Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki tingkat keanekaragaman


yang tinggi di mata dunia. Daya dukung yang dimiliki Negara Indonesia seperti
keluasan wilayah semakin menambah kekokohan bangsa ini. Terkadang jika
hanya dilihat dari sisi luar, kompleksitas yang ada di dalamnya tidak akan terlihat.
Diperlukan berbagai komponen pendukung guna menghadapi berbagai
kompleksitas yang ada. Diantara berbagai komponen pendukung tadi, Ketahanan
Nasional merupakan salah satu aspek yang penting.

Ketahanan Nasional tidak hanya dipandang dalam hal angkat senjata saja.
Jika dikaji lebih lanjut mengenai ketahanan nasional maka akan didapatkan bahwa
ketahanan nasional itu merupakan kesatuan upaya untuk mempertahankan
integrasi bangsa dari ancaman luar. Mengenai perekonomian, pemerataan
pembangunan, pangan, pendidikan, kesehatan, sosial-budaya, hingga pada
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki selalu memiliki relasi. Jika semua
komponen tersebut diambil inti pokoknya saja, maka akan didapatkan pula bahwa
yang mendasari itu semua adalah ilmu yang didapat dari dunia pendidikan,
sehingga pendidikan di Indonesia termasuk hal yang pokok.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003


menegaskan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemapuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pelaksanaan realisasi pendidikan di Indonesia menurut undang-undang


tersebut faktanya belum terselenggara dengan baik. Berbagai polemik kerap hadir
sebagai penghambat sistem, sehingga para pelaksana pendidikan harus kritis
dalam menanggapi polemik tersebut. Fakta yang terjadi di masyarakat bahwa

1
kemajuan pendidikan hanya terfokus di perkotaan, sedangkan pada wilayah
daerah terutama di perbatasan kondisi pendidikannya masih memprihatinkan.
Tentu dengan kondisi yang seperti ini, menjadi perhatian pemerintah setempat dan
pemerintah pusat serta elemen-elemen lainnya dalam menyikapi permasalahan ini.

Berkaitan dengan permasalahan diatas tidak dipungkiri bahwa daerah


perbatasan juga memiliki andil yang penting bagi ketahanan nasional. Daerah
perbatasan merupakan parameter penilaian negara lain terhadap integritas bangsa.
Hal yang perlu diwaspadai yaitu ketika negara lain mengambil kesempatan untuk
mempengaruhi masyarakat Indonesia di perbatasan untuk ikut serta berkontribusi
kepada negara tetangga dikarenakan infrastruktur daerah tersebut yang minim.
Kondisi seperti ini dapat menjadi ancaman tersendiri bagi Indonesia.

Berbagai ragam infrastruktur yang masih perlu diperbaiki, seperti halnya


sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Mengingat bahwasanya pendidikan
merupakan salah satu tonggak kemajuan bangsa dan komponen tujuan negara
Indonesia. Masalah minimnya prasarana yang ada seperti kualitas guru yang
kurang terampil dan jumlahnya terbatas, fasilitas gedung yang memperihatikan
dan tak layak untuk digunakan sebagai tempat pembelajaran, dan sarana
transportasi yang sangat tidak mendukung.

Sebagai generasi penerus bangsa, sudah saatnya mahasiswa mulai


berkontribusi dalam permasalahan tersebut. Mengingat bahwasanya mahasiswa
termasuk civitas akademika yang memiliki relasi dalam dunia pendidikan. Disisi
lain permasalahan ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja,
melainkan semua komponen masyarakat berkewajiban membantu proses
penyelesaian. Jika hal ini terlaksana dengan baik maka upaya mewujudkan dan
mempertahankan integritas bangsa dapat terpenuhi.

Tujuan

Penyusunan makalah bertujuan untuk menguraikan pentingnya peran


mahasiswa, pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta elemen lainnya pada
sektor pendidikan yang dapat mendukung kemajuan pendidikan di wilayah
perbatasan guna mempertahankan integritas bangsa.

2
PERMASALAHAN

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan bangsa. Masalah


pendidikan merupakan masalah serius yang harus diselesaikan. Banyak ragam
infrastruktur yang belum terealisasikan dengan baik dalam sarana prasarana
penunjang pendidikan di Indonesia. Masalah-masalah itu meliputi minimnya
jumlah tenaga pendidik di wilayah perbatasan, fasilitas sarana dan prasarana
dalam kegiatan pembelajaran yang memperihatinkan dan tidak layak digunakan,
serta sarana transportasi yang tidak mendukung.

3
PEMBAHASAN

Pendekatan Pembahasan Masalah

Pendidikan adalah faktor utama dalam menentukan apakah seseorang itu


berkualitas atau tidak. Dengan pendidikan seseorang bisa tahu segala macam
informasi dan pengetahuan. Pendidikan merupakan faktor yang amat penting
untuk menunjang kemajuan suatu negara. Bukan hanya pendidikan akademik saja,
namun moral dan keterampilan juga tidak kalah penting dalam mewujudkan
terciptanya suatu genersi bangsa yang baik. Terlebih wilayah-wilayah yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Perhatian Pemerintah pada daerah perbatasan akan memberikan efek
penting untuk kemajuan berpikir, cara pandang dan akses informasi serta
pemerataan pembangunan. Melalui program pendidikan di perbatasan yang
komprehensif, dari level terbawah hingga perguruan tinggi, akan memacu
semangat belajar warga negara kita yang berada di daerah perbatasan. Selain itu,
perluasan dan peningkatan kualitas pendidikan di perbatasan juga akan
mengukuhkan konsep pendidikan kesetaraan, yang sebenarnya seperti tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945.

Fokus permasalahan pendidikan yang ada di daerah perbatasan


menyangkut tenaga pendidik, fasilitas dan gedung, serta transportasi pendukung.
Tiga pokok bahasan ini menjadi pilar terselenggaranya pendidikan yang baik.
Fakta yang terjadi adalah tiga pokok komponen ini masih sangat perlu adanya
uluran bantuan baik dari pemerintah daerah maupun pusat serta masyarakat
Indonesia yang tergerak dengan pentingnya pendidikan.
Tenaga pendidik atau yang disebut guru merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pendidikan, tetapi di daerah perbatasan ketersediaan tenaga
guru terbatas. Daerah perbatasan umumnya memiliki jumlah tenaga pengajar tetap
sebanyak 1-2 orang saja, sehingga dibutuhkan tenaga honorer atau kontrak.
Banyak guru yang enggan untuk mengajar di daerah perbatasan yang tempatnya
terpencil dan tertinggal. Peran guru hanya dapat bertahan selama beberapa tahun
saja, setelah itu para guru mengajukan pindah dengan berbagai alasan

4
Rendahnya kesejahteraan guru juga menyebabkan banyak guru terpaksa
melakukan pekerjaan sampingan. Adanya tunjangan profesi yang dikhususkan
unuk daerah perbatasan sampai saat ini hanya menjadi wacana, dan pada akhirnya
berakhir pada terbatasnya anggaran. Artinya tidak semua guru mendapatkan
tunjangan, kemudian ada pembagian kesejahteraan dengan pola kuota
proporsional, tetapi pada akhirnya tetap saja tunjangannya sangat kecil bahkan
tidak ada sama sekali.
Tidak kalah pentingnya dengan tenaga pendidik, fasilitas serta gedung
merupakan komponen penting lainnya yang harus ada pada pelaksanaan
pendidikan. Fasilitas yang dimaksud adalah ketersediaan pelayanan atau daya
dukung pelaksanaan pendidikan, baik dari tingakat yang paling bawah di bangku
sekolah dasar hingga terlebih pada perguruan tinggi. Gedung-gedung tempat
berlangsungnya proses belajar-mengajar pun masih jauh dari kata layak.
Gedung-gedung sekolah yang ada di perbatasan umumnya telah berusia
lama, sehingga keropos dan yang tak diharapkan adalah menunggu roboh. Jika
kita kaji mengenai fasilitas yang demikian, apakah ada rasa nyaman belajar
dengan kondisi yang seperti ini. Berbeda jauh jika fakta yang ada diperbatasan
dibandingkan dengan yang di tanah Jawa. Hal inilah yang harusnya berhak untuk
mengantri pada daftar permasalahan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.
Bahasan selanjutnya yaitu mengenai transportasi yang ada di daerah
perbatasan. Transportasi merupakan komponen penting sebagai penunjang
pendidikan. Di wilayah perbatasan kondisi transportasinya sangat mengenaskan
karena minimnya infrastruktur dan aksesibilitas yang tidak memadai, seperti
jaringan jalan dan angkutan perhubungan darat maupun sungai masih sangat
terbatas. Jumlah kendaraan pun relatif sedikit jika dibandingan dengan jumlah
penduduk yang ada.

Kebanyakan masyarakat setempat hanya memiliki sepeda sebagai sarana


transportasi mereka.Jarang dari mereka yang memiliki sepeda motor atau
mobil.Jikalau ada itu hanya kelompok minoritas saja.Kondisi jalan dan jembatan
juga kurang memadai karena masih banyak jalan yang belum di aspal dan
berlubang disana-sini ditambah lagi dengan lampu penerangan jalan yang minim.
Hal inilah yang mengakibatkan banyak anak putus sekolah di wilayah perbatasan

5
lantaran minimnya sarana transportasi, kondisi jalan dan jembatan yang tidak
memadai, sehingga menyebabkan terganggunya akses transportasi.

Alternatif Solusi

Untuk menyelesaikan masalah mengenai sarana dan prasarana penunjang


dunia pendidikan ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Alternatif solusi
untuk fasilitas bagian internal pendidikan yaitu: menambah, mendirikan dan
memperbaiki fasilitas pendidikan dimulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga
tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) seperti perpustakaan, jaringan internet
dan telekomunikasi, toilet,kantin, taman belajar, dan taman bermain. Alternatif
solusi lainnya adalah mendirikan asrama untuk murid dan guru yang memiliki
tempat tinggal jauh dari sekolah, dan menyediakan buku – buku penunjang yang
berkualitas baik untuk menunjang kegiatan belajar – mengajar di sekolah.
Alternatif solusi untuk bagian infrastruktur yaitu: Membangun dan
meningkatkana pembangunan jalan dan jembatan penyeberangan untuk
memudahkan akses transportasi, serta menambah jumlah kendaraan umum
dengan jumlah yang harus dikontrol untuk menunjang aktivitas penduduk dalam
melakukan aktivitas termasuk bersekolah.
Alternatif solusi tambahan yaitu: mengadakan kerja bakti yang dilakukan
oleh masyarakat sekitar dengan bahan material yang disediakan oleh pemerintah
untuk memperbaiki dan memperbarui bangunan yang menunjang kegiatan
pendidikan.
Sedangkan solusi alternatif untuk tenaga pendidikan yaitu dengan
memanfaatkan peran mahasiswa. Peran mahasiswa salah satunya dengan
membuat atau mengikuti organisasi seperti pecinta alam, namun sebenarnya
tujuan mahasiswa pecinta alam tersebut tidak hanya melakukan observasi di alam
saja, namun juga mahasiswa juga bisa membuat gerakan mengajar di wilayah
perbatasan, dengan demikian mahasiswa juga bisa berkontribusi untuk berperan
dalam perbaikan pendidikan di Indonesia.

6
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Terjadinya permasalahan dalam bidang pendidikan di wilayah perbatasan


merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi hingga saat ini.
Permasalahan ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan fasilitas penunjang,
tenaga pendidik dan infrastruktur yang belum memadai, dan kurangnya perhatian
pemerintah terhdap kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan. Solusi yang
dapat dilakukan yaitu berupa perbaikan terhadap fasilitas penunjang, infrastruktur
serta penambahan dan peningkatan kualitas dari tenaga pendidik, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah perbatasan.

Saran

Pada saat ini, perlu lebih ditingkatkan lagi mutu dan kualitas pendidikan,
terutama didaerah perbatasan yang merupakan garis terdepan dalam
mempertahankan NKRI. Masyarakat sekitar seharusnya lebih peduli terhadap
permasalahan pendidikan ini, dan berupaya untuk menjadikannya lebih baik,
sehingga kedepannya Indonesia dapat menghasilkan SDM (Sumber Daya
Manusia) yang lebih banyak dan berguna.

Selain itu pemerintah harus lebih serius dalam menanggapi permasalahan


pendidikan di Indonesia terutama pada wilayah perbatasan, karena wilayah
perbatasan masih belum mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga
kesejahteraan masyarakat dapat lebih meningkat lagi. Pemerintah juga harus
mengadakan program – program baru yang dapat memperbaiki kualitas
pendidikan serta mensosialisasikan program – program tersebut kepada
masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andani A. 2013. Petisi untuk Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Kalimantan Barat: Selamatkan Mimpi Anak Perbatasan.
Armani A. 2005. Geosentri Indonesia Bahan Kursus Calon Dosen Pendidikan
Kewarganegaraan. DEPDIKNAS. Jakarta
Rangkuti P.A. 2007. Membangun Kesadaran Bela Negara. IPB Press. Bogor

Anda mungkin juga menyukai