0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang teori evolusi Darwin dan mengklaim bahwa teori tersebut tidak benar. Dokumen tersebut menjelaskan tentang asal teori evolusi Darwin, namun kemudian menyebutkan beberapa alasan mengapa teori tersebut gagal, seperti evolusionis tidak dapat menjelaskan proses pembentukan protein dan tidak ada bukti transisi fosil. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh fosil Piltdown yang ternyata pals
Dokumen tersebut membahas tentang teori evolusi Darwin dan mengklaim bahwa teori tersebut tidak benar. Dokumen tersebut menjelaskan tentang asal teori evolusi Darwin, namun kemudian menyebutkan beberapa alasan mengapa teori tersebut gagal, seperti evolusionis tidak dapat menjelaskan proses pembentukan protein dan tidak ada bukti transisi fosil. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh fosil Piltdown yang ternyata pals
Dokumen tersebut membahas tentang teori evolusi Darwin dan mengklaim bahwa teori tersebut tidak benar. Dokumen tersebut menjelaskan tentang asal teori evolusi Darwin, namun kemudian menyebutkan beberapa alasan mengapa teori tersebut gagal, seperti evolusionis tidak dapat menjelaskan proses pembentukan protein dan tidak ada bukti transisi fosil. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh fosil Piltdown yang ternyata pals
A. Teori Evolusi Teori evolusi telah memberikan arti bahwa dunia ini tidak statis tetapi akan selalu berubah. Demikian pula dengan spesies kita yang merupakan produk dari proses evolusi, akhirnya menjadi sesuatu yang diyakini.
Charles Darwin adalah orang yang yang
mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang diyakini dewasa ini. Darwin muda sangat takjub dengan beragam spesies makhluk hidup terutama jenis-jenis burung finch di kepulauan Galapagos. Ia menyangka bahwa variasi paruh pada burung- burung tersebut akibat adaptasi dari habitat. Ia menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada adaptasi terhadap lingkungan. Ia menyatakan bahwa spesies makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Darwin menamakan proses ini sebagai evolusi
berdasarkan seleksi alam dan mempublikasikan tulisannya dalam buku The Origin of Species, By Means of Natural Selection”. Namun ia juga mengungkapkan sejumlah keraguannya dalam bab Difficulties of the Theory” mengenai catatan fosil dan organ-organ rumit seperti mata yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan dan naluri makhluk hidup.
Dalam perjalanan berikutnya seorang ahli
botani Austria, Gregor Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865 yang akhirnya merupakan awal kelahiran ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian ditemukan struktur gen dan kromosom dan struktur molekul DNA di tahun 1950. Penemuan ini telah menjatuhkan teori evolusi, namun beberapa kelompok terus berupaya merevisi, memperbaharui dan mengangkatnya pada kedudukan ilmiah.
B. Kebohongan Teori Evolusi
Sejak langkah awal teori evolusi telah gagal, hal ini didukung dengan sejumlah bukti sebagai berikut: 1. Evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu proteinpun. Dalam hukum probabilitas, hukum fisika maupun kimia tidak memberikan peluang sedikitpun bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan. 2. Evolusi hanya sebuah kepercayaan, karena evolusionis tidak mempunyai bukti satupun untuk cerita mereka. Tidak pernah ditemukan satu pun bentuk peralihan makhluk setengah ikan setengah reptile, atau makhluk setengah reptile setengah burung. 3. Banyak spesies di bumi iniyang mirip satu sama lain. Misalnya jenis-jenis serangga, kucing dengan kuda-namun ini tidak menjadi perhatian serius dibanding kemiripan manusia dengan kera. Kemiripan tampilan manusia dan kera sebenarnya tidak mengandung arti apapun dan adalah aneh jika mencari mata rantai evolusi keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja. Jika kemudian tingkat kecerdasan dipertimbangkan, seharusnya lebah madu dan laba-laba dapat dikatakan berkerabat karena mampu membuat struktur sarang yang indah. 4. Ditemukannya fosil manusia Piltdown dimana tulang rahang yang mirip kera sedangkan gigi dan tengkoraknya mirip manusia di tahun 1912, ternyata setelah melalui serangkaian penelitian untuk menguji kebenaran fosil tersebut hasilnya adalah bahwa fosil Piltdown itu palsu ini dipublikasikan oleh weiner di tahun 1953. Tengkorak tersebut milik manusia yang berusia 500 tahun dan tulang rahangnya milik kera yang berusaha mati.