Anda di halaman 1dari 6

67

C. Pembahasan

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pada Ny. D diperoleh hasil Pasien mengatakan nyeri

kepala, pasien mengatakan nyeri kepala seperti ditekan, pasien mengatakan

nyeri diraskan di bagian belakang kepala, pasien mengatakan porsi makannya

tidak dihabiskan, pasien mengatakan kurang nafsu makan, pasien

mengatakan mual, pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan badannya

terasa lemas, pola aktivitas hanya berbaring ditempat tidur dan aktivitas

dibantu oleh keluarga, pasien mengatakan tegang pada belakang lehernya,

KU : Sedang, Tanda-tanda vital tekanan darah : 170/100 mmHg, frekuensi

pernapasan 24x/menit, frekuensi nadi 88x/menit, suhu tubuh 370C, expresi

wajah pasien meringis, konjungtiva pucat, skala nyeri 5, BB sebelum sakit :

60 kg, BB sekarang : 58 kg, dan keluarga nampak membantu pasien untuk

pergi kekamar mandi.

Menurut asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan antara hasil

pengkajian yang peneliti dapatkan dengan teori yang ada, namun tidak semua

yang ada dalam teori terdapat dalam proses pengkajian di karena saat

pengkajian hal tersebut tergantung dari tingkat keparahan suatu penyakit dan

respon tubuh dalam merespon suatu penyakit.

Hasil pengkajian juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

Marilynn E. Doenges, 2000 menyatakan bahwa pada pasien hipertensi

didapatkan data pengkajin yaitu : frekuensi jantung meningkat, perubahan


68

irama jantung takipnea, riwayat hipertensi, kenaikan TD, takikardia, berbagai

disritmia. Bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4

(pergeseran ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri), Perubahan berat badan

akhir-akhir ini (meningkat/turun), riwayat penggunaan diuretic, keluhan

pening/pusing berdenyut, sakit kepala syoksipital (terjadi saat bangun dan

menghilang secara spontan setelah beberapa jam), bisa terjadi kelemahan

pada suatu sisi tubuh gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur),

episode epistaksis, nyeri hilang timbul pada tangkai/klaudikasi (indikasi

areteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit kepala oksipatilis

berarti seperti yang pernah terjadi sebelumnya, dispnea yang berkaitan

dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortepnea, dispnea nocturnal paroksima,

batuk dengan/tanpa pembentukan sputum riwayat merokok, gangguan

koordinasi/cara berjalan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang mengambarkan respon

manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial) dari

individu atau kelompok perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat

dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan

atau untuk mengurangi, menyingkirkan atau mencegah perubahan (Rohman

&Walid, 2012).

Diagnosa keperawatan prioritas yang dirumuskan oleh peneliti yaitu

penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.


69

Diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler selebral. Diagnosa ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan nutrisi dan yang

keempat intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.

Menurut asumsi peneliti diagnosa keperawatan yang peneliti angkat

sesuai dengan teori karena pada proses pengkajian data yang peneliti

dapatkan sesuai dengan teori sehingga diagnosa yang peneliti angkat tidak

berbeda jauh dengan teori.

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh peneliti tidak terdapat

kesenjangan dengan teori yang dikemukakan oleh Marilynn E. Doenges,

2000. Menyatakan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul pada masalah

hipertensi yaitu resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan peningkatan afterload vasokonstriksi, nyeri akut berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskuler serebral dan intoleransi aktivitas berhubungan

dengan curah jantung yang rendah.

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Ny. D untuk diagnosa

keperawatan penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi

pembuluh darah dengan tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 kali 24 jam diharapkan Keadekuatan pemompaan darah oleh

jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dapat terpenuhi

dengan kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam rentan normal, dapat


70

mentolerir aktifitas, tidak ada kelelahan. Intervensi yang akan diberikan

Monitor Tanda Vital, catat adanya penurunan cardiac output, atur posisi

latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan, kolaborasi pemberian

terapi.

Asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan antara hasil penelitian

dengan teori yang ada karena peneliti menyusun intervensi berdasarkan teori

yang ada dan berdasarkan kebutuhan pasien untuk proses kesembuhannya.

Intervensi yang dilakukan peneliti didukung oleh teori berdarakan

NIC-NOC (2015) bahwa intervensi yang akan dilakukan pada diagnosa

penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah

yaitu. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,lokasi, durasi), catat adanya

disritmia jantung, catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput,

monitor status kardiovaskuler, monitor status pernafasan yang menandakan

gagal jantung, monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi,

monitor balance cairan, monitor adanya perubahan tekanan darah, monitor

respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia, atur periode latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan, monitor toleransi aktivitas pasien,

monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu dan anjurkan untuk

menurunkan stress.

4. Implementasi Keperawatan

Pada proses implementasi keperawatan peneliti melakukan intervensi

yang sudah direncanakan yang dilakukan selama 3 hari mulai pada tanggal 25
71

Mei 2019 sampai dengan 27 Mei 2019 pada Ny. D untuk diagnosa penurunan

curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.

Implementasi yang diberikan selama 3 hari tersebut yaitu Memonitor Tanda

Vital, mencatat adanya penurunan cardiac output, mengatur posisi latihan dan

istirahat untuk menghindari kelelahan dan penatalaksanaan pemberian terapi.

Asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan antara hasil penelitian

dengan teori yang ada karena peneliti melakukan implementasi berdasarkan

intervensi yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Implementasi keperawatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2005). Implementasi yang

merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku

keperawatan dimana tindakan di perlukan untuk mencapai tindakan dan hasil

yang di perkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil implementasi selama 3 hari berturut-turut didapatkan hasil

evaluasi pada hari ketiga pada diagnosa penurunan curah jantung

berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah didapatkan evaluasi

masalah tujuan tercapai sebagians. Pada diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan peningkatan tekanan vaskuler selebral didapatkan evaluasi masalah

tujuan tercapai. Pada diagnosa resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan nutrisi didapatkan

evaluasi masalah tujuan tercapai dan pada diagnosa intoleransi aktifitas


72

berhubungan dengan kelemahan didapatkan didapatkan evaluasi masalah

tujuan tercapai sebagaian.

Anda mungkin juga menyukai