Menurut penganut teori penciptaan, terdapat 3 kelemahan teori evolusi Darwin yang mendasar,
yaitu
1. Australopithecus,
2. Homo habilis,
3. Homo erectus, dan
4. Homo sapiens
Para evolusionis menyatakan bahwa nenek moyang manusia adalah makhluk yang menyerupai
kera, yaitu Australopithecus yang berarti “kera Afrika Selatan”. Makhluk ini sebenarnya adalah
spesies kera kuno yang telah punah. Tahap evolusi manusia berikutnya adalah “Homo”, yaitu
“manusia” yang dianggap lebih maju daripada Australopithecus. Para evolusionis membuat skema
evolusi dengan menyusun fosil-fosil yang berbeda dari makhluk-makhluk ini dalam urutan tertentu.
Skema tersebut hingga kini tidak pernah terbukti karena rantai yang mencapai sejauh Homo
sapiens tidak pernah ditemukan. Dengan menyusun rantai hubungan “Australopithecus → Homo
habilis → Homo erectus → Homo sapiens“, para ahli menyatakan bahwa masing-masing spesies
ini adalah nenek moyang spesies lainnya. Akan tetapi, temuan para ahli paleoantropologi baru-
baru ini mengungkapkan bahwa Australopithecus, Homo habilis, dan Homo erectus pernah hidup
di belahan bumi yang berada pada saat bersamaan. Lord Solly Zuckerman, yaitu salah satu
ilmuwan paling terkenal di Inggris yang melakukan penelitian atas fosil Australopithecus selama
bertahun-tahun, menyimpulkan bahwa tidak ada pohon silsilah yang menunjukkan manusia
berasal dari makhluk menyerupai kera.
Itulah beberapa fenomena yang dikemukakan oleh kelompok yang tidak setuju dengan teori
evolusi. Fenomena-fenomena yang menunjukkan kelemahan teori evolusi tersebut telah
mengakibatkan munculnya kecenderungan kebenaran bahwa spesies di bumi ini tidak terbentuk
oleh proses evolusi, tetapi karena diciptakan oleh Tuhan Sang Maha Pencipta. Masih banyak
pertanyaan yang tidak dapat dijawab dan dibuktikan oleh teori evolusi. Contohnya, bagaimana
jenis kelamin jantan dan betina muncul pada tiap spesies hewan?
Terlepas dari teori mana yang benar, yang patut disadari oleh masing-masing penganut teori
evolusi dan penciptaan adalah bahwa manusia memiliki keterbatasan kemampuan berpikir untuk
menemukan kebenaran. Untuk mengingat apa yang telah kita lakukan 1.000 jam yang lalu saja,
kita mengalami kesulitan. Apalagi, untuk mengetahui apa yang telah terjadi selama 3,8 miliar tahun
yang lalu, tentu merupakan pekerjaan yang teramat sulit.
Demikian tulisan mengenai Kelemahan Teori Evolusi Darwin menurut Teori Penciptaan. Semoga
bermanfaat.
Sumber:
Pujiyanto, Sri.(2012). Menjelajah Dunia BIOLOGI 3 Untuk kelas XII SMA dan MA. Platinum: Solo
Teori Evolusi
Pokok-pokok pemikiran yang melandasi ajaran Darwin mengenai evolusi antara lain:
Tidak ada individu yang identik, selalu ada variasi meskipun dalam satu keturunan
Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap makhluk hidup mampu
berkembang biak.
Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang cukup.
Pertambahan populasi tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor pembatas antara lain makanan dan predasi.
I. Darwin vs Lamarck
Jadi dengan jelas bahwa leher panjang atau pendek pada jerapah dikendalikan oleh gen. Gen
untuk sifat leher panjang bersifat dominan, sedangkan gen untuk sifat leher pendek bersifat
resesif.
Selain para ahli di atas, muncul juga pihak yang menentang Teori Evolusi dari sudut
pandang yang berbeda. Pihak tersebut adalah kelompok agamawan (creationist) yang
menolak Teori Evolusi dari sudut pandang ajaran agama. Kelompok ini dikenal sebagai
kelompok yang menganut paham kreasionisme. Paham kreasionisme adalah suatu paham
yang meyakini bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara
terpisah (tidak ada kesamaan leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan
dari jenis makhluk hidup lain). Salah satu tokoh yang gigih menyampaikan teori paham
kreasionisme ini adalah Harun Yahya. Beliau adalah seorang da’i dan ilmuwan terkemuka
asal Turki yang memiliki nama asli Adnan Oktar. Dalam karyanya yang berjudul
Keruntuhan Teori Evolusi, Harun Yahya mengungkapkan bantahan-bantahannya
terhadapteori evolusi yang dicetuskan oleh Darwin diatas.
Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan yang berasal dari benda mati
bertentangan dengan hukum dasar biologi. Dalam hal ini, Harun Yahya memberikan gambaran
bahwa sel hidup merupakan hasil pembelahan dari sel hidup juga dan bukan dari pembelahan
sel mati. Harun Yahya membantah gagasan yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari
kehidupan sebelumnya. Gagasan tersebut mengandung arti bahwa makhluk hidup yang
pertama kali muncul di bumi berasal dari kehidupan yang ada sebelumnya. Harun
Yahya mengungkapkan pendapatnya dari sudut pandang berbeda yang menyatakan bahwa di
alam semesta ini ada pencipta (creator) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu bantahan
Harun Yahya tersebut merupakan bagian dari pendapatnya dalam meruntuhkan Teori
Evolusi Darwin.
Dalam karyanya, Harun Yahya mengungkapkan bahwa Teori Evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin merupakan gagasan yang tidak ilmiah. Ada beberapa hal yang
dijadikan dasar bagi Harun Yahya untuk membantah Teori Evolusi Darwin.
Yang pertama, masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
Darwin dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal usul kehidupan. Ilmu genetika dan
biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga mempersempit penjelasan Darwin tentang
evolusi dari sudut pandang genetika dan biokimia.
Yang kedua, komposisi dan susunan unsur genetik pada makhluk hidup yang sangat
rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Menurut Harun Yahya,
kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik tersebut merupakan hasil rancangan Sang
Pencipta alam semesta ini.
Harun Yahya juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan bukti evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin, salah satunya dari catatan fosil. Dari berbagai fosil yang
ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan anatomi menunjukkan bahwa
spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang
sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.
Mengenai seleksi alam, Harun Yahya mengungkapkan bahwa tidak pernah ada satu
spesies pun yang mampu menghasilkan spesies lain melalui mekanisme seleksi alam. Sebagai
contoh, masih ingatkah kalian tentang evolusi kupu-kupu Biston betularia di Inggris?
Menurut Harun Yahya, terbentuknya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap yang
terjadi pada pada awal revolusi industri di Inggris sebenarnya tidak ada. Cerita sebenarnya
adalah pada awalnya warna kulit batang pohon di Inggris benar-benar terang. Oleh karena itu,
kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada pohon-pohon tersebut mudah terlihat oleh
burung-burung pemangsa, sehingga mereka memiliki kemungkinan hidup yang rendah. Lima
puluh tahun kemudian akibat polusi, warna kulit kayu menjadi lebih gelap dan saat itu kupu-
kupu berwarna cerah menjadi mudah diburu. Akibatnya, jumlah kupu-kupu berwarna cerah
berkurang, sementara populasi kupu-kupu berwarna gelap meningkat karena tidak mudah
terlihat oleh pemangsa.
Dalam kasus ini, Harun Yahya menganggap bahwa tidak terjadi perubahan warna sayap
kupu-kupu yang diturunkan. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah jumlah kupu-kupu yang
berwarna cerah telah banyak dimangsa oleh burung-burung pemangsa, sehingga jumlah kupu-
kupu berwarna cerah lebih sedikit dibanding kupu-kupu yang berwarna lebih gelap.
Salah satu pokok pikiran Teori Evolusi yang juga tak luput dari bantahan Harun Yahya
adalah tentang mutasi. Di dalam pandangan evolusi Darwin, mutasi dikatakan sebagai proses
yang memunculkan spesies baru yang berbeda dari tetuanya. Harun Yahya menentang
pandangan yang menyatakan bahwa mutasi dapat bersifat menguntungkan, tetapi pada
kenyataannnya setiap mutasi bersifat membahayakan. Harun Yahya memberikan beberapa
contoh akibat merugikan yang ditimbulkan karena mutasi, perhatikan gambar berikut:
Harun Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat dijadikan
bukti pendukung evolusi:
Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak dan
akan merusak susunan dan komposisi materi genetik.
Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat merubah
atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.
Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel
reproduksi organisme.
Demikianlah sekelumit tentang teori Evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin, serta
para ahli yang lain. Materi ini kami sarikan dari berbagai sumber buku terutama buku-buku
BSE DEPDIKBUD RI. Semoga anda lebih mengetahui dan memahami tentang prinsip-
prinsip Teori Evolusi ini. Bila ada masalah silahkan sobat berikan komentar dan pertanyaan
anda dikolom dibawah ini. Still Enjoy But Serious with your Biology. Cheer up, and see you
next time.............selamat belajar dan salam sukses!