Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERKEMBANGAN SISTEM SIRKULASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah Perkembangan Hewan

Dosen Pengampu Asnilawati, M.Kes

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

Septa Cahyani Hasta Putri (2010207009)

Nia Arrizqi Alviani (2010207020)

Yuniska Berliana (20302017103)

KELAS: 20071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’ alamin, dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa ta’ ala atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Perkembangan Sistem Sirkulasi. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Asnilawati, M.Kes Pada mata kuliah Perkembangan
Hewan. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis maupun
pembaca. Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan. Untuk
itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan
datang.

Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan semangat sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan
terima kasih ini ditujukan kepada :

1. Asnilawati, M.Kes Selaku dosen dan yang telah mendidik dan memberikan dukungan
selama kegiatan belajar mengajar, serta telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan studi yang kami tekuni.

2. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan doa dan dorongan serta

semangat selama pembuatan makalah ini.

3. Anggota kelompok yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa pun yang membacanya.

Palembang, November 2022

Penyusun

i
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DARTAR ISI ................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Proses Pembentukan Jantung ................................................................................................ 2
2.1.1 Proses pembentukan jantung Aves........................................................................................ 3
2.1.2 Proses pembentukan jantung Mamalia.................................................................................. 5
2.2 Pembentukan Pembuluh Darah ( Angiogenesis ) ................................................................. 6
2.2.1 Perkembangan Pembuluh Darah Utama ............................................................................... 6
2.2.2 Perkembangan Pembuluh Darah Intraembrio ....................................................................... 8
2.2.3 Sistem Sirkulasi Pada Hewan .............................................................................................. 12
2.3 Peredaran darah fetus manusia .......................................................................................... 23
BAB III ....................................................................................................................................................... 24
PENUTUP .................................................................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 24
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya istilah organogenesis.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan
dan manusia). Bukti pertama pembentukan organ adalah adanya tiga jenis perubahan
morfogenik yaitu pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel. Organ
yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase
gastrula. Ciri utama dari fase gastrula adalah terbentuknya tiga lapisan germinal embrio yaitu
lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm, yang nantinya akan berkembang menjadi
turunan organ tertentu.

Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing


pada saat dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung),
otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Pada makalah ini akan
membahas pembentukan dan perkembangan sistem sirkulasi(jantung dan pembuluh darah).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembentukan jantung?

2. Bagaimana proses pembentukan jantung aves ?

3. Bagaimana proses pembentukan jantung mamalia?

4. Bagaimana proses pembentukan pembuluh darah ?

5. Bagaimanakah peredaran darah fetus manusia ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pembentukan Jantung


Jantung merupakan organ yang pertama kali terbentuk dan berfungsi pada tubuh
manusia. Jantung berasal dari splancnic mesoderm, Vaskular system mulai terbentuk
pada pertengahan minggu ke 3 dimana embryo tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya
akan nutrisi secara difusi.ini merupakan awal dari terbentuknya jantung. dimulai dengan
terbentuknya blood island pada mesoderm yang nantinya akan membentuk blood vessel.
selain itu dengan adanya induksi dari underlying endoderm terbentuklah cardiac myoblast
yang mengelilingi endothelial tube(endocarial tube). selanjutnya blood island ini akan
bersatu, yang awalnya berada di daerah lateral kemudian menyatu di daerah cranial dan
membentuk pola seperti horsehoe-shaped. daerah ini dinamakan cardiogenic
field(cardiogenic area) dan bilateral. kemudian intraembryonic cavity berkembang
membentuk pericardial cavity.

Formation heart tube awalnya cardiogenic area tersebut berada pada anterior
bucopharyngeal membrane dan neural plate, namun dengan perkembangan selanjutnya
dimana neural tube telah terbentuk dan mulai membentuk brain vesicle , CNS tumubuh
kearah cephalad dengan cepat hingga mencapai cardiogenic area . seetelah itu brain terus
tumbuh dan kemudian membelok kearah caudal sehingga bucoharyngeal terdorong dan
otomatis mendorong cardiogenic area ke arah cervical hingga mencapai thorax .

Selain itu embryo juga mengalami pelipatan lateral ke arah medial. yang
menyebabkan endocardial tube kiri dan kanan berfusi kecuali bagian paling caudalnya
serta fusi kedua myocardium dan fusi dari kedua pericardium cavity. hal ini
menyebabkan terbentuknya heart tube yang dinding dalamnya berupa endothel dan
bagian luarnya dikelilingi oleh myocardium dan berada pada pericardium cavity. namun
pericardium cavity tidak sepenuhnya menyatu karena heart tube yang terbentuk masih
melekat pada pericarial cavity melalui dorsal mesocardium, namun dalam
perkembangann selanjutnya dorsal mesocardium menghilang dan membentuk transverse
pericardial sinus yang menghubungkan kedua pericardial cavity. Kemudian myocardium
menebal dan mensekresi lapisan tebal berupa extracelullar matrix yang kaya akan
hyaluronic acid yang mana lapisan ini memisahkan myocardium dari endothel. selain itu
mesothelial cel pada permukaan septum transversum membentuk proepicardium di dekat
sinus venousus yang kemudian bermigrasi keseluruh permukaan jantung dan membentuk
epicardium. Dan kini jantung primordial

Struktur jantung berasal dari mesoderm lateral,proses pembentukannya dapat dilihat


dari sayatan transversal melalui wilayah bakal jantung maupun dari embrio utuh pandang

2
ventral dalam beberapa tahap perkembangan. Pada awalnya jantung muncul dari
sepasang bakal jantung yang terletak ventro-lateral terhadap faring. Bakal jantung terdiri
dari dua lapis sel,lapisan dalam disebut endokardium yang akan menjadi lapisan dalam
dinding jantung. Sedangkan lapisan luar disebut epimiokardium yang akan menjadi
lapisan tengah,dinding jantung berupa otot jantung(miokardium) dan lapisan
luar ,dinding jantung (epikardium).

Mesoderm lateral bakal jantung terrdapat pada dua wilayah terpisah,masing-masing


terletak pada sisi lateral sumbu tubuh embrio,yang merupakan bagian dari mesoderm
splanknik,pada bagian dorsalnya berhubungan dengan endoderm yang akan menjadi usus
depan embrio (foregut). pada stadium lipatan kepala,setelah usus depan dibentuk,sel-sel
mesoderm splanknik bakal jantung melepaskan diri dan membentuk sepasang tabung atau
saluran yang dibatasi oleh endokardium. Serentak dengan bertambah panjang usus
depan,kedua tabung tersebut bertemu dan berfusi sehingga menjadi satu tabung bakal
jantung.

2.1.1 Proses pembentukan jantung Aves


Hasil penelitian dengan menggunakan embrio ayam membuktikan bahwa
bila kedua saluran bakal jantung dicegah bersatu,akan diperoleh dua jantung yang
terpisah disebut kardia bifida. Pencegahan tersebut dengan cara menoreh dinding
ventral portal usus depan pada embrio umur 26 jam. Berarti portal usus depan
berperan penting dalam pembentukan jantung (R.L.DeHaan,1969 dalam
Carlson,1988).

3
Bagian bakal ventrikel jantung yang pertama berfusi,sementara ventrikel
berupa satu tabung lurus,bagian bakal atrium belum berfusi ; saat ini bakal jantung
pertama kali mengalami konstraksi. Sementara bakal jantung bertambah
panjang,belokan pertama ke kanan dan arah anterior,lalu ke kiri dan arah anterior;
kemudian membelok ke arah posterior,sehingga posisi atrium adalah anterior
terhadap ventrikel. Pada yang menunjukkan secara diagramatis perkembangan
bakal jantung pada embrio ayam,sejak terjadi fusi sampai terbentuk atrium dan
ventrikel.

4
2.1.2 Proses pembentukan jantung Mamalia
Pembentukan jantung dalam tubuh embrio mamalia yang semula hanya
berupa tabung hasil fusi sepasang bakal jantung. Fusi dilanjutkan dengan
pertumbuhan panjang ukuran tabung bakal jantung,kemudian membengkok ke
kanan dan memutar ke kiri,lalu membengkok ke arah posterior supaya posisi atrium
dibagian anterior ventrikel.sementara itu secara bertahap terjadi konstriksi untuk
pembentukan ruang atrium dan ventrikel kanan-kiri,pembentukan sekat (septum)
sebagai pembatas atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan-kiri,pembentukan
katup(valve) untuk penyaluran darah dari atrium ke ventrikel,dan berbagai jaringan
ikat penyangga ruang jantung.

Pembentukan ruang-ruang jantung dari tabung bakal jantung selama minggu ketiga
perkembangan embrio manusia

Lengkung aorta embrio manusia

5
2.2 Pembentukan Pembuluh Darah ( Angiogenesis )
Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang membawa nutrisi dan
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. skematis sistem sirkulasi embrio Aves dan Mamalia ) .
Vena vitelin atau vena omfalomesenterika dibentuk dari kumpulan sel - sel mesoderm
splanknik atau mesenkim menjadi pulau pulau darah pada dinding dalam kantung yolk .
Pulau - pulau darah mulai muncul pada area opaka sewaktu daerah unsur primitif
mencapai ukuran maksimal . Pulau pulau darah kemudian berongga , membentuk tabung
berdinding rangkap seperti bakal jantung . Sel - sel yang di lapisan dalam , memipih dan
menjadi lapisan endotelium , sedangkan sel - sel di lapisan luar menjadi otot polos , di
antara kedua lapisan tersebut berkembang jaringan ikat . Sementara kelompok sel - sel
pulau darah yang terdapat di bagian tengah tabung , berdiferensiasi menjadi sel - sel
darah embrio . Secara simultan dengan perkembangan pulau - pulau darah , terjadi
pembentukan anyaman kapiler darah yang bermuara ke pembuluh vitelin yang
mengalirkan darah ke dalam jantung yang baru dibentuk . Pembentukan pembuluh darah
di dalam tubuh atau intra - embrio berlangsung sama seperti halnya pembuluh darah
ekstra - embrio.

2.2.1 Perkembangan Pembuluh Darah Utama


Perkembangan Pembuluh Darah Ekstraembrio dan Sel - sel Darah Pembuluh
darah utama ektraembrio adalah pembuluh yang membawa nutrisi dan gas - gas ke
dan dari tubuh embrio yang sedang berkembang . Pada hewan - hewan vertebrata
yang mempunyai yolk , pembulu vena vitelin ( vena omfalomesenterika ) dibentuk
dari kumpulan sel - sel mesoderm splanknik yang awalnya membentuk pulau -
pulau darah pada kantung yolk . Pulau - pulau darah mulai tampak pada area opaca
waktu daerah alur primitif ( primitive streak ) mencapai ukuran maksimal . Pulau -
pulau darah ini kemudian berongga dan membentuk tabung berdinding rangkap
seperti halnya pada jantung . Dinding lapisan dalam sel - selnya memipih dan
menjadi lapisan endotelium .

Sel - sel dinding sebelah luar menjadi otot polos . Kelompok sel pulau darah
yang berada di tengah berdiferensiasi menjadi sel - sel darah embrio. Sambil pulau -
pulau darah tumbuh , mereka lalu bersatu membentuk jaringan kapiler yang
bermuara di kedua pembuluh vitelin yang membawa makanan melalui darah dari
kantung yolk ke dalam jantung yang baru dibentuk . Susunan pembuluh darah
omfalomesenterika ( vitelin ) adalah : arteri vitelin , kapiler permukaan yolk , sinus
terminalis , dan vena vitelin. Pembuluh darah ekstraembrio yang lain pembuluh-
pembuluh darah alanto . Arteri alantois muncul melalui pemanjangan dan pelebaran
pembuluh ventral yang berasal dari aorta dorsal . Arteri alantois kemudian
bersambungan dengan jalinan pembuluh yang bercabang - cabang di dalam
mesoderm alantois . Pada embrio ayam , pembuluh alantois 3 berperan untuk

6
melangsungkan pertukaran gas dengan udara luar . Pada embrio manusia , alantois
berdampingan dengan endometrium uterus sebagai bagian dari plasenta . Pembuluh
darah alantois terdiri dari arteri alantois , anyaman kapiler , dan vena alantois .
Pembuluh darah alantois pada hewan mammalia disebut pembuluh darah umbilikus
( tali pusat )

Angiogenesis . Pembentukan pembuluh darah pertama terlihat pada dinding


kantung yolk dimana sel - sel mesenkim yang belum berdiferensiasi

( a ) berkondensasi membentuk kelom - pok sel angiogenetik

( b ) . Sel - sel yang berada di tengah kelompok akan berkembang menjadi sel - sel
darah merah dan sel - sel yang berada dipinggir berkembang menjadi sel - sel
endotelium pembuluh darah ( Menurut Langman , 1981 dalam Gilbert , 1985 )

Sistem sirkulasi darah embrio ayam pada 44 jam inkubasi pada pandangan ventral .
Sinus terminalis adalah batas sirkulasi darah pada kantung yolk dimana sel sel
darah baru sedang dibentuk ( Menurut Carlson , 1981 dalam Gilbert , 1985 ) .

7
Sistem sirkulasi darah embrio manusia umur 4 minggu . Gambar ini hanya
memperlihatkan pembuluh darah utama bagian kanan saja , yang sebelah kiri tidak
diperlihatkan ( Menurut Carlson , 1981 dalam Gilbert , 1985 )

2.2.2 Perkembangan Pembuluh Darah Intraembrio


Seiring dengan perkembangan jantung dan pembuluh - pembuluh darah
ekstraembrio , muncul pula pembuluh darah di dalam tubuh embrio yang disebut
pembuluh darah intraembrio . Cara pembentukan pembuluh darah intraembrio
berlangsung seperti pada pembuluh darah ekstraembrio juga , yaitu dengan
pembentukan pulau - pulau darah pada awalnya , hanya saja sel - sel
pembentuknya berasal dari sel - sel mesenkim ( mesoderm splanknik )
intraembrio di sepanjang jalur dimana mereka akan berkembang . Pembuluh
darah intraembrio yang pertama terbentuk adalah pembuluh - pembuluh darah
besar yang berhubungan dengan jantung , yaitu aorta ventral dan aorta dorsal .
Cabang - cabang yang menyolok muncul dari aorta ini . Antara aorta dorsal dan
aorta ventral muncul pula pembuluh penghubung yang melengkung , disebut
dengan lengkung aorta ( aortic arc ) . Mulanya lengkung aorta dibentuk satu
pasang , kemudian diikuti pembentukan pasangan kedua , ketiga , keempat ,
kelima sampai pasangan keenam .

Pembentukan lengkung aorta ini terjadi secara berurutan . Pada embrio


mammalia lengkung aorta pertama , kedua dan kelima akhirnya menyusut .
Lengkung aorta ketiga , keempat dan keenam berkembang permanen . Lengkung
aorta ketiga berkembang menjadi arteri karotis . Lengkung aorta keempat bagian
kiri berkembang lebih baik daripada bagian kanan dan menjadi lengkung aorta
( arkus aorta ) sampai dewasa yang bersambungan dengan aorta dorsal .
Sedangkan pasangan lengkung aorta keenam berkembang menjadi arteri
pulmonalis. Pelajari dan bandingkan perkembangan lengkung aorta pada Pisces ,
Amfibia , Reptilia dan Aves . Bandingkan pula dengan Mammalia . Modifikasi
lengkung aorta embrionik pada ikan yang disesuaikan dengan pernapasannya
menggunakan insang . Pada kebanyakan teleostei , lengkung aorta I dan II

8
lenyap . Lengkung aorta III s.d. VI terputus di wilayah insang , bagian yang
ventral menjadi arteri brankialis aferen dan yang dorsal menjadi arteri brankialis
eferen , sedang di antara keduanya terbentuk anyaman pembuluh darah di insang.

Diagram yang menggambarkan perubahan - perubahan yang terjadi pada lengkung


( arcus ) aorta manusia .( a ) Pola lengkung aorta yang sempurna terbentuk , ( b )
Tahap awal modifikasi lengkung aorta , garis putus - putus menunjukkan strukttur
yang mengalami degenerasi , ( c ) Turunan - turunan lengkung aorta saat dewasa
( Menurut Langman , 1981 dalam Gilbert , 1985 ) Daired sodas

Lengkung aorta anamniota ( pada hiu ). ( a ) Modifikasi lengkung aorta embrionik


( b ) Derivat lengkung aorta dewasa . Nomor dengan angka Romawi ( I , II , III ,
IV , V , VI ) adalah lengkung aorta ( Kardong , 2006 ) .

Embrio tetrapoda , seperti halnya ikan , awalnya juga mempunyai 6 pasang


lengkung aorta . Pada tetrapoda dewasa , lengkung aorta I dan II tidak terdapat .
aorta III berikut pasangan aorta dorsal anterior dari lengkung aorta III , disebut
arteri karotid interna . Kecuali untuk beberapa jenis amfifia berekor , lengkung
aorta V pada tetrapoda juga hilang pada masa embrionya . Arteri pulmonalis
tumbuh dari lengkung aorta VI . Pada urodela terestrial , empat lengkung aorta
tetap dipertahankan ( III . IV . V dan VI ) , tetapi pada urodela akuatik hanya tiga

9
lengkung saja yang dipertahankan , lengkung aorta kelima menyatu dengan
lengkung aorta keempat .

Pada larva anura ( berudu ) , empat lengkung aorta ( III sampai VI )


dipertahankan untuk sementara waktu . Lengkung aorta VI tumbuh membentuk
arteri pulmonalis yang mensuplai tunas paru - paru , sedangkan lengkung aorta III ,
IV , dan V mensuplai lengkung faring ketiga , keempat dan kelima . Dengan
hilangnya insang saat metamorphosis , tiga perubahan mempengaruhi lengkung
aorta , dan pembuluh - pembuluh darah yang berhubungan dengannya : ( 1 )
lengkung aorta V lenyap , ( 2 ) aorta dorsal di antara lengkung aorta III dan IV
( duktus karotikus ) lenyap , sehingga darah yang memasuki lengkung aorta III
( lengkung karotid ) hanya bisa menuju kepala , ( 3 ) segmen ( duktus arteriosus )
dari lengkung aorta VI di daerah dorsal arteri pulmonalis juga lenyap.

Pada reptilia , aves dan mammalia lengkung aorta yang berkembang hanya
III , IV dan VI , namun pada dewasa cenderung asimetris . Sungguhpun lengkung
aorta III , IV dan VI dipertahankan simetris pada reptil , namun ada perubahan
struktur , dimana yang merupakan lengkung sistemik hanya bagian kanan saja .
Pada aves lengkung aorta IV yang sebelah kanan yang berkembang menjadi
lengkung sistemik , sebaliknya pada mammalian yang sebelah kiri. Perkembangan
lengkung aorta IV menjadi lengkung sistemik dewasa dapat dipelajari. Aorta
dorsal , pada waktu embrio berpasangan di daerah kepala dan farinks . Pada hewan
dewasanya diwakili oleh arteri karotid interna . Di daerah tubuh , aorta dorsal
terdapat sebagai pembuluh darah yang tunggal dan membuat cabang - cabang
somatis dan cabang - cabang viseral . Cabang - cabang somatis ( berpasangan )
terdiri atas : Arteri subklavia yang mensuplai darah ke anggota depan . Dari
lengkung aorta III pada burung dan dari lengkung aorta IV pada mammalia
berkembang pasangan - pasangan arteri parietalis di sepanjang tubuh secara
segmental .

Pembuluh darah ini mensuplai darah ke otot epaksial , kulit , tulang , tulang
belakang dan dinding tubuh latero ventral ; dan arteri iliaka , mensuplai darah ke
anggota belakang . Cabang - cabang arteri viseral ( berpasangan ) terdiri atas arteri
yang mensuplai darah ke kantung air seni , saluran reproduksi , gonad , ginjal dan
kelenjar adrenal . Cabang - cabang arteri viseral yang tidak berpasangan terdiri atas
arteri yang mensuplai darah ke organ pencernaan , seperti arteri celiaka , arteri
mesenterika superior dan arteri mesenterika inferior yang selanjutnya bercabang -
cabang lagi .

10
Lengkung aorta dan beberapa derivatnya pada anamniota ( amfibia ) ( a ) larva
salamander , ( b ) salamander dewasa , ( c ) katak dewasa ( Kardong , 2006 ) .

Nasib lengkung aorta IV pada tetrapoda . 3 , lengkung aorta ketiga ( carotid ) ; 4


lengkung aorta keempat ( sistemik ) ; 6 , lengkung aorta keenam ( pulmonar ) ; cc :
arteri carotid communis ; ec : arteri karotid eksterna ; ic : arteri karotid interna ; sc :
arteri subklavia ; L : ventrikulus kiri ; R : ventrikulus kanan ( Sumber : George C.
Kent , 1983 ) .

11
2.2.3 Sistem Sirkulasi Pada Hewan
Sistem sirkulasi pada hewan merupakan suatu sistem organ yang memiliki fungsi
untuk memindahkan zat dari dan ke sel. Sistem ini berfungsi untuk
mempertahankan kestabilan suhu, pH, cairan dan homeostasis.
Ada tiga macam sistem peredaran darah, yaitu
1. Sistem difusi: terjadi pada invertebrata rendah seperti paramecium, amoeba
maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan
salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya
beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
2. Sistem peredaran darah terbuka: jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu
berada di dalam pembuluh. Misal: Arthropoda.
3. Sistem peredaran darah tertutup: jika dalam peredaran-nya darah selalu berada di
dalam pembuluh. Misal: Annelida, Mollusca, Vertebrata.
❖ Sistem Sirkulasi Invetebrata
1. Protozoa
Protozoa Hewan bersel satu atau protozoa tidak memiliki sistem
sirkulasi darah karena tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Sari-sari
makanan yang telah dicerna di dalam vakuola diserap oleh protoplasma di
sekelilingnya. Oksigen diserap secara difusi, dan CO2 dikeluarkan juga
secara difusi. Contoh dari protozoa adalah amoeba dan paramaecium.
System sirkulasi pada paramecium lebih sempurna daripada amoeba. Pada
paramaecium, makanan yang berupa materi halus diserap melalui
permukaan tubuhnya. Namun materi makanan yang besar akan masuk
sitostoma (mulut sel). Makanan yang berbentuk cair akan diedarkan oleh
vakuola kontraktil, sedangkan zan makanan yang berbentuk padat akan
dicerna dan diedarkan oleh vacuola makanan. Penyebaranya ke dalam
endoplasma terjadi secara osmosis.

12
Organisme Paramecium sp. yang digambarkan secara
sistematis

2. Porifera
Organisme ini belum memiliki sistem peredaran darah khusus,
dengan katalain sistem sirkulasinya tergabung dengan sistem pencernaan.
Tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, yaitu sel ameboid, dan koanosit. Sel-
sel ameboid yang berfungsi mengedarkan makanan. Makanan pada
porifera diperoleh melalui aliran air yang melintasi ostia atau pori dan
keluar melalui oskulum. Makanan ditangkap dan dicerna oleh sel-sel leher
(koanosit), kemudian diberikan ke selsel ameboid. Kemudian, sel-sel
ameboid mengembara ke sel-sel lain untuk mengedarkan makanan.

Penampang membeujur organisme porifera

3. Coelenterata

13
Pada Coelenterata juga belum memiliki sistem peredaran khusus,
misalnya Hydra, transportasinya dilakukan oleh sistem gastrovaskuler,
yakni saluran pencernaan yang berfungsi sekaligus sebagai alat peredaran.
Saluran pencernaan pada Hydra bercabang-cabang dan bercabang-cabang
lagi ke semua bagian tubuh. Percabangan ini menyebabkan permukaan
dalam saluran pencemaan semakin luas, sehingga saluran ini akan lebih
efisien dalam melakukan penyerapan zat sekaligus mengantarkan zat yang
diserapnya ke seluruh jaringan tubuh. Dengan demikian, walaupun pada
hewan ini tidak terdapat sistem peredaran khusus, zat yang diserap oleh
saluran pencernaan akan dapat mencapai seluruh jaringan tubuhmisalnya
hydra, makanan yangtelah dicerna didalam rongga gastrovaskuler
langsung diserap oleh sel-sel endoderma penyusun dinding rongga
gastrovaskuler. Selanjutnya, sel-sel endoderma memberikan makanan ke
sel-sel ektoderma secara difusi dan osmosisi. Sisa-sisa makanan
dikeluarkan melalui mulutnya.

Penampang melintang dan membujur Hydra sp. secara


sistematis

4. Platyheminthes
Pada Platyheminthes contoh nya planaria juga belum mempunyai
system peredaran darah khusus, namun menggunakan sistem

14
gastrovaskuler. Awal mulanya makanan masuk kedalam usus. Selanjutnya,
dari usus bercabang-cabang ke seluruh tubuh untuk mengedarkan
makanan. Percabangan tersebut menyebabkan usus lebih besar sehingga
lebih efisien dalam menyerap makanan. Usus tersebut disebut
gastrovaskuler, yang berfungsi sebagai pencerna makanan dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh.

Organisme Planaria yang digambarkan secara


sistematis
5. Annelida
Sistem sirkulasi pada cacing tanah merupakan peredaran darah
tertutup. Selama dalam peredarannya darah tetap berada di dalam
pembuluh. Alat peredaran darah cacing tanah terdiri atas pembuluh darah
punggung (dorsal), pembuluh darah perut (ventral) dan lima pasang
lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung. Karena itu jantung cacing
sering disebut jantung aorta. Darah dalam cacing beredar di dalam
pembuluh sehingga termasuk peredaran darah tertutup Darah yang terdapat
pada pembuluh kapiler akan mengikat oksigen.
Pembuluh tersebut banyak terdapat pada kulit. Darah yang telah
mengikat oksigen ini akan mengalir ke pembuluh punggung kemudian
bergerak menuju lengkung aorta. Jantung aorta pada cacing tanah, terbagi
menjadi pembuluh darah dorsal dan ventral. Bila pembuluh punggung dan
jantung berdenyut, darah mengalir menuju ke pembuluh darah perut, lalu

15
mengalir menuju ke bagian belakang (posterior) tubuh dan selanjutnya
kembali ke jantung aorta melalui poembuluh darah punggung. Darah yang
beredar mengangkut nutrisi dan oksigen, serta mengambil sisa
metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.
Cacing tanah belum memiliki alat pernapasan khusus. Oksigen dari
udara bebas berdifusi ke dalam darah cacing melalui seluruh permukaan
kulit. Dari sini oksigen diangkut oleh darah didalam kapiler bersama-sama
dengan darah yang mengangkut zat makanan dari usus menuju ke
pembuluh darah punggung. Selanjutnya darah tersebut dipompakan
keseluruh jaringan tubuh. Berbeda dengan darah vertebrata yang
hemoglobinnya terikat dalam sel darah merah, hemoglobin darah cacing
larut dalam plasma darah.

Sistem peredaran darah tertutup pada cacing tanah

6. Mollusca
Pada mollusca sistem peredaran darahnya terbuka, jantung terdiri
atas ventrikel dan atrium, aorta interior, dan aorta posterior. Tidak
memiliki arteri dan vena. Ventrikel memompa darah ke dalam aorta
anterior, kemudian darah dialirkan tanpa pembuluh ke bagian kaki serta
alat tubuh lainnya kecuali punggung. Ke bagian abdomen, darah dialirkan
melalui rectum dan mantel (kulit luar). Darah yang menggandung O2
didalam mantel akan dialirkan ke atrium, darah yang menggandung CO2
dikumpulkam dalam pembuluh kemudian masuk kedalam ginjal dan
insang untuk mengikat O2 dan kembali lai ke jantung.

16
Sistem peredaran darah terbuka Amphidromus
perversus

7. Arthropoda
Sistem sirkulasi arthropoda meliputi jantung dan arteri, sedangkan
vena tidak ada. contohnya pada belalang mempunyai sistem peredaran
terbuka karena darah tidak selalu berada dalam pembuluh darah, darah
kembali ke jantung melalui rongga-rongga tubuh (hemocoel). Alat
transportasinya berupa pembuluh yang dapat berdenyut sehingga
menyerupai jantung. Oleh karena itu, pembuluhnya disebut “jantung
pembuluh”, Pada saat jantung pembuluh ini berdenyut, darah keluar
dari jantung pembuluh ke bagian depan melalui aorta. Peredaran darah
pada belalang berlangsung sebagai berikut: Darah dipompa oleh jantung
pembuluh ke bagian depan tubuh melalui aorta dorsal. Selanjutnya
darah beredar ke seluruh tubuh ke ruang antar organ tanpa melalui
pembuluh darah, kemudian darah kembali ke jantung pembuluh melalui
ostium. Darah serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak
berwarna merah. Darah serangga disebut hemolimfa. Darah ini
mengadung sel darah yang tidak berwarna yang berfungsi untuk
melenyapkan organisme asing. Karena tidak mengandung Hb, darah
serangga berfungsi untuk mengangkut zat makanan, tidak untuk
mengangkut oksigen ataupun gas CO2. Gas- gas tersebut disalurkan
melalui system trakea. Hewan invertebrate seperti echinodermata,

17
memilki system sirkulasi radial yang bentuknya mengecil.
Pengangkutan zat dibantu dengan system sirkulasi air yang disebut
system air ambulakral System sirkulasi pada mollusca terdiri atas
jantung dengan satu atau dua ruang jantung, aorta dan pembuluh
lainnya.

Sistem peredaran darah terbuka pada belalang

❖ Sistem Sirkulasi Vertebrata


1. Pisces
Sistem peredaran darah pada pisces, misalnya pada ikan, terdiri
dari jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah
serambi (atrium).Jantung terletak di bawah faring di dalam rongga
perikardium, yaitu bagian darirongga tubuh yang terletak di anterior
(muka). Selain itu, terdapat organ sinusvenosus, yaitu struktur
penghubung berupa rongga yang menerima darah darivena dan terbuka di
ruang depan jantung.
Darah ikan tampak pucat dan volumenya relatif sedikit jika
dibandingkan dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel
darah merah yangberinti dan sel darah putih dan lien (limpa) sebagai
bagian dari sistemperedaran, terdapat di dekat lambung dan dilengkapi
dengan pembuluhpembuluh limpa.

18
Sistem peredaran darah tertutup pada ikan (kiri), bagian-bagian jantung dan
pembuluh kapiler pada ikan (kanan).
Proses sirkulasi pada pisces, darah dari seluruh tubuh
mengandung CO2 berkumpul di sinus venosus, kemudian masuk ke
serambi dalam jantung melalui vena. Selanjutnya, darah dari serambi
masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious,
aorta ventralis, dan empat 7pasang arteri aferen brakialis. Seiring
dengan respirasi pisces (ikan), O2 dari airmasuk kedalam insang dan
CO2 dari insang keluar ke air. Setelah itu darah yang tkini mengandung
O2 masuk kedalam aorta dorsalis yang selanjutnya diedarkan keseluruh
tubuh. Dengan demikian, peredaran darah pada ikan disebutperedaran
darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati jantung.
2. Amphibi
Sistem peredaran darah pada amphibi, misalnya pada katak
terdiri dari jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus venosus, kelenjar
limfa, dan cairanlimfa. Darah katak tersusun dari plasma darah yang
terang (cerah) dan berisisel- sel darah (korpuskula) yakni sel-sel daran
merah, sel-sel darah putih, dankeeping sel darah.
Dalam proses peredaran darah pada amphibi, misalnya katak,
Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang
yangmengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan
sirkuitsistemik. Sirkuit pulmokutaneus mengarah ke jarigan pertukaran
gas (dalamparu-paru dan kulit 9 pada katak), dimana darah akan
mengambil oksigensembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya
oksigen kembali ke atriumkiri jantung, dan kemudian sebagian besar di

19
antaranya dipompakan ke dalamsirkuit sistemik. Sirkuit sistemik
membawa darah yang kaya oksigen ke seluruhorgan tubuh dan kemudian
mengembalikan darah yang miskin oksigen keatrium kanan melalui vena.

Sistem Sirkulasi Pada Amphibi


3. Reptil
Jantung reptilia terdiri atas tiga ruang yaitu 2 atria dan 1
ventrikulus, kecuali pada crocodilian dan alligator. Tetapi ventrikulus
cordis dari cor yangberuang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh suatu
septum yang disebut septuminterventricularis yang membentang dari
apex cordis sampai ke pusat cor,sehingga seolah-olah cor semua reptilia
beruang empat. Namun,septum interventricularis tadi belum sempurna
sehingga masih ada percampuran darah antara bagian dexter dan sinister
Proses sirkulasi pada reptilia dimulai darah dari vena masuk ke
jantung melalui sinus venosus menuju keserambi kanan, kemudian bilik
kanan. Darah yang berasal dari paru-paru,melalui arteria pulmonalis,
masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Daribilik kiri, darah
dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus, Dua arkusa ortikus ini
lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalisyang
menyuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang. Dari
seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus
venosusdan kembali ke jantung.

20
Sistem Sirkulasi Reptil
4. Aves
Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat
peredaran darah, darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada
burungtersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput
perikardium.Jantung terdiri dari dua serambi yang berdinding tipis serta
dua bilik yang berdinding lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah
dibedakan atas arteri danvena. Arteri yang keluar dari bilik kiri dan tiga
buah yaitu dua arteri anonim yangbercabang lagi menjadi arteri-arteri
yang memberi darah ke bagian kepala, ototterbang, dan anggota depan,
dan sebuah aorta merupakan sisa dari arkusaortikus yang menuju ke
Kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri mereduksi).Pembuluh nadi ini
kemudian meligkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor
menjadi dorsalis (pembuluh nadi puggung). Pembuluh nadi yangkeluar
dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi
paruparu) yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.

21
Sistem Sirkulasi Aves

22
2.3 Peredaran darah fetus manusia
Darah kaya oksigen dari plasenta melalui satu vena umbilikus sebagian masuk ke
dalam hati ; dan sebagian melalui duktus venosus dialirkan ke vena kava inferior lalu
masuk ke atrium kanan Sementara darah miskin oksigen melalui vena kava superior
berasal dari tubuh bagian atas dan vena kava posterior yang berasal dari tungkai juga
masuk ke atrium kanan . Selanjutnya darah dari atrium kanan : (1) Melalui foramen ovale
ke atrium kiri , lalu ke ventrikel kiri keluar melalui trunkus aorta ke lengkung aorta kiri .
Kobestats pegada. (2) Menuju ke ventrikel kanan keluar melalui arteri pulmonaris ke
pulmo untuk mensuplai oksigen ; dan melalui duktus arteriosus ke lengkung aorta kiri
Darah yang dialirkan melalui lengkung aorta kiri sebagian didistribusikan ke tubuh
bagian atas, sebagian ke aorta dorsalis untuk didistribusikan ke bagian lain tubuh.
Selanjutnya darah miskin oksigen dari pulmo kembali ke atrium kiri. Terakhir darah
miskin oksigen akan kembali dialirkan ke plasenta melalui dua arteri umbilicus.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jantung merupakan organ yang pertama kali terbentuk dan berfungsi pada tubuh
manusia. Jantung berasal dari splancnic mesoderm, Vaskular system mulai terbentuk
pada pertengahan minggu ke 3 dimana embryo tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya
akan nutrisi secara difusi.ini merupakan awal dari terbentuknya jantung. dimulai dengan
terbentuknya blood island pada mesoderm yang nantinya akan membentuk blood vessel.
selanjutnya blood island ini akan bersatu, yang awalnya berada di daerah lateral
kemudian menyatu di daerah cranial dan membentuk pola seperti horsehoe-shaped.
daerah ini dinamakan cardiogenic field(cardiogenic area) dan bilateral.
Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang membawa nutrisi dan
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Vena vitelin atau vena omfalomesenterika dibentuk
dari kumpulan sel - sel mesoderm splanknik atau mesenkim menjadi pulau pulau darah
pada dinding dalam kantung yolk . Pulau - pulau darah mulai muncul pada area opaka
sewaktu daerah unsur primitif mencapai ukuran maksimal . Pulau pulau darah kemudian
berongga , membentuk tabung berdinding rangkap seperti bakal jantung . Sel - sel yang di
lapisan dalam , memipih dan menjadi lapisan endotelium , sedangkan sel - sel di lapisan
luar menjadi otot polos , di antara kedua lapisan tersebut berkembang jaringan ikat.
Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan sebagai berikut: plasenta-vena
umbilicas-hati-ductus venosus/vena hepatica-vena cava interior-atrium kanan-foramen
oval-atrium kiri-ventrikel kanan-foramen oval-atrium kiri-ventrikel kiri-aort-kepala,
tangan/abdomen, thorax, kaki-arteri umbilicas-plasenta.

3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami
bias membuat makalh lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bias bermanfaat bagi kita
semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami.

24
DAFTAR PUSTAKA

Slamet, ., santoso, L.M. dan rianto (2007). Buku ajar perkembangan hewa. Prodi

pendidikan biologi. FKIP UNSRI

Sadler, T.W.(2006). Embriologi kedokteran langman edisi 7. Jakarta : EGC

Kusdiantoromuhamad. (2006). Perkembangan jantung pembuluh darah dan

limfelaboratorium embriologi FKH-IPB

Richard P.Harvey the vertebrate heart. Journal nature volume 3. Nature publishing group.

25

Anda mungkin juga menyukai