Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

KONSEP DASAR KEPERAWATAN 2

MENGKRITISI PROSES KEPERAWATAN

Oleh :

Ayu Widia K ( 175070201111005 )

Faiqotul Amalia ( 175070201111001 )

Fitrothunnada Fortuna ( 175070201111003 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGKAJIAN
Menurut hasil perbandingan antara triger proses keperawatan yang diberikan
oleh dosen dengan literatur yang saya pakai,beberapa data perlu
ditambahkan karena di trigger tidak ada. Seperti:
Pada data identitas klien sudah cukup lengkap dibanding literatur saya. Tetapi
lebih baik ditambahkan dengan riwayat psikososial. Karena hal ini juga cukup
berpengaruh dalam proses keperawatan.
Sedangkan pada pemeriksaan fisik, tepatnya pada keadaan umum
pasien perlu ditambahkan dengan data suara bicara pasien. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat stres, kesadaran pasien, dan lain-lain. Selain suara
bicara pasien, kita juga perlu menambahkan data
A. sistem intergumen seperti:
1. Turgor kulit menurun,
2. Luka atau warna hitam di bekas luka,
3. Kelembapan sekitar ulkus dan gangren,
4. Kemerahan pada kulit sekitar luka,
5. Tekstur rambut dan
6. Kuku.

B. Sistem kardiovaskular, seperti:


1. Nadi periver berkurang atau bertambah
2. Trakikardi atau brakikardi
3. Hipertensi/hipotensi
4. Aritmia
5. Kardiomegalis

C. Sistem gastrointestinal, seperti:


1. Terdapat polifagi
2. Polidipsi
3. Mual
4. Perubahan berat badan
5. Obesitas, dll.
D. Sistem urinari
1. Polirui
2. Retensi urine
3. Rasa panas atau sakit saat berkemih

E. Sistem muskuloskeletal
1. Penyebaran lemak dan masa otot
2. Cepat lelah
3. Lemah dan nyeri
4. Adanya gangren

F. Sistem neurologis
1. Penurunan sintesis
2. Parasthesia
3. Anastesia
4. Refleks lambat
5. Kacau mental dan disorientasi
ANALISIS DATA
Dalam mengelompokkan data dibedakan atas Data Subjektif dan Data
Objektif. Menurut Teori Abraham Maslow terdiri dari :
Kebutuhan dasar atau fisiologis: sudah ada
Kebutuhan rasa aman : sudah ada
Kebutuhan cinta dan kasih sayang : sudah ada
Kebutuhan harga diri : tidak ada
Kebutuhan aktualisasi diri : tidak ada

Data subjektif dan objektif yang muncul pada klien dengan DM antara lain :
1. Data Subjektif
 Poliuria (sering kencing)
Dari trigger yang kami amati klien mengalami poliuria pada
saat dirumah, tetapi pada saat dirawat di Rumah Sakit
kencing klien mulai membaik yaitu klien kencing >
5x/perhari, kencing yang normal yaitu 6 – 8/perhari
 Polidipsi (sering minum)
Dari trigger yang kami amati klien kurang minum, klien
minum hanya < 1 lt
 Polifagi (sering makan)
 Badan lemas, mudah lelah
 Mata kabur
2. Data Objektif
 Gula Darah
Gula darah klien tinggi
 Mata Kabur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah, dan mengubah ( Carpenito 2000).
Menurut hasil perbandingan antara triger yang diberikan dosen dan sumber
yang kami pakai diagnosa keperawatannya sudah sesuai mungkin juga bisa
ditambah dengan sumber dari yang kami dapat, diantaranya :
1. Pola istirahat tidur
Di triger dinyatakan bahwa pasien mengalami gangguan pola tidurnya
pada saat di rumah dan di rumah sakit namun di triger tidak
dicantumkan. Dengan hal ini mungkin sebaiknya bisa ditambah dengan
pola istirahat tidur pasien karena pola istirahat tidur dapat
menimbulkan gejala lain dan membuat daya tahan tubuh menjadi
menurun dan tidak stabil.
2. Pola Eliminasi
Pasien mengalami tidak bisa BAB dan sulit untuk BAK dan itu
merupakan salah satu bagian dari 5 kategori diagnosa keperawatan
menurut Caipe (2000) meliputi : aktual, risiko, potensial, sejahtera, dan
sindrom. Dan hal ini merupakan salah satu contoh diagnosa
keperawatan yang berupa aktual yaitu menjelaskan masalah yang
sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data-data klinik yang
telah diperoleh. Jika masalah semakin memburuk mungkin dapat
menggangu kesehatan pasien.
3. Perubahan pola kebiasaan kesehatan klien yang tidak dijelaskan
Perubahan tersebut akan mempengaruhi fungsi tubuh yang
seharusnya dapat berfungsi normal akan tetapi terasa ada hambatan
yang akan berhubungan dengan pola koping stres.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Mungkin perlu ditambahkan juga pada pemeriksaan penunjang untuk
melakukan
1. Tes saring
Tes saring pada DM adalah:
a. GDP, GDS
b. Tes glukosa urin: tes konvensional (metode reduksi/benedict), dan tes
carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)
2. Tes diagnostik
3. Tes diagnostik pada DM adalah: GDP, GDS, GD2PP (Glukosa darah 2
jam post prandial), Glukosa jam ke 2 TTGO
4. Tes monitoring terapi:
a. GDP: Plasma vena, darah kapiler
b. GD2PP: Plasma vena
c. A1c: Darah vena, darah kapiler
5. Tes untuk mendeteksi komplikasi
a. Mikroalbuminuria: urin
b. Ureum, kreatinin, asam urat
c. Kolesterol total: plasma vena (puasa)
d. Kolesterol HDL: plasma vena (puasa)
e. Kolesterol LDL: plasma vena (puasa)
f. Trigliserida: plasma vena (puasa)
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa keperawatan
Menurut trigger yang kami amati tindakan keperawatan tersebut masih kurang
menurut indikator NIC
 perlu memberikan informasi mengenai nyeri,seperti penyebab nyeri,
beberapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur. Kemudian perlu adanya pengajaran
penggunaan teknik non farmakologi ( seperti, biofeedback, TENS,
hypnosis, relaksasi, bimbingan antisipatif, terapi music, terapi bermain,
terapi aktivitas, akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan.
 perlu adanya manajemen nutrisi, konseling nutrisi, bantuan perawatan
diri : eliminasi, pengajaran latihan toilet dan manajemen nyeri.
 perlu observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda
infeksi lokal, formasi traktus, melakukan teknik perawatan luka dengan
steril ,memberikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka dan
menghindari kerutan pada tempat tidur.
 perlu adanya peresepan diet, peresepan latihan, peningkatan
keterlibtan keluarga, identifikasi risiko, dan manajemen berat badan
EVALUASI
Pada tahap evaluasi telah dijelaskan mengenai SOAP, akan tetapi mengenai
isi dari SOAP tersebut mungkin bisa ditambahkan kembali isinya agar terlihat
lebih rinci dan judah dipahaminya.
 S (subjektif)  :  Data subektif berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung.
Pada triger yang yang diberikan pasien telah mengatakan keluhan yang dia
rasakan dan apa yang bisa mengatasi menguragni rasa sakit yang dia
rasakan.
 O (objektif) :  Data objektif Data yang dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik .
Pada data objektif mungkin bisa dijelaskan semua data yang telah dieproleh
dengan cara memberikan penjelasan mengenai setiap data yang telah
diperoleh.
 A (assesment)  :  Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis
atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
Pada tahap analisis data bisa ditambahkan dengan penjelasan hasil
analisis data sehingga dapat terlihat lebih akurat daripada sebelumnya.
Dengan seperti ii kita bisa memantau dan mengetahui sejauh mana
pasien perkembangan pasien selama perawatan.
 P (plan)  : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan
diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium,
serta konseling untuk tindak lanjut.
Pada data perencanaan mungkin sebaiknya lebih dijelaskan lebih rinci
mengenai perencaan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dalam
menangani situasi tersebut.

Pada tahap evaluasi biasanya juga terdapt proses keperawtan yang meliputi
kegiatan mengukur pencapaian tujuan klien dan menetukan keputusan
dengan memebandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan
pencapaian tujuan, sebagai berikut :
1. Mengukur Pencapaian Tujuan Klien
Biasanya terdapat beberapa komponen yang dievaluasi megenai
status kesehatan klien yaitu :
 Kognitif (Pengetahuan)
Mengidentifikasi pengetahuan spesifik yang diperlukan setelah klien
diajarkan tentang teknik-teknik tertentu. Hal tersebut meliputi
pengetahuan klien terhadap penyakitnya, pengobtan, gejala yang
harus dilaporkan, pencegahan, dan lain-lain.
 Afektif
Hal ini hampir sama denga tahap SOAP bagian Subjektif, disini hal
yang biasa dilakukan adalah observasi secara langsung dan umpan
balik dari profesi kesehatan lain mengenai hasil observasi keadaan
klien.Dengan adanya umpan balik dan tukar-menukar informasi
tersebut maka perawat akan mendapatkan banyak keuntungan.
 Psikomotor
Psikomotor biasanya lebih mudah dilakukan melalui observasi perilaku
klien secara langsung. Melihat apa yang telah dilakukan klien sesuai
dengan aa yang diahrapkan.
 Perubahan fungsi tubuh
Perubahan fungsi mencakup bebrapa status kesehatan klien. Untuk
mengevaluasi perubahan fungsi tubuh perawat maka perawat
memfokuskan pada bagaimana perubahan fungsi kesehatan klien
setelah dilakukan asuahn keperawatan.
2. Penentuan Keputusan
Ada tiga kemungkinan keputusan yang terjadi pada tahap ini, yaitu :
 Klien telah mencapai hasil yang ditetukan dalam tujuan.
Pada keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut
atau mengevaluasi kriteria hasil yang lain.
 Klien masih dalm proses mencapai hasil yng ditentukan
Perawat mengetahui keadaan klien pada tahap perubahan ke arah
pemecahan masalah. Penambahan waktu, data-data, dan intervensi
mungkin diperlukan sebelum tujuan tercapai
 Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan
Pada situais ini perawat harus megkaji untu mnegintifikasi alasan
mengapa keadaan atau maslah ini dpat terjadi dengan :
 Mengakaji ulang masalah atau respons yang telah
teridentifikasisebelumnya dengan akurat
 Membuat kriteria hasil yang baru karena kemungkinan kriteria
hasil yang telah dibuat sebekumnya tiak relistis dalam hal
sarana, tenaga, dan waktu. Kemungkina yang lain adalah klien
tidak menghendaki tujuan yang telah disusun.
 Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan
untuk mencapai tujuan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai