Disusun Oleh :
Naila tsabita auliya (X IPS 3 / 17)
B. DASAR TEORI
Gula yang larut dalam air memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya
D. CARA KERJA
1. Siapkan 3 buah gelas yang diberi nomor 1,2, dan 3.
2. Isi masing-masing gelas dengan nomor yang berbeda, gelas 1 diisi dengan air
mineral, gelas 2 diisi dengan air dingin, dan gelas ke 3 diisi dengan air panas.
Isi dengan volume yang sama.
3. Masukan satu sendok teh gula ke masing-masing gelas.
4. Aduk menggunakan sendok dengan kecepatan yang sama.
5. Nyalakan stopwatch bersamaan dengan mulainya pengadukan.
6. Hentikan stopwatch saat gula sudah teraduk rata.
7. Catatlah waktunya.
E. HASIL PENGAMATAN
Nomer Suhu Takaran Ukuran
Jenis Air Kecepatan Waktu
Gelas (oC) Gula Gula
1 Air mineral 25 1 sdt Pasir Sama 1 menit 33 detik
2 Air Es 10 1 sdt Pasir Sama 2 menit 11 detik
3 Air mendidih 100 1 sdt Pasir Sama 55 detik
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I. 2 RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan septic tank di rumah kita, tentu hampir di setiap rumah memiliki septic
tank. Dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang mendapatkan kendala seperti septic tank di
rumah kita mengalami mampet dikarenakan isi kotoran sisa buangan manusia yang sudah
penuh. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan sebagai hasil pemikiran disertai
perkembangan teknologi, hal tersebut bisa dihindari atau diminimalisir salah satunya dengan
memanfaatkan air cucian beras.
B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan agustu minggu ke 1
C. Metode penelitian
Dalam kesempatan penelitian ini dilakukan menggunakan eksperimen terhadap air
cucian beras yang di diamkan selama 1 minggu dalam botol plastic yang kemudian di
masukan ke dalam WC yang mampet.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau proses produksi,
baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan sebagainya. Limbah berdasarkan
sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik
merupakan limbah yang mudah membusuk dan dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob maupun anaerob. Limbah organik yang dapat dimanfaatkan biasanya
ditemukan pada limbah rumah tangga seperti sisa makanan, sisa sayuran dan sisa cucian beras.
Air cucian beras merupakan limbah organik yang dihasilkan dari beras yang diremas- remas
dengan ditambahkan air. Air cucian beras berwarna putih kekeruhan disebabkan oleh lapisan
beras yang terluar ikut terkikis.
Adapun proses penelitan sebagai berikut :
1. Pertama kita menyediakan air bekas cucian beras yang sering kita buang, mari kita
manfaatkan. Siapkan air cucian beras ini (tajin) sebanyak 1 liter saja dalam ember. Masukkan
gula merah cair kedalamnya sebanyak satu tutup botol.
2. Bila tidak menggunakan sampah organik,kita bisa menggunakan EM4 (bibit Bakteri) yang
ada di pasaran, kita masukkan kedalam air cucian beras sebanyak 1 tutup botol saja, bisa juga
ditambahkan dengan air kelapa.
3. Masukkan larutan cucian beras yang telah dicampur gula merah dan EM4 tersebut kedalam
botol yang telah disiapkan. Tutup botol dan simpan selama 1 mingguan. Guna untuk
mendapatkan hasil yang baik dan memberikan waktu pada bakteri untuk melakukan proses
fermentasi.
4. Setelah 1 minggu, larutan siap digunakan. Caranya siapkan air biasa sebanyak 10 liter dalam
ember lalu masukkan 2 gelas mol(mikroorganisme) yang telah dibuat, aduk.
5. Siap disiramkan pada wc yang mampet. Insya Allah air nya akan surut perlahan-lahan pada
hari ke 2.Lebih efektif hasil dapat dilihat pada hari ke 7. Sebaiknya pergunakan larutan ini 3
bulan sekali untuk memelihara perawatan wc agar tidak mampet.
6. Selain itu bahan mol ini bisa juga digunakan untuk menyiram tanaman, sebagai pupuk
organik. Manfaat yang dapat digunakan dari pembuatan mol ini untuk:
a. Mengurangi sampah organik dan memanfaatkan sampah organik.
b. Menjadi ladang usaha karena bisa dijual bagi konsumen yang membutuhkan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kandungan dalam air cucian beras masih
mengandung nutrisi yang menjadi sumber makanan bagi mikroba yang hidup di dalam septic
tank. Secara sederhana, dapat dijjabarkan mikroba tersebut mendapat makanan dari air sisa
cucian beras sehingga mikroba menjadi tumbuh dengan baik dan lebih maksimal dalam
menguraikan kotoran limbah di dalam septic tank. Dalam air sisa cucian beras masih
terkandung kadar karbohidrat yang tinggi serta berbagai mineral dan vitamin lainnya. Nutrisi
tersebut tentu sangat diperlukan mikroba untuk tumbuh dan menguraikan sisa limbah buangan
manusia.
Terdapat beberapa hal yang perlu dihindari dalam hal memelihara septic tank kita. Salah
satunya yaitu jangan terlalu sering menggunakan karbol atau bahan kimia pencuci lainnya
untuk membersihkan kloset di rumah kita. Karbol atau bahan kimia pembersih lainnya aktif
membersihkan noda pada kloset tetapi dapat sekaligus membunuh mikroba di dalam septic
tank, membuang sisa mencuci pakaian ke septic tank juga akan membunuh mikroba di dalam
septic tank di rumah kita. Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong perkembangan
teknologi tepat guna di sekitar kita, walaupun sederhana memanfaatkan limbah air sisa cucian
beras dapat memperpanjang masa pakai septic tank di rumah kita.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diharapkan air cucian beras yang di fermentasikan dapat menjadi
salah satu alternative dalam mengurai bakteri di lingkungan sekitar kita. Sehingga kebersihan
dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Hal yang kita anggap sepele yaitu sampah, padahal masih bisa digunakan sebagai media
tumbuh bakteri. Tidak dapat kita bayangkan apa yang terjadi bila si bumi ini tidak ada bakteri
pengurai.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA
1. Azizah, Laylatul. 2010. “Pemanfaatan Campuran Air Cucian Beras dan Air Kelapa
Dalam Pembuatan Nata”. Tersedia; http://lib.unnes.ac.id/9098/1/11489a. pdf. Diakses
pada tanggal 02 oktober 2012. Balai Besar Penelitian
2. Puspitarini, Margaret. 2011. “Air cucian Beras Bisa Tumbuhkan Tanaman”, tersedia:
http://kampus.okezone.com/read/2011/10/18/372/517127/aircucian-beras-bisa-suburkan
-tanaman, diakses pada tanggal 22 november 2012.
3. Dinata, Deden Indra. 2011. Bioteknologi: Pemanfaatan Mikroorganisme & Teknologi
Bioproses. Jakarta: EGC.