Anda di halaman 1dari 3

TEORI EVOLUSI DAN KEBOHONGAN TEORI DARWIN

A. Teori Evolusi
Teori evolusi telah memberikan arti bahwa
dunia ini tidak statis tetapi akan selalu berubah.
Demikian pula dengan spesies kita yang merupakan
produk dari proses evolusi, akhirnya menjadi sesuatu
yang diyakini.

Charles Darwin adalah orang yang yang


mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang
diyakini dewasa ini. Darwin muda sangat takjub
dengan beragam spesies makhluk hidup terutama
jenis-jenis burung finch di kepulauan Galapagos. Ia
menyangka bahwa variasi paruh pada burung-
burung tersebut akibat adaptasi dari habitat. Ia
menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies
berdasar pada adaptasi terhadap lingkungan. Ia
menyatakan bahwa spesies makhluk hidup berasal
dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda
satu sama lain akibat kondisi alam.

Darwin menamakan proses ini sebagai evolusi


berdasarkan seleksi alam dan mempublikasikan
tulisannya dalam buku The Origin of Species, By Means
of Natural Selection”. Namun ia juga mengungkapkan
sejumlah keraguannya dalam bab Difficulties of the
Theory” mengenai catatan fosil dan organ-organ rumit
seperti mata yang tidak mungkin dijelaskan dengan
konsep kebetulan dan naluri makhluk hidup.

Dalam perjalanan berikutnya seorang ahli


botani Austria, Gregor Mendel menemukan hukum
penurunan sifat pada tahun 1865 yang akhirnya
merupakan awal kelahiran ilmu genetika. Beberapa
waktu kemudian ditemukan struktur gen dan
kromosom dan struktur molekul DNA di tahun 1950.
Penemuan ini telah menjatuhkan teori evolusi,
namun beberapa kelompok terus berupaya merevisi,
memperbaharui dan mengangkatnya pada
kedudukan ilmiah.

B. Kebohongan Teori Evolusi


Sejak langkah awal teori evolusi telah gagal,
hal ini didukung dengan sejumlah bukti sebagai
berikut:
1. Evolusionis tidak mampu menjelaskan proses
pembentukan satu proteinpun. Dalam hukum
probabilitas, hukum fisika maupun kimia tidak
memberikan peluang sedikitpun bagi
pembentukan kehidupan secara kebetulan.
2. Evolusi hanya sebuah kepercayaan, karena
evolusionis tidak mempunyai bukti satupun
untuk cerita mereka. Tidak pernah ditemukan
satu pun bentuk peralihan makhluk setengah ikan
setengah reptile, atau makhluk setengah reptile
setengah burung.
3. Banyak spesies di bumi iniyang mirip satu sama
lain. Misalnya jenis-jenis serangga, kucing dengan
kuda-namun ini tidak menjadi perhatian serius
dibanding kemiripan manusia dengan kera.
Kemiripan tampilan manusia dan kera sebenarnya
tidak mengandung arti apapun dan adalah aneh
jika mencari mata rantai evolusi keduanya hanya
berdasarkan kemiripan tampilan saja. Jika
kemudian tingkat kecerdasan dipertimbangkan,
seharusnya lebah madu dan laba-laba dapat
dikatakan berkerabat karena mampu membuat
struktur sarang yang indah.
4. Ditemukannya fosil manusia Piltdown dimana
tulang rahang yang mirip kera sedangkan gigi dan
tengkoraknya mirip manusia di tahun 1912,
ternyata setelah melalui serangkaian penelitian
untuk menguji kebenaran fosil tersebut hasilnya
adalah bahwa fosil Piltdown itu palsu ini
dipublikasikan oleh weiner di tahun 1953.
Tengkorak tersebut milik manusia yang berusia
500 tahun dan tulang rahangnya milik kera yang
berusaha mati.

Anda mungkin juga menyukai