Striknin merupakan alkaloid utama dalam nux vomica, biji tanaman Strychnos nux
vomica. Striknin tidak bermanfaat untuk terapi, tetapi untuk menjelaskan fisiologi dan
farmakologi susunan saraf. Obat ini menduduki tempat utama diantar obat yang bekerja secara
sentral. (Sunaryo, 1995). Menurut Utama (1995), Mekanisme kerja striknin yaitu merangsang
semua bagian SSP, aksi ini dimulai pada medula spinalis, kemudian dengan meningkatnya
konsentrasi striknin dalam otak (melewati batas kritis) maka impuls akan berpencar keseluruh
SSP dan menimbulkan kejang tonik tanpa adanya fase klonik. Kejang ini pada otot ekstensor
yang simetris. Dengan dosis suprakonvulsi, bahan ini menimbulkan atau memperlihatkan efek
curariform pada neuromusculary junction.
Gejala keracunan striknin yang mula-mula timbul ialah kaku ototmuka dan leher.Setiap
rangsangan sensorik dapat menimbulkan gerakan motorik hebat.Pada sta dium awal terjadi
gerakan ekstensi yang masih terkoordinasi,akhirnya terjadi konvulsi tetanik.Episode kejang ini
terjadi berulang,frekuensi dan hebatnya kejang bertambah dengan adanya perangsangan
sensorik.Kontraksi otot ini menimbulkan nyeri hebat,dan penderita takut mati dalam serangan
berikutnya (Sunaryo,1995)
Sunaryo. 1995. Perangsang Susunan Saraf Pusat dalam Farmakologi dan Terapi Ed.IV.
Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal.223-224.
Utama, Hendra., Vincent HS Gan., (1995). Antikonvulsan, dalam Farmakologi dan Terapi Bab
12. Editor Sulistia G. Ganiswara. Edisi Keempat. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 163-165