Anda di halaman 1dari 5

Hari, tanggal : Kamis, 27 April 2017

Dosen : Dr Drh Damiana Rita


Ekastuti, MS
Asisten Praktikum : Ummu Asma’ul Husna

METABOLISME

Kelompok 2

Auzan Zihni Sukaton B04150106 .1. ...................... .


Moch. Hanif Ilham B04150111 . .2. ......................
Yevi Pradina Lensi B04150112 .3. ...................... .
Wahyu Septiani* B04150119 . .4. ......................

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Hewan memerlukan energi untuk pemeliharaan, pertumbuhan, reproduksi,


dan bekerja. Untuk hampir semua makluk hidup, energi bersumber dari makanan
yang diperoleh (secara langsung atau secara tidak langsung) dari tumbuhan.
Bagian dari makanan kemudian adalah mengoksidasi untuk membentuk ATP,
energi perbandingan dari sel (makanan menjadi sampah atau untuk disimpan).
Metabolisme adalah suatu istilah umum yang mengacu pada penjumlahan dari
semua perubahan tenaga biologi dan bahan.
Metabolisme energi adalah suatu ukuran dari intensitas makluk hidup,
suatu statistik ringkasan dari tingkat energi yang digunakan.Tingkat metabolisme
mengacu pada metabolisme energi setiap waktu per unit. Dengan begitu jika satu
binatang mempunyai suatu tingkat relatif tinggi yang berkenaan dengan
metabolisme, fisiologi keseluruhan nya akan bekerja lebih cepat.Secara alami
suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena mendapat radiasi matahari
pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di lapisan teratas sampai
kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga di lapisan tersebut
terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang ertical ( Pearce 1999).
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makluk hidup, melipiti anabolisme untuk mensintesa senyawa-senyawa baru dan
katabolisme yaitu penguraian senyawa-senyawa dalam sel hidup. Pada hewan
sumber energi adalah makanan, tetapi energi dalam makanan tidak dapat
digunakan sampai makanan itu dicerna dan diserap oleh system pencernaan
(Fujaya, 2002).Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
termasuk umur, jenis kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress
fisiologis, aktivitas, musim, ukuran tubuh dan temperature lingkungan. Laju
metabolism baku (standard metabolic rate) merupakan laju metabolism hewan
manakala hewan tersebut sedang istirahat dan tidak ada makanan dalam ususnya.
Ketika pengukuran laju metabolism tengah dilakukan, dan menjelaskan tiga
macam metode untuk mengukur metabolism yaitu menghitung selisih antara nilai
energy dari semua makanan yang masuk kedalam tubuh hewand dan semua
ekskresi terutama urin dan feses, cara ini hanya akurat digunakan untuk digunakan
bila tidak terjadi perubahan komposisi tubuh hewan, menghitung produksi panas
total pada organism, metode ini sungguh akurat dalam memberikan informasi
tentang bahan bakar yang digunakan, organism yang diukur dimasukkan dalam
calorimeter dan menghitung jumlah oksigen yang digunakan oleh organism untuk
proses oksidasi dan jumlah konsumsi oksigen, cara ini paling banyak digunakan
dan mudah dilaksanakan tetapi tentu saja tidak bisa digunakan untuk organisme
anaerob sebab meskipun konsumsi oksigen nol bukan berarti tidak terdapat
metabolism dalam tubuh organism tersebut ( Adi 2006).
METODE

Bahan dan Alat


Alat yang digunakan dalam pengukuran laju metabolisme berdasarkan
konsumsi O2 adalah metabolor stoples, barometer, termometer, dan timbangan.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah tikus. Alat yang diperlukan dalam
percobaan pengaruh hormon insulin terhadap kadar glukosa darah, yaitu alat
pengukur glukosa darah (glucometer), gunting, syringe 2.5 ml. Sedangkan bahan
yang diperlukan, yaitu kapas, alkohol 70%, hormon insulin, tikus putih, dan
larutan gula 20%.
Prosedur

Langkah pertama dalam pengukuran laju metabolisme berdasarkan


konsumsi O2 adalah menimbang tikus dalam satuan Kg. Sistem dipastikan tidak
mengalami kebocoran. Kemudian suhu dan tekanan udara dicatat sebagai T1
(dalam satuan °K) dan P1. Tikus dimasukkan ke dalam metabolor. Spoit (20 ml)
di luar metabolor ditarik. Lalu ruang metabolor ditutup, dimasukkan udara dalam
spoit, diperhatikan stopwatch saat udara dalam spoit dimasukkan ke dalam stoples
yaitu waktu 0 detik percobaan, dan diperhatikan juga bahwa permukaan air di pipa
U menjadi tidak sama. Saat permukaan air di pipa U kembali sama tinggi, dicatat
waktunya. Hal ini menandakan bahwa tikus menghabiskan 20 ml udara. Setelah
itu tutup metabolor dibuka. Langkah diulangi dari spoit ditarik sampai mencatat
waktu tikus menghabiskan 20 ml udara. Kemudian dihitung konsumsi O2 dalam 1
hari, konsumsi O2 dalam keadaan STP, produksi panas, dan laju metabolismenya.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan pengaruh hormon
insulin terhadap kadar glukosa darah adalah alat pengukur kadar glukosa
disiapkan dan dimasukkan strip pengukur kadar glukosa ke alat tersebut. Seekor
tikus diambil dengan hati-hati, tikus dipegang pada pangkal ekornya, tikus
dimasukkan pada kandang jepit kemudian dikeluarkan ekornya. Ujung ekor
dibersihkan dengan alkohol 70%, lalu dioleskan lidokain. Ujung ekor tikus
dipotong beberapa milimeter saja. Setetes darah diteteskan pada strip pengukur
kadar glukosa darah. Tampilan data dibaca dan dicatat sebagai kadar glukosa
darah awal. Selanjutnya, larutan gula 20% diambil dengan syringe sebanyak 2 ml,
lalu dicekokkan ke mulut tikus. Selama 10 menit ditunggu, kemudian diukur
kadar glukosa darahnya dengan memijat ujung ekor yang tadi dipotong. Darah
diteteskan ke strip pengukur kadar glukosa darah sebagai kadar glukosa darah
setelah asupan gula. Setelah itu, tikus disuntikkan dengan hormon insulin
sebanyak 2 IU secara intraperitoneal (pada bagian perut) dengan jarum suntik
insulin yang sudah disediakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

 Bobot badan : 0.334 kg


 Bobor Metabolit : (0.334)0.75 = 0.439
 Suhu ruangan : 27°C = 300°K (T2) (T1) = 273°K
 Tekanan Ruangan : 753 mmHg (P1) (P2) = 760 mmHg

No Konsumsi 20ml Konsumsi 20ml Konsumsi 20ml


. Percobaan (I) (II) (III)
(1.45 Menit) (1.26 Menit) (1.21 Menit)
1. V1 17.987 L 20.608 L 21.459 L
V2
Produksi Panas 19.862 L 22.857 L 23.801 L

Laju 86.401 K 99.433 K 103.539 K


metabolisme
196.813 226.498 235.851
Kal/BM/hari Kal/BM/hari Kal/BM/hari

Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

Adi Dwi Arianto,2006. Anatomi Fisiologi Hewan Ternak. Kendari (ID): Unhalu.

Fujaya Yushinta, 2002. Fisiologi Ikan. Faskultas Ilmu Kelautan dan perikanan,
Universitas Hasanudin, Makassar.
Pearce, Evelyn C.1999.Anatomi Dan Fisiolohi Untuk Paramedis. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai