.
sebagai HUMPS.7,9
antibodi anti NAPℓr larut dalam darah dan mengendap pada glomerulus.9
2. Insitu Formation
formation lebih berarti secara klinik oleh karena makin banyak HUMPS
yang terjadi makin lebih sering terjadi proteinuria masif dengan prognosis
buruk.8
Imunitas Selular :
infiltrasi sel-sel limfosit dan makrofog pada jaringan hasil biopsi ginjal. Infiltrasi
sel-sel imunokompeten difasilitasi oleh sel-sel molekul adhesi ICAM – I dan LFA
23
– I, yang pada gilirannya mengeluarkan sitotoksin dan akhirnya dapat merusak
Hal tersebut akan menyebabkan filtrasi fraksi berkurang sampai di bawah 1%.
radang di glomerulus.
intrarenal.
ekstraselular seperti renin angiotensin, aldosteron dan anti diuretik hormon (ADH)
tidak meningkat. Edema yang berat dapat terjadi pada GNAPS bila ketiga hormon
tersebut meningkat.
24
2.5 Diagnosis GNAPS 4,5
Gejala-gejala klinik :
1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown
Banyak penyakit ginjal atau di luar ginjal yang memberikan gejala seperti
GNAPS.8
1. Penyakit ginjal8,9
25
pada anamnesis terdapat penyakit ginjal sebelumnya dan periode laten
yang terlalu singkat, biasanya 1-3 hari. Selain itu adanya gangguan
pada anak. Kelainan ini sering sulit dibedakan dengan GNAPS terutama
pada fase akut dengan adanya oliguria atau anuria. Titer ASO, AH ase,
2. Penyakit-penyakit sistemik.6
26
seperti hematuria, proteinuria dan kelainan sedimen yang lain, tetapi pada
apusan tenggorok negatif dan titer ASO normal. Pada HSP dapat dijumpai
purpura, nyeri abdomen dan artralgia, sedangkan pada GNAPS tidak ada
gejala demikian. Pada SLE terdapat kelainan kulit dan sel LE positif pada
pemeriksaan darah, yang tidak ada pada GNAPS, sedangkan pada SBE tidak
3. Penyakit-penyakit infeksi7
GNA bisa pula terjadi sesudah infeksi bakteri atau virus tertentu selain
gejala GNA yang timbul sesudah infeksi virus morbili, parotitis, varicella, dan
penyakit dasarnya.
27
sublingual pada anak dengan kesadaran menurun. Bila tekanan darah belum
tekanan darah telah turun sampai 25%, seterusnya ditambahkan kaptopril (0,3
PGK karena kerusakan ginjal sering terjadi sebelum penurunan fungsi ginjal
ginjal dimasukkan dalam definisi PGK karena penurunan fungsi ginjal pada
tingkat ini sudah mencapai 50% di bawah normal dan prevalens anak dengan
mL/menit/1,73 m²)
28
Klasifikasi PGK tersebut digunakan untuk anak di atas dua tahun sehubungan
digunakan sebagai fokus utama dalam pedoman ini karena LFG dapat
KXTB (cm)
LFG (mL/menit/173 m2) =
Kreatininserum (mg/dL)
bawah usia 1 tahun, K= 0,45 untuk bayi berat lahir cukup bulan
0,57 untuk perempuan 13-21 tahun, dan 0,70 untuk anak laki-laki
13 – 21 tahun).
• TB=tinggi badan
Pengobatan konservatif :
b. Mengatur elektrolit :
29
Insulin 0,1 unit/kg & 0,5 – 1 g glukosa 0,5 g/kgbb
3. Edema paru
sakit kepala, kejang, halusinasi visual, tetapi tekanan darah masih normal.
1. Istirahat
Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di tempat tidur, tetapi tidak
jalan. Istirahat yang terlalu lama di tempat tidur menyebabkan anak tidak
dapat bermain dan jauh dari teman- temannya, sehingga dapat memberikan
beban psikologik.
30
2. Diet
garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. Protein dibatasi bila kadar ureum
berarti asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss (20-25 ml/kgbb/
hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (10
ml/kgbb/hari).
3. Antibiotik
telah mendapat antibiotik sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode
31
dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika terdapat alergi terhadap golongan
4. Simptomatik
a. Bendungan sirkulasi
cairan, dengan kata lain asupan harus sesuai dengan keluaran. Bila terjadi
edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya
b. Hipertensi
ringan dengan istirahat cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekanan
darah bisa kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang
tersebut diatas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi
diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan. Pada hipertensi berat atau
diazoxide 5 mg/ kgbb/hari secara intravena (I.V). Kedua obat tersebut dapat
32
Hal penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan cairan,
pemberian kalori yang cukup dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis
2.9 Pemantauan13,14
akut yang berlangsung 1-2 minggu. Pada akhir minggu pertama atau
Pada keadaan ini sebaiknya dilakukan biopsi ginjal untuk melacak adanya
33
kelainan tersebut menghilang. Bila sesudah 1 tahun masih dijumpai satu
34
- Kadar komplemen C rendah, ANCA (+), ANA (+), anti ds DNA (+) atau
Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu bila tidak
bulan. Pada anak 85-95% kasus GNAPS sembuh sempurna, sedangkan pada
orang dewasa 50-75% GNAPS dapat berlangsung kronis, baik secara klinik
maupun secara histologik atau laboratorik. Pada orang dewasa kira-kira 15-30%
kasus masuk ke dalam proses kronik, sedangkan pada anak 5-10% kasus menjadi
terjadi terutama dalam fase akut akibat gangguan ginjal akut (Acute kidney
35
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
No MR : 201512
Keluhan Utama :
• Pasien mengalami tenggorokan gatal dan batuk pilek sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit, dan disertai sesak nafas.
36
• Demam sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan
terus menerus,demam tidak disertai menggigil, dan demam hilang ketika
minum obat.
• Mual dan muntah 2x sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, muntah
berisi makanan yang dimakan.
• Pasien mengalami kejang sejak 2 jam Sebelum masuk rumah sakit, kejang
2x selama ±2 menit, pasien tidak sadar dan sadar kembali ±30 menit
kemudian.
• Riwayat hipertensi, DM, penyakit ginjal dan jantung tidak ada pada
keluarga
Riwayat Imunisasi
37
Imunisasi Usia
BCG 0 bulan
DPT :
1 2 bulan
2 4 bulan
3 6 bulan
Polio:
1 0 bulan
2 2 bulan
3 4 bulan
4 6 bulan
Hepatitis B
1 2 bulan
2 4 bulan
3 6 bulan
Campak 9 bulan
Kesan :
Rubella 15 bulan
38
• Anak ke 2 dari 2 bersaudara. Lahir Sectio caesarea a.i Panggul sempit
pada usia kehamilan 39-40 minggu dengan ditolong dokter. Berat Lahir
3200 gram, panjang badan 4,8 cm. Saat lahir pasien menangis kuat .
• Bayi :
• Anak :
Perkembangan
39
Ketawa 2 bulan
Miring 2 bulan
Tengkurap 4 bulan
Duduk 5 bulan
Merangkak 6 bulan
Berdiri 9 bulan
Lari 11 bulan
Bicara 12 bulan
Pemeriksaan umum
Suhu 37,8 °C
Pernafasan 28 x/mnt
Berat badan 31 kg
40
Keadaan gizi BB/U: 100 %
TB/U: 100 %
BB/TB: 100 %
Kepala Normochepal
41
Gigi dan Mulut Mukosa bibir dan mulut lembab,
sianosis tidak ada
P : Sonor
42
P : supel, nyeri tekan dan nyeri
lepas tidak ada, hepar dan lien
tidak membesar
P : Timpani
Laboratorium
Darah Rutin
Hb gr/dl
Eritrosit /mm3
Leukosit /mm3
Trombosit /mm3
Hematokrit %
MCV FL
43
MCH Pg
MCHC gr/dl
Kesan : -
URINALISA
Urine lengkap
Makroskopik
Warna :
Darah :
Bilirubin :
Urobilinogen :
Keton :
Protein :
Nitrit :
Glukosa :
PH :
Berat jenis :
Sedimen urine
• Eritosit : lpb
44
• Silinder :
• Lekosit : lpb
• Kristal :
• Epitel : lpk
Kesan :
Kimia klinik
Ureum : mg/dl
Kreatinin : mg/dl
ASTO :
Kesan :
Diagnosis 1. GNAPS
2. HT stage I
Bed rest
Minum 1500 cc
Nutrisi/ Diet:
Medikamentosa
IVFD RL
45
IVFD KaEn 1B 8 tpm
Follow Up :
O/ KU Kes TD HR RR T
P/
46
DIET nefrotik 1500kkal (protein 20 gr ,garam
1 gr/hari)
IVFD RL
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
tenggorokan positif untuk GABHS maka dapat didiagnosis sebagai GNAPS. Bila
dijumpai gejala klinik yang khas seperti edema, protenuria, hematuria, oliguria
dan hipertensi (full blown case) maka diagnosis GNAPS dapat ditegakkan.
yang padat (rumah, asrama) sebagai akibat droplet infection yang mudah terjadi
47
dari seorang anak penderita GNAPS ke anak yang lain. Bentuk GNAPS
tidak dijumpai komplikasi, sehingga penderita GNAPS cukup dirawat inap selama
7-10 hari.
kronik yang dapat diketahui melalui biopsi ginjal, sehingga perlu dirujuk kepada
kesadaran menurun. Oleh karena itu pada setiap kasus dengan gejala kejang dan
atau kesadaran menurun, jangan lupa memeriksa tekanan darah untuk melacak
adanya GNAPS.
48
DAFTAR PUSTAKA
2. Carapetis JR, Steer AC, Mullolans EK. The Global burden of group A streptococcal diseases.
The Lancet Infectious Diseases. 2005;5: hlm. 685–94.
3. Dr. Dedi Rahcmadi, dr., SpA(K),. M. Kes, dkk.2011.Tata Laksana Hipertensi Pada Anak.
KONSENSUS:Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
4. Iturbe BR, Mezzano S. Acute post infectious glomerulonephritis. Dalam : Avner ED, Hormon
WE, Niaudet P, Yoshikawa N, penyunting. Pediatric Nephrology, Sixth Completely Review,
Updated and Enlarged Edition. Berlin Heidelberg: Springer- Verlag; 2008; hlm. 743–55.
49
9. Yoshizawa N, Yamakami K, Fujino Metal. Nephritis associated plasmin receptor and acute
poststreptococcal glomerulonephritis characterization of the antigen and associated immune
response. J Amer Soc Nephrol. 2004; 15: 1785–93.
14. Taskesen M, Taskesen T, Kafar S, Karadede A, Tas. Elevated Plasma Levels of N-Terminal
Pro–Brain Natriuretic Peptide in Children With Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis.
Tohoku: J. Exp. Med. 2009; 217–98.
15. Tasic V. Post Infection glomulonephritis. Dalam: Geary DF, Schaefer F, penyunting.
Comprehasive Pediatric nephrology. Philadelphia: Mosby; 2008. hlm. 309--17.
16. Smith JM, Faizan K, Eddy AA. The child with acute nephritic syndrome. Dalam: Weeb N,
Postlethwaite R, penyunting. Clinical Pediatric Nephrology. Edisi ke-3. Oxford: University Press;
2003. hlm. 367–79.
50