Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan

utama. Di Indonesia juga merupakan masalah kesehatan yang perlu

diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena

angka prevelensinya yang tinggi dari akibat jangka panjang yang

ditimbulkannya (Sabarguna, 2008).

Berdasarkan Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab

kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis, jumlahnya 6,8% dari

populasi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia. Berdasarkan riset

kesehatan dasar, diketahui hampir seperempat (25,5%) penduduk di Indonesia

usia di atas 10 tahun mengkomsumsi makanan asin setiap hari atau lebih,

sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi

pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir

pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal dan kebutaan,

dimana penyebab hipertensi dapat diklasifikasikan yaitu hipertensi primer dan

sekunder (Riskesdas, 2007).

Hipertensi primer belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai

faktor diduga turut berperan sebagai penyebabnya seperti bertambahnya umur,

stress dan keturunan (genetik). Hampir 90% penderita hipertensi diperkirakan

1
termasuk dalam kategori ini. Hipertensi yang kedua yaitu jika penyebabnya

diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan

hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya

beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya (Sabarguna, 2008).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan gangguan

ginjal, merusak kerja mata, menimbulkan kelainan atau gangguan kerja otak ,

sehingga dapat menghambat pemanfaatan kemampuan inteligensi secara

optimalal. Padahal hipertensi sebenarnya bisa di cegah jika faktor resikonya

tidak dapat di kendalikan dengan memodifikasi gaya hidup . Salah satu cara

mencegah hipertensi adalah mengurangi asupan garam. Selain mengurangi

asupan garam pencegahan hipertensi juga bisa di lakukan dengan

memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran ,

menghindari konsumsi alkohol secara berlebihan atau dengan mencegah

secara farmakologis dan non farmakologis (Prayetno, 2008).

Beberapa cara non farmakologis antara lain perubahan gaya hidup

meliputi menghindari rokok, olah raga, menghindari alkohol, dan pola makan

yang baik bagi penderita hipertensi. Sedangkan cara farmakologis antara lain

perubahan efektifitas yang lebih tinggi, memungkinkan penggunaan obat secara

oral, memungkinkan penggunaan obat jangka panjang, dan mempunyai efek

samping yang ringan (Sahabuddin, 2009).

Pencegahan yang berkualitas hanya dapat dicapai bila didapat kerjasama

antar pasien yang diberikan perawatan dari pelaksana kesehatan maupun yang

2
menaruh minat pada penyakit ini. Dalam pencegahan penyakit ini,dibutuhkan

pencegahan secara mandiri, pasien hipertensi harus mempunyai pengetahuan,

keterampilan, dan sikap serta motivasi untuk dapat menyesuaikan dirinya

dengan pencegahan hipertensi dalam kehidupan sehari-hari (syaifoellah

nur,dkk, 1996).

Data dinas kesehatan (Dinkes) provinsi sulawesi tengah menunjukkan

penderita penyakit hipertensi pada tahun 2005 sebanyak 425 orang , pada tahun

2010 sebanyak 3985 orang dan pada tahun 2019 sebanyak .... orang . Hal ini

menunjukan penyakit hipertensi di propinsi Sulawesi tengah mengalami

peningkatan tiap tahunnya .

Berdasarkan dari hal tersebut di atas sebagai tenaga kesehatan dituntut

untuk tampil berkualitas dalam memberikan asuhan keperawatan dengan

menggunakan pendekatan, metode konsep asuhan keperawatan dari metode

pemecahan masalah yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi, yang merupakan syarat

mutlak bagi tenaga keperawatan pada umumnya sehingga penulis tertarik

meneliti tentang kasus dengan diagnosa “hipertensi”. di ruangan Rajawali RSU

Anutapura Palu

3
B. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan dalam penyusunan laporan kasus ini adalah

1. Tujuan umum

Dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Ny. I dengan diagnosa

medis Hipertensi di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien Ny. I dengan diagnosa medis

Hipertensi di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu.

b. Mampu Menegakan diagnosa Keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa

medis Hipertensi di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu.

c. Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan pada Ny. I dengan

diagnosa medis Hipertensi di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu.

d. Mampu melakukan tindakan Keperawatan pada Ny. I dengan diagnosa

medis Hipertensi di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu.

e. Mampu mengevaluasi tercapainya tujuannya asuhan keperawatan pada

Ny. I dengan diagnosa medis Hipertensi di ruangan Rajawali RSU

Anutapura Palu.

f. Mampu melakukan Dokumentasi keperawatan pada Ny. I dengan

diagnosa medis Hipertensi di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu.

4
A. Manfaat Penulisan

Dari penulisan studi kasus ini dapat di peroleh beberapa manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi instansi Rumah Sakit

Sebagai dasar pelaksanaan tindakan keperawatan secara efesien khususnya

pada kasus Hipertensi dimasa yang akan datang dalam meningkatkan

pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada klien Hipertensi yang sedang

menjalani perawatan di ruangan Rajawali RSU Anutapura Palu.

2. Bagi institusi Pendidikan

Menjadi bahan bacaan di perpustakaan dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien Hipertensi dan menjadi bahan literatur untuk peneliti

selanjutnya

3. Bagi penulis

Sebagai pengalaman berharga guna memperdalam pengetahuan dan

memahami berbagai aspek mengenai Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai