Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT sebab dengan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat beserta salam semoga tetap terculah
limpahkan kepada nabi Muhammad SAW kepada keluarganya,sahabatnya serta kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Apresiasi Sastra Anak
yang berjudul “Pengertian dan genre Sastra anak-ciri astra anak”.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap umumnya kepada pembaca semuanya supaya
bisa memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun terhadap kesempurnaan tugas
makalah ini terutama untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya untuk penulis, umumnya untuk para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sastra anak merupakan salah satu wujud dari karya sastra, wujud pertama dari sastra anak
dapat dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Dalam pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu
mengandalkan suatu bentuk keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Yang
paling penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi yang hadir bersamanya. Baik
itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya.
Hal yang sangat menarik dan kurang mendapatkan perhatian bahwa dalam karya satra
anak sebuah karya sastra adalah wujud pengungkapan dan representasi dari dunia, pikiran,
perasaan, gagasan, ide serta ekspresi dari seorang anak. Dalam hal ini penelitian tentang wujud
sarana retorika yang dilakukan pada puisi–puisi anak diharapkan bukan saja untuk dapat
mengetahui jenis, pemanfaatan, serta fungsi sarana retorika
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sastra anak, maka makalah ini akan menjelaskan mulai
dari pengertian, sifat, jakikat sastra anak sampai fungsinya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian genre sastra anak
8
Dongeng rakyat (folklore) merupakan salah satu bentuk dari cerita tradisional. Pada masa lampau
dongeng diceritakan oleh orang tua kepada anaknya secara lisan dan turun-temurun sehingga
selalu terdapat variasi penceritaan walau isinya kurang lebih sama. Dongeng hadir dimaksudkan
untuk menyampaikan ajaran moral, konflik antara baik dan buruk, dan yang baik pada akhirnya
pasti menang. Tokoh yang dihadirkan, bisa sesame manusia atau ditambah makhluk lain, seperti
binatang atau makhluk halus, jelas berkarakter sederhana, berbelah antara baik dan jahat, sesuai
dengan ajaran moral yang ingin disampaikan.
Alur cerita biasanya progresif karena untuk memudahkana pemahaman cerita dengan
menampilkan konflik yang tidak terlalu kompleks, dan klimaks sering ditempatkan di akhir
kisah. Penyelesaian atau akhir kisah hampir selalu membahagiakan.
c. Mitologi/Mitos
Mitos (myths) merupakan cerita masa lampau yang dimiliki oleh bangsa-bangsa di dunia. Mitos
dapat dipahami sebagai sebuah cerita yang berkaitan dengan dewa-dewa atau tentang kehidupan
supranatural yang lain, juga sering mengandung sifat pendewaan manusia atau manusia
keturunan dewa (Makaryk, 1995). Mitos biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan,
asal-usul alam, manusia, atau bangsa yang dipahami mengandung sesuatu yang suci, yang gaib.
Kebenaran cerita mitos sebenarnya dapat dipertanyakan, tetapi masyarakat pemilik mitos
tersebut tidak pernah mempersoalkannya. Istilah mitos dan mitologi sering dipakai secara
bergantian walaupun sebenarnya manusia memiliki nuansa makna yang agak berbeda. Mitos
berkaitan dengan cerita itu sendiri, sedangkan mitologi merupakan ilmu sastra yang mengandung
konsep mitos, konsep tentang dongeng suci atau gaib yang berkaitan dengan kehidupan dewa-
dewa dan makhluk halus lainnya.
d. Legenda
Legenda (legend) sering memiliki atau berkaitan dengan kebenaran sejarah, dan kurang berkaitan
dengan masalah kepercayaan supranatural. Atau legenda juga sengaja dikaitkan dengan aspek
kesejarahan sehingga selain memiliki pijakan latar yang pasti, seolah-oleh mengesankan bahwa
ceritanya memiliki kebenaran sejarah. Namun, sebenarnya istilah legenda merupakan cerita yang
dikisahkan tidak memiliki kebenaran sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan. Legenda
menampilkan tokoh-tokoh sebagai pahlawan yang memiliki kehebatan tertentu dalam berbagai
aksinya dan itu sangat mengesankan. Misalnya Robin Hood, Legenda Sangkuriang, dan lain
sebagainya.
e. Epos.
Cerita epos (folk epics, waracarita) meruapakan sebuah cerita panjang yang berbentuk syair
(puisi) dengan pengarang yang tidak pernah diketahui. Epos berisi cerita kepahlawanan
seseorang yang luar biasa hebat, baik dalam kesaktian maupun kisah petualangannya. Tokoh
cerita dihadirkan melebihi kelumrahan manusia biasa, hebat dalam segala hal, baik yang
menyangkut kualifikasi fisik maupun moral. Aksi-aksi kehebatanya berupa aktivitas
petualangan, melakukan perjalanan, pencarian dan penemuan yang kesemuanya menunjukkan
karakter keberaniannya. Cerita berlatar di suatu masyarakat atau bangas yang terjadi pada masa
lampau yang kadang-kadang tidak jelas kapan waktunya. Cerita epos memperlihatkan nilai-nilai
penting dari masyarakat, yan dapat member kesan kepada pembaca sehingga dapat memberikan
kekuatan moral dan keberanian.
Cerita epos hadir di masyarakat adalah untuk memberikan ajaran moral secara simbolik lewat
sikap, perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksi atau peristiwa yang mengiringinya. Contoh
dari cerita epos adalah cerita wayang Mahabharata dan Ramayana.
5. Puisi
9
Genre puisi anak dapat berwujud puisi personal. Puisi personal adalah puisi yang sengaja ditulis
untuk anak-anak baik oleh penulis dewasa maupun anak-anak itu sendiri. Puisi jenis ini dapat
berbicara tentang apa saja sepanjang yang menarik perhatian penulis, seperti berbicara tentang
alam, keindahan alam, kebaikan seorang ibu, pengorbanan ibu, persahabatan, dan lain
sebagainya.
6. Nonfiksi
Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan ke dalam genre nonfiksi, khususnya buku-buku
yang tidak mmeperhatikan keharmonisan bentuk bahasa dan isi. Bacaan sastra nonfiksi yang
ditulis secara artistik, jika dibaca oleh anak, anak akan segera memperoleh pemahaman sekaligus
kesenangan. Cerita ini akan membangkitkan perasaan keindahan pada diri anak yang berwujuk
efek emosional dan intelektual. Bacaan nonfiksi dalam genre sastra anak adalah buku informasi
dan biografi.
1. Fiksi
Dilihat dari segi isi, fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada kebenaran
faktual atau sejarah. Tokoh atau peristiwa yang dikisahkan memiliki kemungkinan untuk ada dan
terjadi di dunia nyata walaupun tidak pernah ada dan terjadi.
Berdasarkan waktu kemunculannya dan penulisannya, fiksi dapat dibedakan kedalam fiksi
tradisional dan modern. Fiksi tradisional (folklore) adalah cerita yang telah muncul ratusan tahun
yang lalu, baik yang diwariskan dalam bentuk tulisan maupun secara lisan secara turun temurun,
dan tidak diketahui pengarangnya, seperti legenda, mitos, fabel, dan sebagainya.
10
Sedangkan fiksi modern adalah cerita yang ditulis relative baru, pengarang jelas, dan beredar
sudah dalam bentuk buku atau cetakan lewat media massa seperti koran atau majalah. Cerita ini
boleh ditulis oleh siapa saja, tetapi harus ditujukan untuk anak dan dengan sudut pandang anak.
Misalnya, cerita fiksi formula (detektif dan misteri, novel serial), fantasi, atau cerita realisme dan
cerita pendek.
2. Nonfiksi
Cerita nonfiksi adalah cerita yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu yang
lain yang memiliki kerangka acuan pasti seperti “karangan ilmiah” yang dihasilkan anak-anak
dalam pelajaran mengarang di sekolah. Cerita nonfiksi ini berwujud buku informasi, biografi,
cerita olah raga, realisme sejarah, dan sebagainya. Walaupun bersifat nonfiksi, buku tersebut
dikemas dalam bentuk yang menarik dan memperhitungkan efek keindahan yang dimaksudkan
untuk menjadi bacaan anak.
3. Puisi
Dilihat dari segi isi, pada umumnya puisi merupakan suatu bentuk ekspresi, deskripsi, protes,
atau bahkan narasi tentang berbagai persoalan kehidupan termasuk keadaan alam.
Dilihat dari waktu kemunculannya, puisi dibedakan menjadi puisi tradisional dan puisi modern.
Puisi tradisional adalah puisi yang tidak pernah diketahui waktu penulisannya dan siapa
pengarangnya. Puisi tradisional dapat berupa syair dan pantun, tetapi juga dapat berupa bentuk
lisan yang diwariskan secaraturun temurun, seperti tembang-tembang ninabobo yang
dinyanyikan ibu atau lagu-lagu anak seperti sluku-sluku bathok, menthog-menthog, dan lain-lain.
Sedangkan, puisi anak modern adalah puisi yang ditulis dalam waktu kini, ada pengarang, dan
tersebar lewat buku atau media massa seperti koran dan majalah.
4. Komik
Komik adalah cerita bergambar dengan sedikit tulisan. Bahkan kadang-kadang ada gambar yang
tanpa tulisan sudah dapat dimengerti oleh pembaca. Komik sastra anak adalah komik yang layak
dan sengaja dimaksudkan untuk bacaan anak. Tentu saja dengan isi yang dibatasi. Contoh komik
antara lain Doraemon, Captain Tsubasa, dan lain sebagainya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan mudah
diimajinasikan.
Isi kandungan sastra anak yang terbatas sesuai dengan jangkauan emosional dan psikologi anak
itulah yang antara lain, merupakan karekteristik sastra anak. Sastra anak dapat berkisah tentang
apa saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak masuk akal. Misalnya berkisah tentang
binatang yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir dan berperasaan layaknya manusia.
Imajinasi dan emosi anak dapat menerima cerita itu secara wajar dan memang begitulah
seharusnya menurut jangkauan pemahaman anak.
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media
pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak,
mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi
anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang
membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan
mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini sehingga menambah pemahaman pembaca mengenai
pengertian sastra ,fungsi sastra,dan ciri-ciri sastra.
Daftar Pustaka
Ismawati, Esti dan Faraz Umaya. 2012. Belajar Bahasa di Kelas Awal. Yogyakarta: Ombak.
Rosdiana, Yusi. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
T, Solchan. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia: Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
12