Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nia Arrizqi Alviani

NIM : 2010207020
Mata Kuliah : Evolusi
Pendidikan Biologi 1

Resume Keruntuhan Teori Evolusi


Referensi : https://youtu.be/W0cQZ6wYZgk
Keruntuhan teori evolusi dipatahkan oleh beberapa fakta seperti fakta
penciptaan alam semesta,mekanisme khayalan evolusi dan catatan fosil.
1. Fakta Penciptaan
Siapapun yang mengamati jagat raya, akan menemukan 250 milyar galaksi.
Masing-masing terdiri dari 300 milyar bintang. Bumi menempati bagian sangat kecil
dari alam yang luas ini. Air yang menutup sebagian besar permukaan bumi ini adalah
salah satu dari unsur utama kehidupan. Kisaran suhu, ciri orbit, dan permukaan bumi
semua menunjukkan memang planet ini khusus didesain bagi kehidupan. Jutaan
spesies tumbuhan dan hewan yang berbeda hidup di bumi dengan sangat harmonis.
Setiap makhluk hidup dilengkapi dengan sistem yang sangat kompleks, yang
memungkinkan mereka bermain peran dalam sistem tersebut sebaik mungkin. Karena
kehidupan ini terancam, terdesain dan tertata, maka sudah pasti ia memiliki pencipta,
ialah Tuhan (allah) yang menciptakan langit dan bumi dari ketiadaan dan
menciptakan segala sesuatu di dalamnya.
Teori evolusi yang dikemukakan diabad ke-19 menolak fakta penciptaan ini.
Teori ini menyatakan bahwa spesies di muka bumi ini bukan diciptakan secara penuh
oleh Tuhan (allah), tetapi muncul menjadi ada akibat proses yang dikendalikan secara
penuh oleh peristiwa kebetulan. Pencetus teori ini adalah ilmuan amatir ilmu alam
bernama Charles Darwin. Darwin memaparkan teori ini dalam bukunya The Origin of
Spesies yang terbit pada tahun 1859. Teori Darwin menyatakan “Bahwa semua
spesies berasal dari moyang yang sama melalui perubahan komulatif sedikit demi
sedikit dalam waktu lama”. Darwin tak mampu memberikan bukti meyakinkan untuk
membenarkan klaimnya. Darwin mengakui hal ini didalam bukunya pada bab yang
berjudul DIFFICUTIES ON THEORY. Darwin berharap bahwa kesulitan-kesulitan ini
akan teratasi oleh penemuan-penemuan ilmiah mutakhir. Darwin berpendapat bahwa
semua spesies berevolusi secara bertahap dari 1 nenek moyang yang sama.
Menurut teori “Spontanea Regeneration” yang populer semenjak abad
pertengahan, makhluk hidup dapat muncul dengan sendirinya dari lumpur, dan
serangga dari sisa makanan, dan sejumlah percobaan dilakukan dan untuk
membuktikan teori ini. Segegam gandum diletakkan pada kain kotor dan tikus akan
muncul darinya. Belatung pada daging juga dijadikan bukti bahwa kehidupan dapat
muncul dari benda mati. Tetapi ditahun setelah penerbitan “THE ORIGIN OF
SPESIES BY MEANS OF NATURAL SELECTION “ ilmuan biologi perancis terkenal
“Louis Pastear’ menggugurkan mitos teori evolusi ini. Saat ini tidak ada kondisi
pernah diketahui yang dengannya sesorang dapat membuktikan bahwa makhluk-
makhluk mikroskopis telah terbentuk dibumi tanpa induk yang menyerupai mereka.
Evolusionis pertama yang memiliki asal- usul kehidupan pada abad ke-20
adalah pakar biologi Rusia “Alexander Oparin”. Pada tahun 1830an Oparin
merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat
muncul dari benda tak hidup. Namun usahanya berhasil dengan kegagalan dan Oparin
sendiri harus mengakui. Para evolusionis setelah Oparin, melakukan eksperimen
untuk merumuskan penjelasan evolusionis tentang asal usul kehidupan. Yang terkenal
diantara eksperimen ini dilakukan oleh ahli kimia Amerika “Stanley Miller” pada
tahun 1953. Miller berhasil mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana dengan
mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat pada atmosfir bumi. Dikemudian hari hal
ini terbukti tidak benar, penemuan berikutnya menunjukkan bahwa gas-gas yang
digunakan dalam eksperimen tersebut sangat berbeda dengan gas-gas pada atmosfer
bumi purba. Jeffrey Bada seorang geokimia dan pendukung teori evolusi mengakui
fakta ini dalam EARTH edisi Februari 1998 yang termasuk diantaranya literatur
evolusionis ketermuka.
Setiap makhluk hidup di bumi tersusun atas sel-sel berukuran sekitar 1/100
mm. Sejumlah makhluk hidup, bahkan hanya terdiri atas 1 sel. Namun organisme
bersel 1 ini pun memiliki komposisi yang teramat kompleks. Di masa Darwin struktur
kompleks sel belumlah diketahui. Namun mikroskop elektron canggih yang
ditemukan sekitar pertengahan abad ke-20 mengungkapkan betapa kompleks dan
rapuhnya sebuah sel sesungguhnya. Satu sel hidup terdiri dari ribuan komponen kecil
yang bekerja secara harmonis. Sebagai gambaran dalam sel terdapat membrane sel
yang seolah secara sadar mengatur apa saja yang keluar masuk sel. Agar sel tetap
hidup semua organel ini harus ada pada waktu yang bersamaan.
FRED HOYLE pakar matematika Inggris termuka memaparkan kemustahilan
ini dengan sebuah contoh: “kemungkinan munculnya makhluk hidup tingkat tinggi
secara kebetulan dapat disamakan dengan kemungkinan angin tornado ketika
melintasi tempat pembuangan barang bekas, meralat pesawat boing 747 dari bahan-
bahan yang ada”. Seorang evolusionis tulen FRANCIS CRICK yang mendapat hadiah
nobel dari penemuannya ini akhirnya mengakui bahwa, struktur seperti DNA tidak
akan pernah muncul secara kebetulan. DNA adalah molekul raksasa di dalam inti sel,
segala informasi tentang sifat fisik dan psikologis makhluk hidup tersimpan dalam
heliks ganda ini. Kode DNA tersusun atas 4 kode basa yang tersusun berbeda. DNA
dapat dimisalkan sebagai bank data yang tersusun atas alphabet yang beranggotakan 4
huruf. Menurut perhitungan sebuah rantai DNA yang cukup memenuhi 1 sendok teh
memiliki kapasitas untuk mnyimpan seluruh informasi yang tersimpan.

2. Mekanisme Khayalan Evolusi


Tidak ada mekanisme alam yang dengan sebuah sel dapat berubah menjadi
makhluk hidup yang lebih kompleks dan seterusnya hingga menjadi nenek moyang
dari jutaan spesies yang berbeda. Darwin mengemukakan suatu konsep sebagai
mekanisme evolusinya yakni seleksi alam. Judul buku yang ditulisnya dengan jelas
menunjukkan perhatian khusus yang ia berikan pada mekanisme ini yakni “THE
ORIGIN OF SPECIES BY MEANS OF NATURAL SELECTION”, seleksi alam
didasarkan atas pemikiran bahwa makhluk hidup yang kuat dan beradaptasi baik
dengan habitatnya akan bertahan hidup.
Darwin sebenarnya menyadari masalah ini, inilah sebab mengapa ia mengaku
dalam bukunya “THE ORIGIN OF SPECIES” dengan mengatakan “seleksi alam
tidak berperan apapun hingga variasi menguntungkan berkebetulan terjadi”.
Berkenaan dengan kemunculan sifat-sifat menguntungkan Darwin sangat terpengaruh
dengan ilmuan biologi Perancis masanya “Lamark”. Lamark berpendapat bahwa
“makhluk hidup mewariskan sifat-sifat yang diperolehnya semasa hidup pada
generasi berikutnya. Menurut Lamark “jerapah berevolusi dari hewan mirip rusa leher
mereka memanjang dari generasi kegenerasi karena mereka berusaha mencari cabang
pohon yang lebih tinggi untuk makan. Lamark juga percaya bahwa “jika lengan
sebuah anggota keluarga dipotong, selama beberapa generasi maka setelah sekian
lama bayi akan terlahir tanpa lengan.
Memunculkan klaim yang lebih berani dalam buku THE ORIGIN OF
SPECIES ia mengatakan “ sebuah beruang keika berburu di perairan akan berevolusi
menjadi ikan paus”. Dimasanya genetika, mikrobiologi, dan biokimia belum ada sama
sekali sebagai cabang ilmu, hukum pewarisan sifat belum dikenal sama sekali, bahkan
Lamark dan Darwin berpendapat bahwa “sifat-sifat keturunan diwariskan melalui
darah”. Tapi sebenarnya Darwin masih menghadapi kendala dalam baba yang
berjudul”DIFFICULTIES OF THEORY” ia menulis “jika dibuktikan terdapat organ
kompleks yang tak mungkin dapat terbentuk melalui banyak perubahan kecil bertahap
maka teori saya akan sepenuhnya hancur berantakan”. Kekhawatiran Darwin terbukti
benar segara setelah sepeninggalnya hukum penurunan sifat yang ditemukan ahli
botani Austria “MENDELL” telah menyebabakan teori Dawin dan Lamark runtuh.
Keseluruhan jagat raya adalah hasil penciptaan yang sempurna, hikmah, kekuasaan,
dan ilmu yang maha luas dari sang pencipta tanpak jelas pada hal yang diciptakannya.

3. Catatan Fosil
Diabad ke-20 teori evolusi telah dibantahkan oleh tidak hanya teori biologi
molekuler. Tapi juga oleh paleontology yakni ilmu tentang fosil. Fosil adalah sisa-sisa
jasad mahluk hidup yang pernah hidup dimasa lampau.Sisa rangka ini memberikan
informsi tentang sejarah mahluk hidup dibumi. Teori evolusi menyatakan bahwa
semua mahluk hidup di bumi berasal dari moyang yang sama. Dalam THE ORIGIN
OF SPECIES ia menuliskan “ jika teori saya benar , beragam bentuk peralihan yang
tak terhitung jumlahnya yang menghubungkan dengan sangat dekat semua jenis
species yang sama sodah sepatutnya ada. Diantara yang terpenting dari bentuk dari
bentuk peralihan ini adalah fosil ikan yang bernama COELACANTH. Bertahun-tahun
para ovolusionis mengklaim bahwa mahluk ini yang diketahui dalam catatan fosil,
memiliki karakteristik yang mirip hewan darat. Mereka beralasan bahwa kalau ia
memiliki kaki primitif dan paru-pparu primitif klaim evolusi tentang COELACANTH
sebagai fakta ilmiah dan lukisan-lukisan mengenai terkaan binatang ini yang
digambarkan sedang berangkat keluar dari perairan menuju daratan tercantum dalam
buku-buku pelajaran.Kejutan besar menghantam evolusionis ketika ditemukan
COELACANTH telah punah berhasil ditangkap hidup-hidup di Samudra Hindia pada
tahun 1938. Sejak itu diketahui bahwa ikan tersebut tidak berbeda dari ikan lainnya
yang hidup dijaman sekarang. Sangat berbeda ,dimana reftil bertelur dan mamalia
beranak. Tubuh reftil ditutupi oleh sisik sedangkan mamalia ditutupi oleh rambut.
Para evolusionis tidak mampu menjelaskan teori ini sama sekali.
Hingga kini 600 spesies kera telah hidup dan kebanyakan mereka telah
punah. Tengkorak-tengkorak kera ini besar dan kecil dijadikan sumber berlimpah oleh
para evolusionis dengan kemampuan berhayal mereka secara bebas. Fosil
Australopithecus pertama ditemukan pada tahun 1924 oleh seorang paleontologis
bernama “Raymond Dart”. Sejak saat itu evolusionis mengatakan bahwa spesies kera
ini dari selatan adalah makhluk mirip manusia namun ketika fosil Australopithecus
dibandingkan dengan Chimpansee tidak dijumpai perbedaan diantara keduanya.
Menghadapi kenyataan ini evolusionis menduga bahwa Australopithecus berjalan
tegak di atas dua kaki tidak seperti kera yang lain. Namun dua ahli anatomi
terkemuka di dunia membantah pernyataan ini, Australopithecus yang dianggap
sebagai nenek moyang manusia hanyalah spesies kera. Fosil-fosil yang
dikelompokkan oleh evolusionis ke dalam klasifilasi rekaan seperti Homo Erectus,
Homo Ergaster, Homo Sapiens Archaic ternyata berasal dari ras manusia yang
berbeda-beda. Ketika fosil ini diperiksa , kerangka yang dimiliki sama dengan
kerangka manusia jaman sekarang. Ketidak miripan mereka hanya berupa perbedaan
structural pada tengkorak. Perbedaan ini dapat dijumpai ras manusia yang berbeda
yang dijumpai masih hidup. Seorang evolusionis dan paleontologis ternama “ Ricard
Leakey” mengakui perbedaan bahwa tengkorak-tengkorak yang diklasifikasikan ke
dalam kelompok Homo Erectus dengan manusia modern, hanyalah sebatas perbedaan
ras.
Satu-satunya pertahanan evolusionis yang masih tersisa setelah
menghadapi semua fakta ilmiah ini hanya tinggal 1 yaitu propaganda. Dalam gambar-
gambar yang disebarkan oleh para evolusionis yaitu sejumlah makhluk yang
ditumbuhi rambut, perawakan kera yang dipadukan dengan ciri menyerupai manusia,
hingga kesan yang timbul, membentuk transisi setengah manusia dan setengah kera
pernah hidup di masa lampau. Kemampuan berhayal para evolusionis terbatas pada
gambar dan model fiksi. Satu-satunya bukti di tangan mereka umum tidak lebih dari
sekedar pragmentasi tengkorak dan tulang kaki, rambut, kulit, hidung, telinga, bibir,
atau ciri wajah lain dari makhluk hidup tidak dapat ditentukan oleh struktur tulang
belulangnya. Restorasi tipe-tipe manusia purba memiliki sangat sedikit nilai ilmiah.
Tiga rekonstruksi yang sama sekali berbeda, yang dari suatu fosil yang bernama
Sinsen Thropus, inilah contoh nyata yang menunjukkan betapa gigihnya evolusionis
dalam membuat topeng-topeng palsu ini.
Pada tahun 1912 fosil Piltdown yang diselidiki di Inggris oleh
evolusionis Inggris bernama Charles Delson. Fosil ini dikemukakan sebagai bentuk
transisi yang paling penting dari kera manusia dan dipertontonkan di sebuah museum
selama 30 tahun lebih. Para ahli yang memeriksa fosil ini pada tahun 1949
menemukan kepalsuan fosil tersebut yang ternyata telah dibuat dengan merekatkan
rahang orang hutan pada tengkorak manusia. Salah satu manusia transisi yang
dipalsukan adalah manusia Nebraska, scenario ini di buat pada tahun 1922
berdasarkan atas gigi fosil yang diberi nama latin “Hespero Pithecus Haroldcookn.
Namun dengan segera diketahui bahwa gigi yang menjadi sebuah inspirasi bagi
manusia Nebraska ternyata berasal dari seekor babi liar. Neanderthal dianggap bukti
evolusi pada tahun 1856 dan ditolak pada tahun 1960. Manusia Piltdown dianggap
bukti evolusi pada tahun 1912 dan ditolak pada tahun 1953. Manusia Zinjanthropus
diterima sebagai teori evolusi pada tahun 1959 dan ditolak pada tahun 1960.
Ramapithecus diterima sebagai teori evolusi pada tahun 1964 dan ditolak pada tahun
1979.

Anda mungkin juga menyukai