Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LUKA

BAKAR

Dosen Pembimbing :
Ibu Mar’atus Sholihah S.Kep,Ns. M.Kep
Disusun Oleh :
1. Indah Lutfatul Amalia ( 1802012625 )
2. Dwi Aza Maghfiro ( 1802012630 )
3. Astuti Kartika Prayogi ( 1802012596 )
4. Ikhrosati Nur Sa’adah ( 1802012621 )
5. Dinda devita S.R ( 1802012591 )
6. Syukron Abdi Maulana ( 1802012663 )
7. Adiba Masruroh ( 1802012639 )
8. Titis Dwi Fera ( 1802012634 )
9. Bagus Andika ( 1802012645 )
10. Intan Juliyah Lestari ( 1802012618 )
11. M. Rengga Adi Natha ( 1802012651 )
12. Elly Ulfiatin ( 1802012637 )
13. Chintia Fitri ( 1802012590 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Luka Bakar dengan tepat waktu. Dalam
menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimal,
tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang
kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dan
atas terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Drs. H. Budi Utomo, M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Lamongan
2. Bapak Arifal Aris, S.Kep.,Ns.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
3. Ibu Suratmi,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan
4. Ibu Mar’atus Sholihah S.Kep,Ns. M.Kep selaku dosen pembimbing dan
pengajar mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yang telah memberi
pengetahuan serta wawasan kepada kami selama ini
5. Literatur yang ada di jurnal dan perpustakaan serta materi mata kuliah yang
menambah wawasan kami
6. Serta teman – teman yang turut berpartsipasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi yang kami tuangkan, kami mohon
maaf yang sebesar- besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
siapa saja yang membaca.

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung.
Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang
mengancam kehidupan. Seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan
mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal
ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas
luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar
biasa untuk memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan.
Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk
mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup
pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang
berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar.
Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan
yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang
lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald
burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama
yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia
memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik)
atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi
yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada
kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan
tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum
perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk
mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi
harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai.
4
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh
lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang
merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah
dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang
lebih baik untuk menangani segera dan masalah jangka panjang yang menyertai pada
luka bakar tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian luka bakar?
2. Apa etiologi luka bakar?
3. Bagaimana klasifikasi luka bakar?
4. Apa patofisiologi luka bakar?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian luka bakar
2. Untuk mengetahui apa etiologi luka bakar
3. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi luka bakar
4. Untuk mengetahui apa patofisiologi luka bakar
5. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan luka
bakar

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Luka Bakar ditimbulkan panas kering atau panas basah, terkena bahan kimia, arus
listrik, dan radiasi.(Long Barbara.C;1996;640)
Luka Bakar adalah kerusakan/ kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
langsung dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
(Moenajat;2015)

B. ETIOLOGI
Penyebab luka bakar bervariasi antara lain :
1. Terpapar benda/ sumber panas akibat kontak langsunf denagn api, cairan
panas, semiliquit,steam ,semisoloid
2. Terpapar zat kimia, seperti : asam kuat, basa kuat, dan zat kimia lainnya
3. Sengatan listrik
4. Radiasi

C. KLASIFIKASI
Luka bakar digambarkan dengan kedalaman, keparahan, dan gen penyebab.
Keparahan cedera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resiko mortilitas dan
resiko kecacatan fungsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera termasuk
sebgai berikut :
1. Kedalaman luka bakar
Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap area
mempunyai tiga zona cedera yaitu:
a. zona koagulasi terjadi kematian seluler
b. zona statis disebut are pertengahan, tempat terjadinya gannguan suplay darah,
inflamasi, dan cedera jaringan
c. zona hiperemia merupakan area terluar, berhubungan dengan luka bakar derajat
I yang seharusnya sembuh dalam seminggu.

6
Klasifikasi kedalaman luka bakar antara lain :
Tabel Derajat Luka Bakar

Jaringan
Kedalaman Penyebab Karakteristik Nyeri Penyembuhan
terkena
Ketebalan Kerusakan Sinar matahari Kering, tidak Nyeri Sekitar 5 hari
superfisial epitel ada lepuh,
(derajat I) minimal merah-pink,
memutih
dengan
tekanan

Ketebalan Epidermis, Kilat, cairan Basah, pink Nyeri Sekitar 21 hari


partial dermis hangat atau merah, hipeestetik jaringan parut
superfisial minimal lepuh, minimal
(derajat IIA) sebagian
memutih

Ketebalan Keseluruhan Benda panas, Keing, pucat, Sensitif Berkepanjangan,


partial epidermis, nyala api, berlilin, tidak pada membentuk
dermal sebgaian cedera radiasi memutih tekanan jaringan
dalam dermis hipertrofik,
(derajat IIB) pembentukan
kontraktur

Ketebalan Semua yang Nyala api yg Kulit Sedikit Tidak dapat


penuh diatas, dan berkepanjangan terkelupas, nyeri beregenerasi
(derajat III) bagian , listrik, kimia, avaskular, sendiri,membutu
lemak dan uap panas pucat, kuning hkan tandur
subkutan, sampai coklat kulit
dapat
mengenai
jaringan ikat
7
otot, tulang

2. Keparahan luka bakar


Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuh kecil sampai luka bakar masif derajat
III. Luka bakar dikategorikan kedalam luka bakar :
a. Cedera luka bakar minor/ ringan
Cedera ketebalan partial <15% dari luas permukaan tubuh total orang dewasa,
<10% luas permukaan tubuh total anak-anak, atau cedera ketebalan penuh <2% luas
permukaan tubuh total.Biasanya mendapat perawatan awal di UGD,kemudian
dipulangkan dengan instruksi dibagian rawat jalan.
b. Cedera luka bakar sedang/ moderat/ pertengahan
Cedera ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari luas permukaan tubuh
total (LPTT) pada orang dewasa, 10% sampai 20% LPTT pada anak-anak, atau cedera
dengan ketebalan penuh kurang dari 10%LPTT yang tidak berhubungan dengan
komplikasi. Umumnya ditangani dibagian rawat inap.
c. Cedera luka bakar berat/mayor
Biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar khusus, setelah mendapatkan
perawatan kedaruratan ditempat kejadian.Cedera luka bakar mayor adalah :
cedera ketebalan partial >25%LPTT orang dewasa atau 20%LPTT anak-
anak
cedera ketebalan penuh 10%LPTT atau lebih
Luka bkar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki, dan
perineum
cedera inhalasi
cedera listrik
luka bakar yang berkaitan dengan cedera lain misalnya: cedera jaringan lunak,
fraktur, trauma lain.(long.C Barbara,1996)

1. Lokasi luka bakar


Luka bakar pada kepala, leher, dan dada seringkali berkaitan dengan komplikasi
akar wajah menyebabkan abrasi kornea.Luka bakar telinga membuat mudah terserang
kondritis aurikular dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut.
Luka bakar pada tangan dan persendian sering membutuhkan terapi fisik dan okupasi
8
yang lama dan memberikan dampak kecacatan fisik menetap.Luak bakar pada perineum
membuat midah terserang infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses.Luka
bakar sirkumferensial ekstremitas dapat menyebabkan efek seperti penebalan pembuluh
darah dan mengarah pada gangguan vaskular distal. Luka bakr sirkumferensial toraks
dapat mengarah kpada inadekuat ekspansi dinding dada da nfinsufisiensi pulmonal.

2. Agen penyebab luka bakar


Pada situasi misalnya kebakaran, gunung meletus,atau ledakan mobil akan
mengakibatkan pasien tidak hanya mengalami luka bakar, tetapi juga menghirup udara
panas/ keracunan monoksida (CO) sehingga mengakibatkan pasien mengalami
gangguan pada saluran napas yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan sehingga
menimbulkan kematian.
Luka bakar pada trauma inhalasi dibagi menjadi 3 kategori (Meyer & Salber):
Trauma panas pada saluran napas
karena luka bakar pada wajah termasuk bibir dan rambut hidung dan leher aka
nmenunjukkan tanda-tanda sulit bicara an menelan serta mengalami dipsnea, stridor
karena adanya edema pada saluran napas aas yang menyebabkan obstruksi jalan napas.
Trauma kimia pada saluan napas dan parenkim paru
Keracunan kimia sistemik
biasanya keracunan CO dala mruan gtertutup karena CO mengikat hb lebih cepat dari
pada O2 sehingga mengakibatka hipoksia yang cepat pada otak.
3. Ukuran luka bakar
Ukuan luka bakar (presentase cedera pada kulit) ditentuka ndengan dua metode yaitu :
Rule of nine
Digunakan sebagai alat untuk memperkirakan ukuan luka bkar yang cepat.Dasar
dari perhitungan ini denga nmembagi tubuh kedalam bagian-bagia nanatomi,yang setiap
bagian mencerminkan 9% dari LPT,tidak membutuhka ndiagram untuk menentukan
presentaseLPT yang mengalami cedera.
Diagram bagan Lund & Browder
Ditujukan untuk menetukan keluasan luka bakar yang terjadi pada anak-anak
dan bayi dimana dalam bagian ini usia yang berbeda mempunya ikeluasan yang
berbeda.Bagan ini memberikan penilaian yang lebih akuat.

9
4. Usia korban luka bakar
Usia klien mempengaruhi keparaha ndan keberhasilan dalam perawatan luak bakar.

D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh, yang
mungkin dipindahkan melalui konduksi dan radiasi elektromagnetik.Kulit dengan luka
bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan
tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas
tersebut.Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan/ gamgguan integritas kulit
dan kematian sel-sel.
Akibat luka bakar fungsi kulit yang normal hilang, berakibat terjadi perubahan
fisiologis :
hilang daya lindung terhadap infeksi
cairan tubuh terbuang
hilang kemampuan mengendalikan keringat
banyak kehilangan reseptor sensoris
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meningkat.Sel darah yang ada
didalamnya ikut rusak sehingga terjadi anemia.Meningkatnya permeabilitas pembuluh
darah sehingga air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dalam sel dan
menyebabkan edema dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit.Hal itu
akan menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler dan kehilangan cairan
tambahan karena penguapan yang berlebihan.Jika keadaan berlanjut akan terjadi syok
hipovolemik dengan gejala yang khasseperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,nadi
kecil an cepat,tekanan darah menurun,serta produksi urine berkurang.Pembengkakan
terjadi pelan-pelan. Maksimal terjadi setelah 8 jam.Kehilangan cairan tubuh dapat
disebabkan beberapa faktor (Donna;1991):
peningkatan mineralokortikoid
 Retensi air, natrium, klorida
 Ekresi kalium
peningkatan permeabilits pembuluh darah, keluarnya elektrolit dan protein dari
pembuluh darah

10
perbedaan tekanan osmotik intra-ekstrasel
Bila luka bakar terjadi dimuka kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap atau
uap yang terhisap.Edema laring yang terjadi dapat menyebabkan gangguan hambatan
jalan napas.Gejala yang timbul adalah seseka napas, takipnea, stridor, suara serak dan
dahak berwarna gelap.
Tingkat hipovolemi dimulai dari terjadinya luka bakar dan berlangsung sampai 48-
72 jam pertam. Kondisi disertai dengan pergeseran cairan dari kompartemen vaskular
keruang interstitium.Bila terjadi syok hipovolemi dan terjadi penurunan desakan darah
yang berat dan etrjadi pengaliran cairan yang tidak adekuat ke ginjal yang memburuk
kondisi syok dan timbul anuri.Akibat pergeseran cairan bisa mnyebabkan dehidrasi
kepada jaringan yang tidak menderita kerusakan. Jadi menimbulkan banyak cairan dan
gara mhilang dari kapiler pada protein. Perfusi jaringan yang tidak sempurna
menyebabkan metabolisme anaerob dan hasil akhir produk asam ditahan karena
rusaknya fungsi ginjal. Selanjutnya timbul asidosis metabolik.(Sjamsuhdajat,1998)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR

11
A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat
Tanda :
1) Penurunan kekuatan tahanan
2) Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit
3) Gangguan massa otot perubahan tonus
b. Sirkulasi
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT)
1) Hipotensi (syok)
2) Penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokonstriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik)
c. Integritas ego
Tanda : Angietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah
Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
d. Eliminasi
Tanda : Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot
dalam.
e. Makanan dan cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual/muntah
f. Neurosensori
Tanda : Perubahan orientasi, afek, perilaku, penurunan refleks tendun dalam
(RTD) pada cedera ekstremitas, aktivitas kejang (syok listrik). Laserasi
korneal, kerusakan retina, penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik).
Gejala : Area kebas, kesemutan
g. Nyeri / keamanan
Gejala : Berbagai nyeri, contoh luka bakar derajat pertama secara ekstrem
sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara dan perubahan suhu, luka
bakar ketebalan sedang derajat dua sangat nyeri, sementara respon pada luka
bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf, luka
bakar derajat tiga tidak nyeri.

12
h. Pernapasan
Tanda : Serak, batuk mangi, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan
menelan sekresi oran dan sianosis, indikasi cedera inhalasi. Pengembangan
torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada.
Jalan nafas atas stridor/mengi (obstruksi sehubungan dengan laringos pasme,
edema laringeali, bunyi nafas, gemericik, (edema paru), strider (edema
laringeal), sekret jalan nafas dalam (ronki).
Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup, terpejam lama, (kemungkinan cedera
inhalasi).
i. Keamanan
Tanda :
1) kulit, umum : distruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trombus mikro vaskuler pada beberapa
luka
2) Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan
kehilangan cairan / status syok.
3) Cedera api : terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan
variase intensitas pada yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidang
gosong; mukosa hidung dan mulut kering merah; lepuh dan faring
posterioe; edema lingkar mulut dan lingkar nasal.
4) Cedera kimia : tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samar halus,
lepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal. Cedera secara umum
lebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat
berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
5) Cedera listrik : cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit dibawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup, dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian
terbakar.

13
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
1. Gangguan integritas kulit b/d luka bakar terbuka
2. Nyeri akut b.d agen pencedera kimiawi
3. Gangguan mobilitas fisik b/d edema luka bakar dan rasa nyeri.

C. RENCANA KEPERAWATAN ( SLKI & SIKI )


1. Gangguan integritas kulit b/d luka bakar terbuka
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
integritas kulit meningkat, dengan kriteria hasil :
- Kerusakan jaringan menurun
- Kerusakan lapisan kulit menurun
- Hematoma menurun
- Kemerahan menurun
Intervensi Keperawatan
1. Perawatan integritas kulit
Observasi
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembap (mis. Lotion, serum)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

2. Nyeri akut b.d agen pencedera kimiawi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
Intervensi
1. Manajemen nyeri

14
Observasi
- identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
- identifikasi skala nyeri
- monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis,
kompres hangat atau dinin di sekitar nyeri)
- kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

3. Gangguan mobilitas fisik b/d edema luka bakar dan rasa nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
mobilitas fisik meningkat, dengan kriteria hasil :
- Pergerakan ekstremitas meningkat
- Kekuatan otot meningkat
- Nyeri menurun
- Kelemahan fisik menurun
- Kecemasan menurun
Intervensi
1. Dukungan mobi;isasi
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Terapeutik
- Fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

15
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini

BAB IV
PENUTUP

16
A. KESIMPULAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor penyebab seperti
:panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita luka bakar memerluakn
penanganan yang serius secara holistik/ menyeluruh dari berbagai aspek dan disiplin
ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam memerluakn perawatan luka bakar
yang lama dan mahal serta mempunyai efek resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis
dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim yang paling banyal
berhubungan dengan asien dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga mampu merawat pasien luka bakar secara komprehensif dan
optimal.
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit
termasuk :
1. Pemberian terapi cairan dan nutrisi yang adekuat

2. Pencegahan infeksi
3. Penanganan/penyembuahn luka
4. Pencegahan kontraktur/ deformitas
5. Rehabilitasi lanjut
Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi oleh cara
penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat disamping faktor-
faktor lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka bakar,cedera lain yang
menyertai dan kebiasaan hidup)
Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka makin
berkembang pula tehnik/ cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan
kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar

DAFTAR PUSTAKA

17
1. SDKI,DPP & PPNI.(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: definisi
dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta : EGC
2. Tim Pojka SLKI, DPP & PPNI., 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI
3. Tim Pojka SIKI, DPP & PPNI., 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia : Definisi Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
4. Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2013. Luka Bakar : Konsep Umum dan Investigasi
Berbasis Klinis Luka Antemortem dan Postmortem. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
5. Gurnida, Dida dan Melisa Lilisari. 2011. Dukungan Nutrisi pada Penderita
Luka Bakar. Bagian Ilmu Kesehatann Anak,Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, Rumah Sakit Hasan Sadikin,Bandung.
6. Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta : Gosyen Publising.

18

Anda mungkin juga menyukai