1. Dalam penyusunan RPP dan silabus guru diharapan berpatokan dengan
Permendikbud 20, 21, 22, 23 dan 24 karena pada Permendikbut tersebut sudah memiliki batasan-batasannya. Permendikbud No. 20 tentang yang digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Permendikbud No. 21 tentang sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Permendikbud No. 22 tentang kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Permendikbud No. 23 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Permendikbud No. 24 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar, muatan pembeljaran, silabus, pedoma mata pelajaran dan pembelajran tematik terpadu. 2. Pada kurikulum K13 siswa dituntut memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Pada abad 21 juga siswa dituntut menguasai aspek 4C. Pada kondisi saat ini siswa masih terbiasa dengan model pembelajaran ceramah sehingga guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Strategi yang dapat dilakukan oleh guru yaitu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. 3.
4. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah yang digunakan dalam pembelajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau mengolah informasi dengan menganalisis, menalar, menyimpulkan dan mencipta. 5. STEM merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang menggabungkan sains, teknologi, ilmu teknik, seni, dan matematika sebagai pintu untuk membimbing peserta didik dalam penelitian, disuksi, kolaborasi, dan berfikir kritis. Hal tersebut akan memudahkan para pemuda Indonesia untuk dapat bersaing dengan pelajar luar negeri dan memperluas dalam hal literasinya. Dengan pendekatan tersebut dapat meningkatkan kualitas pelajar Indonesia. 6. –STEM: STEM merupakan akronim dari Science, Technology, Engineering, Mathematics, yaitu suatu pendekatan dan upaya dalam menggabungkan beberapa atau keempat subjek STEM menjadi satu pelajaran yang didasarkan pada hubungan antar subjek dan masalah dunia nyata. -Direct Intruction: Direct Intruction merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara langsung oleh guru yang terdiri atas penjelasan verbal tentang konsep atau keterampilan baru, lalu proses belajarnya dapat dilakukan secara individu atau berkelompok, sehingga model pembelajaran ini memberikan struktur disiplin dan menyebabkan pembelajaran lebih bermakna serta memiliki sistematis pengalaman -PBL dan PjBL: Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah dan mendapatkan konsep yang esensial dari materi yang diajarkan. Project based learning (PjBL) atau yang biasa disebut pembelajaran berbasis proyek yaitu model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mampu menghasilkan produk tertentu berupa proyek pembelajaran baik individual maupun kelompok. PjBL dipandang sebagai pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung. -Discovery Inquiry: Discovery inquiry dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan belajar yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Proses berfikir ini, umumnya dilakukan dengan kegiatan tanya jawab atau dialog dua arah antara guru dan peserta didik. Materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung, tetapi peserta didik mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan pembelajaran. -Kooperatif: Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelola informasi dan kemampuan belajar abs- trak menjadi nyata. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berfikir. 7. Guru harus memperhatikan sarana prasarana, kondisi siswa ketika proses belajar mengajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, kesesuaian dengan materi pembelajaran, alokasi waktu yang tersedia.