Manajemen konflik
Pengertian manajemen konflik
Destruktif
Adalah bentuk penanganan konflik dengan menggunakan acaman, paksaan, atau
kekerasan. Adanya usaha ekspansi yang meninggi di atas isu awalnya atau bisa
dikatakan individu cenderung menyalahkan.
Konsstruktif
Manajemen konflik disebut konstruktif bila dalam upaya menyelesaikan konflik
tersebut kelangsungan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik masih terjaga
dan masih berinteraksi secara harmonis.
2. Konsep negosasiasi dan kolaborasi
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan
suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu.
Negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai
kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda.
3. Konsep penjaminan mutu askep
Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati dan
juga merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan Azwar (1996).
4. Konsep praktik keeprawatan berbsis bukti / EBN
Penggunaan teori dan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti,
jelas dan bijaksana dalam pembuatan keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan
kepada individu atau sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
pilihan dari pasien tersebut
5. Pengertian manajemen konflik sama no 1
6. Pembagian konflik yg di lihat dari fungsi
KONFLIK FUNGSIONAL sama no. 1
Konflik Konstruktif
Konflik ini biasanya memiliki nilai positif dalam pengaruhnya ke organisasi atau
kelompok. Contohnya protes yang dilakukan oleh Gandhi di India untuk
menentang Inggris. Hal ini berefek positif dalam membangun jalan kemerdekaan
India.
Konflik Destruktif
Konflik jenis ini memiliki nilai negatif secara keseluruhan dalam pengaruhnya ke
organisasi atau kelompok. Contohnya adalah pembantaian yang dilakukan
G30SPKI dalam mengangkat ideology komunisme. Hal ini membuat orang
Indonesia menjauhi komunisme dan masih memandang Rusia dan China sebagai
negara yang tidak boleh ditiru.
7. Dampak positif dan dampak negatif dari konflik
Dampak positif
Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja
Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif
Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi
maupun antar kelompok dalam organisasi
Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress
bahkan produktivitas kerja semakin meningkat
Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan
potensinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan
konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
Dampak Negatif
Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu
jam-jam kerja berlangsung
Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang
dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab
Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya,
muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan
Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran
dari atasan
Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini disebut labor
turn-over
8. Penyebab konflik di aspek karakteristik individual
1. Karakteristik Individual
Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs)
Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality)
Perbedaan Persepsi (Persptual Differences)
9. Lngkah2 pemecahan masalah
MENGHINDARI
MENGAKOMODASI
KOMPETISI
KOMPROMI ATAU NEGOSIASI
MEMCAHKAN MASALAH ATAU KOLABORASI
10. Metode penyelesaian konflik ( bca bagian offbigin dan compromissing)
• Obliging (Smoothing). Seseorang yang bergaya obliging lebih memusatkan perhatian
pada upaya untuk memuaskan pihak lain daripada diri sendiri
• Compromising. Kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah yang
melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang
sama
11. Definisi EBP, praktik kep. Berbasis bukti
EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini untuk membantu
sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi, public health,
konseling dan profesi kesehatan dan sosial lainnya (Briggs & Rzepnicki, 2004; Brownson et
al., 2002; Sackett et al., 2000
12. Langkah2 dlm EBP
Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian.
Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT.
Langkah 3: Cari bukti terbaik.
Langkah 4: Kritis menilai bukti.
Langkah 5: Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien
dan nilai-nilai.
Langkah 6: Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti.
Langkah 7: Menyebarluaskan hasil EBP.
13. Hambatan pelaksanaan EBP
1. Berkaitan dengan penggunaan waktu.
2. Akses terhadap jurnal dan artikel.
3. Keterampilan untuk mencari.
4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
5. Kurang paham atau kurang mengerti.
6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset.
7. Salah pengertian tentang proses.
8. Kualitas dari fakta yang ditemukan.
9. Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literatur
hasil penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan pada klien.
14. Negoisasi dan kolaborasi
1. Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan
suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu.
2. Negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai
kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda.
15. Kelemahan Kolaborasi anggap saja jawabannya yg kurang meyakinkan yaa
16. 5konsep ygmendasari efektivitas dlm Pendelegasian