Anda di halaman 1dari 2

PANDANGAN BARU EVOLUSI

Gagasan evolusi Darwin dalam bukunya “On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
dan “Preservation of Favoured Races in Struggle for Life” menyatakan bahwa organisme yang sesuai
dengan lingkungannya dapat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya akan kalah dan musnah. Alam
adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan pada manusia. Sedangkan pada
tumbuhan maupun hewan, seleksi alam hanya berlaku pada tumbuhan dan hewan yang cacat.
Organisme yang kalah hanya sebagian kecil, sementara yang lolos masih tetap banyak dan dapat
mempertahankan diri hingga saat ini.

Sejak dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat tentangan dari
berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa makhluk
hidup tercipta dengan bentuk yang ada seperti saat ini.

Ini disebut teori penciptaan (creationism) dan berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya
mendukung teori penciptaan tersebut. Salah satu teori penciptaan adalah teori Intelliges Design.
Menurut teori ini, semua makhluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana
dan bukannya dengan ketidaksengajaan. Dewasa ini, terdapat kecenderungan berkembangnya teori
creationism dengan adanya fakta dari hal-hal berikut ini

1. Penemuan Model DNA oleh Watson dan Crick


Penemuan model gen (1953) yang terkenal dengan nama double helix (tangga tali berpilin
ganda) oleh Watson dan Crick, membawa mereka mendapatkan hadiah nobel pada tahun
1962. Molekul DNA yang terdapat dalam sel hidup, mempunyai kerumitan dan keteraturan.
DNA mengandung basa-basa yang berurutan yang terdiri dari adenin, timin, guanin, dan
sitosin.
Keteraturan dan kerumitan molekul DNA dalam menentukan urutan basa tidak akan muncul
secara kebetulan. Kalaupun ada kerusakan atau perubahan yang berupa mutasi, biasanya
individu yang mengalami mutasi menjadi cacat ataupun steril, sehingga tidak mungkin
menurunkan keturunan. Dengan kata lain, tidak mungkin suatu sel berubah menjadi
makhluk hidup yang lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya evolusi.

2. Hukum Pewarisan Sifat menurut Mendel


Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa pewarisan sifat induk kepada
keturunannya disebabkan oleh faktor penentu yang sekarang diketahui sebagai gen.
Komposisi gen ditentukan separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk
betina (ovum). Pewarisan sifat dari induk ke keturunan berjalan secara terus-menerus dan
teratur.
Pembentukan sel kelamin terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh replikasi
molekul DNA pada waktu interfase, dan dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom
pada profase 1. Dengan demikian, materi genetik dari induk kepada keturunannya dijamin
sama.

3. Paleontologi
Berdasarkan studi tentang fosil yang ditemukan, tidak ada organisme masa kini yang
berbeda dengan fosil nenek moyang nya. Contohnya fosil ikan hiu yang berumur 100 juta
tahun yang lalu, ternyata sama dengan ikan hiu sekarang. Dengan demikian, ikan hiu tidak
mengalami evolusi setelah diciptakan. Penemuan fosil dari zaman Kambria menunjukkan
bahwa fosil selalu muncul secara tiba-tiba dengan bagian tubuh lengkap, dan tidak dijumpai
bentuk transisi. Dari studi paleontologi, ada ledakan suatu makhluk hidup dan kepunahan
makhluk hidup yang lain.

Dari penemuan fosil Archaeopteryx, burung reptil di masa Jura 130 juta tahun yang lalu, ada
anggapan bahwa fosil ter- sebut merupakan evolusi dari reptil ke burung.
Ciri Archaeopteryx ialah paruhnya bergigi dan memiliki cakar sayap yang merupakan
karakter reptil. Sedangkan sayap burung airfoil dan tulang dada (sternum) yang dimilikinya,
merupakan karakter dari burung. Walaupun mempunyai karakter reptil dan burung, tidak
mungkin reptil berevolusi menjadi burung, mengingat suhu tubuh reptil dan burung
berbeda, dan juga cara geraknya berbeda. Ini berarti fosil Archeopteryx bukan bentuk
transisi.

Anda mungkin juga menyukai