Anda di halaman 1dari 6

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

“Indonesia adalah negara yang memiliki SDM Pemuda yang melimpah yang siap
menanggung beban untuk membangun indonesia lebih hebat”. Generasi menempati
tempat yang amat penting dalam kemajuan dunia. Sebab generasi sekarang pasti menjadi
pelanjut generasi sebelumnya, dan generasi mendatang pasti menjadi pelanjut generasi saat
ini. Generasi sekarang, tentu ingin memperbaiki hal buruk dari generasi sebelumnya,
sedang generasi mendatang tentu ingin lebih baik dari generasi saat ini.

Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda atau generasi muda selalu


memiliki peran yang besar dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa
dibutuhkan energi yang kuat berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, semangat yang jujur,
kesungguhan dalam kerja dan pengorbanan.
Dalam hal ini pemudalah yang berpotensi untuk itu, karena pemuda adalah simbol
hati yang masih jernih sehingga memiliki keyakinan dan iman yang kuat, kejujuran yang
memungkinkan untuk memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam beramal, serta semangat
yang menggebu yang memungkinkan untuk beramal dengan sungguh-sungguh dan penuh
dengan pengorbanan.
Namun demikian potensi tersebut sifatnya netral, jika pemuda tidak mendapatkan
pembinaan yang baik maka potensi tersebut akan menjadi energi negatif yang merusak diri
dan orang lain. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa dalam rangka menyongsong
kebangkitan umat, segala program yang mencerminkan perhatian kepada pemuda adalah
keniscayaan yang tidak bisa kita abaikan.
Dalam keadaan apapun pemuda selalu menjadi tumpuan harapan umat demi masa
depan yang lebih baik. Sejauh manakah kesiapan pemuda hari ini menerima estafet
kepemimpinan dan tonggak sejarah peradaban?
Akankah mereka mengubah bumi menjadi pemukiman yang indah dan lapang buat
semua manusia, atau justru bumi akan terasa kian sempit dan menjadi area perang tak
berkesudahan? Apakah kita telah menyiapkan diri menjadi pemuda yang unggul dan
berkualitas, ataukah membiarkan kita tenggelam dalam hedonisme dan kebrutalan gaya
hidup?
Bangsa yang besar memiliki generasi masa depan yang berkualitas. Sebab merekalah
yang akan meretas kemajuan yang dibangun para pendahulunya. Tak salah jika Bung
Karno, presiden pertama republik ini, dengan lantang pernah berkata, “Berikan aku 1000
orangtua, niscaya aku cabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 orang pemuda, niscaya
akan kuguncangkan dunia.” Bagaimana fakta generasi muda kita hari ini?
Salah satu ruang pembentukan pemuda tangguh adalah di dunia pendidikan. Jenjang
pendidikan dari pra sekolah, kelompok bermain, taman kanak-kanak, sekolah dasar,
lanjutan pertama, lanjutan atas, hingga perguruan tinggi, semuanya adalah tangga-tangga
pembentukan karakter generasi. Dalam sekolah ini mereka diajarkan berbagai bidang ilmu,
wawasan pengetahuan, dan kepemimpinan diri untuk menyiapkan diri terjun ke tengah
masyarakat.
Saya yakin dan percaya, kita mengimpikan mereka menjadi generasi yang terbaik
untuk agama, keluarga, dan bangsa ini. Kita merindukan mereka menjadi generasi unggul
dan generasi yang berkualitas. Bagaimana agar hal itu tercapai?
Setidaknya ada 5 dimensi yang patut kita perhatikan dalam mencetak generasi unggul nan
berkualitas ini:
1) Dimensi Biologis. Pertumbuhan fisik seseorang akan menunjukkan gambaran umum
pertumbuhan hormon seks, masa remaja atau dewasa, dan segala sifat yang
melingkupinya.
2) Dimensi Kognitif. Pengetahuan akan membentuk pola pikir seorang megenrasi
muda. Semakin luas pengetahuannya makin besar pula keterarahan pola pikir dan
visi hidupnya. Berbanding lurus, semakin kritis pula ia dalam melihat peta masalah
hidup.
3) Dimensi Moral. Moral generasi sangat berhubungan dengan pendidikan dan interaksi
yang dilakoninya. Jika pendidikan moral itu bersumber dari hal baik dan tercontoh
dengan baik, ia akan mengerucut mencontoh yang baik pula. Jika interaksi sosialnya
dikelilingi moralitas yang buruk, ia akan terjebak dan terjerembab dalam jurang
moral yang buruk pula.
4) Dimensi Psikologis. Psikologis generasi muda akan menjadi gambaran ia di masa
depan. Trauma pada banyak hal akan membentuknya tertutup dan kurang kreatif.
Lingkungan yang jujur dan bersih, akan membentuknya menjadi pribadi menarik,
disiplin, dan mulia.

Maka, untuk menciptakan generasi unggul generasi berkualitas itu, setidaknya 2 hal
besar yang patut kita lakukan, yakni: Pertama, menjadikan agama sebagai landasan utama
dalam menapak kehidupan. Agama adalah ideologi, dasar berpikir, dan dasar bertindak.
Nilai-niali agama terejawantahkan dalam keseharian, secara kultur, fisik, hingga pola
hidup. Setiap anggota rumah tangga, memahami bahwa iman adalah kuncu kesuksesan. Di
sinilah tanggungjawab orangtua dalam mendidik dan membentuk anak mengetahui hal
tersebut. Rumah menjadi indah karena terbangun shalat berjamaah, tadarus Al Qur’an
bersama, hingga sesekali sahur bersama untuk puasa sunnah bersama. Kedekatan orangtua
dan anak yang baik akan membentuk akhlak yang baik pula, sebab orangtua
membangunnya dengan kejujuran dan keterbukaan. Insya Allah, anakpun akan jujur dan
terbuka atas berbagai masalah mereka. Generasi unggul akan lahir benih dan kebaikan
yang diridhai Allah Swt. Kedua membentuk diri dan keluarga yang cinta ilmu
pengetahuan. Disiplin belajar dan menumbuhkembangkan rasa ingin tahu tak terbatas akan
keilmuan. Hal ini akan meciptakan pribadi yang tekun dan berkemauan kuat untuk maju
dan sukses yang sesungguhnya. Bentuklah budaya rajin membaca, suka menulis, dan
senang mendiskusikan hal-hal yang bermanfaat. Generasi berkualitas hanya dibentuk dari
tempaan yang terarah, melewati berbagai riak-riak kehidupan, hingga menjadi pribadi
yang memiliki semangat juang dan visi hidup.
Jika dua hal di atas dapat kita wujudkan pada generasi hari ini, insya Allah kita akan
menemukan generasi yang unggul dalam iman dan takwa dan berkualitas dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Keduanya akan berkolaborasi dalam satu pribadi yang berjiwa
pejuang dan bermental mandiri. Berdasarkan hadis Nabi Salallahu ‘alaihi wasalam
setidaknya ada 7 karakter generasi unggul dan berkualitas yang akan mereka miliki:
1) As Shiddiq, jujur. Menghindari dusta, mengungkapkan yang benar
2) Al Amanah, memegang teguh amanah. Tidak khianat dan disiplin
3) Al Mas’uliyah, bertanggungjawab. Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas
4) At Tawadhu, rendah hati. Tidak angkuh bila benar, lapang dada menerima nasehat
bila salah
5) Al Karam, pemurah. Senantiasa menolong dan senang bersedekah
6) As Syaja’ah, pemberani. Percaya diri, yakin pada kemampuan, dan optimis
7) Al Haya’, malu. Memahami kekurangan diri, sopan lagi santun
Generasi unggul generasi berkualitas bukanlah sekedar mimpi, jika kita semua
berniat dan bekerja keras mewujudkannya, pada diri kita, maupun generasi mendatang.
Saya sebagai generasi muda siap untuk berjuang dan membangun dengan
masyarakat untuk menjadi pemuda HEBAT.
Sebagai pemuda sudah selayaknya kita mengambil peran kita dalam kehidupan
berbangsa. Kita harus bisa menjalankan tugas dan kewajiban sebagai generasi penerus
bangsa yaitu mampu melakukan perubahan. Sebagai tulang punggung perekonomian yang
memikul tanggung jawab demi memajukan bangsa pemuda harus bisa melanjutkan dan
mengisi perananya untuk pembangunan dan perbaikan bangsa termasuk dalam bidang
ekonomi. dengan menggali kembali eksistensi dalam cita-cita kemandirian bangsa
dibidang perekonomian.
Yang pertama adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas dalam proses
industri, tanpa adanya peningkatan tersebut kita tidak akan mampu besaing karena
kenyataanya masyarakat kita lebih percaya pada produk luar, dengann alasan harga yang
lebih rendah. Sebuah kalimat ‘kemandirian” akan terealisasikan jika sebagai penggerak
pembangunan pemudanya mampu meciptakan konsep kreatifitas dan daya saing guna
memenuhi kebutuhan bangsanya sendiri, baik dalam kebutuhan sandang, pangan maupun
papan. Bukan seperti realita sekarang ini dimana masyarakat kita tidak mampu memenuhi
kesejahteraan hidupnya sendiri. Sebagai bangsa yang berpenduduk lebih dari dua ratus tiga
puluh juta jiwa, bisa disebut sangat memprihatinkan jika sebagian besar SDA dan aset-
aset negara dikuasai dan dimiliki oleh pihak asing. Sudah berapa perusahaan dan instansi
asing yang ‘numpang tinggal” di negara kita? Kita juga tidak bisa menyalahkan orang-
orang luar yang bisa mengeruk banyak keuntungan dari usaha pembodohanya terhadap
kita. Karena kita sendiri yang memang mau-maunya dibodohi. Degan alasan inilah
pemuda harus membangun perubahan.

Yang kedua adalah membiasakan untuk menjadi something maker yang selalu
muncul dengan gebrakan-gebrakan kreatifitasnya sehingga kita sebagai pemuda tidak
hanya menjadi something taker, muncul ini ikutan ini, muncul itu ikutan itu. Harus kita
akui arus globalisasi yang berkembang dewasa ini meyebabkan kaburnya batasan antar
negara. Tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Akses keluar masuk antar negara sudah
tidak dapat dibendung. Proses kegiatan ekonomi yang meliputi produsi ,konsumsi dan
distribusi sudah tidak mengenal batas Negara. Perdagangan barang jasa maupun modal
sudah sangat terbuka bagi pasar-pasar asing, sehingga kesempatan untuk bersaing
semakin terbuka lebar. Kita bisa dengan bebas keluar masuk pasar internasional, dan justru
keadaan inilah yang menjadi kelemahan kita, karena pada kenyataanya barang dan jasa
yang kita hasilkan belum mampu bersaing dengan pasar dunia. Dalam keadaan seperti
inilah pemuda dituntut untuk lebih kreatif dalam mengelurakan ide-idenya karena untuk
menghadapi globalisasi dan perubahan yang semakin pesat ini sangatlah dibutuhkan
peranan pemuda dalam perencanaan manjadi pemuda yang inovatif, kreatif,kompetitif,
mandiri serta mempunyai ketangguhan untuk tetap bertahan pada persaingan dengan dunia
luar. Karena yang sebenarnya perlu dibangun oleh bangsa Indonesia adalah kualitas SDM
(Human Resources) nya dimana kekuatan terbesar human resources tersebut ada pada
generasi muda
Yang ketiga adalah mewujudkan kemandirian dan kemajuan bangsa yang perlu
didukung oleh kemampuan mengembangkan potensi diri dan konsep yang terarah. Konsep
kemandirian itu sendiri bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan dan pengerjaan segala
sesuatu untuk diri sendiri dengan kekuatan dan kemamuan sendiri, sebisa mungkin tidak
bergantung pada orang lain sesuai dengan semangat berdikari (berdiri diatas kaki sendiri)
sesuai dengan yang dicita-citakan oleh Bung Karno. Tidak mudah memang, apalagi
melihat realita pemuda saat ini yang selalu bersikap apatis, yang menurut mereka tanpa
perubahanpun semuanya akan baik-baik saja, tentu, karena meraka sudah terbiasa hidup
enak. Padahal konsep kemandirian yang meliputi swdaya, swasembada dan swakarya itu
membutuhkan peranan dari pemuda untuk menjadi creator. Pemuda harus dididik untuk
mempunyai rancangan yang matang akan tatanan ekonomi bangsa ini. Karena kita tahu
pemuda atau generasi muda sangat peka dan mudah beradaptasi dengan perubahan dan
berbagai tantangan yang dihadapi, pada potensi inilah kita mengharapakan pemuda untuk
bisa jadi economic agent change atau agen perubahan dalam bidang ekonomi. Mampu
mengembangkan perekonomian yang didukung oleh skill dan penerapan teknologi yang
ada tentu saja akan menghasilkan output yang memuskan bagi perekonomian bangsa ini.
Dengan demikian peranan pemuda dalam pembangunan bangsa ini terutama dalam
pembangunan perekonomian sangat dibutuhkan. karena pada hakikatnya , pembangunan
yang perlu dilakukan bangsa indonesia adala pembangunan insan-insanya, agar bisa
menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas, Karena SDA yang melimpah saja tidak
cukup jika tidak didukung oleh SDM yang berkompeten dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kita harus percaya bahwa para pemuda Indonesia yang lahir dan hidup pada
saat ini bisa membangun perekonomian demi kemajuan dan kemandirian bangsa serta
mampu membwa Indonesia menuju developed country( negara maju) sehingga tidak
hanya berada pada status quo sebagai developing country ( negara berkembang) . Karena
dengan kemandirian dan eksistensi dalam pembangunan itulah kita akan diakui dan
bermartabat dalam pergaulan dunia, dan itu menjadi tugas kita sebagai generasi muda
untuk mewujudkannya. Melalui semangat dan eksistensi kita menjadi seorang pemimpin
dan penumpu harapan dimasa depan.

Anda mungkin juga menyukai