13 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3
6. Mengambil sebagian contoh tanah yang sudah di test pada langka no 5 dan
dimasukan kedalam cawan yang telah ditimbang beratnya. Berat cawan beserta
tanah ditimbang kembali, lalu dimasukkan ke dalam oven.
7. Stelah 24 jam, berat cawan + tanah kering ditimbang.
8. Menambahkan sedikit air pada sisa tanah yang sudah disiapkan pada langka no 2
dan dicampur lagi hingga rata.
9. Menggulsngi urutan test dari langka no 3 s/d no 7 untuk mendaptn harga dari
kadar air pada jumlah pukulan antara 20-25 dan antara 15-20.
3.1.4 Data
3.1.4.1 PERCOBAAN BATAS CAIR
No. Percobaan I II III IV
No. Cawan 7 56 50 47
Berat Cawan (W1) gram 4 4 4 4
Berat Cawan + tanah basah (W2) gram 25.5 26 26.4 24.7
Berat Cawan + tanah kering (W4) gram 21.2 20.6 22.45 21.8
Jumlah Pukulan (n) 28 23 22 25
Berat tanah kering (W4-W1) (W5) gram 17.2 16.6 18.45 17.8
Berat tanah basah (W2-W1) (W3) gram 21.5 22 22.4 20.7
Barat air (W2-W4) (W6) gram 4.3 5.4 3.95 2.9
3.1.5 Perhitungan
3.1.5.1 Menghitung kadar air (Wc)
Berat air (W 6)
Wc = x 100%
Berat tanah kering(W 5)
4.3
WcI = x 100% = 25.00%
17.2
5.4
WcII = x 100% = 32.53%
16.6
3,95
WcIII = x 100% = 21.41%
18.45
2.9
WcIV = x 100% = 16.29%
17.8
25.00+32.53+21.41+16.29
Wc rata – rata = = 23.81%
4
14 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3
3.2 PERCOBAAN BATAS PLASTIS
3.2.1 Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk mencari kadar air suatu tanah pada saat batas
plastis tercapai. Batas plastis adalah kadar air suatu tanah dimana menjadi transisi dari
keadaan semi padat ke keadaan plastis.
3.2.2 Peralatan
1. Cawan
2. Mangkuk Persolin
3. Pisau Splatula
4. Botol plastis + air suling
5. Oven
6. Ayakan no 40
7. Kaca untuk menggulung tanah
8. Timnangan dengan ketelitian 0,01 gram
3.2.3 Cara Pelaksanaan
1. Mengambil contoh yang lolos ayakan no 40 dan diletakkan pada mangkok
persolin.
2. Menambahkan air pada tanah yang telah disiapkan pada langkah no 1 sehinngga
dengan keadaan tidak terlalu lembek hingga dapat digulung.
3. Mengambil sebaguan dari contoh tanah yang sudah disiapkan pada langkah no 2
dan menggulungnya diatas kaca datar dengan menggunakan telapak tangan.
4. Apabila tanah yang digulung pada langkah no 3 sudah mencapai garis tengah 1/8
inchi (3mm) tapi belum pecah-pecah, maka contoh tanah tersebut diremas-remas
dengan dibentuk ellipsoidal dan digulung lagi.
5. Mengulang langkah no 3 dan 4 hingga gulungan tanah akan pecah-pecah jika
mencapai diameter 1/8 inchi (3mm).
6. Tanah yang sudah ditest pada no 5 dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam cawan
yang telah ditimbang beratnya. Lalu berat cawan berisi tanah ditimbang lagi, dan
dimasukkan kedalam oven.
7. Setalah 24 jam berat cawan berisi cawan kering ditimbang lagi.
15 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3
3.2.4. Data
No. Percobaan I II III IV
No. Cawan gr 25 45 12 56
Berat Cawan (W1) 0.85 0.85 0.85 0.85
gr
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) gr 21 22.5 23.8 22.1
Berat Tanah Basah (W2-W1) (W3) 20.15 21.65 22.95 21.25
gr
Berat Cawan + Tanah Kering (W4) gr 17.9 18 20.2 19.8
Berat Tanah Kering (W4-W1) (W5) gr 17.05 17.15 19.35 18.95
Berat Air (W2-W4) (W6) gr 3.1 4.5 3.6 2.3
3.2.5. Perhitungan
3.2.5.1 Menghitung Batas Plastik (PL)
Berat Air (W 6)
PL = x 100 %
Berat tanah kering(W 5)
3.1
PLI = =18.18 %
17.05
4.5
PLII = =26.24 %
17.15
3.6
PLIII = =18.60 %
19.35
2.3
PLIV = =12.14 %
18.95
18.18+26.24+18.60+12.14
PL rata – rata = = 18.79%
4
16 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3
3.3.2 Peralatan
1. Mangkuk Besi
2. Mangkuk Peluberan
3. Pisau spatula
4. Botol plastic
5. Air suling
6. Penggaris besi
7. Ayakan no 40
8. Air raksa
9. Kaca datar terpaku
10. Gelas kaca
11. Oven
12. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
17 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3
3.3.4 Data
3.3.4.1 PERCOBAAN BATAS MENNGKERUT (SL)
No. Percobaan I II III IV
No. Cawan 12 9 21 6
Berat Mangkok atau cawan (W1) gr 85.2 85.2 85.2 85.2
Berat cawan + tanah basah (W2) gr 92.2 93.5 94.3 93.2
Berat tanah basah (W2-W1) (W3) gr 7.0 8.3 9.1 8.0
Berat cawan + tanah kering (W4) gr 91.2 92 91.8 91.7
Berat tanah kering (W4-W1) (W5) gr 6.0 6.8 6.6 6.5
Berat air (W2-W4) (W6) gr 1.0 1.5 2.5 1.5
Berat air raksa gr 138.1 139 140.5 139.5
Berat mangkuk peluberan gr 85.2 85.2 85.2 85.2
Berat peluberan gr 128.1 127.5 135.3 128.5
3.3.5. Perhitungan
3.3.5.1 MENGHITUNG KADAR AIR
Berat Air (W 6)
Wc = x 100 %
Berat tanah kering(W 5)
1
WcI = x 100 %=16.67 %
6
1.5
WcII = x 100 %=22.06 %
6.8
2.5
WcIII = x 100 %=37.88 %
6.6
1.5
WcIV = x 100 %=23.08 %
6.5
16.67+22.06+37.88+23.08
Wc rata – rata = =24,92 %
4
18 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3
128.1
SLI = 0.1667 x x 100 %=26.16 %
13.6 x 6
127.5
SLII = 0.8034 x x 100 %=30.41%
13.6 x 6.8
135.3
SLIII = 0.3788 x x 100 %=57.10 %
13.6 x 6.6
128.5
SLI = 0.1667 x x 100 %=33.55 %
13.6 x 6.5
26.16+30.41+57.10+33.55
SL rata – rata = =42,37 %
4
3.4. KESIMPULAN
Percobaan saat ini berguna untuk menentukan siat fisik dari tanah, yaitu Batas
Plastik, Batas Susut, dan Batas Cair dari tanah yang juga menetukan kekuatan dari tanah jika
dibenani suatu kontruksi.
Tanah yang mempunyai batas cair kecil sangat buruk untuk konstruksi, sebab dengan
penambahan air sedikit saja maka tanah akan mengalami pengembangan. Sebaliknya tanah
yang mempunyai batas susut yang besar paling baik untuk konstruksi/pondasi bangunan.
Sedangkan tanah yang plastis tidak cocok untuk suatu konstruksi bangunan.
Dari hasil perconbaan didapat bahwa tanah tersebut termasuk Lanau Organik
dengan kompressibilitas sedang.
19 | L a p o r a n P r a k ti k u m M e k a n i k a T a n a h 1 K e l o m p o k 3