Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi masyarakat Indonesia, menyerahnya Belanda kepada Jepang


merupakan suatu kegembiraan. Masyarakat Indonesia merasa sudah
terbebas dari penjajahan bangsa Belanda yang sudah dialami sejak lama.
Dengan demikian masyarakat menganggap Jepang sebagai pembebas
mereka (Adams, 1966: 210). Kedatangan Jepang ini dianggap sebagai
pahlawan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat
menyambut dengan baik kedatangan Jepang di Indonesia. Masyarakat
menaruh harapan bahwa Jepang akan membawa perubahan untuk kehidupan
yang lebih baik.
Jepang sendiri datang dengan anggapan bahwa mereka adalah
saudara tua, yang datang untuk menyelamatkan masyarakat pribumi dari
penindasan yang dilakukan oleh Belanda. Pada awal kedatangannya, Jepang
dengan cepat melakukan perubahan-perubahan di Indonesia. Di antaranya
mengizinkan bendera merah putih dibiarkan berkibar, diperbolehkannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional serta perlakuan yang sama antara
kaum priyayi dan pribumi dalam pendidikan dan lain-lainnya. Hal tersebut
berbeda dengan apa yang terjadi pada masa penjajahan Belanda. Pendekatan
yang dilakukan oleh Jepang adalah dengan memberi janji bahwa kedatangan
Jepang adalah untuk membantu mencapai Indonesia merdeka (Irsan, 2005:
140).
Hal ini membuat Soekarno berusaha untuk percaya dan mulai
menggalakkan masyarakat membantu Jepang. Secara tidak langsung
sebenarnya masyarakat Indonesia sudah dikorbankan. Dengan dalih upaya
mencapai kemerdekaan Indonesia. Ada dua cara yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia dalam menanggapi sikap Jepang. Pertama, adalah dengan jalan
kooperatif (bekerja sama) seperti yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta.
Kedua, non-kooperatif (tidak bekerja sama, biasanya dengan melakukan
gerakan bawah tanah untuk menentang Jepang) yang dilakukan oleh Amir
Syarifudin dan Sutan Syahrir. Meski berbeda cara yang dilakukan oleh dua
gerakan tersebut, pada dasarnya tujuan mereka sama yaitu untuk mencapai
Indonesia merdeka. Kedua pihak berbeda pendapat tentang bagaimana

1|
prosesnya. Dengan jalan bekerja sama atau tidak bekerja sama dengan
pemerintah Jepang.
Namun, impian tersebut tidak pernah terwujud, justru tentara
Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk mendukung mereka guna
memenangkan perang di Asia Pasifik. Dukungan yang dipaksakan tersebut
antara lain berupa logistik dan tenaga manusia untuk membangun
infrastruktur bagi proses pembangunan pertahanan perang dan industri
Jepang. Pengerahan tenaga manusia dilakukan secara paksa dengan
mengumpulkan laki-laki berusia 16-40 tahun untuk dijadikan budak pekerja
melalui sistem romusha. Sedangkan para perempuan dijadikan Jugun Ianfu
atau budak seks. Sebagian besar perempuan yang dijadikan Jugun Ianfu
dipaksa dengan cara-cara kekerasan, tipu-muslihat, ingkar janji dan
ancaman/ teror.
Dengan latar belakang tersebut, penulis menuangkan nya dalam
makalah yang berjudul “Ekspoitasi Terhadap Wanita Di Nusantara Pada
Masa Jepang”.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana kondisi sosial ekonomi penduduk indonesia pada masa


pendudukan jepang?
b. Bagaimana kemunculan jugun ianfu dan perkembangannya ?

c. Bagaimana akhir nasib jugun ianfu ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Kita dapat memahami kondisi sosial ekonomi penduduk indonesia pada


masa pendudukan jepang.
b. Kita dapat mengetahui kemunculan jugun ianfu dan perkembangannya.

c. Kita dapat mengetahui akhir nasib jugun ianfu.

1.4 Adapun manfaat secara teoritis dan praktis dari makalah ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini dapat bermanfaat untuk :

2|
a. Menambah informasi pengetahuan dan wawasan ilmiah dalam Ekspoitasi
Terhadap Wanita Di Nusantara Pada Masa Jepang.
b. Memberikan masukan pada setiap pembaca supaya digunakan sebagai
tambahan bacaan dan sumber data dalam penulisan sejarah.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis makalah ini dapat bermanfaat untuk :
a. Untuk memenuhi tugas Sejarah Sosial.
b. Sebagai penambah perbendaharaan perpustakaan khususnya di Program
Studi Pendidikan Sejarah.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk membahas judul makalah ini penulis membagi beberapa fase
pembahasan. Tahap-tahap tersebut menyebutkan bab perbab dengan perincian
sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Pada bab ini membahas tentang kajian atau awal pembahasan dari
berbagai sumber hasil penelitian yang relevan.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam
penyusunan makalah.
4. Bab IV Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang pengembangan materi dalam makalah.
5. BAB V Penutup
Pada bab ini memabahas kesimpulan dan saran.
6. Daftar Pustaka

3|

Anda mungkin juga menyukai