Anda di halaman 1dari 2

Bukti Evolusi - Buku Darwin, Origin of Species, mengandung beberapa bukti tidak langsung

yang memperlihatkan bahwa evolusi terjadi. Contohnya, Darwin menjelaskan bukti dari
catatan fosil untuk memperlihatkan bahwa bentuk kehidupan lain pernah ada di bumi. Oleh
karena evolusi terjadi dalam waktu yang sangat lama, sangatlah sulit untuk melihat dan
mengamati evolusi secara langsung. Sejak teori Darwin diteruskan, para ahli biologi telah
banyak mengumpulkan informasi baru untuk mendukung teori evolusi.

Bukti Fosil

Fosil merupakan catatan sejarah kehidupan paling penting. Kata fosil berasal dari bahasa
latin, fodere, artinya menggali. Oleh karena itu, fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa
makhluk hidup yang telah membatu atau terperangkap di dalamnya. Fosil yang ditemukan
dapat berupa tulangtulang dan jejak yang membatu. Ilmu tentang fosil disebut Paleontologi.

Homologi

Struktur fisik makhluk hidup memberikan petunjuk akan nenek moyangnya. Teori evolusi
Darwin menyatakan bahwa satu spesies dapat membentuk spesies yang lain.

Embriologi Perbandingan

Petunjuk evolusi dapat juga ditemukan pada perkembangan beberapa organisme.


Perkembangan sel telur yang sudah dibuahi hingga dilahirkan disebut embrio. Adapun ilmu
tentang perkembangan organisme ini disebut Embriologi.

Bukti dari Biokimia dan Genetika

Genetika modern juga memberikan bukti kuat adanya evolusi. Semua makhluk hidup
menggunakan kode genetika yang sama dalam menyintesis protein. Kode genetik yang sama
menunjukkan bahwa semua makhluk hidup berevolusi dari satu organisme yang
menggunakan kode genetika yang sama.

Seleksi Alam yang Teramati

Evolusi terjadi dalam ribuan hingga jutaan tahun. Oleh karena itu, sangatlah sulit untuk
mengamati seleksi di alam liar. Akan tetapi, terdapat satu contoh seleksi alam di alam liar
yang tercatat sangat baik. Pada kasus ini, melibatkan evolusi warna sayap pada spesies
ngengat iston betularia. Ngengat ini umumnya terdapat di desa-desa Inggris.

Pada awal tahun 1850 sebelum terjadi revolusi industri, populasi ngengat sayap putih lebih
banyak ditemukan. Jarang sekali ditemukan ngengat warna hitam. Saat itu, jika ngengat putih
hinggap pada batang pohon, burung dan predator lain sulit menemukan ngengat tersebut.
Warna batang yang cerah menyamarkan ngengat putih. Hal ini berbeda dengan ngengat hitam
sehingga ngengat hitam mudah ditemukan oleh predator.
Sekitar awal tahun 1900-an, polusi akibat revolusi industri di Inggris membuat batang pohon
menghitam. Hal tersebut menyebabkan ngengat warna putih lebih mudah terlihat oleh burung dan
predator lainnya. Adapun ngengat warna hitam menjadi lebih mudah berbaur dengan warna latar
batang pohon. Akibatnya, burung dapat dengan mudah menangkap ngengat warna putih dan
memangsanya lebih banyak dibandingkan ngengat hitam. Akhirnya, ngengat hitam dapat bertahan
dan melakukan reproduksi. Melalui seleksi alam, frekuensi gen untuk warna hitam meningkat dalam
populasi.

Anda mungkin juga menyukai