BAB I
PENDAHULUAN
I -1
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
permukiman yang memadai, menyebabkan perkembangan kawasan permukiman ini
menjadi salah satu pemberi sumbangan terhadap terjadinya fenomena urban sprawl.
Selain itu berbagai persoalan pembangunan juga banyak muncul dari kawasan
permukiman, yaitu perumahan liar dan permukiman kumuh, yang seringkali berdampak
lebih lanjut pada meningkatnya tingkat kesenjangan masyarakat, tingginya angka
kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Berkaitan dengan banyaknya persoalan pembangunan yang muncul dari
perkembangan kawasan permukiman, maka kawasan permukiman merupakan salah
satu kawasan yang perlu dilakukan penanganan secara khusus, namun dalam konteks
keruangan, penyelesaiannya tidak mungkin dilakukan secara bersamaan. Faktor luas
kawasan permukiman yang besar di suatu wilayah atau kota dan banyaknya persoalan
yang muncul, mengakibatkan tiap kawasan permukiman memiliki upaya penanganan
yang berbeda-beda bahkan terkadang bersifat sangat spesifik, disebabkan persoalan
yang muncul memiliki potensi dalam mempengaruhi keberlanjutan pembangunan
wilayah atau kota, maka beberapa bagian bahkan perlu ditangani terlebih dahulu atau
diberikan prioritas penangan bila dibandingkan dengan kawasan permukiman lainnya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu adanya penanganan didasarkan pada skala
prioritas kawasan atau yang lazim dikenal penanganan kawasan permukiman prioritas.
Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi
menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan
beraktivitas di kawasan perkotaan. Terkait dengan hal ini, sejumlah kajian
memprediksikan jumlah penduduk Indonesia yang mendiami kawasan perkotaan akan
terus meningkat dari tahun ke tahun dimana pada akhir 2025 jumlahnya akan
mencapai sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Adanya konsentrasi
penduduk perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal mengingat akan
adanya beberapa persoalan wilayah perkotaan yang akan muncul.
Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi
menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan
beraktivitas di kawasan perkotaan. Sejumlah kajian memperkirakan jumlah penduduk
perkotaan pada akhir 2025 akan mencapai sekitar 60% dari total jumlah penduduk
Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk perkotaan akan memacu kebutuhan ruang
dan infrastruktur pelayanan perkotaan, sehingga kota akan tumbuh dengan segala
I -2
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
potensi dan tantangan yang dimilikinya. Keadaan tersebut harus dihadapi melalui
penyiapan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang mempertimbangkan kondisi,
potensi dan tantangan yang dimiliki oleh kabupaten/kota tersebut. Adapun strategi
kebijakan dan program penataan ruang yang diharapkan tercantum dalam dokumen
perencanaan tata ruang kabupaten/kota antara lain adalah strategi arahan kebijakan
pemanfaatan ruang yang terintegrasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung yang
dimilikinya.
Keadaan yang terjadi saat ini adalah masih lemahnya sinergitas perencanaan
tata ruang (spatial plan) dan perencanaan pembangunan (development plan), terutama
pada pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
merupakan tuntutan dari pesatnya pertambahan penduduk perkotaan. Hal ini terjadi
pada dasarnya disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
I -4
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 1.1
Diagram Keterkaitan Strategi Pembangunan Kota (SPK) dan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah
Perkotaan
1.2.2. Tujuan
Berdasarkan pada maksud kegiatan, maka tujuan yang diharapkan dari kegiatan
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
kota Subulussalam ini adalah:
1. Membantu kota dalam penyediaan strategi yang komprehensif untuk
mengembangkan kota dengan menekankan kepada strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memenuhi kaidah perencanaan dan
terintegrasi dengan sistem perkotaan, sehingga dapat menjamin keberlanjutan
kegiatan pembangunan kawasan perkotaan (bagi kota-kota yang telah
memilikinya); dan
2. Memberikan pendampingan bagi perangkat perencana dan pelaksana
pembangunan di daerah, dalam menyusun strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perKotaan, yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lain, sesuai
dengan peran, fungsi dan kontribusi yang diharapkan dalam mencapai tujuan
pengembangan kawasan perkotaan.
I -5
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
1.2.3. Sasaran
Berdasarkan maksud dan tujuan tersebut, pada dasarnya sasaran dari
kegiatan Penyusunan SPPIP Kota dapat dibedakan atas dua hal, yaitu sasaran
fungsional dan sasaran operasional sebagai berikut:
A. Sasaran Fungsional
Terselenggaranya kegiatan pengembangan kota melalui pembangunan
permukiman dan infrastruktur yang dapat mendukung percepatan pembangunan
kawasan perkotaan secara berdaya dan berhasil guna berdasarkan prinsip tata
kepemerintahan yang baik.
B. Sasaran Operasional
Sasaran yang ingin dicapai dengan tersedianya Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini adalah:
1. Tersedianya instrumen pengembangan kota yang menitikberatkan pada
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dapat diacu
oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah yang memenuhi kaidah
perencanaan dan kaidah tata kepemerintahan yang baik;
2. Terwujudnya proses pembinaan pengembangan kawasan permukiman
perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan fungsional perkotaan lainnya
dalam konstelasi pembangunan kota;
3. Terwujudnya keselarasan strategi pengembangan kawasan permukiman
perkotaan antara sasaran pembangunan permukiman perkotaan nasional
dengan rencana pembangunan perkotaan di daerah;
4. Tersedianya acuan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
mengoptimalkan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan yang dapat mendukung dan mempercepat pembangunan kota
sesuai dengan karakter atau kekhasan kota dan tujuan pembangunannya;
dan
5. Terwujudnya peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kota
(stakeholder) dalam penyediaan strategi pengembangan permukiman
perkotaan dan dalam mengoptimalkan penyelenggaraan pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan.
I -6
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
I -7
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
d. RP4D yang merupakan acuan khusus dalam penyusunan skenario
pembangunan perumahan dan permukiman di daerah, yang telah dimiliki oleh
beberapa kota dan
e. RPIJM, sebagai dokumen utama dalam pembangunan infrastruktur daerah.
Dokumen rencana ini merupakan acuan pembangunan lain yang selama ini
melengkapi penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan/perdesaan di daerah.
Agar dapat berjalan berdaya dan berhasil guna, maka antara kedua dokumen
rencana tersebut harus terdapat sinergitas, yang dalam implementasinya sering kali
tidak terjadi. Ketidakterpaduan antara kedua dokumen penting pembangunan wilayah
tersebut tercermin dalam:
1. Lingkup substansi yang tidak saling mendukung; dan
2. Lingkup hirarki antar wilayah dengan sektor yang seringkali tidak jelas kaitannya.
Keseluruhannya bermuara pada ketiadaan payung yang jelas yang seharusnya
tertuang dalam strategi pembangunan wilayah, kota khususnya. Yang dapat
dipedomani dalam menetapkan prioritas dan pengalokasian dana pembangunan
daerah secara akurat dan rasional.
I -8
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
operasionalisasi terhadap arahan penataan ruang akan berdampak pada biaya
investasi serta pilihan konstruksi yang mungkin akan menjadi mahal; dan
3. Comprehensiveness alokasi program dan kegiatan dalam rencana
pembangunan daerah yang menyulitkan pengambilan keputusan dalam
menetapkan program dan kegiatan prioritas. Sesuai dengan unifikasi kotanya,
seharusnya tidak terjadi karena strategi pembangunan wilayah, kota khususnya
telah dengan jelas menetapkan sektor unggulan, sektor pendukung dan sektor
strategis.
Dalam kaitan tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, sebagai salah satu
perangkat pemerintah yang bertanggung jawab terhadap terselenggaranya
pembangunan perumahan dan permukiman serta infrastruktur perkotaan, perlu
melakukan antisipasi, agar dana pembangunan yang terbatas dapat dialokasikan
secara akurat dan memberikan manfaat yang optimal dalam mendukung percepatan
pembangunan di daerah.
Pokok permasalahan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
mengoptimalkan pendanaan infrastruktur permukiman melalui APBN, antara lain:
1. Substansi serta kedalaman produk perencanaan di daerah seringkali bersifat
instant, cenderung berorientasi pada upaya pemerataan yang dicoba untuk
menyentuh setiap aspek dan sektor pembangunan daerah. Juga belum
menetapkan secara jelas sektor unggulan yang akan dikembangkan sebagai
pemicu pembangunan daerah. Produk perencanaan seperti ini akan menyulitkan
Pemerintah Daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan. Akibatnya
alokasi dana APBN yang umumnya masih menjadi andalan daerah untuk
pembangunan infrastruktur menjadi kurang optimal dan tidak mampu mendukung
penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan
kebutuhan daerah;
2. Pertumbuhan yang pesat dan perubahan fungsi kota membawa konsekuensi
perlunya mempersiapkan segala kebutuhan untuk dapat tampil representatif
mencitrakan daerahnya. Hal ini sering mendorong pemerintah kabupaten/kota
mengalami kesulitan dalam menetapkan sektor yang benar benar perlu
I -9
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
mendapatkan fasilitasi dan dukungan/bantuan program untuk mempercepat
pencapaian tujuan pembangunan; dan
3. Kesenjangan tingkat pembangunan yang bersumber terutama SDM (kualitas
dan kuantitas), yang berdampak luas terhadap mekanisme penyelenggaraan
pembangunan infrastruktur termasuk perumahan & permukiman, serta capaian
hasil pembangunan itu sendiri.
Gambar 1.2
Kedudukan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur PerKotaan
(SPPIP) dalam Rangkaian Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
bidang Cipta Karya
I -11
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
pengembangan, (4) perumusan visi, misi, dan strategi pengembangan, serta (5)
sosialisasi SPPIP. Adapun rincian kegiatan dari masing-masing kegiatan besar ini
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
a. Melakukan sosialisasi program penyusunan SPPIP kepada pemangku
kepentingan daerah terkait kedudukan dan fungsi SPPIP dalam strategi
pengembangan Kota Subulussalam;
b. Koordinasi tim dan penyusunan rencana kerja dan metodologi
c. Delineasi kawasan permukiman perkotaan
d. Penyiapan peta dasar; dan
e. Pengumpulan data dan informasi.
2. Identifikasi potensi dan permasalahan
a. Kajian kebijakan, strategi dan program pembangunan daerah;
b. Identifikasi indikasi arah pengembangan kota;
c. Identifikasi indikasi arah pembangunan SPPIP;
d. Kajian isu-isu SPPIP;
e. Kajian potensi, permasalahan dan tantangan pembangunan perkotaan dan
permukiman;
f. Penyusunan peta arah pengembangan, serta potensi dan permasalahan.
3. Perumusan tujuan dan kebijakan SPPIP
a. Identifikasi kebutuhan pembangunan permukiman perkotaan;
b. Perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman perkotaan;
c. Penyelenggaraan Pra FGD 1 dan FGD 1;
d. Perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;
e. Identifikasi kawasan permukiman prioritas
f. Penyusunan peta sebaran kawasan permukiman prioritas, dan;
g. Menyelengggarakan Pra FGD 2 dan FGD2
4. Perumusan SPPIP
a. Perumusan strategi SPPIP skala kota;
b. Perumusan strategi SPPIP skala kawasan;
c. Penyelenggaraan Pra FGD 3 dan FGD 3;
d. Analisis korelasi strategi dan kebutuhan infrastruktur;
I -12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
e. Analisis konsekuensi penerapan strategi pembangunan kota;
f. Perumusan program pembangunan dalam skala kota dan kawasan;
g. Analisis dampak penerapan program pembangunan;
h. Penyelenggaraan Pra FGD 4 dan FGD 4;
i. Penyusunan peta strategi dan program SPPIP, dan
j. Keikutsertaan dalam kolokium.
5. Sosialisasi SPPIP
a. Penyempurnaan strategi dan program SPPIP dalam skala kota dan kawasan;
b. Penyusunan materi dan visualisasi SPPIP;
c. Penyelenggaraan konsultasi publik;
d. Penyelenggaraan diseminasi
.
1.5.2 Lingkup Wilayah
Kegiatan Penyusunan SPPIP Kota Subulussalam ini, dilakukan pada lingkup
wilayah Kota Subulussalam. Pemilihan Kota Subulussalam dilakukan dengan
pertimbangan dari pemerintah Provinsi Aceh. Wilayah yang menjadi kajian adalah
seluruh wilayah Kota Subulussalam dengan unit analisis kawasan kajian adalah
seluruh kawasan permukiman di Kota Subulussalam.
I -13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
f. Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan
infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala manajemen pembangunan
perkotaan;
g. Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi
dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
h. Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan (dalam skala kota atau kawasan);
i. Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan; dan
j. Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
2. Dokumen penyelenggaraan (proceeding) kegiatan, yaitu;
a. Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan
diseminasi;
b. Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan
diseminasi;
c. Matari yang disampaikan;
d. Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan
e. Proses diskusi.
I -14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 1.3. Kerangka pemikiran Pekerjaan Penyusunan SPPIP Kota Subulussalam
K215 :
K209 : Identifikasi permasalahan
Review terhadap dan kajian keselarasan
kebijakan, strategi,
dan program thd kebijakan, strategi
pembangunan dan program
daerah pengembangan
I -15
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
1.8. Sistematika Laporan Antara
Sistematika Laporan Antara SPPIP Subulussalam ini memuat antara lain
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang, maksud, tujuan, dan sasaran,
pokok permasalahan, jangka waktu dan kerangka pikir, lingkup
kegiatan dan lingkup wilayah dan keluaran kegiatan.
I -16
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
I -17
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
DI KOTA SUBULUSSALAM
II - 1
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
menyeluruh;
Hanya mempertimbangkan bagian-bagian dari kebijakan umum yang berkaitan
langsung dengan unsur atau subsistem yang diprirotiaskan; dan
Pelaksanaan menjadi lebih mudah dan realistik.
II - 2
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Pendekatan ini dinilai sebagai efektif dan efisien dan dalam lingkup penelaahan,
analisis, serta proses teknis penyusunan rencana karena terdapat
penyederhanaan dalam penelaahan dan analisis makro.
Dengan pendekatan Mixed Scanning Planning Approach, maka secara lebih
substantif, pendekatan dalam pekerjaan ini dapat dibagi atas:
1) Pendekatan eksternal, yang berarti bahwa dalam Penyusunan SPPIP Kota
Subulussalam ini, tetap mempertimbangkan faktor-faktor determinan yang
dianggap mempengaruhi dalam penentuan arah pengembangan, seperti kebijakan-
kebijakan yang mengikat atau harus diacu, kondisi dinamika global, dan lain-lain.
Dari pendekatan ini nantinya akan teridentifikasi gambaran tentang peluang yang
tercipta dan tantangan yang harus dijawab dalam penyusunan SPPIP Kota
Subulussalam ini; dan
2) Pendekatan internal, yang berarti bahwa dalam Penyusunan SPPIP Kota
Subulussalam ini, dipertimbangkan faktor-faktor lingkungan strategis yang
berpengaruh, seperti kondisi fisik dan lingkungan, kependudukan, perekonomian,
kelembagaan, dll. Pendekatan ini terkait dengan potensi yang dimiliki dan
permasalahan yang akan dihadapi dalam SPPIP Kota Subulussalam.
II - 4
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Survey lapangan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang kondisi eksisting
permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Sedangkan survey sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data (deskripsi,
tabel, diagram, gambar, dan peraturan perundang-undangan) yang berhubungan
permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pengumpulan data secara lainnya (desk
study) dilakukan dengan melakukan penelusuran di bervagai situs internet mengenai
permasalahan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota Subulussalam.
Kegiatan kompilasi dan analisis data dilakukan menggunakan metode
deskriptif, tabular dan grafis/gambar peta untuk lebih memudahkan dalam
merumuskan strategi pada tahapan berikutnya.
Pada tahapan perumusan strategi dilakukan dengan dengan menggunakan
metode deskriptif dan grafis/gambar peta untuk menunjukkan lokasi dari indikasi
program strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
II - 5
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
dalam proses pendampingan nantinya maka disajikan secara rinci masing-masing
metoda tersebut.
1. FGD adalah kelompok yang dibentuk untuk melakukan diskusi. Ciri khas metode
FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif lainnya adalah adanya keaktifan
anggotanya dalam melakukan diskusi. Ada beberapa jenis FGD, yakni:
a. Two-way focus group (FGD dua arah) - satu kelompok disaksikan kelompok
lain dan membahas materi yang diamati secara interaktif dan dibuat
kesimpulan bersama
b. Dual moderator focus group (Dual moderator fokus grup) - moderator
memastikan satu sesi berlangsung lancar, sementara yang lain memastikan
bahwa semua topik yang dibahas
c. Dualing moderator focus group - dua moderator berada pada sisi yang
berlawanan saat berdiskusi.
d. Respondent moderator focus group - satu atau lebih dari responden diminta
untuk bertindak sebagai moderator sementara
e. Client participant focus groups - satu atau lebih perwakilan klien
berpartisipasi dalam diskusi, baik tertutup ataupun terbuka
f. Mini focus groups - kelompok yang terdiri dari empat atau lima anggota bukan 8
sampai 12
g. Teleconference focus groups –FGD yang menggunakan jaringan telepon
h. Online focus groups (FGD online) – menggunakan internet
II - 6
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat
dalam waktu yang terbatas. Pada dasarnya, metoda RRA merupakan
proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi objek survei,
dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang
khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan
sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk
meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap suatu kondisi lokal.
II - 10
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
i. Program atau jenis proyek fisik yang pernah
diimplementasikan di wilayah perencanaan.
ii. Fungsi jaringan jalan di wilayah perencanaan dan sekitarnya.
iii. Fungsi jaringan drainase di wilayah perencanaan dan
sekitarnya jumlah unit rumah, kampung kumuh
iv. Studi lain yang terkait maupun peraturan dan kebijakan yang
terkait dengan studi
IV. Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Subulussalam, data
yang dibutuhkan meliputi :
i. Program atau jenis proyek fisik yang pernah dan akan
diimplementasikan di wilayah perencanaan.
ii. Peraturan dan kebijakan yang terkait dengan kebersihan dan
pertamanan
V. Dinas Pariwisata
i. Sejarah Kota Subulussalam
ii. Jumlah pengunjung/ wisatawan di Kota Subulussalam
iii. Studi terkait
VI. Kantor Perpustakaan dan Arsip
i. Data dan arsip kesejarahan Kota Subulussalam baik dalam
bentuk literatur, arsip, catatan, foto dan peta.Hasil studi /
penelitian terkait
VII. Kantor Kelurahan & Kecamatan, data yang dibutuhkan meliputi :
i. Data Monografi desa / kelurahan.
ii. Perkembangan jumlah penduduk di wilayah RW-RW.
iii. Jenis Informasi dari PDAM (Jaringan Air Bersih)
Kapasitas Instalasi
Rencana pengelolaan air bersih pembangunan WTP
Rencana penyuluhan sadar air bersih
Rencana fisik saluran distribusi & jaringan air minum
dan instalasi
4. Interview dan wawancara
II - 11
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Untuk mendapatkan informasi yang akurat, selain diskusi interaktif yang
dilakukan pada saat sosialisasi, juga dilakukan interview/wawancara atau
penyebaran questioner. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi dari masyarakat secara langsung tentang potensi dan
permasalahan maupun arah pengembangan yang diinginkan masyarakat di
wilayah studi dengan :
I. Melakukan interview atau wawancara langsung dengan masyarakat,
tokoh agama, aparat pemerintah, tokoh pemuda, RT, RW
II. Penyebaran questioner kepada masyarakat dengan beberapa
sampling.
5. Kegiatan Sosialisasi
6. Kegiatan Pelatihan
II - 12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Melakukan pelatihan kepada Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis). Pelatihan ini
ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan pemahaman tentang proses
penyusunan SPPIP yang dilakukan di tingkat kota. Pelatihan ini ditujukan bagi
pemangku kepentingan (stakeholder) dari pemerintah daerah atau yang telah
ditetapkan sebagai Pokjanis daerah untuk penyusunan SPPIP dan bagi tim
pendamping penyusunan.
7. Kegiatan FGD
Kegiatan FGD adalah kegiatan Focus Grup Discussion dengan topik-topik yang
telah ditetapkan. Peserta FGD adalah Pokjanis, beserta stakeholder yang
terkait dengan topik yang dibahas, serta tim ahli pendamping. FGD secara
keseluruhan akan dilakukan sebanyak 4 (empat) pertemuan. Masing-masing
FGD mempunyai tujuan yang berbeda-beda, yaitu :
a. FGD 1 dilaksanakan dengan tujuan untuk :
Memetakan potensi dan permasalahan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Mengetahui potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan.
Memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.
II - 13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Merumuskan kawasan permukiman prioritas sebagai obyek penetapan
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di
Subulussalam.
II - 14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Mengetahui dampak berupa perubahan yang diperkirakan akan terjadi
akibat penerapan suatu program.
8. Kegiatan Kolokium
Kolokium merupakan kegiatan yang dilakukan Direktorat Pengembangan
Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang ditujukan untuk memonitor
pencapaian dari kegiatan penyusunan SPPIP yang dilakukan di setiap kota.
Melakukan penyamaan pencapaian dari kegiatan penyusunan SPPIP yang
dilakukan di setiap kota, melaporkan kemajuan pencapaian kegiatan maupun
hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan SPPIP.
II - 15
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
BAB III
LANDASAN TEORITIK
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
III - 1
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Dalam suatu kota organik, terjadi saling ketergantungan antara lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Contohnya : jalan-jalan dan lorong-lorong menjadi ruang
komunal dan ruang publik yang tidak teratur tetapi menunjukkan adanya kontak sosial
dan saling menyesuaikan diri antara penduduk asli dan pendatang, antara kepentingan
individu dan kepentingan umum. Perubahan demi perubahan fisik dan non fisik (sosial)
terjadi secara spontan. Apabila salah satu elemennya terganggu maka seluruh
lingkungan akan terganggu juga, sehingga akan mencari keseimbangan baru.
Demikian ini terjadi secara berulang-ulang.
Mode pembangunan kota menurut Kevin Lynch (1981) yang dilandasi model
organik atau kota biologis adalah bahwa kota terlihat sebagai tempat tinggal yang
hidup, memiliki ciri-ciri kehidupan yang membedakannya dari sekedar mesin, mengatur
diri sendiri dan dibatasi oleh ukuran dan batas yang optimal, struktur internal dan
perilaku yang khas, perubahannya tidak dapat dihindari untuk mempertahankan
keseimbangan yang ada, menurutnya bentuk fisik kota organik :
1. Membentuk pola radial dengan unit terbatas, memiliki focused centre.
2. Memiliki lay out non geometrik atau cenderung romantis dengan pola yang
membentuk lengkung tak beraturan.
3. Material alami.
4. Kepadatan sedang sampai rendah.
5. Dekat dengan alam.
Di dalam model organik ini, organisasi ruang telah membentuk kesatuan yang
terdiri dari unit-unit yang memiliki fungsi masing-masing. Kota dengan pola organik
mudah untuk mengalami penurunan kualitas karena perkembangannya yang spontan,
tidak terencana dan sepotong-sepotong. Masyarakat penghuni kota ini bermacam-
macam yang merupakan percampuran antara berbagai macam manusia dalam suatu
tempat (place) yang memiliki keseimbangan. Masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda, saling menyimpang tetapi juga saling mendukung satu sama lain. Kota
organik memiliki ciri khas pada kerjasama dalam pemeliharan lingkungan sosial oleh
masyarakat.
Meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan, secara nyata menyebabkan
perubahan suatu kawasan perkotaan. Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan
III - 2
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
dengan perubahan suatu kawasan perkotaan. Menurut Gallion (1990) dalam buku
¨The Urban Pattern¨ disebutkan bahwa perubahan suatu kawasan dan sebagian kota
dipengaruhi letak geografis suatu kota.
Di daerah pantai yang landai, daerah yang terletak pada jaringan transportasi
dan perlintasan yang menghubungkan antar kota, maka kota akan cepat tumbuh,
sehingga beberapa elemen kawasan kota akan cepat berubah.
Dalam proses perkembangan kota, terdapat beberapa tipe perubahan aspek
kota yang bisa diamati, yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan kota yaitu
:
1. Pertumbuhan terjadi satu demi satu, sedikit demi sedikit tetapi berlangsung
secara berterusan atau terus menerus. Sebagai contoh adalah tumbuhnya
rumah-rumah hunian, yang terus tumbuh mengikuti pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan yang terjadi dengan cara spontanitas untuk kemudian bertahan
mengikuti kekuatan-kekuatan yang melatar belakanginya. Sebagai contoh
tumbuhnya pusat perbelanjaan yang didorong masuknya investor.
3. Proses perubahan lahan yang terjadi bukan merupakan proses segmental yang
berlangsung tahap demi tahap, tetapi merupakan proses yang komprehensif
dan berkesinambungan. Sebagai contoh, terjadinya pemekaran kota,
perubahan fungsi kawasan, penetapan kawasan zona khusus, dsb.
4. Perubahan yang terjadi berkaitan erat dengan emosional (sistem nilai) yang
ada dalam populasi pendukung. Sebagai contoh perubahan sistem politik yang
memberikan perubahan pada arah dan kebijakan serta regulasi kota.
3. Sirkulasi
Elemen sirkulasi adalah satu aspek yang kuat dalam membentuk struktur
lingkungan perkotaan, tiga prinsip utama pengaturan teknik sirkulasi adalah :
a. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual
yang positif.
b. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat
lingkungan menjadi jelas terbaca.
III - 4
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
c. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
4. Ruang Terbuka
Ian C. Laurit mengelompokkan ruang terbuka sebagai berikut :
a. Ruang terbuka sebagai sumber produksi.
b. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia
(cagar alam, daerah budaya dan sejarah).
c. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan.
Aspek pengendalian ruang terbuka pusat kota sebagai aspek fisik, visual ruang,
lingkage dan kepemilikan dipengaruhi beberapa faktor :
a. Elemen pembentuk ruang, bagaimana ruang terbuka kota yang akan
dikenakan (konteks tempat) tersebut didefinisikan (shape, jalan, plaza,
pedestrian ways, elemen vertikal).
b. Faktor tempat, bagaimana keterkaitan sistem lingkage yang ada dengan
aktifitas utama.
c. Faktor comfortabilitas, bagaimana keterkaitan dengan kuantitas (besaran
ruang, jarak pencapaian) dan kualitas (estetika visual) ruang.
d. Faktor keterkaitan antara private domain dan public domain.
III - 5
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
5. Jalur Pejalan Kaki
Sistem pejalan kaki yang baik adalah :
a. Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam areal kota.
b. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan skala manusia.
c. Bebas dari aktifitas PKL .
6. Support Activity (Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial)
Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota
dengan seluruh kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang
menunjang akan keberadaan ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan
ruang-ruang umum bersifat saling mengisi dan melengkapi.
Pada dasarnya support activity adalah :
a. Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan pergerakan (importance of
movement).
b. Aktivitas kehidupan kota dan kegembiraan (excitement).
III - 6
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
d. Nodes (simpul) seperti persimpangan jalan, terminal, stasiun, pelabuhan.
e. Landmark (tengaran) seperti tugu kota, gapura kota.
Dengan semua potensi yang ada tersebut, diperlukan suatu upaya memberi
arahan dalam membangun kota Subulussalam yang sesuai dengan kerangka
pembangunan nasional. Untuk itu, Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jendral Cipta
Karya mengadakan kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan untuk Kota Subulussalam.
III - 12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan perumahan dan permukiman
dirumuskan berdasarkan berbagai pertimbangan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya. Rumusan kebijakan dan strategi tersebut bersifat sangat struktural
sehingga secara nasional diharapkan dapat berlaku dalam rentang waktu yang cukup,
dapat mengakomodasi berbagai ragam kontekstual masing-masing daerah, dan dapat
memudahkan penjabaran yang sistemik pada tingkat yang lebih operasional oleh para
pelaku pembangunan di bidang perumahan dan permukiman, baik dalam bentuk
rencana, program, proyek, maupun kegiatan.
Kebijakan nasional yang dirumuskan terdiri atas 3 (tiga) struktur pokok, yaitu
berkaitan dengan kelembagaan, pemenuhan kebutuhan perumahan, dan pencapaian
kualitas permukiman. Sedangkan strategi untuk melaksanakan kebijakan dirumuskan
terutama untuk dapat mencapai secara signifikan substansi strategis dari masing-
masing kebijakan. Kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan
dan permukiman adalah sebagai berikut :
III - 14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota), yang menjadi acuan bersama dalam
melakukan pembangunan perkotaan, baik di tingkat nasional maupun daerah.
KSNP Kota diarahkan untuk menjadi kerangka acuan bagi para pelaku
pembangunan perkotaan di tingkat nasional, dalam menyusun kebijakan dan
strateginya yang berkaitan dengan pembangunan kota. Perlu ditekankan di sini bahwa
pembangunan perkotaan tidak perlu seragam, namun disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat setempat serta budaya lokal. Dengan demikian pendekatan ini
dapat menghasilkan pembangunan kota yang menampilkan citra dan ciri khas masing-
masing kota.
III - 15
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
1. Pemantapan peran dan fungsi kota dalam pembangunan nasional, dengan
strategi:
a. Penyiapan prasarana dan sarana perkotaan nasional untuk mendukung
pengembangan ekonomi nasional, wilayah, lokal melalui pembangunan
perkotaan
b. Penyiapan kota sebagai simpul pelayanan serta simpul aksesibilitas,
koleksi, dan dstribusi dalam wilayah
c. Pengembangan kota-kota berfungsi nasional/internasional dan kawasan
kerja sama internasional
d. Pengembangan kota-kota khusus, berkembang cepat, berkarakter khusus,
kawasan perbatasan, dan kawasan tertinggal
e. Penyiapan serta pengembangan arahan dan panduan bagi daerah untuk
pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
III - 17
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
c. Peningkatan pola dan mekanisme pelibatan stakeholders dalam
pengelolaan pembangunan perkotaan yang inklusif;
d. Pembentukan sistem informasi perkotaan di tingkat nasional dan di tingkat
daerah.
III - 18
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
2. Guna mendorong masyarakat bertempat tinggal di rumah susun, perlu
dikembangkan insentif dalam bentuk tarif listrik, air, PBB, dan lain-lain, yang
lebih murah dibandingkan rumah yang tidak bersusun.
III - 19
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
10. Rekayasa publik diperlukan agar perhatian terhadap masalah perumahan
meningkat, sehingga sumber daya dalam pengembangan perumahan dapat
ditingkatkan.
Besarnya arus urbanisasi ini disebabkan oleh adanya 2 faktor, yaitu daya-tarik
perkotaan sebagai penyedia lapangan kerja, fasilitas dan utilitas publik (pull factor) dan
adanya tekanan kawasan perdesaan yang mempunyai keterbatasan lapangan kerja,
faslilitas dan utilitas publik (push factor).
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat memperluas besaran permukiman
kumuh di perkotaan, yaitu :
III - 20
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
ditawarkan oleh pasar rumah formal masih terlalu tinggi bagi sebagian besar
keluarga Indonesia, apalagi bagi keluarga miskin. Selain itu, kemampuan sektor
konstruksi untuk membangun, dan sektor perbankan komersial untuk
memberikan dukungan pendanaan perumahan yang terjangkau (affordable)
masih belum dapat memenuhi kebutuhan yang ada, khususnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat miskin perkotaan.
2. Belum adanya data dan informasi serta peta masalah yang terukur dari setiap
kota yang menggambarkan data up to date kawasan permukiman kumuh.
Minimnya data dan informasi ini dapat menjadi kendala dalam penyusunan
kebijakan penanganan perumahan dan permukiman kumuh perkotaan. Selain
itu, masih terdapat Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) kabupaten dan
kota yang belum dapat memberikan jaminan ketersediaan lahan bagi
perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Akibatnya, strategi untuk
menangani kawasan permukiman kumuh, termasuk pembagian peran yang
sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor
swasta belum dapat dilaksanakan dengan baik.
III - 21
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
yang makin besar. Jumlah penduduk Indonesia yang pada tahun 2005 sebesar
220 juta orang diperkirakan meningkat mencapai sekitar 274 juta orang pada
tahun 2025. Perkiraan penduduk Indonesia yang bermukim di perkotaan pada
tahun 2025 adalah berjumlah 180 juta jiwa, dan Indonesia masih berada di
ranking ke empat dari jumlah penduduk terbanyak di dunia. Pada tahun 2025
penduduk Indonesia yang bermukim diperkotaan ini akan berjumlah 65% yang
memadati 16 kota metropolitan.
2. Tingginya Kebutuhan Hunian/Unit Rumah
Dalam Rencana Program Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 telah
diindikasikan bahwa dengan pesatnya pertambahan jumlah penduduk, maka
kebutuhan perumahan hingga tahun 2025 diperkirakan mencapai lebih dari 30
juta unit, sehingga kebutuhan rumah per tahun diperkirakan mencapai 1,2 juta
unit. Tingginya kebutuhan unit rumah ini akan dapat berpotensi tingginya
backlog perumahan dan semakin meningkatnya besaran permukiman kumuh
perkotaan.
3. Target Millenium Development Goals (MDG’s)
III - 23
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
2. Untuk menjamin pembangunan perkotaan yang bebas kumuh tahun 2025,
diperlukan penanganan permukiman kumuh perkotaan dengan memperhatikan
ketentuan seperti telah dituangkan dalam Undang-Undang Penataan Ruang
Nomor 26 Tahun 2007, Undang-Undang Bangunan Gedung Nomor 28 Tahun
2002, dan Undang-Undang Perumahan dan Permukiman Nomor 4 Tahun 1992.
Khususnya Undang-Undang Penataan Ruang telah menegaskan adanya
sanksi bagi pelanggaran pembangunan serta memberikan ketentuan arahan
bagi kota-kota untuk menyediakan ruang terbuka hijau yang memadai sebesar
30% dari ruang kota. Demikian pula dengan ketentuan yang telah digariskan
dalam Undang-Undang Bangunan Gedung khususnya persyaratan untuk
memperoleh Izin Mendirikan Bangunan. Rencana Tata Ruang daerah seperti
Rencana Umum Tata Ruang Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang
disusun pemerintah daerah semestinya juga diarahkan untuk mencegah
meluasnya permukiman kumuh perkotaan. Pembangunan perkotaan yang
dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan didalam Undang-
Undang tersebut di atas dapat mencegah meluasnya permukiman kumuh
perkotaan.
3. Meningkatkan Kepedulian Pemerintah Daerah
4. Untuk menuju perkotaan yang bebas kumuh maka diperlukan komitmen
kepemerintahan daerah (local governance) dan kepemimpinan daerah (local
leadership) yang kuat dalam meningkatkan kualitas permukiman di perkotaan.
Hal ini termasuk meningkatkan kepedulian daerah untuk pendataan,
perencanaan hingga perbaikan fisik lingkungan permukiman kumuh perkotaan.
5. Pemberdayaan Masyarakat
6. Pembangunan perkotaan bebas kumuh tahun 2025 perlu diarahkan untuk
meningkatkan peran serta masyarakat secara lebih luas. Hal ini dapat
dilakukan dengan melanjutkan program-program pemberdayaan masyarakat
yang telah berjalan selama ini melalui PNPM Mandiri. Namun tentunya
pemberdayaan masyarakat ini selanjutnya akan semakin berkurang, seiring
dengan peningkatan kapasitas masyarakat dan kualitas sosial ekonominya.
Dengan demikian perkotaan bebas kumuh perlu diwujudkan berdasarkan
kesadaran masyarakat yang lebih luas agar masyarakat semakin bertanggung
III - 24
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
jawab terhadap kualitas lingkungan permukimannya sendiri, termasuk
kesadaran untuk membayar user charge dan biaya retribusi pelayanan
prasarana permukiman yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas
lingkungan permukiman perkotaan. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk
membayar user charge dan retribusi bagi prasarana pemukiman ini diperlukan
mengingat dimasa mendatang tingkat pelayanan prasarana permukiman (air
minum, sanitasi dan lain-lain) akan mementingkan kualitas, sejalan dengan
meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan kepuasan (satisfaction)
pelayanan prasarana permukiman di atas Standar Pelayanan Minimal (SPM).
7. Peran Serta Swasta
8. Mengingat besarnya backlog unit rumah saat ini dan potensi backlog di masa
mendatang serta keterbatasan kemampuan pembiayaan masyarakat miskin,
maka peran swasta dalam pengadaan unit rumah dan peningkatan kualitas
permukiman perkotaan menjadi sangat penting. Peran swasta ini mencakup
pembangunan fisik rumah, perbaikan fisik lingkungan permukiman dan
pembiayaan melalui sistem perbankan. Untuk meningkatkan peran swasta
dalam pembangunan perumahan dan permukiman perkotaan maka pemerintah
daerah perlu memberikan sistem insentif yang lebih baik kepada swasta
dengan didukung oleh peraturan daerah yang konstruktif. Peningkatan peran
swasta ini termasuk pembangunan perkotaan melalui peremajaan kota yang
dapat memadukan perbaikan lingkungan permukiman kumuh bagi masyarakat
miskin, sekaligus pembangunan prasarana dan sarana publik yang bersifat
komersial bagi golongan masyarakat menengah keatas agar dapat ditempuh
subsidi silang dalam pembiayaan pembangunan perkotaan.
9. Pembangunan Perkotaan Bebas Kumuh yang Berkelanjutan
10. Pembangunan perkotaan pada masa mendatang semakin perlu mementingkan
kualitas lingkungan perkotaan yang aman, nyaman dan layak huni (habitable).
Pembangunan perkotaan yang bebas kumuh dan ramah lingkungan perlu
ditempuh dengan mengantisipasi dampak perubahan iklim global dan
mencegah meluasnya permukiman kumuh pada daerah rawan bencana alam.
III - 25
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
3.9. Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Dalam Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan
Pada gambar berikut dapat dilihat infrastruktur kawasan sebagai gabungan dari sistem
fisik dan sistem sosial
III - 27
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Skema 3.1
Infrastruktur Kawasan Sebagai Gabungan dari Sistem Fisik dan Sistem Sosial
III - 28
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Skema 3.2
Keterkaitan Keterpaduan Rancangan dengan Manajemen Proses pengadaan
Infrastruktur
III - 29
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Skema 3.3
Input, Proses dan keluaran Keterpaduan Rancangan Konseptual
KETERPADUAN
RANCANGAN KONSEPTUAL
RENCANA INDUK
PENGEMBANGAN KAWASAN
DOKUMEN RANCANGAN
RANCANGAN KONSEPTUAL KONSEPTUAL YANG
PROSES VERIFIKASI
PRASARANA
RANCANGAN KONSEPTUAL TERPADU
PERATURAN & STANDAR
PROSES PENGENDALIAN -
TINDAKAN KOREKTIF
III - 30
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
kontinyuitas antara berbagai jenjang perencanaan prasarana kawasan
pada sebuah sub-sistem prasana kawasan, misalnya antara Rancangan
Konseptual jaringan air bersih pada tingkat kawasan dengan pada
tingkat lingkungan.
III - 31
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Skema 3.4
Tahapan Pemastian Keterpaduan Prasarana Kawasan
III - 32
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
III - 33
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
“MEWUJUDKAN KOTA SUBULUSSALAM SEBAGAI KOTA PUSAT
AGROINDUSTRI MANDIRI YANG SEJAHTERA, ISLAMI DAN RAMAH
LINGKUNGAN”
Dalam pengembangan Kota Subulusalam ke depan, ada beberapa isu strategis yang
dihadapi, antara lain sebagai berikut:
1. Kota Subulussalam diarahkan sebagai pusat pertumbuhan Aceh bagian selatan
(PKW-P usulan dari RTRW Provinsi Aceh);
2. Memiliki potensi yang besar dibidang perkebunan sehingga cocok untuk
pengembangan kawasan Agroindustri;
III - 34
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
3. Kota Subulussalam berada di daerah pintu gerbang pintu Provinsi Aceh di bagian
Selatan dan merupakan wilayah transit yang potensial untuk pengembangan sector
jasa transportasi dan perdagangan;
4. Adanya rencana pengembangan Food Estate dalam mengatasi krisis bahan
pangan daerah Kota Subulussalam yang pada saat sekarang ini masih
didatangkan dari daerah luar, seperti dari daerah Provinsi Sumatera Utara;
5. Aksesibilitas yang masih terbatas terhadap kawasan-kawasan tertentu di wilayah
Kota Subulussalam, sehinga menyebabkan belum terintegrasinya kawasan
Subulussalam bagian utara-barat dengan kawasan bagian selatan-timur;
6. Kawasan yang rawan terhadap bencana longsor, banjir dan gempa.
Adapun kajian kebijakan dan startegi pembangunan kota Subulussalam
dijelaskan dalam tabel 3.1. berikut ini :
Tabel 3.1
Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Kota Subulussalam
Sumber Muatan
No
Dokumen Kebijakan Strategi Program
Dokumen Perencanaan Pembangunan
III - 35
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
1 RPJPD
2 RPJMD Visi; ”Terwujudnya Masyarakat Kota Strategi terkait;
Subulussalam Yang Berkualitas, Sejahtera,
Aman, Damai Dan Bermartabat Tahun 2013
Misi
Melaksanakan syari’at islam secara kaffah Mengembangkan Sumber air baku
dalam berbagai aspek kehidupan, tanpa untuk penyediaan air bersih
mengenyampingkan nilai kebangsaan dan
sikap nasionalis.
Peningkatan Sumber Daya Manusia:. Terwujudnya pengelolaan limbah
yang efektif dan bernilai ekonomi,
melalui strategi mereduksi dan
meningkatkan pemanfaatan kembali
limbah padat (sampah).
III - 36
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Peningkatan aksesibilitas dan transportasi Meningkatkan sistem pelayanan lalu
untuk menunjang optimalnya fungsi dan lintas dan angkutan jalan; perkereta
keterkaitan antar pusat kegiatan dan apian; angkutan sungai dan
sebagai penunjang kelancaran kegiatan penyeberangan
agroindustri mandiri;
III - 37
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Peningkatan fungsi kawasan untuk Mengembangkan kegiatan budi daya
Pertahanan dan Keamanan Negara. secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan pertahanan dan keamanan
untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan; Turut serta memelihara
dan menjaga aset-aset
Pertahanan/TNI.
2.Mendorong pengembangan
jaringan telekomunikasi di seluruh
Kota Subulussalam;
3.Meningkatkan pelayanan jaringan
sumber daya air di Kota
Subulussalam;
4.Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan air minum di
Kota Subulussalam;
5.Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan air limbah di
Kota Subulussalam;
6.Meningkatkan pengelolaan
persampahan di wilayah kota dengan
melibatkan masyarakat;
7.Menata jaringan drainase yang
terpadu dan terkoneksi;
III - 38
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Meningkatkan sistem pelayanan
angkutan sungai danau dan
sebagai penunjang kelancaran kegiatan
penyeberangan
agroindustri mandiri
Peningkatan pelayanan prasarana lainnya Meningkatkan pelayanan energi di
untuk mendorong kenyamanan dan Kota Subulussalam
kesejahteraan masyarakat dan untuk Mendorong pengembangan jaringan
menjaga kelestarian lingkungan hidup telekomunikasi di seluruh Kota
Subulussalam
Meningkatkan pelayanan jaringan
sumber daya air di Kota
Subulussalam
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan air minum di Kota
Subulussalam
Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan air limbah di Kota
Subulussalam
Meningkatkan pengelolaan
persampahan di wilayah kota dengan
melibatkan mayarakat
Menata jaringan drainase yang
terpadu dan terkoneksi
Mengatur penempatan jalur pejalan
kaki yang fungsional dan tetap
memperhatikan keindahan
Mengembangkan jalur evakuasi
bencana
Pelestarian kawasan lindung untuk menjaga Menetapkan kawasan lindung sesuai
kelestarian lingkungan Kota Subulussalam dengan fungsinya dan ketentuan
dengan berbasiskan mitigasi bencana peraturan yang berlaku.
Mempertahankan kawasan berfungsi
lindung sesuai dengan kondisi
ekosistemnya;
Pengembangan kawasan budidaya dengan Menetapkan kegiatan-kegiatan utama
mempertimbangkan kelestarian lingkungan pada pusat-pusat pelayanan untuk
dan penegakkan syariat islam untuk kesejahteraan masyarakat
kepentingan kesejahteraan masyarakat
Mengembangkan kegiatan-kegiatan
untuk perwujudan pola ruang
berlandaskan mitigasi bencana dan
syariat Islam
Peningkatan investasi dan perekonomian di Mengembangkan kawasan strategis
kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai ekonomi
kawasan strategis
Peningkatan pengembangan kawasan Mengembangkan kawasan strategis
lindung sebagai kawasan strategis lingkungan
lingkungan
III - 39
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Peningkatan fungsi kawasan untuk Mengembangkan kegiatan budi daya
Pertahanan dan Keamanan Negara secara selektif di dalam dan disekitar
kawasan pertahanan dan keamanan
untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan
Turut serta memelihara dan menjaga
aset-aset Pertahanan/TNI
RP4D
3 Kota
1 Studi
Penataan
Hunian
Kota
Tabel 3.2
Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan kota Subulussalam
III - 40
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN
Terwujudnya permukiman yang sehat dan berkualitas 1.Pembangunan perumahan layak huni yang sehat dan
dengan pelayanan infrastruktur perkotaan yang berkualitas dengan memanfaatkan ketersediaan lahan
optimal sebagai pendukung kegiatan agribisnis yang secara proporsional yang memperhatikan kelestarian
berkelanjutan menuju masyarakat maju, sejahtera lingkungan.
dan mampu berkompetisi
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan 2.Pengendalian lingkungan permukiman perkotaan dalam
bebas kumuh bagi semua masyarakat mewujudkan permukiman yang sehat, aman, serasi,
produktif dan berkelanjutan.
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman 3.Pembangunan infrastruktur perkotaan yang mendukung
dan perkotaan yang berkualitas pemenuhan kebutuhan dasar dan berkualitas dalam
mendukung pengembangan ekonomi wilayah berbasis
agribisnis
4.Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air minum,
drainase, air limbah, persampahan) yang memadai
sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
5.Penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada
pusat-pusat pelayanan.
III - 41
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOTA SUBULUSSALAM
IV - 2
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
• Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh
Tenggara dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak
Barat, Provinsi Sumatera Utara
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkohor dan Kecamatan
Suro, Kabupaten Aceh Singkil
• Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon dan Kecamatan Trumon
Timur, Kabupaten Aceh Selatan
Kota Subulussalam memiliki luas wilayah 1.391 km2 (berdasarkan data dari BPS)
dengan luas kecamatan yang terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (±43%),
sedangkan kecamatan dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Simpang Kiri (±7%).
IV - 3
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Tanah Kota Subulussalam
Kec. Sultan Kec. Simpang Kec. Rundeng Kec. Penanggalan Kec. Longkip
JENIS TANAH
Daulat (Ha) Kiri (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Podsolik Merah Kuning
45.488,45 3.251,37 4.320,80 15.309,50 -
(PMK)
Komplek PMK dan Litosol 1.986,52 - - 592,84 -
Komplek PMK, Litosol dan
1.265,58 - - - -
Latosol
Organosol dan Gle Humus 14,46 5.637,91 17.128,69 5.208,38 18.633,60
- Podsolik Merah Kuning (PMK) memiliki karakteristik keadaan tekstur tanah liat,
porositas jelek dan mudah larut. Kandungan bahan organic pada jenis tanah ini
hanya sekitar 10 %, serta memiliki kandungna unsur hara yang rendah.
Permeabilitas tanah sedang hingga agak lambat, serta memiliki daya menahan air
yang kurang baik serta peka terhadap erosi.
- Organosol, tersusun dari bahan organik atau campuran bahan mineral dengan
bahan organik. Ketebalan minimum 40 cm dan paling sedikit mengandung 30 %
bahan organik atau lebih 20 % bila berpasir. Warna tanah gelap, pH rendah,
drainase terhambat sampai sangat terhambat. Bila hendak digunakan untuk
pertanian memerlukan drainase/irigasi.
- Latosol, merupakan tanah yang miskin akan zat hara terutama zat Pospat, Kalium
dan Nitrogen dan rendah kadar humusnya, bersifat butir, teduh dan mantap, tidak
ploistis (lembut) serta tahan terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat diolah untuk
pertanian sepanjang tahun.
Sifat tanah yang mudah longsor menjadi salah satu kendala dalam pengembangan
Kota Subulussalam, begitu pula dengan sifatnya yang menghambat drainase
IV - 4
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
IV - 5
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
4.4.2. Geologi
Ditinjau dari struktur geologis, Kota Subulussalam memiliki struktur geologi
yang terdiri atas arrenite sandstone, boulder-sandstone, conglomerate, sandstone, tuff,
volcanic rock. Dari beragamnya struktur geologis tersebut, Kota Subulussalam
didominasi oleh struktur geologi conglomerate. Sedangkan struktur geologi yang
memiliki komposisi terkecil adalah tuff.
Struktur arrenite sandstone mendominasi di wilayah perbukitan di bagian timur
Kota Subulussalam beserta dengan struktur sandstone, yaitu di Kecamatan
Penanggalan. Struktur conglomerate yang mendominasi struktur geologi Kota
Subulussalam tersebar di seluruh kecamatan, dengan dominasi pada Kecamatan
Simpang Kiri. Komposisi tuff dan volcanic rock mendominasi di bagian utara pada areal
hutan yakni di Kecamatan Sultan Daulat. Sementara komposisi boulder-sandstone
mendominasi areal di samping sungai-sungai yang melintasi Kota Subulussalam,
terutama sungai Lae Kombih, Lae Soraya, Lae Belegen, dan Lae Batu-batu.
Tabel 4.3 Karakteristik Geologi Kota Subulussalam
Kec.
Kec. Kec. Kec.
KARAKTERISTIK Sultan Kec.
Simpang Kiri Rundeng Penanggalan
GEOLOGI Daulat Longkip (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha)
Amenite
3.297,34 - - 8.064,67 -
Sandstone
Boulder
10.498,08 2.443,68 17.181,83 674,37 7.971,81
Sandstone
Conglomerate 13.750,60 6.321,27 4.267,66 2.743,33 10.661,79
Sandstone 4.219,37 124,34 - 7.553,10 -
Tuff 4.789,15 - - 2.075,24 -
Volcano Rock 12.200,49 - - - -
Jumlah 48.755,03 8.889,29 21.449,49 21.110,71 18.633,60
Sumber: BPS Kota Sabulussalam, 2009
4.4.3. Morfologi
Morfologi Kota Subulussalam secara umum bervariasi, baik morfologi berupa
perbukitan maupun morfologi bergelombang dan lahan datar. Morfologi Kota
Subulussalam berbukit di bagian timur dan kemudian semakin ke arah barat semakin
bergelombang dan mendatar. Bagian tertinggi Kota Subulussalam mencapai ketinggian
IV - 6
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
1.000 mdpl, sedangkan bagian terendah berada pada ketinggian 50 mdpl, sehingga
dengan adanya margin yang cukup tinggi antara ketinggian terendah dengan
ketinggian tertinggi ini, dapat dikatakan bahwa Kota Subulussalam memiliki kondisi
morfologi yang unik dimana baik dataran maupun pegunungan terdapat pada kota ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka morfologi di wilayah Kota Subulussalam dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal, satuan
morfologi perbukitan bergelombang, dan satuan morfologi pedataran.
4.5. Kependudukan
Pertumbuhan penduduk di Kota Subulussalam tidak mengalami peningkatan
yang terlalu signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan jumlah penduduk
pada Tahun 2010, pertumbuhan penduduk didominasi oleh jenis kelamin pria dan
perbedaan jumlahnya tidak terlalu besar dengan jenis kelamin perempuan.
Pada Tahun 2010 jumlah penduduk di Kota Subulussalam sebesar 68.729 jiwa,
untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di Kota Subulussalam berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.4.
IV - 7
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Sumur dan air sungai menjadi alternatif pemenuhan air bersih yang paling
populer karena relatif mudah didapat, selain karena cakupan pelayanan PDAM yang
masih rendah. Di Kota Subulussalam, kedalaman air sumur berkisar antara 3 – 16 m,
dengan kedalaman air 1 – 2 m, dengan kualitas yang bervariasi di setiap desa.
Sebagian desa, bekerja sama dengan Departemen Pekerjaan Umum, dalam program
PNPM Mandiri memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan memanfaatkan sumur
bersama. Bantuan penyediaan ini meliputi penggalian sumur, penyediaan wadah
penampungan air, dan kran distribusi. Penyediaan air bersih ini berbeda-beda untuk
tiap daerah, ada yang dibangun secara individual hanya untuk dimanfaatkan 1 rumah,
adapula yang dibangun di area terbuka dan dipergunakan secara bersama-sama untuk
penduduk satu desa.
Air sungai menjadi alternatif berikutnya karena Kota Subulussalam dilewati oleh
beberapa sungai, yaitu Lae Kambih, Lae Sauraya, Lae Bersih, dan Lae Ikan.
IV - 8
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Masyarakat di sekitar sungai biasanya melakukan kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK)
di sungai yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka.
Secara umum, PDAM masih menjadi alternatif ketiga pemenuhan kebutuhan air
bersih di Kota Subulussalam. Hal ini dikarenakan pelayanan PDAM baru dapat
mencakup 16% dari jumlah rumah tangga yang terdata di Kota Subussalam. Jumlah
tersebut terdapat pada 5 desa di 2 kecamatan, yaitu Desa Penanggalan, Desa Cepu
(Kec. Penanggalan), Desa Subulussalam, Desa Subulussalam Selatan, dan Desa
Subulussalam Utara (Kec. Simpang Kiri). Konsentrasi dari pelayanan PDAM terdapat
di Desa Penanggalan, terutama di koridor Jalan Teuku Umar yang merupakan koridor
perdagangan dan koridor pemukiman perkotaan.
PDAM Kota Subulussalam ini memiliki kapasitas pelayanan sekitar 761 SR
(sambungan rumah) dengan sumber air dari Sungai Lae Sireprep, dan dengan
kapasitas intake 20 lps. Lokasi PDAM berada pada wilayah Kecamatan Penanggalan,
tepatnya berada di dekat jembatan Sungai Lae Kambih, di ruas jalan menuju
Kabupaten Aceh Singkil. Posisi dari lokasi PDAM ini berada pada ketinggian yang lebih
rendah dibandingkan dengan Kawasan Perkotaan Subulussalam yang menjadi wilayah
pelayanan utamanya, hal tentunya berimplikasi pada kebutuhan pemompaan pada
operasi distribusinya. Sebenarnya masih terdapat 1 intake lain yang berpotensi untuk
dijadikan sumber fasilitas air bersih, yaitu di Rundeng. Akan tetapi intake tersebut saat
ini tidak beroperasi.
Di luar data yang telah dijelaskan di atas, sebagian kecil penduduk di
Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Penanggalan menggunakan mata air
sebagai sumber air bersihnya. Penduduk di daerah Kp. Kuta Cepu, Simpang Kiri,
karena letaknya di daerah perbukitan, menyebabkan dekat dengan sumber mata air.
Oleh karena itu penyediaan air bersih penduduk setempat berasal dari mata air
terdekat secara gravitasi melalui pipa-pipa atau selang yang dibangun mandiri oleh
setiap penduduk. Sementara di Kecamatan Penanggalan, yang menggunakan mata air
sebagai sumber air bersih adalah Kampong Lae Ikan. Mata air tersebut berasal dari
pegunungan setempat yang langsung disalurkan melalui pipa dan bak penampungan.
Pada mulanya penyaluran air bersih menuju rumah penduduk menggunakan pipa
PVC, tetapi karena pipa tersebut seringkali mengalami kebocoran akhirnya penduduk
IV - 9
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
mengambil air bersih dari bak penampungan dengan menggunakan wadah/ember. Air
bersih yang berasal dari mata air tersebut tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu
dan langsung digunakan oleh penduduk setempat untuk kegiatan rumah tangga.
Kualitas air bersih tersebut cukup baik, juga kuantitas, dan kontinuitasnya dapat
mencukupi kebutuhan penduduk setempat.
IV - 10
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
bin (wadah sampah), arm roll truck, dump truck, TPS, dan TPA. Penyediaan bin
meliputi berbagai ukuran dan bentuk. Keberadaan bin tersebar di sepanjang jalan arteri
primer sampai ke kolektor sekunder. Untuk tiap bangunan, ukuran dan bentuk bin
bervariasi. Rata-rata volume bin dapat menampung sampah sekitar 40 liter. Alat
transportasi pengangkutan menggunakan arm roll truck dan dump truck masing-
masing 1 unit. Saat ini terdapat kegiatan pemilahan secara informal yang dilakukan
oleh para pemulung di TPS-TPS untuk jenis-jenis sampah tertentu seperti sampah
kertas, plastik, dan logam. Kegiatan ini masih bersifat individual dan belum terorganisir
dengan baik.
TPA yang dimiliki oleh Kota Subulussalam masih merupakan TPA sementara
dengan luas 3 Ha di Cepu, berjarak sekitar 10 km dari pusat kota, dan beroperasi
dengan sistem open dumping. Telah direncanakan bahwa TPA ini akan dipindahkan ke
TPA yang baru dengan luas sekitar 7 Ha.
Sistem drainase terbuka. Sistem drainase terbuka saat ini cukup memadai untuk
menampung dan mengendalikan air hujan.
Sistem drainase tertutup. Sistem drainase tertutup saat ini juga memadai, namun
terkendala dalam hal pembersihan/pengerukan sedimen, disebabkan oleh adanya
sebagian pertokoan di atas saluran (khususnya wilayah dalam pasar).
Sistem drainase saluran tanah (alami). Sistem ini sudah lama ada dan sangat
bermanfaat bagi drainase kota dikala hujan turun sehingga drainase tanah yang
ada dapat menampung beban curah hujan yang cukup tinggi.
Kota Subulussalam sering mengalami banjir jika terjadi hujan. Kondisi tersebut
diakibatkan oleh belum tersedianya jaringan drainase yang memadai. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas PU Kota Subulussalam, hampir seluruh jalan di Kota
Subulussalam belum tersedia jaringan drainase. Jaringan drainase masih terputus-
IV - 11
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
putus dan terpusat di jalan arteri dan sebagian kolektor. Saluran drainase terbangun
hanya terdapat di pusat kota saja (jalan arteri primer dan sekunder), khususnya di
wilayah Kecamatan Simpang Kiri dan Penanggalan. Berikut secara rinci kondisi
drainase Kota Subulussalam :
Saluran drainase Kecamatan Simpang Kiri hanya mencakup wilayah jalan arteri
primer saja seperti Jalan Teuku Umar. Sedangkan jalan kolektor primer maupun
sekunder saluran drainase terputus-putus dan tidak merata di kanan-kiri sisi
jalan.
Terdapat jalan-jalan tertentu yang hanya memiliki saluran drainase di salah satu
sisi jalan saja, contohnya seperti di Jalan Nyak Adan Kamil. Saluran drainase
yang terpasang merupakan saluran drainase alami dan buatan.
Terdapat saluran drainase yang cukup baik, terletak di dekat Lae Kombih.
Saluran ini merupakan saluran akhir yang membuang air menuju Lae Kombih.
Namun sayangnya saluran ini tidak menerus, hanya sekitar 20 m dan hanya
berada di salah satu sisi jalan saja. Saluran tersebut terbuat dari pasangan buis
beton dengan lebar sekitar 50 cm dan memiliki tinggi sekitar 80 cm dengan
bentuk trapezoidal.
IV - 12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
4.6.4. Kondisi Permukiman
Kondisi dan pola permukiman dan perumahan pada suatu kawasan
dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan atau taraf sosial ekonomi masyarakat, jumlah
penduduk serta ketersediaan lahan untuk kebutuhan perumahan itu sendiri. Pada
wilayah perencanaan terutama pada bagian luar pusat kota, perumahan pada
umumnya bersifat semi permanen dan non permanen dengan konstruksi dari papan.
Kemudian bila diasumsikan setiap keluarga yang terdiri atas lima jiwa
membutuhkan satu buah rumah, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan
perumahan di Kota Subulussalam pada Tahun 2007 relatif memadai dari segi
kuantitas, tetapi masih kurang memadai dari segi kualitas.
Dari segi pola penyebarannya, kawasan permukiman Kota Subulussalam
cenderung terkonsentrasi pada ibukota kecamatan dengan pola keruangan linear pada
koridor jalan utama dan sungai besar. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.5
Jumlah Bangunan Rumah
Berdasarkan Kualitas Bangunan
Kualitas Bangunan
No. Kecamatan Jumlah
Permanen Semi Permanen Non Permanen
1. Penanggalan 98 1.145 311 1.554
2. Simpang Kiri 894 1.384 1.719 3.997
3. Rundeng 22 0 2.108 2.130
4. Longkip 7 0 608 615
5. Sultan Daud
Total 1.021 2.529 4.746 8.296
Sumber: Draft RTRW Kota Subulussalam, 2007
IV - 13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Kondisi jalan negara yang melintasi Kota Subulussalam, dengan total panjang
jalan 23,2 mengalami kerusakan ringan sepanjang 10,0 km (43,1 %) dan sisanya (56,9
%) dalam kondisi baik. Untuk kondisi jalan provinsi sepanjang 4,60 km di Kota
Subulussalam secara umum dalam kondisi rusak ringan dan memerlukan perawatan.
Sedangkan untuk kondisi jalan kota sepanjang 212,39 km yang terbagi pada 4 (empat)
kecamatan dengan penomoran ruas dari nomor 110 s/d 988 ini masih memerlukan
penanggan yang serius.
Saat ini pengelolaan air limbah domestik dilakukan dengan sistem setempat/on-
site, baik secara individu maupun komunal. Limbah yang dikelola hanya limbah yang
berasal dari WC (black water), yaitu untuk rumah menengah ke atas dengan
menggunakan tangki septik, sedangkan untuk yang menengah ke bawah masih
menggunakan cubluk, sedangkan penduduk yang belum memiliki fasilitas sanitasi
masih membuang langsung ke badan air/drainase.
IV - 14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Kota Subulussalam) bekerja sama dengan P2KP
(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) hampir di seluruh desa yang ada
di Kota Subulussalam. Pembangunan sarana dan prasarana meliputi pembangunan
MCK umum dan WC bersama.
Menurut data dari Dinas PU Kota Subulussalam, masih ada daerah-daerah
yang belum dilengkapi MCK, di antaranya Desa Subulussalam Selatan, Makmur Jaya,
Lea Oram, Mukti Makmur, Subulussalam Barat, Penanggalan, Lae Motong, Binanga,
Oboh, Kuta Beringin, Siperkas, Sibungke, Sibuasan, Dah, Lae Mate, Sepadan, Lea
Pemualan, Belukur Makmur, Teladan Baru, Harapan Baru, Kampung Badar, Mandilam,
Tanah Tumbuh, Suak Jampak, Jambi Baru, Pulau Kedap, Cipari-pari Timur, Lae
Langge, Gunung Bakti, Suka Maju, Pulau Belen, Jabi-Jabi, Sigrun, Lae Si Molap,
Longkip, Sepang, Lea Saga, Sikerabang, Rantau Panjang, Bukit Alim, Darussalam,
Darul Aman, dan Bangun Sari.
1 Simpang Kiri 14 14
2 Penanggalan 11 11
3 Rundeng 23 23
4 Sultan Daulat 17 17
5 Longkip 9 9
Jumlah 74 74
Sumber: Subulussalam Dalam Angka, 2009
IV - 15
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Diketahui bahwa seluruh desa di Kota Subulussalam telah mendapatkan aliran
listrik. Total 74 desa yang terdapat di Kecamatan Simpang Kiri, Penanggalan,
Rundeng, Sultan Daulat dan Longkip telah dilayani oleh PLN. Dalam kata lain rasio
elektrifikasi Kota Subulussalam sebesar 100%. Hal ini merupakan prestasi yang patut
mendapatkan apresiasi. Tersedianya pasokan listrik mendukung aktivitas warga, baik
aktivitas ekonomi maupun sosial, yang pada akhirnya membantu pencapaian visi kota
untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Pada Tahun 2008, pelanggan PLN Cabang Subulussalam adalah sejumlah 11.093
pelanggan dimana karakteristik pelanggannya adalah sebagai berikut:
A. Perdagangan
Sarana perekonomian di Kota Subulussalam antara lain berupa pasar,
pertokoan, bank maupun koperasi. Masing-masing memiliki waktu operasi yang
berlainan. Pasar tradisional memiliki waktu operasi mingguan, sedangkan waktu
operasi pertokoan, bank dan koperasi adalah harian.
IV - 16
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Konsentrasi fasilitas perekonomian seperti pertokoan dan perbankan terutama
terpusat di pusat kota, yaitu Kecamatan Simpang Kiri dan Penanggalan. Di
sepanjang jalan-jalan utama kota dapat ditemui banyak sarana perdagangan,
salah satunya adalah pasar.
Fasilitas pertokoan dibedakan menjadi toko untuk skala layanan regional (grosir)
dan toko untuk skala layanan lokal (eceran). Toko layanan regional umumnya
menjual barang-barang dalam stok besar, sebagian besar merupakan hasil
bongkar/muat dari pelabuhan. Toko-toko semacam ini umumnya juga dilengkapi
oleh gudang yang cukup besar, untuk menampung stok barang. Sebagian besar
terletak di sepanjang jalan utama dalam kota.
B. Struktur Ekonomi
IV - 17
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Selama kurun waktu Tahun 2004 hingga 2008 peranan sektor pertanian terhadap
pembentukan PDRB Kota Subulussalam mengalami sedikit penurunan.
Subulussalam yang baru terbentuk ada akhir Tahun 2006 masih memiliki pola
struktur perekonomian yang dikuasi sektor pertanian. Pada Tahun 2007
sumbangan sektor pertanian mencapai 48,25 %. Dengan semakin mulai
berkembangnya Kota Subulussalam pada Tahun 2008 sumbangan sektor
pertanian terhadap pembentukan nilai tambah sedikit berkurang yang hanya
mencapai 45,93 %. Sumbangan sub sektor kehutanan masih cukup besar yaitu
26,34 persen terhadap struktur perekonomian.
Pada Tahun 2008 sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 45,93 %. Dari
sektor Pertanian tersebut, terdapat subsektor yang paling besar kontribusinya
yaitu subsektor Kehutanan. Pada Tahun 2008 Subsektor Kehutanan memberikan
kontribusi sebesar 26,34 %. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar kedua
terhadap perekonomian Kota Subulussalam adalah perdagangan, hotel dan
restoran. Pola perkembangan sektor ini juga menunjukkan kecenderungan yang
meningkat. Pada Tahun 2004 kontribusi yang diberikan oleh sektor ini 22,25 %,
meningkat pada Tahun 2008 menjadi 24,23 %. Hampir seluruh kontribusi dari
sektor ini berasal dari subsektor perdagangan yakni mencapai 23,50 % terhadap
PDRB Tahun 2008. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8
Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kota Subulussalam
NO Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008
1. Pertanian 53,99 54,19 50,18 48,25 45,93
2. Pertambangan dan Penggalian 1,07 1,05 1,08 1,08 1,08
3. Industri Pengolahan 1,11 1,12 1,10 1,09 1,08
4. Listrik dan Air Minum 0,27 0,25 0,25 0,25 0,25
5. Bangunan 12,66 15,33 14,84 16,06 17,56
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 22,25 22,89 23,41 23,78 24,23
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,15 4,30 4,47 4,64 4,85
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8. 0,85 0,87 0,88 0,89 0,84
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 3,65 3,73 3,79 3,96 4,18
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kab. Aceh Singkil dan BAPPEDA Kota Subulussam,2009
C. Pendapatan Perkapita
IV - 18
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Pada tahun 2008 berdasarkan harga berlaku, PDRB per-kapita Kota
Subulussalam mencapai 4,40 juta rupiah. Angka ini mengalami kenaikan yang
cukup baik yakni mencapai 2,94 persen dibanding Tahun 2007 yang hanya
sebesar 4,27 juta rupiah. Sedangkan pendapatan regional per-kapita tahun 2008
mencapai 4,17 juta rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 3,04% dari Tahun
2007 yang sebesar 4,05 juta rupiah. Pendapatan regional per-kapita Kota
Subulussalam tahun 2008 berdasrakan harga konstan 2000 tercatat sebesar
3,50 juta rupiah. Nilai ini mengalami penurunan 0,59% dibanding tahun 2007
yang sebesar 3,52 juta rupiah. Dari pertumbuhan PDRB perkapita, terlihat bahwa
adanya perbaikan pendapatan walau masih mengalami pertumbuhan negatif.
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9
PDRB Per-kapita dan Pendapatan Regional Per-kapita
Kota Subulussalam Tahun 2008
PDRB Per Kapita Pendapatan Regional Per Kapita
Tahun Pertumbuhan Pertumbuhan
Nilai (Rupiah) Nilai (Rupiah)
(%) (%)
ADHB
2004 4.164.947,94 - 3.942.483,54 -
2005 4.170.082,25 0,12 3.947.706,02 0,13
2006 4.207.584,79 0,90 3.986.422,38 0,98
2007 4.275.049,47 1,60 4.050.670,67 1,61
2008 4.400.793,26 2,94 4.173.889,46 3,04
ADHK
2004 3.893.194,32 - 3.683.589,22 -
2005 3.834.194,41 -1,52 3.628.572,71 -1,49
2006 3.786.449,55 -1,25 3.583.414,41 -1,24
2007 3.724.240,56 -1,64 3.542.424,61 -1,65
2008 3.702.168,02 -0,56 3.503.536,32 -0,59
Sumber : BPS Kab. Aceh Singkil dan BAPPEDA Kota Subulussam, 2009
IV - 19
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 4,2, Arah Pengembangan Pembangunan Kota Subulussalam
IV - 20
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 4.3. Indikasi Arah Pengembangan
IV - 21
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
BAB V
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
DI KOTA SUBULUSSALAM
Bagian ini memuat pemetaan potensi, masalah, tantangan, hambatan, serta isu
strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Subulussalam
sebagai bagian dari lingkup kegiatan Identifikasi potensi dan permasalahan. Bagian ini
terdiri atas 4 (empat) kajian yaitu Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program
Pembangunan Kota, Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota, serta
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, Kajian Isu-isu
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, Kajian Potensi, Permasalahan,
dan Tantangan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan di kota
Subulussalam.
V-1
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Adapun hasil kajian ini berupa tabel rekap kebijakan dan strategi dari tiap
dokumen kebijakan yang tertuang dalam tabel 5.1. Hasil lainnya adalah peta arahan
kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan, yang memuat alokasi ruang dari
kebijakan dan strategi tersebut sebagaimana tertuang dalam gambar 5.1 dilengkapi
dengan kajian sinkronisasi kebijakan dan strategi yang tertuang dalam tabel 5.2.
Tabel 5.1.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Sumber Muatan
No
Dokumen Kebijakan Strategi Program
Dokumen Perencanaan Pembangunan
1 RPJPD
2 RPJMD Visi; ”Terwujudnya Masyarakat Strategi terkait;
Kota Subulussalam Yang
Berkualitas, Sejahtera, Aman,
Damai Dan Bermartabat Tahun
2013
Misi
Melaksanakan syari’at islam Mengembangkan Sumber air
secara kaffah dalam berbagai baku untuk penyediaan air
aspek kehidupan, tanpa bersih
mengenyampingkan nilai
kebangsaan dan sikap
nasionalis.
Peningkatan Sumber Daya Terwujudnya pengelolaan
Manusia:. limbah yang efektif dan bernilai
ekonomi, melalui strategi
mereduksi dan meningkatkan
pemanfaatan kembali limbah
padat (sampah).
Pemberdayaan ekonomi Membentuk struktur ruang kota,
Meningkatkan kualitas Mengendalikan pemanfaatan
pelayanan dan pemerataan ruang
kesehatan, serta membangun
infrastruktur kesehatan sampai
kepedesaan.
V-2
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Mewujudkan iklim kehidupan
masyarakat yang damai dan
tertib dengan mengedepankan
prinsip musyawarah untuk
mufakat sesuai dengan adat
istiadat setempat dalam rangka
menciptakan kelanggengan
proses pembangunan yang akan
atau yang dilaksanakan.
Mengembangkan dan membina
kebudayaan daerah dalam
rangka eksistensi dan
kelestarian warisan budaya
leluhur daerah.
Memelihara dan meningkatkan
objek wisata yang sudah ada
melalui kemasan yang inovatif
dan produktif serta bernafaskan
islami.
3 RPiJMD
Renstra
4 SKPD
5 APBD
RTRW
1 Propinsi
V-3
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Peningkatan pelayanan Meningkatkan pelayanan energi
prasarana lainnya untuk di Kota Subulussalam;
mendorong kenyamanan dan Mendorong pengembangan
kesejahteraan masyarakat dan jaringan telekomunikasi di
untuk menjaga kelestarian seluruh Kota Subulussalam;
lingkungan hidup Meningkatkan pelayanan
jaringan sumber daya air di
Kota Subulussalam;
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan air minum
di Kota Subulussalam;
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan air limbah
di Kota Subulussalam;
Meningkatkan pengelolaan
persampahan di wilayah kota
dengan melibatkan masyarakat;
Menata jaringan drainase yang
terpadu dan terkoneksi;
Mengatur penempatan jalur
pejalan kaki yang fungsional
dan tetap memperhatikan
keindahan; Mengembangkan
jalur evakuasi bencana.
Pelestarian kawasan lindung Menetapkan kawasan lindung
untuk menjaga kelestarian sesuai dengan fungsinya dan
lingkungan Kota Subulussalam ketentuan peraturan yang
dengan berbasiskan mitigasi berlaku; Mempertahankan
bencana; kawasan berfungsi lindung
sesuai dengan kondisi
ekosistemnya
Pengembangan kawasan Menetapkan kegiatan-kegiatan
budidaya dengan utama pada pusat-pusat
mempertimbangkan kelestarian pelayanan untuk kesejahteraan
lingkungan dan penegakkan masyarakat; Mengembangkan
syari’at Islam untuk kepentingan kegiatan-kegiatan untuk
kesejahteraan masyarakat; perwujudan pola ruang
berlandaskan mitigasi bencana
dan syari’at Islam.
Peningkatan investasi dan Mengembangkan kawasan
perekonomian di kawasan- strategis ekonomi.
kawasan yang ditetapkan
sebagai kawasan strategis;
Peningkatan pengembangan Mengembangkan kawasan
kawasan lindung sebagai strategis lingkungan.
kawasan strategis lingkungan;
V-4
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Peningkatan fungsi kawasan Mengembangkan kegiatan budi
untuk Pertahanan dan daya secara selektif di dalam
Keamanan Negara. dan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan
untuk menjaga fungsi
pertahanan dan keamanan;
Turut serta memelihara dan
menjaga aset-aset
Pertahanan/TNI.
Tujuan penataan ruang;
MEWUJUDKAN KOTA 1.Meningkatkan pelayanan
SUBULUSSALAM SEBAGAI energi di Kota Subulussalam;
KOTA PUSAT AGROINDUSTRI
MANDIRI YANG SEJAHTERA,
ISLAMI DAN RAMAH
LINGKUNGAN.
2.Mendorong pengembangan
jaringan telekomunikasi di
seluruh Kota Subulussalam;
3.Meningkatkan pelayanan
jaringan sumber daya air di
Kota Subulussalam;
4.Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan air minum
di Kota Subulussalam;
5.Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan air limbah
di Kota Subulussalam;
6.Meningkatkan pengelolaan
persampahan di wilayah kota
dengan melibatkan masyarakat;
7.Menata jaringan drainase
yang terpadu dan terkoneksi;
8.Mengatur penempatan jalur
pejalan kaki yang fungsional
dan tetap memperhatikan
keindahan;
9.Mengembangkan jalur
evakuasi bencana.
3 RP4D Kota
1 Studi
Penataan
Hunian
Kota
V-5
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 5.1.
Peta kebijakan dan strategi pembangunan kota Subulussalam
V-6
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 5.2.
Sinkronisasi arah kebijakan kota Subulussalam
Poin RSSani RP
yang RPJP RPJMD RTRW RP4D tasi Samp
No diamati Kota Kota Kota Kota Kota ah
1 VISI
2 MISI
KEBIJAKA
3 N
4 STRATEGI
5 RENCANA
ADA
ADA dan terkait dengan kebijakan lainnya
V-7
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 5.3
Arah pengembangan kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
V-8
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Normalisasi sungai untuk
mengurangi banjir
Terbangunnya saluran drainase
Terbangunnya saluran drainase
dan gorong-gorong
Tersedianya jaringan dan sarana
air bersih
Terbangunnya jaringan air bersih
bagi kawasan perumahan di 5
kecamatan
Tersedianya sumber air bagi
masyarakat dengan uji kualitas air
Tersedianya masterpalan hutan
kota
Tertanamnya tanaman penghijauan
untuk kota
Tertatanya Ruang terbuka hijau di
Kota Subulussalam
Terpeliharanya ruang terbuka hijau
Tersedianya tong sampah sampai
dengan 257 unit
V-9
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
V - 10
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 5.2 :
Arah pengembangan kota, serta pembangunan PIP
DALAM A3
V - 10
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 5.3 :
Indikasi arah pembangunan PIP
V - 11
PT. MITRAPLAN KONS
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 5.4
kondisi eksisting pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan
kota Subulussalam
ASPEK
TINGKAT
YANG SEBARAN KUALITAS
PELAYANAN
DIAMATI
Air Bersih Simpang kiri tidak merata terlayani (4 desa dari 14 desa)
Penanggalan tidak merata terlayani ( 5 desa dari 10 desa )
Sultan Daulat tidak merata belum
Rundeng tidak merata terlayani pasar Rundeng, muara
batu-batu ( 24 desa 2 terlayani)
V - 12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Longkib tidak merata belum terlayani air bersih
Sambungan yang terlayani Tersebar di 5 kecamatan, Tingkat kebocoran >25%.
baru mencakup 38 % dari terutama pusat kecamatan
perumhan yang ada.
Persampahan pusat kota Ssalam terlayani merata di 4 desa Simpang 64% terlayani di 6 desa
namun sebagai Penanggalan kiri - 2 desa di
belum terlayani Penanggalan
3 Kcmtn belum belum Pengangkatan tiap hari rutin
terlayani
TPA belum serah terima
operasional
Wilayah yang terlayani Tersebar di seluruh kota TPS – TPST – TPA
<20%, yang masuk ke TPA
15%.
Jalan 6 desa Simpang kiri / 3 desa jalan hotmix merata di 4 PNPM untuk jalan beton
Lingkungan Penanggalan desa
Jaringan 6 desa belum terlayani-3 Lae Motong kec. rata rata terlayani baik
listrik desa di Rundeng / 3 desa di Penanggalan 25 KW
Longkib
V - 13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
PLTMH potensi
pengambangan di 4 lokasi
4 desa SK 2 desa
Penanggalan / telpon
Penerangan 6 desa belum terlayani Rundeng dan Longkib Kondisi fisik lampu kurang baik
lampu jalan Rundeng 3 / Longkib 3 desa belum terlayani dan penyebaran tidak merata
Lingkungan Kualitas Lingkungan hidup wilayah hutan lindung, dokumen KLHS sedang disusun
Hidup perkotaan perkebunan, pertanian dan
sungai
Perhubungan terminal C Subulussalam Lokasi terminal di Jambi Kumuh dan perlu perawatan
Baru, Rundeng,
Penanggalan
Terminal bantu di Jambi Baru
Terminal bantu di Rundeng
V - 14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gedung pengujian PKB
Ssalam
Rest area di Lae Ikan (RTRW
propinsi)
Kecamatan Penanggalan
Transportasi Dermaga JT 10 ton 2 unit Tidak merata hanya di tidak populer sebagai angkutan
sungai dermaga tradisional massal
1 di Sultan Daulat
1 di Rundeng
Sesuai dengan RTRW Kota Subulussalam dinyatakan bahwa isu strategis yang
berkaitan dengan kebijakan penataan ruang dalam hal pengembangan Kota
V - 15
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Subulusalam ke depan terdapat beberapa isu strategis yang dihadapi, antara lain
sebagai berikut:
1. Kota Subulussalam diarahkan sebagai pusat pertumbuhan Aceh bagian selatan
(PKW-P usulan dari RTRW Provinsi Aceh);
2. Memiliki potensi yang besar dibidang perkebunan sehingga cocok untuk
pengembangan kawasan Agroindustri;
3. Kota Subulussalam berada di daerah pintu gerbang pintu Provinsi Aceh di bagian
Selatan dan merupakan wilayah transit yang potensial untuk pengembangan sector
jasa transportasi dan perdagangan;
4. Adanya rencana pengembangan Food Estate dalam mengatasi krisis bahan
pangan daerah Kota Subulussalam yang pada saat sekarang ini masih
didatangkan dari daerah luar, seperti dari daerah Provinsi Sumatera Utara;
5. Aksesibilitas yang masih terbatas terhadap kawasan-kawasan tertentu di wilayah
Kota Subulussalam, sehinga menyebabkan belum terintegrasinya kawasan
Subulussalam bagian utara-barat dengan kawasan bagian selatan-timur;
6. Kawasan yang rawan terhadap bencana longsor, banjir dan gempa.
Tabel 5.5
Matrik Isu-isu Pembangunan Permukiman
V - 16
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Kota Subulussalam
V - 17
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Persampah Baru 25% dari kawasan Dalam jangka waktu 5 Tingkat pelayanan
an permukiman yang terlayani tahun akan ditingkatkan sampah < 25 % dari
dari 775 SR menjadi 2100 kawasan permukiman.
SR
Hanya kawasan pusat kota TPA belum serah terima
(Kec. Pananggalan) yang
baru terlayani.
peralatan gedung mesin
belum ada
pelayanan 3 kecamatan
pengelolaan sampah
profesional
Air Bersih Kota dilewati oleh beberapa Peningkatan cakupan Tingkat pelayanan PDAM
sungai dengan kondisi aliran pelayanan PDAM < 5% dari jumlah rumah
yang kontinyu dan dengan tangga yang ada.
kualitas yang memenuhi nilai
ambang batas sebagai
sumber air baku untuk air
bersih.
V - 18
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Pada beberapa jaringan Kombinasi perencanaan DED sudah ada Jaringan
jalan, saluran drainase yang sistem drainase primer ke sungai belum
terpasang merupakan terbangun
saluran drainase alami dan
buatan.
V - 19
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
masyarakat
Jaringan daerah alairan DAS / seluler Pemerataan pelayanan sekolah belum terlayani
Komunikasi belum ada jaringan komunikasi jaringan komunikasi
internet
4 desa SK 2 desa desa belum terlayani
Penanggalan / telpon jaringan komunikasi
internet
23 tower BTS 4 perusahaan 68 desa dari 74 belum
terlayani jaringan telkom
(5 kecamatan)
V - 20
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
RTH/RTNH 1 wilayah 3 HA YANG perencanaan wilayah Pemenuhan 30 % RTH
DIKELOLA 1 Ha RTH/RTNH secara
komprehensif
Taman Kehati 2012 di belum teridentifikasi titik
Simpang Kiri 0,5 Ha lokasi RTH
Perhubung Terminal C Subulussalam Masih bercampurnya fungsi Perlu zonasi ulang fungsi
an Lokasi terminal di Jambi pasar dan terminal pasar dan terminal
Baru, Rundeng,
Penanggalan kumuh dan
perlu perawatan
Perlunya terminal bantu Rencana Terminal bantu di Perlu terminal di tiap IKK
Jambi Baru
V - 21
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Transporta Dermaga JT 10 ton 2 unit Tidak merata hanya di Belum tersedia angkutan
si sungai dermaga tradisional umum sungai
TAMBAHAN
MATERI
Pariwisata Lokasi penataan Rencana pengembangan Penggalian nilai sejarah
NanTampukMAs di Lae kawasan pariwisata kota
Bersih Kec. Penanggalan
Air terjun SKPC Akses jalan ke lokasi
Penuntungan kec wisata belum baik
Penanggalan
Wisata arung jeram di desa diperlukan Peralatan
Sikelang (Lae Kombih) kec arung jeram, prasarana
Penanggalan (kalender dan promosi
nasional)
Lae Pendulangan / irigasi di pembangunan prasarana
Sultan Daulat wisata (hotel dll)
V - 22
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
menyelenggarakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan.
Identifikasi ini dilakukan dengan metode Analisis SWOT untuk memetakan
potensi, permasalahan tantangan, dan hambatan dalam pembangunan dan
permukiman perkotaan kemudian dilakukan diskusi mencapai kesepakatan yang
dilengkapi dengan pemetaan spasial potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan
pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
Kajian ini juga melaksanakan Review RPJM dan Dokumen RTRW kota
Subulussalam mengenai skenario pembangunan infrastruktur permukiman. Hasil
kajian ini adalah berupa matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan yang memuat informasi mengenai sektor terkait pembangunan
kawasan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, potensi pembangunan,
permasalahan pembangunan, peluang pengembangan, dan tantangan pengembangan
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5.6 berikut ini :
Tabel 5.6
Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Kota Subulussalam
V - 23
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
N SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN PELUANG TANTANGAN
o PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
1 Kawasan Terdapat beberapa Infra struktur dan Tersedianya lahan yang Penyebaran pola
Permukima pusat pertumbuhan sarana prasarana memungkinkan permukiman model 'lompat
n permukiman tingkat hunian kurang pengembangan katak" dan tidak
Kecamatan dan IKK memadai permukiman terkonsentrasinya pola
permukiman yang
menyebar
Kawasan pemukiman aksesibilitas kurang Tumbuhnya pusat Jumlah penduduk menetap
campuran strata – ekonomi yang kurang
rendah-menengah-atas mengkonsentrasikan
permukiman baru
Tidak terdapat Kondisi rumah tidak Penyediaan hunian Kota Subulussalam hanya
kawasan kumuh yang layak huni pada kawasan sebagai kota transit
mencolok permukiman dengan
tingkat aksesibilitas
yang baik ke pusat kota
Munculnya bangkitan
kegiatan perekonomian
di pusat kota
2 Air Bersih Terdapat jaringan Sambungan yang Tersedia alokasi dan Tingkat kebocoran >25%.
primer air bersih terlayani baru yang cukup
mencakup 38 % dari
perumhan yang ada.
3 Sanitasi / Telah ada DED di Saluran lingkungan pekerjaan langsung Terdapat wilayah rawan
Air Limbah kawasan simpang kiri belum terintegrasi dengan drainase banjir, luas kawasan yang
terlayani oleh jaringan
drainase baru 15%.
Drainase parit tertutup dengan Aplikasi belum jaringan kota ke sungai Jaringan drainase masih
manhole konsisten dengan kondisi alam miring ke menjadi satu dengan
perancangan sungai sistem sanitasi kota
Tersebar di 5 Rumah tangga di
kecamatan, terutama kawasan permukiman
pusat kecamatan perkotaan yang
terlayani sistem
sanitasi baru 40%
V - 24
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Sistem sanitasi masih
menjadi satu dengan
jaringan drainase kota
4 Persampah pusat kota Ssalam 64% terlayani di 6 Tersedianya lahan TPA Perlu sistem persampahan
an terlayani namun desa terpadu terintegrasi
sebagai Penanggalan
belum terlayani
Tersebar di seluruh
kota
Wilayah yang terlayani
<20%, yang masuk ke
TPA 15%.
5 Jalan 6 desa Simpang kiri / 3 Perawatan adanya PNPM untuk Sebagian kecil merupakan
Lingkungan desa Penanggalan kurang jalan beton swadaya masyarakat dan
sebagian jalan lingkungan
kondisinya buruk
6 Jaringan 6 desa belum terlayani- Masalah pembebasan rata rata terlayani baik
listrik 3 desa di Rundeng / 3 / ganti rugi pohon
desa di Longkib
Lae Motong kec.
Penanggalan 25 KW
V - 25
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Jaringan 23 tower BTS 4 daerah alairan DAS /
Komunikasi perusahaan seluler belum ada
sekolah belum
terlayani jaringan
komunikasi internet
desa belum terlayani
jaringan komunikasi
internet
68 desa dari 74 belum
terlayani jaringan
telkom (5 kecamatan)
V - 26
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
9 RTH/RTNH 1 wilayah 3 HA YANG Belum tertatanya
DIKELOLA 1 Ha RTH/RTNH
Pemenuhan 30 % RTH
Taman Kehati 2012 di Tidak semua kawasan
Simpang Kiri 0,5 Ha permukiman memiliki
RTH/RTNH.
belum teridentifikasi titik
lokasi RTH
Hutan kota (kehutanan)
di Jontor
Tersebar di 5
kecamatan, terutama Perlunya penataan
pusat kecamatan RTH/RTNH ditingkat
kebijakan dan
implementasinya
1 Perhubung terminal C Masih bercampurnya Kumuh dan perlu Perlu terminal di tiap IKK
0 an Subulussalam fungsi pasar dan perawatan
terminal
Terminal bantu di Gedung Pengujian : Belum tersedianya simpul
Jambi Baru alat belum ada, akses transportasi jalan :jaringan
jalan belum ada, SDM jalan perkotaan
belum bersertifikasi
Belum tersedianya
Lokasi terminal di angkutan umum
Jambi Baru, Rundeng, pedesaan dan
Penanggalan perkotaan
diperlukan Sistem dan
rambu transportasi
jalur rawan bencana
V - 27
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
1 Pariwisata Lokasi penataan Di kecamatan Penggalian nilai sejarah
2 NanTampukMAs di Lae Penanggalan, Sultan
Bersih Kec. Daulat, Rundeng,
Penanggalan Pusat kota
Subulussalam,
Simpang Kiri
Air terjun SKPC sederhana dan kurang Akses jalan ke lokasi
Penuntungan kec pembinaan wisata wisata belum baik
Penanggalan
Wisata arung jeram di diperlukan Peralatan arung
desa Sikelang (Lae jeram, prasarana dan
Kombih) kec promosi
Penanggalan (kalender
nasional)
Lae Pendulangan / pembangunan prasarana
irigasi di Sultan Daulat wisata (hotel dll)
V - 28
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dalam konteks penyelenggaraan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman.
Hasil rumusan yang telah dilaksanakan ini disajikan berupa tabel kebutuhan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Tabel ini memuat informasi
mengenai potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan, karakteristik kawasan, dan kebutuhan pengembangan (Tabel 5.7) dan tabel
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (Tabel
5.8).
Tabel 5.7
Kebutuhan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan
Kota Subulussalam
Kawasan permukiman yang Kawasan permukiman eksisting Sosialisasi tata ruang tingkat RTBL
berkembang belum teridentifikasi berkembang tidak sesuai dengan
dalam tingkat kesesuaian dengan arahan kebijakan tata ruang namun
kebijakan penataan ruang dalam tingkat wajar
V - 29
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
lahan pertanian sawah
Potensi pariwisata yang dapat Potensi pariwisata secara ekonomi Pengembangan permukiman
dikembangkan sebagai pendukung mengundang bangkitan lahan dengan memperhatikan kelestarian
pengembangan perekonomian perumahan sekitar sebagai lingkungan dan perlindungan
wilayah pelengkap berkehidupan di lokasi kawasan wisata, pengembangan
tersebut infrastruktur pendukung kegiatan
wisata
Kondisi fisik dan ketersediaan lahan Munculnya perumahan formal oleh Pembangunan kawasan perumahan
yang memadai bagi pembangunan pengembang maupun program baru yang juga dapat dijangkau
permukiman transmigrasi perkebunan oleh masyarakat berpenghasilan
rendah pada lahan yang sesuai
Belum optimalnya pelayanan Pelayanan infrastruktur Peningkatan pelayanan jaringan
infrastruktur permukiman permukiman yang perlu infrastruktur permukiman perkotaan
mengantisipasi arah perkembangan
permukiman
Pengembangan kawasan Terjadi pemanfaatan lahan kota Peningkatan kualitas permukiman
permukiman padat di pusat kota dengan pola mixed use dan pembangunan hunian vertikal
menyebabkan kekumuhan
percampuran fungsi
Pengembangan permukiman di permukiman tradisional tepi sungai Pengelolaan kawasan sempadan
sepanjang sempadan sungai tidak mengindahkan aturan DAS sungai (revitalisasi) dan pembinaan
masyarakat sadar lingkungan
Tabel 5.8
Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman
V - 30
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
dan Infrastruktur Perkotaan kota Subulussalam
TUJUAN KEBIJAKAN
Terwujudnya permukiman yang sehat dan berkualitas 1.Pembangunan perumahan layak huni yang sehat dan
dengan pelayanan infrastruktur perkotaan yang berkualitas dengan memanfaatkan ketersediaan lahan
optimal sebagai pendukung kegiatan agribisnis yang secara proporsional yang memperhatikan kelestarian
berkelanjutan menuju masyarakat maju, sejahtera lingkungan.
dan mampu berkompetisi
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan 2.Pengendalian lingkungan permukiman perkotaan dalam
bebas kumuh bagi semua masyarakat mewujudkan permukiman yang sehat, aman, serasi,
produktif dan berkelanjutan.
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman 3.Pembangunan infrastruktur perkotaan yang mendukung
dan perkotaan yang berkualitas pemenuhan kebutuhan dasar dan berkualitas dalam
mendukung pengembangan ekonomi wilayah berbasis
agribisnis
4.Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air minum,
drainase, air limbah, persampahan) yang memadai
sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
5.Penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada
pusat-pusat pelayanan.
V - 31
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
BAB VI
KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
SUBULUSSALAM
VI - 1
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 6.1
Kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan
VI - 2
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VI - 3
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.1. Peta Sebaran Permukiman Dataran
Type Permukiman Dataran PUSAT KOTA
KEY PLAN KAWASAN Type permukiman kawasan pusat kota Simpang kiri dan
Penanggalan berupa permukiman penduduk urban peralihan
antara rumah konstruksi kayu menuju konstruksi batu bata,
saluran drainase kota telah ada sebagian berupa saluran kota
terbuka, kondisi jalan primer dan sekunder aspal baik, trotoar
tanah minim penghijauan kota, air bersih PDAM terbatas
VI - 4
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.2. Peta Sebaran Permukiman Tepi sungai (riverfront) Type Permukiman Tepi Sungai JAMBI BARU
Type permukiman kawasan Jambi Baru berupa permukiman
KEY PLAN KAWASAN penduduk tepi air / riverfront urban rumah konstruksi panggung
kayu, sebagian permukiman kumuh, saluran drainase langsung
menuju sungai, sebagian berupa saluran kota terbuka, kondisi
jalan primer dan sekunder aspal dan beton, trotoar tanah minim
penghijauan kota, air bersih PDAM terbatas
VI - 5
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VI - 6
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Secara umum terdapat setidaknya 3 (tiga) kawasan permukiman yang
mempunyai pola percepatan pembangunan minimal suatu kawasan permukiman
bernuansa urban yang ditandai dengan awal pertumbuhan peralihan suasana
pedesaan menjadi perkotaan dari segi fisik sarana dan prasarana infrastruktur yang
kurang memadai maupun kegiatan perekonomian urban Citra kawasan menunjukkan
kondisi peralihan suasana desa-kota sebagai suatu kawasan periphery.
Ke tiga kawasan tersebut adalah kawasan Pusat kota (Kecamatan Simpang Kiri
dan Penanggalan), kawasan tepi sungai (Kecamatan Jambi Baru) dan kawasan tepi
sungai (Kecamatan Rundeng).
VI - 7
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 6.2.
Urutan kawasan prioritas pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan Subulussalam
Konsep
Kawasan Prioritas Nama Desa Nama Kecamatan Pembangunan
Kawasan
Kawasan Proritas Simpang Kiri Permukiman Kota
1
Simpang Kiri Permukiman Kota
Simpang Kiri Permukiman Kota
Penanggalan Permukiman Kota
Kawasan Prioritas Gelombang Riverfront
2 Development
Jambi Baru Permukiman Kota
Kawasan Prioritas Rundeng Riverfront
3 Developmenty
Rundeng Permukiman Kota
VI - 8
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.5.
Kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
kota Subulussalam
DALAM A3
VI - 9
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.6.
Suasana Kawasan Simpang Kiri kota Subulussalam
VI - 10
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.7.
Kawasan Penanggalan
VI - 11
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Kondisi topografi Kawasan Pusat Kota dalam skala regional berada pada
kemiringan 0-15%, yang secara umum sesuai untuk pengembangan permukiman
perkotaan. Dalam skala yang lebih mikro, kawasan ini berada pada kemiringan 0-8%.
Kondisi topografi tersebut merupakan kondisi yang relatif datar sehingga tidak akan
menemukan hambatan yang cukup signifikan dalam pengembangan ruang-ruang
VI - 12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
terbangun. Jika dikaitkan dengan kesesuaian pengembangan kawasan berdasarkan
klasifikasi kemiringan lereng yang dikembangkan oleh Maberry (1972), maka dapat
diketahui bahwa sebagian besar aktifitas perkotaan sesuai untuk dikembangkan di
kawasan ini. Untuk lebih jelasnya jenis aktifitas yang direkomendasikan untuk
dikembangkan berdasarkan kemiringan lereng yaitu sebagai berikut.
VI - 13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.8.
Peta satuan kemampuan lahan
DALAM A3
VI - 14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Pengembangan kawasan Pusat Kota diarahkan sebagai pusat primer Kota
Subulussalam dengan fungsi perdagangan dan jasa skala kota, perumahan kepadatan
sedang hingga tinggi berikut fasilitas pendukungnya, pusat pelayanan pergerakan
(transportasi), pusat pemerintahan kota, pusat pendidikan dan kesehatan skala kota,
pertahanan dan keamanan, pusat pelayanan olahraga skala kota, ruang terbuka hijau
skala perkotaan serta kawasan sosial budaya.
Pada bagian selatan terdapat Sungai Lae Kombih yang mengalir ke arah barat
dan bermuara di Sungai Lae Soraya. Hal ini harus dipertimbangkan dalam
pengembangan ke depan, dimana daerah sekitar Sungai Lae Kombih harus dilindungi,
mengingat bagian Sungai Lae Kombih pada kawasan perencaan merupakan daerah
hulu sungai. Sehingga pada daerah hulu sungai ini harus sedapat mungkin diupayakan
untuk dilindungi agar tidak tercemar oleh perkembangan kawasan pusat kota. Oleh
karena itu, penyediaan ruang terbuka hijau lebih direkomendasikan untuk daerah
sekitar Sungai Lae Kombih. Keberadaan Sungai Lae Kombih di bagian selatan dapat
pula berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai aliran drainase kawasan, karena aliran
sungai ini dalam draft RTRWK diarahkan sebagai drainase primer kota, serta bermuara
di Sungai Lae Soraya yang juga diarahkan sebagai drainase primer Kota
Subulussalam. Berdasarkan kondisi daya dukung kawasan, maka pengembangan
kawasan permukiman perkotaan pada kawasan prioritas 20 tahun ke depan tidak akan
menemukan kendala pengembangan yang signifikan.
VI - 15
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Kawasan pertahanan dan keamanan; Kawasan pusat pelayanan olahraga skala kota;
Ruang terbuka hijau skala perkotaan dalam bentuk taman kota dan jalur hijau jalan
serta kawasan sosial budaya. Untuk menjamin bahwa fungsi-fungsi tersebut bisa
berjalan dengan baik, maka aksesibilitas menuju kawasan pusat kota pun harus dalam
kondisi yang memadai. Agar kawasan-kawasan lain bisa mengakses fungsi pelayanan
yang disediakan.
Pada Kawasan pusat Kota, berdasarkan data yang ada, jaringan jalan yang
sudah terdata panjangnya mencapai 9.77 Km dengan kondisi permukaan jalan adalah
100 % aspal. Sedangkan untuk jalan-jalan yang belum terdata, perkerasan jalannya
terdiri dari aspal, telford dan tanah. Jalan yang telah diaspal sebagian besar berada di
jalan-jalan utama, sedangkan kondisi jalan kerikil dan tanah sebagian besar
merupakan jalan lingkungan.
Gambar 6.9.
Kondisi Jaringan Jalan Kawasan Pusat Kota
Tabel 6.3
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kawasan pusat kota
VI - 16
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
tahun 2010
Pada kawasan pusat kota terdapat dan direncanakan terminal yang merupakan
terminal yang akan melayani Kota Subulussalam. Terminal yang dikembangkan di Kota
Subulussalam adalah terminal penumpang dan/atau terminal barang, yaitu terminal
terpadu tipe C Subulussalam dan terminal terpadu tipe B di Kuta Cepu.
Penentuan lokasi terminal penumpang dan/atau terminal barang dilakukan
dengan memperhatikan rencana kebutuhan Terminal yang merupakan bagian dari
Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penataan ruang di kawasan
dan di sekitar terminal serta di sepanjang jalan harus memperhatikan rencana
pengembangan transportasi jalan dan ketentuan keselamatan transportasi jalan.
Angkutan umum yang terdapat di Kawasan Pusat Kota terdiri dari kendaraan
becak motor dan angkutan mobil penumpang. Angkutan umum yang ada belum
mempunyai trayek yang jelas namun sudah mampu melayani pergerakan baik internal
maupun eksternal kawasan Pusat Kota. Kondisi eksisting saat ini, ketersediaan
angkutan dalam melayani kebutuhan pergerakan masyarakat sudah cukup memadai
VI - 17
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
namun ketidak jelasan trayek dan waktu operasi membuat pelayanan angkutan umum
ini belum maksimal. Dinas perhubungan merencanakan penyediaan micro bus yang
salah satunya akan melayani Kecamatan Penanggalan yang salah satu desanya
termasuk di Kawasan Pusat Kota.
Gambar 6.10
Angkutan umum di Kawasan Pusat Kota
VI - 19
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
itu, kegiatan perdagangan dan jasa juga berkembang hingga ke dalam blok
kawasan akibat tarikan kegiatan terminal dan pasar. Kegiatan perdagangan dan
jasa yang dominan pada kawasan ini adalah rumah toko (ruko).
- Penggunaan Fasilitas Umum. Sebagai pusat pelayanan utama Kota
Subulussalam, kawasan prioritas memiliki ketersediaan fasilitas umum dan sosial
yang lebih memadai dibandingkan kawasan lainnya. Pada kawasan prioritas
telah terdapat fasilitas pendidikan, kesehatan dan peribadatan, yang diakses baik
oleh penduduk yang tinggal pada kawasan maupun di luar kawasan. Pola
sebaran fasilitas umum ini terdapat di koridor jalan teuku umar, serta pada pusat-
pusat lingkungan di dalam blok kawasan, mendekati perumahan penduduk.
Fasilitas lainnya yang terdapat di kawasan prioritas adalah pusat pelayanan
transportasi (terminal) yang melayani pergerakan perkotaan-perdesaan.
- Penggunaan RTH Perkotaan. RTH perkotaan pada kawasan prioritas terdiri dari
taman kota dan taman-taman lingkungan yang tersebar pada kawasan
permukiman penduduk. Taman Kota di kawasan prioritas adalah lapangan
beringin yang saat ini berfungsi sebagai alun-alun Kota Subulussalam.
Sedangkan taman lingkungan Kota Subulussalam tersebar di pusat-pusat
permukiman penduduk, yang pada umumnya merupakan taman olahraga.
Sementara itu RTH jalur hijau terdapat pada median jalan Teuku Umar.
- Penggunaan Ruang Terbuka dan Perkebunan. Kendati merupakan pusat kota,
pada kawasan prioritas masih dominan penggunaan non terbangun baik dalam
bentuk semak belukar maupun perkebunan. Penggunaan lahan non terbangun
ini dominan berada di bagian selatan kawasan yang berbatasan langsung
dengan Sungai Lae Kombih, serta pada bagian utara kawasan yang bercampur
dengan kegiatan perumahan penduduk. Selain berupa lahan non produktif
semak belukar, pada beberapa bagian kawasan yang merupakan perkebunan
juga merupakan lahan produktif yang digarap masyarakat setempat.
VI - 20
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.11.
Gambaran Kondisi Penggunaan Lahan Kawasan
Tabel 6.4
Luas penggunaan Lahan Kawasan
Persentase(%
Penggunaan Tanah Luas (Ha) )
Fasum dan Fasos 5,96 0,29
Jalan 34,57 1,66
Kesehatan 6,59 0,32
Lahan Terbuka 376,26 18,08
Lapangan 1,63 0,08
Pariwisata 2,65 0,13
Pendidikan 10,34 0,50
Perdagangan dan Jasa 40,67 1,95
Peribadatan 2,36 0,11
Perkantoran 9,47 0,45
Perumahan 164,38 7,90
RTH 1.389,67 66,76
Semak 18,79 0,90
Terminal 18,33 0,88
Total 2.081,66 100,00
Sumber: Hasil Survey dan Pemetaan, 2010
VI - 21
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.12.
Peta penggunaan lahan pusat kota Subulussalam
DALAM A3
VI - 22
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VI - 23
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
masih rendah. Di Kota Subulussalam, kedalaman air sumur berkisar antara 3 – 16 m,
dengan kedalaman air 1 – 2 m, dengan kualitas yang bervariasi di setiap desa.
Sebagian desa, bekerja sama dengan Departemen Pekerjaan Umum, dalam program
PNPM Mandiri memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan memanfaatkan sumur
bersama. Bantuan penyediaan ini meliputi penggalian sumur, penyediaan wadah
penampungan air, dan kran distribusi. Penyediaan air bersih ini berbeda-beda untuk
tiap daerah, ada yang dibangun secara individual hanya untuk dimanfaatkan 1 rumah,
adapula yang dibangun di area terbuka dan dipergunakan secara bersama-sama untuk
penduduk satu desa.
Tabel 6.5.
Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh program pnpm mandiri
Bak
Sumur Sumur
Kecamatan Penampun MCK
Bor Gali
gan
Penanggalan 2 8 3 4
Rundeng 14 17 8
Simpang Kiri 2 16 15 4
Sultan Daulat 12 14 1
Total 4 50 49 17
Sumber: Data PNPM Kota Subulussalam, 2010
Air sungai menjadi alternatif berikutnya karena Kota Subulussalam dilewati oleh
beberapa sungai, yaitu Lae Kambih, Lae Soraya, Lae Bersih, dan Lae Ikan.
Masyarakat di sekitar sungai biasanya melakukan kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK)
di sungai yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka. Secara umum, PDAM masih
menjadi alternatif ketiga pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Subulussalam. Hal ini
dikarenakan pelayanan PDAM baru dapat mencakup 16% dari jumlah rumah tangga
yang terdata di Kota Subussalam. Jumlah tersebut terdapat pada 5 desa di 2
kecamatan,yaitu Desa Penanggalan, Desa Cepu (Kec. Penanggalan), Desa
Subulussalam, Desa Subulussalam Selatan, dan Desa Subulussalam Utara (Kec.
Simpang Kiri) (Gambar 0.2). Konsentrasi dari pelayanan PDAM terdapat di Desa
Penanggalan, terutama di koridor Jalan Teuku Umar yang merupakan koridor
perdagangan dan koridor pemukiman perkotaan.
VI - 24
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
PDAM Kota Subulussalam ini memiliki kapasitas pelayanan sekitar 761 SR
(sambungan rumah) dengan sumber air dari Sungai Lae Sireprep, dan dengan
kapasitas intake 20 lps. Lokasi PDAM berada pada wilayah Kecamatan Penanggalan,
tepatnya berada di dekat jembatan Sungai Lae Kambih, di ruas jalan menuju
Kabupaten Aceh Singkil. Posisi dari lokasi PDAM ini berada pada ketinggian yang lebih
rendah dibandingkan dengan Kawasan Perkotaan Subulussalam yang menjadi wilayah
pelayanan utamanya, hal tentunya berimplikasi pada kebutuhan pemompaan pada
operasi distribusinya. Sebenarnya masih terdapat 1 intake lain yang berpotensi untuk
dijadikan sumber fasilitas air bersih, yaitu di Rundeng. Akan tetapi intake tersebut saat
ini tidak beroperasi.
Di luar data yang telah dijelaskan di atas, sebagian kecil penduduk di
Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Penanggalan menggunakan mata air
sebagai sumber air bersihnya. Penduduk di daerah Kp. Kuta Cepu, Simpang Kiri,
karena letaknya di daerah perbukitan, menyebabkan dekat dengan sumber mata air.
Oleh karena itu penyediaan air bersih penduduk setempat berasal dari mata air
terdekat secara gravitasi melalui pipa-pipa atau selang yang dibangun mandiri oleh
setiap penduduk. Sementara di Kecamatan Penanggalan, yang menggunakan mata air
sebagai sumber air bersih adalah Kampong Lae Ikan. Mata air tersebut berasal dari
pegunungan setempat yang langsung disalurkan melalui pipa dan bak penampungan.
Pada mulanya penyaluran air bersih menuju rumah penduduk menggunakan pipa
PVC, tetapi karena pipa tersebut seringkali mengalami kebocoran akhirnya penduduk
mengambil air bersih dari bak penampungan dengan menggunakan wadah/ember. Air
bersih yang berasal dari mata air tersebut tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu
dan langsung digunakan oleh penduduk setempat untuk kegiatan rumah tangga.
Kualitas air bersih tersebut cukup baik, juga kuantitas, dan kontinuitasnya dapat
mencukupi kebutuhan penduduk setempat.
VI - 25
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Gambar 6.13
Bak Penampungan dan air bersih mata air
Untuk penyediaan air bersih ini, Kota Subulussalam dibagi menjadi 3 zona layanan:
Zona 1: Kecamatan Simpang Kiri dan Penanggalan. Kebutuhan air bersih untuk
seluruh zona akan dipenuhi oleh sistem perpipaan, dengan sumber air baku
dari Sungai Lae Sireprep.
Zona 2: Kecamatan Rundeng bagian Selatan dan dan Longkip. Sebagian
kebutuhan air bersih akan dipenuhi oleh sistem perpipaan dengan sumber air
VI - 26
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
baku dari Sungai Lae Soraya; sebagian kebutuhan air bersih akan dipenuhi
oleh sistem sumur gali.
Zona 3: Kecamatan Rundeng bagian Utara dan Sultan Daulat. Sebagian
kebutuhan air bersih akan dipenuhi oleh sistem perpipaan dengan sumber air
baku dari Sungai Lae Soraya; sebagian kebutuhan air bersih akan dipenuhi
oleh sistem sumur gali.
VI - 27
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Kota Subulussalam) bekerja sama dengan P2KP
(Program Pemberantasan Kemiskinan di Perkotaan). hampir di seluruh desa yang ada
di Kota Subulussalam. Pembangunan sarana dan prasarana meliputi pembangunan
MCK umum dan WC bersama.
Gambar 6.14.
Saluran Gret Water dan Kondisi MCK Penduduk
VI - 28
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Limbah dari kegiatan usaha yang besar, seperti hotel, puskesmas, dan klinik
belum memiliki IPAL sendiri. Sedangkan dari industri-industri kecil,
pembuangan limbah langsung ke saluran drainase tanpa diolah terlebih dahulu.
Sudah ada industri kelapa sawit yang memiliki IPAL dengan menggunakan
sistem kolam oksidasi bertingkat.
Sebagai tindak lanjut dari pelayanan pembuangan limbah, saat ini sedang
dilakukan pengembangan dengan melakukan perbaikan dan pembangunan MCK baru.
Fasilitas komunal ini diperuntukan bagi masyarakat yang belum memiliki jamban
sendiri. Berdasarkan kondisi yang ada, persoalan-persoalan yang dihadapi dalam
pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut:
Belum adanya instalasi pengolahan limbah, sehingga limbah rumah tangga
(grey water) dan limbah dari industri kecil/home industry dibuang langsung ke
saluran drainase.
Belum ada IPLT, sehingga tidak diketahui pembuangan lumpur tinja hasil
penyedotan/pengurasan dari tangki septik.
Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengolahan limbah.
Kota Subulussalam sering mengalami banjir jika terjadi hujan. Kondisi tersebut
diakibatkan oleh belum tersedianya jaringan drainase yang memadai. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas PU Kota Subulussalam, sebagian besar jalan di Kota
Subulussalam belum tersedia jaringan drainase. Jaringan drainase masih terputus-
putus dan terpusat di jalan arteri dan sebagian kolektor. Saluran drainase terbangun
hanya terdapat di pusat kota saja (jalan arteri primer dan sekunder), khususnya di
wilayah Kecamatan Simpang Kiri dan Penanggalan.
VI - 30
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Persoalan-persoalan eksisting berkaitan dengan sistem drainase kawasan prioritas
dan Kota Subulussalam secara umum adalah sebagai berikut:
Jaringan jalan belum tertata dengan baik, banyak jalan yang belum dilengkapi
dengan trotoar dan mengandalkan saluran drainase alami untuk pengalirannya.
Terdapat beberapa saluran drainase yang memiliki kapasitas lebih kecil
dibandingkan debit atau limpasan yang mengalir sehingga saluran tidak dapat
berfungsi secara optimal, begitu pula dengan gorong-gorong.
Banyaknya sampah dan lumpur menyumbat aliran air pada drainase di
kawasan prioritas. Hal ini juga berkaitan dengan kurangnya tingkat kesadaran
masyarakat terhadap kebersihan saluran.
Dengan adanya persoalan-persoalan sistem drainase di kawasan prioritas dan Kota
Subulussalam, menyebabkan adanya genangan pada daerah tertentu. Penyebab
genangan air yang terjadi adalah sebagai berikut:
Belum adanya saluran drainase di sebagian besar tempat, sehingga pada saat
hujan akan terjadi genangan pada bagian pinggir jalan.
Pada umumnya penyebab genangan air adalah curah hujan yang cukup tinggi,
sehingga saluran yang ada saat ini kadangkala tidak mampu menampung
curah hujan tersebut, namun hal ini tidak berlangsung lama.
Saluran drainase yang sudah ada sebagian besar berupa saluran drainase
alami dan tidak menerus sehingga tidak efektif mengatasi limpasan air hujan.
Dimensi saluran yang kurang maksimal pada saat hujan, maka perlu adanya
pengembangan untuk ukuran dimensi.
Penyebab lainnya yaitu masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang
membuang sampah, sehingga masih ada beberapa daerah yang
masyarakatnya membuang sampah ke saluran, sehingga terjadi pendangkalan
pada saluran dan juga adanya air/sampah kiriman dari pinggiran kota.
Gambar 6.15.
Pewadahan sampah di daerah perkotaan
VI - 32
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Pengelolaan persampahan oleh Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
Subulussalam juga meliputi penyediaan sarana dan prasarana persampahan seperti
bin (wadah sampah), arm roll truck, dump truck, TPS, dan TPA. Penyediaan bin
meliputi berbagai ukuran dan bentuk seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Keberadaan bin tersebar di sepanjang jalan arteri primer sampai ke kolektor sekunder.
Untuk tiap bangunan, ukuran dan bentuk bin bervariasi. Rata-rata volume bin dapat
menampung sampah sekitar 40 liter. Alat transportasi pengangkutan menggunakan
arm roll truck dan dump truck masing-masing 1 unit. Saat ini terdapat kegiatan
pemilahan secara informal yang dilakukan oleh para pemulung di TPS-TPS untuk jenis-
jenis sampah tertentu seperti sampah kertas, plastik, dan logam. Kegiatan ini masih
bersifat individual dan belum terorganisir dengan baik.
Gambar 6.16.
Kegiatan pengelolaan sampah
VI - 33
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TPA yang dimiliki oleh Kota Sabulussalam masih merupakan TPA sementara
dengan luas 3 Ha di Cepu, berjarak sekitar 10 km dari pusat kota, dan beroperasi
dengan sistem open dumping. Telah direncanakan bahwa TPA ini akan dipindahkan ke
TPA yang baru dengan luas sekitar 7 Ha.
Gambar 6.17
Tempat pembuangan akhir
VI - 35
PT. MITRAPLAN KONST
Tabel 16
Matriks Konsekuensi Dan Dampak Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan
ASPEK
STRATEGI
YANG
IMPLIKASI PROGRAM
DIAMATI
Strategi Skala Kota Subulussalam
STRATEGI SKALA KOTA Kebutuhan identifikasi wilayah kumuh kota Pendataan dan pemetaan wilayah permukiman
Permukiman Kebutuhan inventarisasi investasi daerah
Perencanaan dan pembangunan kumuh kota Subulussalam
infrastruktur permukiman pusat kota Kebutuhan data potensi ekonomi daerah Pengadaan dan peningkatan pelayanan jaringan
Subulussalam Kebutuhan identifikasi kawasan heritage daerah infrastruktur permukiman kota
Kebutuhan Kebijakan RTRW dan kebijakan tata Relokasi dan penataan permukiman kumuh di area
ruang daerah sempadan sungai
Kebutuhan kajian pariwisata daerah Penyusunan kebijakan pengembangan Sub Wilayah
Kebuthan kebijakan konservasi sumber daya Permukiman sesuai dengan arahan RTRW Kota
alam dan budi daya daerah Subulussalam
Pengembangan kawasan permukiman agroindustri
berbasis pemberdayaan pihak swasta.
Revitalisasi infrastruktur dan permukiman kawasan
bernilai budaya (heritage) di Rundeng
Penataan pengembangan wilayah permukiman
formal dan informal sesuai dengan kebijakan RTRW
Penyusunan regulasi IMB pembangunan
permukiman dan perumahan kota
Peningkatan pemberdayaan sosial -ekonomi
masyarakat dalam pembangunan permukiman sehat
Sosialisasi kebijakan pembangunan permukiman di
kota Subulussalam
VII - 15
STRATEGI SKALA KOTA Kebutuhan penyusunan kebijakan pengelolaan Penyusunan kebijakan pengelolaan sampah di
Persampahan
Peningkatan pelayanan pengelolaan sampah di wilayah dengan peruntukan fungsi wilayah dengan peruntukan fungsi campuran
persampahan kota Subulussalam campuran (terminal-pasar) (terminal-pasar)
Kebutuhan data kawasan penghasil timbulan Inventarisasi dan pemetaan kawasan penghasil
sampah kota timbulan sampah kota
Kebutuhan peralatan pengumpul dan Pengadaan peralatan pengumpul dan
pengangkutan sampah pengangkutan sampah
Kebutuhan lokasi TPS di wilayah permukiman Pembangunan TPS di wilayah permukiman dan
dan fasilitas umum fasilitas umum
Kebutuhan TPA baru dan penyediaan TPS di Peningkatan pelayananpengelolaan TPA baru dan
wilayah permukiman kota penyediaan TPS di wilayah permukiman kota
Penetapan pengelolaan sampah melalui SK
Walikota.
VII - 16
STRATEGI SKALA KOTA Kebutuhan perencanaan system pembuangan Penyusunan perencanaan system pembuangan
Air Limbah
Peningkatan pelayanan system limbah terpadu limbah terpadu permukiman dan industri
pembuangan limbah permukiman kota Kebutuhan prasarana dan sarana air limbah Peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana air
terpadu dengan recycling system pada skala kota dan limbah dengan recycling system pada skala kota
kawasan permukiman dan kawasan permukiman
Kebutuhan regulasi system pembuangan limbah Penyusunan kebijakan system pembuangan limbah
pabrik / industry skala kota pabrik / industry skala kota
STRATEGI SKALA KOTA Kondisi Rawan
Kebutuhan data lahan kritis dan rawan bencana Penyusunan identifikasi dan pemetaan lahan kritis
Pembangunan infrastruktur tanggap Bencana Kebutuhan rencana mitigasi dan jalur evakuasi dan rawan bencana
bencana bencana Penyusunan perencanaan mitigasi dan jalur
Kebutuhan ruang evakuasi bencana evakuasi bencana
Kebutuhan sarana dan prasarana Pembangunan tata ruang evakuasi bencana
penanggulangan korban bencana alam dan Peningkatkan sarana dan prasarana
social penanggulangan korban bencana alam dan social
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat tanggap Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat tanggap
darurat bencana darurat bencana
STRATEGI SKALA KOTA Sistem Kebutuhan rencana induk transportasi kota, Penyusunan rencana induk transportasi kota,
VII - 18
STRATEGI SKALA KOTA infrastruktur Kebutuhan rencana induk jaringan pelayanan Penyusunan rencana induk jaringan pelayanan listrik
Peningkatan pelayanan energi/kelistrikan energi listrik kota kota
/kelistrikan Kebutuhan sarana dan prasarana Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana
kota
energi/kelistrikan kota energi/kelistrikan kota
(mulai dari SUTT hingga SUTR sampai ke (mulai dari SUTT hingga SUTR sampai ke
sambungan rumah) sambungan rumah)
Kebutuhan regulasi pengelolaan system Penyusunan regulasi pengelolaan system kelistrikan
kelistrikan kota kota
ASPEK
STRATEGI
YANG
IMPLIKASI PROGRAM
DIAMATI
Strategi Skala Kawasan PUSAT KOTA SUBULUSSALAM
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan rencana penataan kawasan Penataan kawasan permukiman kumuh (slum area)
Permukiman
Peremajaan (Urban Renewal) lingkungan permukiman kumuh (slum area) dan permukiman dan permukiman yang statusnya bermasalah
permukiman kota yang statusnya bermasalah (squatters area). (squatters area).
Kebutuhan peremajaan fisik perumahan non- Peremajaan fisik perumahan non-permanen
permanen lingkungan permukiman kota lingkungan permukiman kota
Kebutuhan regulasi tata ruang dan tata bangunan Penyusunan regulasi tata ruang dan tata bangunan
kawasan permukiman kawasan permukiman
Kebutuhan ketetapan garis sempadan bangunan Penyusunan ketetapan garis sempadan bangunan
dan fungsi peruntukan tata guna lahan. dan fungsi peruntukan tata guna lahan.
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan permukiman komersial pengelolaan lingkungan permukiman komersial
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan jangkauan pelayanan jaringan air Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air bersih
Air Bersih
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih bersih ke seluruh kawasan permukiman ke seluruh kawasan permukiman
ke kawasan permukiman di pusat kota Kebutuhan air bersih berkualitas. Peningkatan penyediaan jumlah air bersih
Subulussalam Kebutuhan jangkauan penyediaan jaringan air berkualitas.
bersih ke kawasan pengembangan permukiman Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air
baru. bersih ke kawasan pengembangan permukiman
Kebutuhan partisipasi masyarakat dalam baru.
VII - 20
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan konservasi kawasan yang berfungsi Peningkatan konservasi kawasan yang berfungsi
Drainase
Peningkatan pelayanan infrastruktur sebagai resapan air sebagai resapan air
drainase kawasan permukiman pusat Kebutuhan peningkatan mutu lahan resapan air Peningkatan mutu lahan resapan air melalui konsep
kota Subulussalam melalui konsep biopori pada kawasan biopori pada kawasan permukiman
permukiman Penyusunan perencanaan tipe dan standard
Kebutuhan rencana tipe dan standard drainase drainase kawasan permukiman pusat kota
kawasan permukiman pusat kota Subulussalam Subulussalam
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan drainase pengelolaan drainase
VII - 21
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan RTH sebagai public space di kawasan Pembangunan RTH sebagai public space di kawasan
RTH
Peningkatan pelayanan RTH khusus permukiman permukiman
kawasan permukiman pusat kota Kebutuhan regulasi bagi pengembang Penyusunan regulasi bagi pengembang (developer)
Subulussalam (developer) untuk penyediaan RTH berupa untuk penyediaan RTH berupa taman lingkungan
taman lingkungan pada perumahan baru pada perumahan baru
Kebutuhan masyarakat sadar lingkungan hijau Pembinaan masyarakat sadar lingkungan hijau untuk
untuk pengelolaan RTH mandiri pengelolaan RTH mandiri
Kebutuhan kawasan alun-alun sebagai RTH Pembangunan kawasan alun-alun sebagai RTH
kawasan permukiman. kawasan permukiman.
Kebutuhan lahan makam bagi masyarakat Pembangunan lahan makam bagi masyarakat
Kebutuhan RTH dengan vegetasi yang memiliki Pembangunan RTH dengan vegetasi yang memiliki
VII - 22
STRATEGI SKALA KAWASAN Kawasan rawan Kebutuhan sosialisasi evakuasi bencana luapan Peningkatan sosialisasi evakuasi bencana luapan
Peningkatan pelayanan tanggap darurat Bencana banjir bagi permukiman tepi sungai Lae Kombih banjir bagi permukiman tepi sungai Lae Kombih
rawan bencana tanah longsor di pusat Kebutuhan sosialisasi model pembangunan Peningkatan sosialisasi model pembangunan
kota Subulussalam permukiman di daerah pemekaran pembangunan permukiman di daerah pemekaran pembangunan
permukiman permukiman
Kebutuhan kebijakan tata kelola lahan yang Penyusunan kebijakan tata kelola lahan yang
mengalami perubahan peruntukan pertanian mengalami perubahan peruntukan pertanian menjadi
menjadi permukiman permukiman
STRATEGI SKALA KAWASAN Transportasi Kebutuhan masterplan sarana transportasi umum Penyusunan masterplan sarana transportasi umum
Peningkatan pelayanan system kawasan pusat kota Subulussalam kawasan pusat kota Subulussalam
transportasi kawasan pusat kota Kebutuhan sarana dan prasarana transportasi Pengadaan sarana dan prasarana transportasi
Subulussalam umum pedesaan dan kawasan pusat kota umum pedesaan dan kawasan pusat kota
Subulussalam Subulussalam
Kebutuhan fasilitas prasarana dan sarana Peningkatan fasilitas prasarana dan sarana
transportasi, rambu jalan dsb transportasi, rambu jalan dsb
Kebutuhan terminal B Pembangunan terminal B
Kebutuhan sarana transportasi umum alternative Pembangunan sarana transportasi umum alternative
VII - 23
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Kebutuhan pembebasan dan ganti rugi pohon Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon
Peningkatan pelayanan kelistrikan energi/kelistrika untuk jalur listrik kawasan untuk jalur listrik kawasan
menjangkau seluruh kawasan n Kebutuhan program PLTMH Peningkatan program PLTMH
permukiman pusat kota Subulussalam Kebutuhan program PLTMH, angin, biodisel, Peningkatan program PLTMH, angin, biodisel, PLTS,
PLTS, PLTA, Gasifikasi. PLTA, Gasifikasi.
Kebutuhan alternative penggunaan energy baru Peningkatan alternative penggunaan energy baru
terbarukan terbarukan
Kebutuhan partisipasi masyarakat dalam tertib Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib
penggunaan listrik rumah tangga penggunaan listrik rumah tangga
Kebutuhan pendapatan dari retribusi tariff listrik Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik
industri industri
VII - 24
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan jangkauan pelayanan jaringan air Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air bersih
Air Bersih
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih bersih ke kawasan permukiman ke kawasan permukiman
ke kawasan permukiman di Rundeng Kebutuhan penyediaan jumlah air bersih Peningkatan penyediaan jumlah air bersih
berkualitas. berkualitas.
Kebutuhan jangkauan penyediaan jaringan air Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air
bersih ke kawasan pengembangan bersih ke kawasan pengembangan permukiman
permukiman baru. baru.
Kebutuhan partisipasi masyarakat dalam Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan air bersih pengelolaan air bersih
Kebutuhan menajemen pengawasan kebocoran Peningkatan menajemen pengawasan kebocoran
pengelolaan air bersih di tingkat kawasan pengelolaan air bersih di tingkat kawasan
VII - 25
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan master plan dan DED pembangunan Penyusunan master plan dan DED pembangunan
Jalan
Pembangunan dan peningkatan dan Lingkungan jalan lingkungan permukiman jalan lingkungan permukiman
pemeliharaan jalan dan jembatan di Kebutuhan lebar jalan minimum 3 meter agar Peningkatan lebar jalan minimum 3 meter agar dapat
VII - 26
VII - 27
VII - 28
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Kebutuhan pembebasan dan ganti rugi pohon Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon
Peningkatan pelayanan kelistrikan energi/kelistrika untuk jalur listrik kawasan untuk jalur listrik kawasan
menjangkau seluruh kawasan n Kebutuhan program PLTMH Peningkatan program PLTMH
permukiman Rundeng Kebutuhan partisipasi masyarakat dalam tertib Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib
penggunaan listrik rumah tangga penggunaan listrik rumah tangga
Kebutuhan pendapatan dari retribusi tariff listrik Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik
industri industri
ASPEK
STRATEGI
YANG
IMPLIKASI PROGRAM
DIAMATI
VII - 29
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan jangkauan pelayanan jaringan air Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air bersih
Air Bersih
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih bersih ke kawasan permukiman ke kawasan permukiman
ke kawasan permukiman di Gelombang Kebutuhan penyediaan jumlah air bersih Peningkatan penyediaan jumlah air bersih
berkualitas. berkualitas.
Kebutuhan jangkauan penyediaan jaringan air Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air
bersih ke kawasan pengembangan permukiman bersih ke kawasan pengembangan permukiman
baru. baru.
Kebutuhan n partisipasi masyarakat dalam Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan air bersih pengelolaan air bersih
Kebutuhan menajemen pengawasan kebocoran Peningkatan menajemen pengawasan kebocoran
pengelolaan air bersih di tingkat kawasan pengelolaan air bersih di tingkat kawasan
Kebutuhan penyediaan hidran kebakaran Peningkatan penyediaan hidran kebakaran kawasan
VII - 30
STRATEGI SKALA KAWASAN Persampahan Kebutuhan peralatan, angkutan sampah gedung Penyediaan peralatan, angkutan sampah gedung
Peningkatan pelayanan pengelolaan mesin pengelolaan persampahan mesin pengelolaan persampahan
sampah kawasan Gelombang Kebutuhan pelayanan angkutan sampah di Peningkatan pelayanan angkutan sampah di
Gelombang Gelombang
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah secara 3R melalui pengelolaan sampah secara 3R melalui sosialisasi
sosialisasi dan kebijakan pengawasan dan kebijakan pengawasan
Kebutuhan ketersediaan TPS di Gelombang Peningkatan ketersediaan TPS di Gelombang
Kebutuhan kebijakan retribusi pembuangan Pembuatan kebijakan retribusi pembuangan sampah
sampah kawasan kawasan
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan konservasi kawasan yang berfungsi Peningkatan konservasi kawasan yang berfungsi
Drainase
Peningkatan pelayanan infrastruktur sebagai resapan air sebagai resapan air
drainase kawasan permukiman Kebutuhan mutu lahan resapan air melalui Peningkatan mutu lahan resapan air melalui konsep
Gelombang konsep biopori pada kawasan permukiman biopori pada kawasan permukiman
Kebutuhan perencanaan tipe dan standard Penyusunan perencanaan tipe dan standard
drainase kawasan permukiman Gelombang drainase kawasan permukiman Gelombang
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan drainase pengelolaan drainase
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan master plan dan DED pembangunan Penyusunan master plan dan DED pembangunan
Jalan
Pembangunan dan peningkatan dan Lingkungan jalan lingkungan permukiman jalan lingkungan permukiman
pemeliharaan jalan dan jembatan di Kebutuhan lebar jalan minimum 3 meter agar Peningkatan lebar jalan minimum 3 meter agar dapat
kawasan permukiman Gelombang dapat dilalui kendaraan pemadam kebakaran. dilalui kendaraan pemadam kebakaran.
VII - 31
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan RTH di bantaran sungai sebagai Pembangunan RTH di bantaran sungai sebagai
RTH
Peningkatan pelayanan RTH khusus barrier pembatas permukiman barrier pembatas permukiman
kawasan permukiman tepi sungai Kebutuhan RTH sebagai public space di kawasan Pembangunan RTH sebagai public space di kawasan
Gelombang permukiman permukiman
Kebutuhan regulasi bagi pengembang Penyusunan regulasi bagi pengembang (developer)
(developer) untuk penyediaan RTH berupa untuk penyediaan RTH berupa taman lingkungan
taman lingkungan pada perumahan baru pada perumahan baru
Kebutuhan pembinaan masyarakat sadar Pembinaan masyarakat sadar lingkungan hijau untuk
lingkungan hijau untuk pengelolaan RTH mandiri pengelolaan RTH mandiri
Kebutuhan kawasan alun-alun sebagai RTH Pembangunan kawasan alun-alun sebagai RTH
kawasan permukiman. kawasan permukiman.
Kebutuhan lahan makam bagi masyarakat Pembangunan lahan makam bagi masyarakat
Kebutuhan RTH bantaran sungai dengan vegetasi Pembangunan RTH bantaran sungai dengan vegetasi
yang memiliki nilai produktif secara ekonomi. yang memiliki nilai produktif secara ekonomi.
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan sarana pembuangan limbah dari Peningkatan sarana pembuangan limbah dari rumah
Air Limbah
Peningkatan system pengelolaan limbah rumah tangga menuju sumur resapan tangga menuju sumur resapan
lingkungan dan permukiman Kebutuhan pelayanan pengelolaan limbah Peningkatan pelayanan pengelolaan limbah
lingkungan permukiman ( pasar dan industri lingkungan permukiman ( pasar dan industri rumah
rumah tangga) tangga)
Kebutuhan kebijakan dan retribusi pembuangan Penyusunan kebijakan dan retribusi pembuangan
VII - 32
STRATEGI SKALA KAWASAN Transportasi Kebutuhan masterplan sarana transportasi umum Penyusunan masterplan sarana transportasi umum
Peningkatan pelayanan system kawasan kawasan
transportasi kawasan Gelombang Kebutuhan sarana dan prasarana transportasi Pengadaan sarana dan prasarana transportasi
umum pedesaan dan kawasan Gelombang umum pedesaan dan kawasan Gelombang
Kebutuhan fasilitas prasarana dan sarana Peningkatan fasilitas prasarana dan sarana
transportasi, rambu jalan dsb transportasi, rambu jalan dsb
Kebutuhan terminal di IKK Sultan Daulat Pembangunan terminal di IKK Sultan Daulat
Kebutuhan sarana transportasi sungai, dermaga Pembangunan sarana transportasi sungai, dermaga
apung di kawasan permukiman tepi sungai Lae apung di kawasan permukiman tepi sungai Lae
Souraya Souraya
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Kebutuhan pelayanan jaringan telkom di kawasan Peningkatan pelayanan jaringan telkom di kawasan
Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi Rundeng Rundeng
telkom di seluruh kawasan Gelombang Kebutuhan pelayanan internet di kawasan Peningkatan pelayanan internet di kawasan
Gelombang Gelombang
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Kebutuhan pembebasan dan ganti rugi pohon Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon
Peningkatan pelayanan kelistrikan energi/kelistrika untuk jalur listrik kawasan untuk jalur listrik kawasan
VII - 33
VII - 34
ANALISIS KORELASI
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
I Strategi Skala Kota Subulussalam
STRATEGI SKALA KOTA Pendataan dan pemetaan RENSTRA PU Bidang Melaksanakan pembangunan APBN, 5, 10, 15,
Permukim kawasan perumahan dan
Perencanaan dan wilayah permukiman Cipta Karya APBK, 20 Tahun
an kumuh kota Subulussalam permukiman yang berkualitas (aman,
pembangunan infrastruktur Direktorat APBA
permukiman pusat kota Pengadaan dan Pengembangan nyaman, teratur, dan layak) dan sehat
Subulussalam peningkatan pelayanan Permukiman melalui:
jaringan infrastruktur Penertiban lokasi permukiman liar
permukiman kota dan kumuh (slum & squatters)
Relokasi dan penataan Peremajaan lingkungan permukiman
permukiman kumuh di kurang layak huni dan rawan
area sempadan sungai bencana alam
Penyusunan kebijakan
pengembangan Sub
Wilayah Permukiman Peremajaan lingkungan permukiman
sesuai dengan arahan tepi sungai
RTRW Kota Subulussalam Peremajaan lingkungan permukiman
Pengembangan kawasan transmigrasi
permukiman agroindustri Penguatan finansial kelembagaan
berbasis pemberdayaan keuangan formal dan non formal
pihak swasta. untuk pembangunan perumahan
Revitalisasi infrastruktur Penyediaan permukiman bagi
dan permukiman kawasan pegawai industry agroindustri
VII - 15
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
bernilai budaya (heritage) yang berbasis lingkungan.
di Rundeng Pengembangan kawasan perumahan
Penataan pengembangan formal dan informal sebagai
wilayah permukiman tempat hunian yang aman,
formal dan informal sesuai nyaman dan produktif dengan
dengan kebijakan RTRW didukung sarana dan prasarana
Penyusunan regulasi IMB permukiman yang memadai.
pembangunan
permukiman dan
perumahan kota
Peningkatan
pemberdayaan sosial
-ekonomi masyarakat
dalam pembangunan
permukiman sehat
Sosialisasi kebijakan
pembangunan
permukiman di kota
Subulussalam
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Peningkatan debit sumber perluasan jaringan ke seluruh
air baku kawasan permukiman
Peningkatan kapasitas ₋ Peningkatan kualitas air bersih
ketersediaan air bersih
Penambahan jaringan
distribusi air bersih
Penambahan pelanggan
air bersih.
Penambahan jam
pelayanaan air bersih
menjadi 24 jam / hari.
Peningkatan status
pengelolaan UPTD PU
menjadi BUMD
Peningkatan perawatan
jaringan air bersih
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
efisiensi penggunaan air
bersih
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
campuran (terminal-pasar) ₋ operasionalisasi konsep 3R
Pengembangan
Inventarisasi dan ₋ operasionalisasi system sanitary
Permukiman
pemetaan kawasan landfill pada TPA regional
penghasil timbulan
sampah kota
Pengadaan peralatan
pengumpul dan
pengangkutan sampah
Pembangunan TPS di
wilayah permukiman dan
fasilitas umum
Peningkatan
pelayananpengelolaan
TPA baru dan penyediaan
TPS di wilayah
permukiman kota
Penetapan pengelolaan
sampah melalui SK
Walikota.
Sosialisasi kebijakan SK
Walikota pengelolaan
sampah
Peningkatan
Pemberdayaan
masyarakat untuk
berperan dalam
VII - 18
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
pengolahan sampah (3R)
STRATEGI SKALA KOTA Penyusunan MasterPlan Mengembangkan pemerataan 5, 10, 15,
Drainase RENSTRA PU APBN,
Pengadaan dan peningkatan drainase Kota dan jaringan drainase secara terpadu 20 Tahun
Bidang Cipta Karya APBK,
pelayanan sarana Kawasan. untuk mengurangi dan
Direktorat APBA
drainase permukiman kota Penyusunan perencanaan menanggulangi genangan/banjir
Pengembangan
DED drainase tingkat Permukiman
Kecamatan dan Kota
Peningkatan kapasitas
jaringan drainase primer
hingga jaringan drainase
tersier.
Peningkatan perawatan
sarana drainase
permukiman kota
Pembersihan saluran
drainase secara rutin
Peningkatan pengadaan
saluran drainase baru
Pembuatan saluran
drainase untuk kawasan
banjir atau genangan
Peningkatani
pemberdayaan
masyarakat kebersihan
drainase secara gotong
royong
VII - 19
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
STRATEGI SKALA KOTA Penyusunan perencanaan ₋ Mengembangkan jaringan jalan
Jalan RENSTRA PU APBN, 5, 10, 15,
Peningkataan pemerataan MasterPlan pembangunan permukiman dan meningkatkan
Lingkungan Bidang Cipta Karya APBK, 20 Tahun
pembangunan jalan kota jalan kota kualitas jalan lingkungan
Direktorat APBA
Peningkatan dan Pengembangan
perbaikan jalan ₋ Meningkatkan kualitas jalan
Permukiman
lingkungan di pedesaan lingkungan
Penataan kelengkapan
jalan lingkungan (trotoar, ₋ Meningkatkan kelancaran
drainase tertutup, lampu pelayanan angkutan jalan secara
jalan dan nama jalan) terpadu
Pembangunan jalan untuk
jalur evakuasi bencana
STRATEGI SKALA KOTA Penyusunan identifikasi
RTH RENSTRA PU Optimasi penyediaan lahan untuk APBN, 5, 10, 15,
Peningkatan ketersediaan dan pemetaan lokasi Bidang Cipta Karya RTH yang produktif dan estetis APBK, 20 Tahun
dan kualitas lahan RTH Direktorat APBA
kawasan RTH skala kota. Peningkatan kepemilikan Pengembangan
RTH oleh Pemerintah Permukiman
Kota
Penataan hutan kota
sebagai RTH
Penyusunan regulasi
aturan sempadan sungai
dan sempadan SUTT
sebagai RTH
Pembangunan taman dan
lapangan olahraga skala
VII - 20
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
kota
Revitalisasi kawasan RTH
yang ada
Penataan kawasan pinggir
sungai (sempadan Lae
Soraya) untuk RTH.
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan RTH
VII - 21
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
STRATEGI SKALA KOTA Penyusunan identifikasi
Kondisi Bidang Cipta Karya Peningkatan penyediaan prasarana APBN, 5, 10, 15,
Pembangunan infrastruktur Rawan dan pemetaan lahan kritis Direktorat dan sarana pencegahan dan APBK, 20 Tahun
tanggap bencana Bencana dan rawan bencana Pengembangan penanggulangan bencana APBA
Penyusunan perencanaan Permukiman
mitigasi dan jalur evakuasi
bencana
Pembangunan tata ruang
evakuasi bencana
Peningkatkan sarana dan
prasarana
penanggulangan korban
bencana alam dan social
Sosialisasi dan
pemberdayaan
masyarakat tanggap
darurat bencana
STRATEGI SKALA KOTA Penyusunan rencana
Sistem Bidang Cipta Karya Mengembangkan Prasarana Wilayah APBN, 5, 10, 15,
Pengembangan pelayanan Transportasi induk transportasi kota, Direktorat Kota, diarahkan pada pengembangan APBK, 20 Tahun
transportasi kota, Peningkatan Pengembangan dan penataan sistem jaringan APBA
pembangunan sarana dan Permukiman prasarana utama transportasi,
prasarana transportasi jaringan prasarana lainnya, dan
umum kota infrastruktur kota untuk peningkatan
Pembangunan terminal layanan masyarakat Kota
terpadu type B. Subulussalam dan menghindari
Peningkatan kapasitas disparitas perkembangan kawasan
pelayanan jaringan jalan
VII - 22
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Penyusunan regulasi
antar sub wilayah kota.
pengelolaan terminal dan
prasarana transportasi
lain.
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan terminal dan
sarana transportasi umum
STRATEGI SKALA KOTA infrastruktur Penyusunan masterplan
telekomunik Meningkatkan kualitas dan jangkauan
Peningkatan pelayanan dan infrastruktur
asi informasi dan komunikasi pada
kualitas jaringan informasi telekomunikasi kota kawasan permukiman
dan komunikasi berbasis RTRW
Peningkatan pelayanan
sarana telekomunikasi
umum melibatkan swasta
Penyusunan regulasi
pengelolaan system
telekomunikasi
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan sarana-
prasarana telekomunikasi
VII - 23
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
STRATEGI SKALA KOTA infrastruktur Penyusunan rencana
energi Meningkatkan kualitas dan jangkauan
Peningkatan pelayanan induk jaringan pelayanan listrik pada kawasan permukiman
/kelistrikan listrik kota
energi/kelistrikan kota
Peningkatan pelayanan
sarana dan prasarana
energi/kelistrikan kota
(mulai dari SUTT hingga
SUTR sampai ke
sambungan rumah)
Penyusunan regulasi
pengelolaan system
kelistrikan kota
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan sarana-
prasarana kelistrikan
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
permukiman
Menginventarisir aset
daerah yang berupa
cadangan tanah dan
mengoptimalisasikan
pemanfaatannya untuk
kawasan permukiman
bagi MBR
ANALISIS KORELASI
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
I Strategi Skala Kawasan PUSAT KOTA SUBULUSSALAM
VII - 25
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
STRATEGI SKALA Penataan kawasan Melaksanakan pembangunan
Permukiman RENSTRA PU Bidang APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN permukiman kumuh (slum Cipta Karya kawasan perumahan dan APBK, 20 Tahun
Peremajaan (Urban area) dan permukiman Direktorat permukiman yang berkualitas (aman, APBA
Renewal) lingkungan yang statusnya Pengembangan nyaman, teratur, dan layak) dan sehat
permukiman kota bermasalah (squatters Permukiman melalui:
area). Penertiban lokasi permukiman liar
Peremajaan fisik dan kumuh (slum & squatters)
perumahan non-permanen Peremajaan lingkungan permukiman
lingkungan permukiman kurang layak huni dan rawan
kota bencana alam
Penyusunan regulasi tata
ruang dan tata bangunan
kawasan permukiman Peremajaan lingkungan permukiman
Penyusunan ketetapan tepi sungai
garis sempadan bangunan Peremajaan lingkungan permukiman
dan fungsi peruntukan tata transmigrasi
guna lahan. Penguatan finansial kelembagaan
Peningkatan keuangan formal dan non formal
pemberdayaan untuk pembangunan perumahan
masyarakat dalam Penyediaan permukiman bagi
pengelolaan lingkungan pegawai industry agroindustri
permukiman komersial yang berbasis lingkungan.
Pengembangan kawasan perumahan
formal dan informal sebagai
tempat hunian yang aman,
nyaman dan produktif dengan
VII - 26
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
didukung sarana dan prasarana
permukiman yang memadai.
STRATEGI SKALA Peningkatan jangkauan Meningkatkan pelayanan,
Air Bersih RENSTRA PU APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN pelayanan jaringan air ketersediaan dan perluasan jaringan APBK,
Bidang Cipta Karya 20 Tahun
Peningkatan pelayanan bersih ke seluruh kawasan ke seluruh kawasan permukiman APBA
Direktorat
jaringan air bersih ke permukiman Optimasi pelayanan air bersih
Pengembangan
kawasan permukiman di Peningkatan penyediaan melalui:
Permukiman
pusat kota Subulussalam jumlah air bersih ₋ Peningkatan ketersediaan dan
berkualitas. perluasan jaringan ke seluruh
Peningkatan jangkauan kawasan permukiman
penyediaan jaringan air ₋ Peningkatan kualitas air bersih
bersih ke kawasan
pengembangan
permukiman baru.
Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan air bersih
Peningkatan menajemen
pengawasan kebocoran
pengelolaan air bersih di
tingkat kawasan
Peningkatan penyediaan
hidran kebakaran
kawasan permukiman
VII - 27
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
STRATEGI SKALA Penyediaan peralatan, Meningkatkan pelayanan
Persampahan RENSTRA PU APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN angkutan sampah operasionalisasi TPA regional
Bidang Cipta Karya APBK, 20 Tahun
Peningkatan pelayanan gedung mesin Optimasi pengelolaan persampahan
Direktorat APBA
pengelolaan sampah pengelolaan persampahan melalui:
Pengembangan
kawasan pusat kota Peningkatan pelayanan ₋ operasionalisasi konsep 3R
Permukiman
Subulussalam angkutan sampah di kota ₋ operasionalisasi system sanitary
Peningkatan landfill pada TPA regional
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan sampah
secara 3R melalui
sosialisasi dan kebijakan
pengawasan
Peningkatan ketersediaan
TPS di kawasan strategis
timbulan sampah kota
Pembuatan kebijakan
retribusi pembuangan
sampah kawasan
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
kawasan permukiman
Penyusunan perencanaan
tipe dan standard
drainase kawasan
permukiman pusat kota
Subulussalam
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan drainase
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
prasarana dan sarana
pejalan kaki,
Percepatan pembangunan
jalan akses menuju
terminal Type B di Cepu
Penyusunan Regulasi
tentang penataan
bangunan pergudangan
pada kawasan kota.
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pembangunan dan
pengelolaan jalan
lingkungan
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
untuk pengelolaan RTH
mandiri
Pembangunan kawasan
alun-alun sebagai RTH
kawasan permukiman.
Pembangunan lahan
makam bagi masyarakat
Pembangunan RTH
dengan vegetasi yang
memiliki nilai produktif
secara ekonomi.
STRATEGI SKALA Peningkatan sarana Mengembangkan sistem pengelolaan
Air Limbah Bidang Cipta Karya APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN pembuangan limbah dari air limbah pada setiap kawasan
Direktorat APBK, 20 Tahun
Peningkatan system rumah tangga menuju permukiman yang sehat dan terawat
Pengembangan APBA
pengelolaan limbah sumur resapan Permukiman Mengembangkan sistem pengelolaan
lingkungan dan Peningkatan pelayanan air limbah pada setiap kawasan
permukiman pusat kota pengelolaan limbah permukiman untuk dapat
Subulussalam lingkungan permukiman dimanfaatkan kembali (recycling
( pasar dan industri rumah system)
tangga)
Penyusunan kebijakan dan
retribusi pembuangan
limbah kawasan
Penyusunan regulasi
pembuangan limbah ke
Sungai Lae Kombih
VII - 31
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
prasarana dan sarana
transportasi, rambu jalan
dsb
Pembangunan terminal B
Pembangunan sarana
transportasi umum
alternative pusat kota
Subulussalam
STRATEGI SKALA infrastruktur Peningkatan pelayanan
Bidang Cipta Karya Meningkatkan kualitas dan jangkauan APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN telekomunik jaringan telkom di Direktorat informasi dan komunikasi pada APBK, 20 Tahun
Peningkatan pelayanan asi kawasan pusat kota Pengembangan kawasan permukiman APBA
jaringan telkom di seluruh Subulussalam Permukiman
kawasan pusat kota Peningkatan pelayanan
Subulussalam internet di kawasan pusat
kota Subulussalam
VII - 33
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Peningkatan alternative
penggunaan energy baru
terbarukan
Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam tertib
penggunaan listrik rumah
tangga
Peningkatan pendapatan
dari retribusi tariff listrik
industri
VII - 34
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
I Strategi Skala Kawasan RUNDENG
STRATEGI SKALA Penataan kawasan RENSTRA PU Bidang Melaksanakan pembangunan APBN, 5, 10, 15,
Permukiman
KAWASAN permukiman kumuh Cipta Karya kawasan perumahan dan APBK, 20 Tahun
Peremajaan (SubUrban (slum area) dan Direktorat permukiman yang berkualitas (aman, APBA
Renewal) lingkungan permukiman yang Pengembangan nyaman, teratur, dan layak) dan sehat
permukiman tepi sungai di statusnya bermasalah Permukiman melalui:
Rundeng (squatters area). Penertiban lokasi permukiman liar
Peremajaan fisik dan kumuh (slum & squatters)
perumahan dengan Peremajaan lingkungan permukiman
status darurat non- kurang layak huni dan rawan
permanent lingkungan bencana alam
permukiman tepi sungai
Penyusunan regulasi tata
ruang dan tata Peremajaan lingkungan permukiman
bangunan kawasan tepi tepi sungai
sungai di Rundeng Peremajaan lingkungan permukiman
Penyusunan ketetapan transmigrasi
garis sempadan Penguatan finansial kelembagaan
bangunan dan fungsi keuangan formal dan non formal
peruntukan tata guna untuk pembangunan perumahan
lahan tepi air. Penyediaan permukiman bagi
Relokasi perumahan di pegawai industry agroindustri
sempadan sungai. yang berbasis lingkungan.
Peningkatan Pengembangan kawasan perumahan
pemberdayaan formal dan informal sebagai
VII - 35
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
masyarakat dalam tempat hunian yang aman,
pengelolaan kawasan nyaman dan produktif dengan
permukiman tepi sungai didukung sarana dan prasarana
Pembangunan / renovasi permukiman yang memadai.
rumah bersejarah pada
kota lama Rundeng
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Peningkatan penyediaan
hidran kebakaran
kawasan permukiman
VII - 37
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
STRATEGI SKALA Peningkatan konservasi Mengembangkan pemerataan
Drainase RENSTRA PU APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN kawasan yang berfungsi jaringan drainase secara terpadu 20 Tahun
Bidang Cipta Karya APBK,
Peningkatan pelayanan sebagai resapan air untuk mengurangi dan
Direktorat APBA
infrastruktur drainase Peningkatan mutu lahan menanggulangi genangan/banjir
Pengembangan
kawasan permukiman resapan air melalui Permukiman
Rundeng konsep biopori pada
kawasan permukiman
Penyusunan perencanaan
tipe dan standard
drainase kawasan
permukiman Rundeng
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan drainase
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
dan pangkalan angkot /
ojek / becak, serta parkir
umum) pada jalan
lingkungan
Peningkatan pelayanan
prasarana dan sarana
pejalan kaki,
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pembangunan dan
pengelolaan jalan
lingkungan
Penataan aksesibilitas
kawasan Pariwisata Islami
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
berupa taman lingkungan
pada perumahan baru
Pembinaan masyarakat
sadar lingkungan hijau
untuk pengelolaan RTH
mandiri
Pembangunan kawasan
alun-alun sebagai RTH
kawasan permukiman.
Pembangunan lahan
makam bagi masyarakat
Pembangunan RTH
bantaran sungai dengan
vegetasi yang memiliki
nilai produktif secara
ekonomi.
STRATEGI SKALA Peningkatan sarana Mengembangkan sistem pengelolaan
Air Limbah Bidang Cipta Karya APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN pembuangan limbah dari air limbah pada setiap kawasan
Direktorat APBK, 20 Tahun
Peningkatan system rumah tangga menuju permukiman yang sehat dan terawat
Pengembangan APBA
pengelolaan limbah sumur resapan Permukiman Mengembangkan sistem pengelolaan
lingkungan dan Peningkatan pelayanan air limbah pada setiap kawasan
permukiman pengelolaan limbah permukiman untuk dapat
lingkungan permukiman dimanfaatkan kembali (recycling
( pasar dan industri rumah system)
tangga)
Penyusunan kebijakan dan
VII - 40
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
retribusi pembuangan
limbah kawasan
Penyusunan regulasi
pembuangan limbah ke
Sungai Lae Souraya.
STRATEGI SKALA Kawasan Peningkatan sosialisasi
Bidang Cipta Karya Peningkatan penyediaan prasarana APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN rawan evakuasi bencana luapan Direktorat dan sarana pencegahan dan APBK, 20 Tahun
Peningkatan pelayanan Bencana banjir bagi permukiman Pengembangan penanggulangan bencana APBA
tanggap darurat rawan tepi sungai Permukiman
bencana luapan sungai Peningkatan sosialisasi
dan tanah longsor model pembangunan
permukiman di daerah
bantaran sungai rawan
bencana
Penyusunan kebijakan tata
kelola lahan perkebunan
sawit tepi sungai
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
prasarana dan sarana
disparitas perkembangan kawasan
transportasi, rambu jalan
antar sub wilayah kota.
dsb
Pembangunan terminal di
IKK Rundeng
Pembangunan sarana
transportasi sungai,
dermaga apung di
kawasan permukiman tepi
sungai Lae Souraya
STRATEGI SKALA infrastruktur Peningkatan pelayanan
Bidang Cipta Karya Meningkatkan kualitas dan jangkauan APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN telekomunik jaringan telkom di Direktorat informasi dan komunikasi pada APBK, 20 Tahun
Peningkatan pelayanan asi kawasan Rundeng Pengembangan kawasan permukiman APBA
jaringan telkom di seluruh Peningkatan pelayanan Permukiman
kawasan Rundeng internet di kawasan
Rundeng
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Peningkatan pendapatan
dari retribusi tariff listrik
industri
ANALISIS KORELASI
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
I Strategi Skala Kawasan GELOMBANG – SULTAN DAULAT
STRATEGI SKALA Penataan kawasan Melaksanakan pembangunan
Permukiman RENSTRA PU Bidang APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN permukiman kumuh Cipta Karya kawasan perumahan dan APBK, 20 Tahun
Peremajaan (SubUrban (slum area) dan Direktorat permukiman yang berkualitas (aman, APBA
Renewal) lingkungan permukiman yang Pengembangan nyaman, teratur, dan layak) dan sehat
permukiman tepi sungai di statusnya bermasalah Permukiman melalui:
Gelombang (squatters area). Penertiban lokasi permukiman liar
Peremajaan fisik dan kumuh (slum & squatters)
perumahan dengan Peremajaan lingkungan permukiman
status darurat non- kurang layak huni dan rawan
VII - 43
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
permanent lingkungan bencana alam
permukiman tepi sungai
Penyusunan regulasi tata
ruang dan tata Peremajaan lingkungan permukiman
bangunan kawasan tepi tepi sungai
sungai di Gelombang Peremajaan lingkungan permukiman
Penyusunan ketetapan transmigrasi
garis sempadan Penguatan finansial kelembagaan
bangunan dan fungsi keuangan formal dan non formal
peruntukan tata guna untuk pembangunan perumahan
lahan tepi air. Penyediaan permukiman bagi
Relokasi perumahan di pegawai industry agroindustri
sempadan sungai. yang berbasis lingkungan.
Peningkatan Pengembangan kawasan perumahan
pemberdayaan formal dan informal sebagai
masyarakat dalam tempat hunian yang aman,
pengelolaan kawasan nyaman dan produktif dengan
permukiman tepi sungai didukung sarana dan prasarana
permukiman yang memadai.
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
berkualitas. perluasan jaringan ke seluruh
Peningkatan jangkauan kawasan permukiman
penyediaan jaringan air ₋ Peningkatan kualitas air bersih
bersih ke kawasan
pengembangan
permukiman baru.
Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan air bersih
Peningkatan menajemen
pengawasan kebocoran
pengelolaan air bersih di
tingkat kawasan
Peningkatan penyediaan
hidran kebakaran
kawasan permukiman
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pengelolaan sampah
secara 3R melalui
sosialisasi dan kebijakan
pengawasan
Peningkatan ketersediaan
TPS di Gelombang
Pembuatan kebijakan
retribusi pembuangan
sampah kawasan
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
masyarakat dalam
pengelolaan drainase
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
ekonomi.
STRATEGI SKALA Peningkatan sarana Mengembangkan sistem pengelolaan
Air Limbah Bidang Cipta Karya APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN pembuangan limbah dari air limbah pada setiap kawasan
Direktorat APBK, 20 Tahun
Peningkatan system rumah tangga menuju permukiman yang sehat dan terawat
Pengembangan APBA
pengelolaan limbah sumur resapan Permukiman Mengembangkan sistem pengelolaan
lingkungan dan Peningkatan pelayanan air limbah pada setiap kawasan
permukiman pengelolaan limbah permukiman untuk dapat
lingkungan permukiman dimanfaatkan kembali (recycling
( pasar dan industri rumah system)
tangga)
Penyusunan kebijakan dan
retribusi pembuangan
limbah kawasan
Penyusunan regulasi
pembuangan limbah ke
Sungai Lae Souraya.
STRATEGI SKALA Peningkatan sosialisasi
Kawasan Bidang Cipta Karya Peningkatan penyediaan prasarana APBN, 5, 10, 15,
KAWASAN rawan evakuasi bencana luapan Direktorat dan sarana pencegahan dan APBK, 20 Tahun
Peningkatan pelayanan Bencana banjir bagi permukiman Pengembangan penanggulangan bencana APBA
tanggap darurat rawan tepi sungai Permukiman
bencana luapan sungai Peningkatan sosialisasi
dan tanah longsor model pembangunan
permukiman di daerah
bantaran sungai rawan
bencana
Penyusunan kebijakan tata
VII - 49
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
kelola lahan perkebunan
sawit tepi sungai
ASPEK KEMUNG
KEBUTU
No. STRATEGI YANG PROGRAM KESESUAIAN KINAN
KESESUAIAN DENGAN AGENDA HAN
DIAMATI DENGAN PROGRAM WAKTU KET
KERJA PEMERINTAH KOTA SUMBER
PUSAT PENERA
DANA
PAN
Gelombang
VII - 51
BAB VII
STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN SUBULUSSALAM
VII - 1
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Adapun pelaksanaan perumusan dimulai dengan memperhatikan rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
termaktub dalam rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan yang telah dibahas pada bab sebelumnya sebagai dasar
perumusan strategi.
Target target pembangunan tersebut kemudian diidentifikasikan dengan
dokumen kebijakan terutama RTRW kota Subulussalam dan memperhatikan sumber
daya yang dimiliki oleh pemerintah kota yaitu peran dan fungsi pemerintah dan
pemangku kepentingan terkait lainnya dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan.
Konsep strategi pembangunan yang dirumuskan dalam tinjauan skala kota dan
skala kawasan mencakup aspek-aspek fisik lingkungan, sosial, ekonomi, pembiayaan
dan kelembagaan. Konsep strategi tersebut kemudian dituangkan dalam peta spasial
yang menggambarkan aspek-aspek yang perlu ditangani untuk perwujudan suatu
kebijakan. Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan dalam tinjauan
skala kota dan kawasan prioritas ditampilkan dalam tabel 7.1 berikut :
VII - 2
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 7.1
Rumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Subulussalam
VII - 3
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Melestarikan, menata, merevitalisasi dan Revitalisasi kawasan permukiman yang menitik beratkan pada upaya
meremajaan kawasan permukiman yang memiliki peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan wisata
nilai budaya (heritage) untuk mendorong kota tua Rundeng dan Kota Sungai Sultan Daulat
pertumbuhan wisata di Kota Subulussalam Revitalisasi kawasan permukiman sehingga mampu memberikan
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, melalui lingkungan
yang nyaman, bersih, aman, dan menarik.
Revitalisasi kawasan permukiman yang dapat menarik minat investor
untuk mengembangkan kegiatan wisata perkotaan, dengan
memperhatikan potensi bangunan dan lingkungan asli daerah.
Mengendalikan secara ketat perkembangan lahan terbangun di
sekitar kawasan heritage serta melestarikan kawasan sekitar;
Memberikan gambaran berupa relief atau sejarah yang
menerangkan obyek/situs yang ada di kawasan heritage
Membina masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga
peninggalan sejarah kota Rundeng
Menyediakan, menata, merevitalisasi dan Menyediakan, menata, merevitalisasi dan meremajakan kawasan
meremajakan kawasan permukiman produktif yang permukiman produktif yang terdampak kegiatan agroindustri
berkembang sebagai dampak kegiatan industri Menyediakan sarana perdagangan dan jasa, dan lokasi sektor
untuk mendorong pertumbuhan Kota Subulussalam informal di sekitar kawasan permukiman produktif
sebagai Kota AgroIndustri.
Mewujudkan Meningkatkan pelayanan, ketersediaan dan STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur perluasan jaringan ke seluruh kawasan Menyediakan jaringan air bersih mulai dari sistem penyediaan
air bersih dan air permukiman sumber air baku hingga ke sistem distribusi dan jaringan skala kota;
bersih perkotaan yang Optimasi pelayanan air bersih melalui: Mengoptimalkan kinerja IPA eksisting dan pembangunan IPA baru
optimal ₋ Peningkatan ketersediaan dan perluasan untuk meningkatkan ketersediaan dan meningkatkan kualitas air
jaringan ke seluruh kawasan permukiman bersih
₋ Peningkatan kualitas air bersih Peningkatan status pengelolaan UPTD PU menjadi BUMD
VII - 4
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
VII - 5
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Mewujudkan Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur pada setiap kawasan permukiman yang sehat Pembuatan perencanaan system pembuangan limbah terpadu
air limbah / sanitasi dan terawat Menyediakan prasarana dan sarana air limbah dengan recycling
perkotaan yang ₋ Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah system pada skala kota hingga skala kawasan permukiman
optimal pada setiap kawasan permukiman untuk dapat Pembuatan kebijakan system pembuangan limbah pabrik / industry
dimanfaatkan kembali (recycling system) skala kota
VII - 6
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
permukiman
Peningkatan sosialisasi pengelolaan drainase oleh masyarakat.
Mewujudkan Mengembangkan jaringan jalan permukiman dan STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur Pembuatan masterplan pembangunan jalan lingkungan
jalan lingkungan meningkatkan kualitas jalan lingkungan Pemerataan pembangunan jalan lingkungan
perkotaan yang ₋ Meningkatkan kualitas jalan lingkungan
Peningkatan pelayanan jalan antar desa
optimal ₋ Meningkatkan kelancaran pelayanan angkutan
jalan secara terpadu
STRATEGI SKALA KAWASAN
Pembuatan DED pembangunan jalan lingkungan permukiman
Membangun, meningkatkan, dan memelihara kondisi jalan dan
jembatan di kawasan permukiman
Pemenuhan lebar jalan minimum 3 meter agar dapat dilalui truk
pemadam kebakaran.
Menyediakan sarana angkutan umum (halte dan pangkalan angkot /
ojek / becak, serta parkir umum)
Mengembangkan penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan
sarana pejalan kaki,
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan
pengelolaan jalan lingkungan
Mewujudkan Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur pencegahan dan penanggulangan bencana Mengembangkan jalur evakuasi bencana
jalur evakuasi bencana Menyediakan ruang evakuasi bencana untuk meningkatkan
di perkotaan yang pelayanan bagi korban bencana alam dan sosial
optimal
STRATEGI SKALA KAWASAN
Menempatkan hidran di setiap perkampungan padat dan bangunan
sarana umum.
VII - 7
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Peningkatan sosialisasi evakuasi bencana di permukiman
Peningkatan sosialisasi model pembangunan permukiman di daerah
bantaran sungai rawan bencana
Pembuatan kebijakan tata kelola lahan perkebunan sawit
menanggulangi bencana kelangkaan debit air tanah / surut air.
Mewujudkan Optimasi penyediaan lahan untuk RTH yang STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur produktif dan estetis Pemenuhan 30% kawasan RTH skala kota.
RTH di lingkungan Mengembangkan taman maupun lapangan olahraga skala kota
perkotaan yang Menetapkan aturan sempadan sungai dan sempadan SUTT
optimal Penyusunan identifikasi lokasi RTH dan kepemilioan RTH oleh
Pemerintah Kota
Penataan hutan kota sebagai RTH.
VII - 8
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Penetapan dan Pengembangan RTH diarahkan Memantapkan RTH dengan menjaga dan mengembalikan fungsi
untuk kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kawasan;
pengendalian pencemaran dan kerusakan Membatasi kegiatan budidaya di RTH
lingkungan hidup untuk mendukung Mengarahkan orientasi pembangunan sepanjang sungai dengan
pembangunan kota yang berkelanjutan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan;
Memantapkan kawasan resapan air dengan meningkatkan populasi
vegetasi
Meningkatkan kerja sama antar intansi pemerintah yang berwenang
dalam penyelenggaraan kegiatan yang bertujuan kelestarian dan
keberlanjutan RTH
Meningkatkan kerja sama antar daerah otonom yang berbatasan,
khususnya terkait Daerah Aliran Sungai;
Mendorong dan meningkatkan peran serta dan kepedulian
masyarakat terhadap kelestarian RTH.
VII - 9
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Mewujudkan Mengembangkan Prasarana Wilayah Kota, STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur diarahkan pada pengembangan dan penataan Mengembangkan sistem prasarana utama berupa jaringan
sarana transportasi sistem jaringan prasarana utama transportasi, transportasi jalan raya dalam mendukung pertumbuhan dan
perkotaan yang jaringan prasarana lainnya, dan infrastruktur kota pemerataan pembangunan sub pusat kota,
optimal untuk peningkatan layanan masyarakat Kota Penyediaan sarana transportasi umum pedesaan dan kawasan
Subulussalam dan menghindari disparitas permukiman
perkembangan kawasan antar sub wilayah kota. Pemerataan penyediaan jaringan jalan berdasarkan hierarkinya
mulai dari jaringan jalan arteri hingga jaringan jalan lingkungan
VII - 10
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Prasarana transportasi darat dan udara; Pengembangan transportasi perkotaan yang ramah lingkungan
konservasi dan diversifikasi energi;
Pemanfaatan teknologi modern untuk penataan lalu lintas Kota
Subulussalam;
Pengembangan pembangunan angkutan tidak bermotor, pejalan kaki
dan pesepeda.
Mewujudkan Meningkatkan kualitas dan jangkauan informasi STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur dan komunikasi pada kawasan permukiman pengembangan kualitas dan jaringan informasi dan komunikasi
telekomunikasi
perkotaan yang STRATEGI SKALA KAWASAN
optimal Peningkatan pelayanan internet tingkat kelurahan dan desa
Peningkatan pelayanan jaringan telkom di seluruh kawasan
Kecamatan
Mewujudkan Meningkatkan kualitas dan jangkauan listrik STRATEGI SKALA KOTA
pelayanan infrastruktur pada kawasan permukiman mengembangkan sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan
energi/kelistrikan Menyediakan jaringan listrik mulai dari SUTT hingga SUTR sampai
perkotaan yang ke sambungan rumah.
optimal STRATEGI SKALA KAWASAN
Pelaksanaan pembebasan dan anti rugi pohon untuk jalur listrik
kawasan
Peningkatan program PLTMH
Peningkatan layanan listrik menjangkau seluruh kawasan
permukiman
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib penggunaan listrik
rumah tangga
Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik industri
VII - 11
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Mewujudkan Meningkatkan jumlah produk hukum terkait STRATEGI SKALA KOTA
Kelembagaan dan penyelenggaraan kawasan permukiman Penyediaan Peraturan Daerah untuk meningkatkan ketertiban di
peran Masyarakat masyarakat dalam penyelenggaraan kawasan permukiman
menuju masyarakat Menegakkan pelaksanaan Perda dan atau Pelaksanaan Peraturan Daerah untuk meningkatnya ketentraman
sejahtera, aman, penyelesaian sengketa hukum terkait dan ketertiban di masyarakat dalam penyelenggaraan kawasan
damai dan bermartabat penyelenggaraan kawasan permukiman permukiman
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam Mendorong masyarakat terutama untuk menjaga keamanan dan
keamanan dan ketertiban di kawasan ketertiban di kawasan permukiman
permukiman
Mewujudkan Meningkatkan pendayagunaan dan Menginventarisir aset daerah yang berupa cadangan tanah dan
Pengelolaan Aset pengamanan aset daerah yang berupa mengoptimalisasikan pemanfaatannya untuk kawasan permukiman
Daerah menuju cadangan tanah untuk kawasan permukiman bagi MBR
masyarakat sejahtera,
aman, damai dan
bermartabat .
Mewujudkan Meningkatkan kerjasama yang harmonis dan STRATEGI SKALA KOTA
Kelembagaan Kerja sinergis dengan pemerintah provinsi maupun Mendorong kerjasama antar pemerintah daerah termasuk dengan
sama Antar Daerah dengan daerah lain terkait pengembangan pemerintah provinsi dalam rangka peningkatan pelayanan publik
menuju masyarakat permukiman dan infrastruktur permukiman pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman
sejahtera, aman,
damai dan bermartabat
Mewujudkan Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan STRATEGI SKALA KOTA
Kelembagaan kepada masyarakat Penataan peraturan dan prosedur perijinan dan pengembangan
Pelayanan Publik kapasitas lembaga publik pelayanan perijinan terutama terkait
menuju masyarakat pembangunan kawasan permukiman
sejahtera, aman,
damai dan bermartabat
VII - 12
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
7.2. Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur PermukIman Kota
Subulussalam
Program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman kota
Subulussalam adalah merupakan hasil dari analisis korelasi strategi pembangunan
permukiman dan kebutuhan infrastruktur pendukung dengan strategi pembangunan
lainnya dalam skema manajemen pembangunan kota baik untuk skala kota maupun
skala kawasan berupa rekapitulasi kebijakan, strategi, dan program pembangunan dan
penataan ruang serta kebutuhan sumber pembiayaan dan kemungkinan waktu
penerapan. Adapun korelasi program dan strategi tersebut dapat dilihat pada tabel 7.2.
berikut :
VII - 13
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 7.2.
Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur PermukIman Kota Subulussalam
VII - 14
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
LAMPIRAN
PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN KOTA SUBULUSSALAM
VII - 53
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 54
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 55
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 56
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 57
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 58
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 59
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 60
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 61
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 62
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 63
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 64
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 65
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 66
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 67
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 68
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 69
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 70
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 71
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 72
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 73
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 74
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 75
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 76
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 77
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 78
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 79
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 80
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
VII - 81
PT. MITRAPLAN KONST
Tabel 16
Matriks Konsekuensi Dan Dampak Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan
ASPEK
STRATEGI
YANG
IMPLIKASI PROGRAM
DIAMATI
Strategi Skala Kota Subulussalam
STRATEGI SKALA KOTA Kebutuhan identifikasi wilayah kumuh kota Pendataan dan pemetaan wilayah permukiman
Permukiman Kebutuhan inventarisasi investasi daerah
Perencanaan dan pembangunan kumuh kota Subulussalam
infrastruktur permukiman pusat kota Kebutuhan data potensi ekonomi daerah Pengadaan dan peningkatan pelayanan jaringan
Subulussalam Kebutuhan identifikasi kawasan heritage daerah infrastruktur permukiman kota
Kebutuhan Kebijakan RTRW dan kebijakan tata Relokasi dan penataan permukiman kumuh di area
ruang daerah sempadan sungai
Kebutuhan kajian pariwisata daerah Penyusunan kebijakan pengembangan Sub Wilayah
Kebuthan kebijakan konservasi sumber daya Permukiman sesuai dengan arahan RTRW Kota
alam dan budi daya daerah Subulussalam
Pengembangan kawasan permukiman agroindustri
berbasis pemberdayaan pihak swasta.
Revitalisasi infrastruktur dan permukiman kawasan
bernilai budaya (heritage) di Rundeng
Penataan pengembangan wilayah permukiman
formal dan informal sesuai dengan kebijakan RTRW
Penyusunan regulasi IMB pembangunan
permukiman dan perumahan kota
Peningkatan pemberdayaan sosial -ekonomi
masyarakat dalam pembangunan permukiman sehat
Sosialisasi kebijakan pembangunan permukiman di
kota Subulussalam
VII - 15
STRATEGI SKALA KOTA Kebutuhan penyusunan kebijakan pengelolaan Penyusunan kebijakan pengelolaan sampah di
Persampahan
Peningkatan pelayanan pengelolaan sampah di wilayah dengan peruntukan fungsi wilayah dengan peruntukan fungsi campuran
persampahan kota Subulussalam campuran (terminal-pasar) (terminal-pasar)
Kebutuhan data kawasan penghasil timbulan Inventarisasi dan pemetaan kawasan penghasil
sampah kota timbulan sampah kota
Kebutuhan peralatan pengumpul dan Pengadaan peralatan pengumpul dan
pengangkutan sampah pengangkutan sampah
Kebutuhan lokasi TPS di wilayah permukiman Pembangunan TPS di wilayah permukiman dan
dan fasilitas umum fasilitas umum
Kebutuhan TPA baru dan penyediaan TPS di Peningkatan pelayananpengelolaan TPA baru dan
wilayah permukiman kota penyediaan TPS di wilayah permukiman kota
Penetapan pengelolaan sampah melalui SK
Walikota.
VII - 16
STRATEGI SKALA KOTA Kebutuhan perencanaan system pembuangan Penyusunan perencanaan system pembuangan
Air Limbah
Peningkatan pelayanan system limbah terpadu limbah terpadu permukiman dan industri
pembuangan limbah permukiman kota Kebutuhan prasarana dan sarana air limbah Peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana air
terpadu dengan recycling system pada skala kota dan limbah dengan recycling system pada skala kota
kawasan permukiman dan kawasan permukiman
Kebutuhan regulasi system pembuangan limbah Penyusunan kebijakan system pembuangan limbah
pabrik / industry skala kota pabrik / industry skala kota
STRATEGI SKALA KOTA Kondisi Rawan
Kebutuhan data lahan kritis dan rawan bencana Penyusunan identifikasi dan pemetaan lahan kritis
Pembangunan infrastruktur tanggap Bencana Kebutuhan rencana mitigasi dan jalur evakuasi dan rawan bencana
bencana bencana Penyusunan perencanaan mitigasi dan jalur
Kebutuhan ruang evakuasi bencana evakuasi bencana
Kebutuhan sarana dan prasarana Pembangunan tata ruang evakuasi bencana
penanggulangan korban bencana alam dan Peningkatkan sarana dan prasarana
social penanggulangan korban bencana alam dan social
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat tanggap Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat tanggap
darurat bencana darurat bencana
STRATEGI SKALA KOTA Sistem Kebutuhan rencana induk transportasi kota, Penyusunan rencana induk transportasi kota,
VII - 18
STRATEGI SKALA KOTA infrastruktur Kebutuhan rencana induk jaringan pelayanan Penyusunan rencana induk jaringan pelayanan listrik
Peningkatan pelayanan energi/kelistrikan energi listrik kota kota
/kelistrikan Kebutuhan sarana dan prasarana Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana
kota
energi/kelistrikan kota energi/kelistrikan kota
(mulai dari SUTT hingga SUTR sampai ke (mulai dari SUTT hingga SUTR sampai ke
sambungan rumah) sambungan rumah)
Kebutuhan regulasi pengelolaan system Penyusunan regulasi pengelolaan system kelistrikan
kelistrikan kota kota
ASPEK
STRATEGI
YANG
IMPLIKASI PROGRAM
DIAMATI
Strategi Skala Kawasan PUSAT KOTA SUBULUSSALAM
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan rencana penataan kawasan Penataan kawasan permukiman kumuh (slum area)
Permukiman
Peremajaan (Urban Renewal) lingkungan permukiman kumuh (slum area) dan permukiman dan permukiman yang statusnya bermasalah
permukiman kota yang statusnya bermasalah (squatters area). (squatters area).
Kebutuhan peremajaan fisik perumahan non- Peremajaan fisik perumahan non-permanen
permanen lingkungan permukiman kota lingkungan permukiman kota
Kebutuhan regulasi tata ruang dan tata bangunan Penyusunan regulasi tata ruang dan tata bangunan
kawasan permukiman kawasan permukiman
Kebutuhan ketetapan garis sempadan bangunan Penyusunan ketetapan garis sempadan bangunan
dan fungsi peruntukan tata guna lahan. dan fungsi peruntukan tata guna lahan.
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan permukiman komersial pengelolaan lingkungan permukiman komersial
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan jangkauan pelayanan jaringan air Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air bersih
Air Bersih
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih bersih ke seluruh kawasan permukiman ke seluruh kawasan permukiman
ke kawasan permukiman di pusat kota Kebutuhan air bersih berkualitas. Peningkatan penyediaan jumlah air bersih
Subulussalam Kebutuhan jangkauan penyediaan jaringan air berkualitas.
bersih ke kawasan pengembangan permukiman Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air
baru. bersih ke kawasan pengembangan permukiman
Kebutuhan partisipasi masyarakat dalam baru.
VII - 20
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan konservasi kawasan yang berfungsi Peningkatan konservasi kawasan yang berfungsi
Drainase
Peningkatan pelayanan infrastruktur sebagai resapan air sebagai resapan air
drainase kawasan permukiman pusat Kebutuhan peningkatan mutu lahan resapan air Peningkatan mutu lahan resapan air melalui konsep
kota Subulussalam melalui konsep biopori pada kawasan biopori pada kawasan permukiman
permukiman Penyusunan perencanaan tipe dan standard
Kebutuhan rencana tipe dan standard drainase drainase kawasan permukiman pusat kota
kawasan permukiman pusat kota Subulussalam Subulussalam
Kebutuhan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan drainase pengelolaan drainase
VII - 21
STRATEGI SKALA KAWASAN Kebutuhan RTH sebagai public space di kawasan Pembangunan RTH sebagai public space di kawasan
RTH
Peningkatan pelayanan RTH khusus permukiman permukiman
kawasan permukiman pusat kota Kebutuhan regulasi bagi pengembang Penyusunan regulasi bagi pengembang (developer)
Subulussalam (developer) untuk penyediaan RTH berupa untuk penyediaan RTH berupa taman lingkungan
taman lingkungan pada perumahan baru pada perumahan baru
Kebutuhan masyarakat sadar lingkungan hijau Pembinaan masyarakat sadar lingkungan hijau untuk
untuk pengelolaan RTH mandiri pengelolaan RTH mandiri
Kebutuhan kawasan alun-alun sebagai RTH Pembangunan kawasan alun-alun sebagai RTH
kawasan permukiman. kawasan permukiman.
Kebutuhan lahan makam bagi masyarakat Pembangunan lahan makam bagi masyarakat
Kebutuhan RTH dengan vegetasi yang memiliki Pembangunan RTH dengan vegetasi yang memiliki
VII - 22
STRATEGI SKALA KAWASAN Kawasan rawan Kebutuhan sosialisasi evakuasi bencana luapan Peningkatan sosialisasi evakuasi bencana luapan
Peningkatan pelayanan tanggap darurat Bencana banjir bagi permukiman tepi sungai Lae Kombih banjir bagi permukiman tepi sungai Lae Kombih
rawan bencana tanah longsor di pusat Kebutuhan sosialisasi model pembangunan Peningkatan sosialisasi model pembangunan
kota Subulussalam permukiman di daerah pemekaran pembangunan permukiman di daerah pemekaran pembangunan
permukiman permukiman
Kebutuhan kebijakan tata kelola lahan yang Penyusunan kebijakan tata kelola lahan yang
mengalami perubahan peruntukan pertanian mengalami perubahan peruntukan pertanian menjadi
menjadi permukiman permukiman
STRATEGI SKALA KAWASAN Transportasi Kebutuhan masterplan sarana transportasi umum Penyusunan masterplan sarana transportasi umum
Peningkatan pelayanan system kawasan pusat kota Subulussalam kawasan pusat kota Subulussalam
transportasi kawasan pusat kota Kebutuhan sarana dan prasarana transportasi Pengadaan sarana dan prasarana transportasi
Subulussalam umum pedesaan dan kawasan pusat kota umum pedesaan dan kawasan pusat kota
Subulussalam Subulussalam
Kebutuhan fasilitas prasarana dan sarana Peningkatan fasilitas prasarana dan sarana
transportasi, rambu jalan dsb transportasi, rambu jalan dsb
Kebutuhan terminal B Pembangunan terminal B
Kebutuhan sarana transportasi umum alternative Pembangunan sarana transportasi umum alternative
VII - 23
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Kebutuhan pembebasan dan ganti rugi pohon Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon
Peningkatan pelayanan kelistrikan energi/kelistrika untuk jalur listrik kawasan untuk jalur listrik kawasan
menjangkau seluruh kawasan n Kebutuhan program PLTMH Peningkatan program PLTMH
permukiman pusat kota Subulussalam Kebutuhan program PLTMH, angin, biodisel, Peningkatan program PLTMH, angin, biodisel, PLTS,
PLTS, PLTA, Gasifikasi. PLTA, Gasifikasi.
Kebutuhan alternative penggunaan energy baru Peningkatan alternative penggunaan energy baru
terbarukan terbarukan
Kebutuhan partisipasi masyarakat dalam tertib Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib
penggunaan listrik rumah tangga penggunaan listrik rumah tangga
Kebutuhan pendapatan dari retribusi tariff listrik Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik
industri industri
VII - 24
STRATEGI SKALA KAWASAN Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air bersih
Air Bersih
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih bersih ke kawasan permukiman ke kawasan permukiman
ke kawasan permukiman di Rundeng Peningkatan penyediaan jumlah air bersih Peningkatan penyediaan jumlah air bersih
berkualitas. berkualitas.
Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air
bersih ke kawasan pengembangan bersih ke kawasan pengembangan permukiman
permukiman baru. baru.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan air bersih pengelolaan air bersih
Peningkatan menajemen pengawasan kebocoran Peningkatan menajemen pengawasan kebocoran
pengelolaan air bersih di tingkat kawasan pengelolaan air bersih di tingkat kawasan
VII - 25
VII - 27
VII - 28
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon
Peningkatan pelayanan kelistrikan energi/kelistrika untuk jalur listrik kawasan untuk jalur listrik kawasan
menjangkau seluruh kawasan n Peningkatan program PLTMH Peningkatan program PLTMH
permukiman Rundeng Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib
penggunaan listrik rumah tangga penggunaan listrik rumah tangga
Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik
industri industri
VII - 29
STRATEGI SKALA KAWASAN Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan air bersih
Air Bersih
Peningkatan pelayanan jaringan air bersih bersih ke kawasan permukiman ke kawasan permukiman
ke kawasan permukiman di Gelombang Peningkatan penyediaan jumlah air bersih Peningkatan penyediaan jumlah air bersih
berkualitas. berkualitas.
Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air Peningkatan jangkauan penyediaan jaringan air
bersih ke kawasan pengembangan bersih ke kawasan pengembangan permukiman
permukiman baru. baru.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
VII - 30
STRATEGI SKALA KAWASAN Persampahan Penyediaan peralatan, angkutan sampah Penyediaan peralatan, angkutan sampah gedung
Peningkatan pelayanan pengelolaan gedung mesin pengelolaan persampahan mesin pengelolaan persampahan
sampah kawasan Gelombang Peningkatan pelayanan angkutan sampah di Peningkatan pelayanan angkutan sampah di
Gelombang Gelombang
Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah secara 3R melalui pengelolaan sampah secara 3R melalui sosialisasi
sosialisasi dan kebijakan pengawasan dan kebijakan pengawasan
Peningkatan ketersediaan TPS di Gelombang Peningkatan ketersediaan TPS di Gelombang
Pembuatan kebijakan retribusi pembuangan Pembuatan kebijakan retribusi pembuangan sampah
sampah kawasan kawasan
STRATEGI SKALA KAWASAN Peningkatan konservasi kawasan yang berfungsi Peningkatan konservasi kawasan yang berfungsi
Drainase
Peningkatan pelayanan infrastruktur sebagai resapan air sebagai resapan air
drainase kawasan permukiman Peningkatan mutu lahan resapan air melalui Peningkatan mutu lahan resapan air melalui konsep
Gelombang konsep biopori pada kawasan permukiman biopori pada kawasan permukiman
Penyusunan perencanaan tipe dan standard Penyusunan perencanaan tipe dan standard
drainase kawasan permukiman Gelombang drainase kawasan permukiman Gelombang
Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan drainase pengelolaan drainase
VII - 31
STRATEGI SKALA KAWASAN Pembangunan RTH di bantaran sungai sebagai Pembangunan RTH di bantaran sungai sebagai
RTH
Peningkatan pelayanan RTH khusus barrier pembatas permukiman barrier pembatas permukiman
kawasan permukiman tepi sungai Pembangunan RTH sebagai public space di Pembangunan RTH sebagai public space di kawasan
Gelombang kawasan permukiman permukiman
Penyusunan regulasi bagi pengembang Penyusunan regulasi bagi pengembang (developer)
(developer) untuk penyediaan RTH berupa untuk penyediaan RTH berupa taman lingkungan
taman lingkungan pada perumahan baru pada perumahan baru
Pembinaan masyarakat sadar lingkungan hijau Pembinaan masyarakat sadar lingkungan hijau untuk
untuk pengelolaan RTH mandiri pengelolaan RTH mandiri
Pembangunan kawasan alun-alun sebagai RTH Pembangunan kawasan alun-alun sebagai RTH
kawasan permukiman. kawasan permukiman.
Pembangunan lahan makam bagi masyarakat Pembangunan lahan makam bagi masyarakat
Pembangunan RTH bantaran sungai dengan Pembangunan RTH bantaran sungai dengan vegetasi
vegetasi yang memiliki nilai produktif secara yang memiliki nilai produktif secara ekonomi.
ekonomi.
STRATEGI SKALA KAWASAN Peningkatan sarana pembuangan limbah dari Peningkatan sarana pembuangan limbah dari rumah
Air Limbah
VII - 32
VII - 33
STRATEGI SKALA KAWASAN infrastruktur Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon Pelaksanaan pembebasan dan ganti rugi pohon
Peningkatan pelayanan kelistrikan energi/kelistrika untuk jalur listrik kawasan untuk jalur listrik kawasan
menjangkau seluruh kawasan n Peningkatan program PLTMH Peningkatan program PLTMH
permukiman Gelombang Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib Peningkatan partisipasi masyarakat dalam tertib
penggunaan listrik rumah tangga penggunaan listrik rumah tangga
Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik Peningkatan pendapatan dari retribusi tariff listrik
industri industri
VII - 34
BAB VIII
PENUTUP
VIII - 1
PT. MITRAPLAN KONST
ASLI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATKER PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERBATASAN
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Jln. Pemancar No.5 Simpang Tiga, Banda Aceh
LAPORAN AKHIR
TAHUN ANGGARAN
2012
No SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN PENGEMBANGAN
1 Kawasan Terdapat beberapa pusat Infra struktur dan sarana Penyebaran pola permukiman model
Permukiman pertumbuhan permukiman prasarana hunian kurang 'lompat katak" dan tidak
tingkat Kecamatan dan IKK memadai terkonsentrasinya pola permukiman
yang menyebar
Kawasan pemukiman aksesibilitas kurang Jumlah penduduk menetap kurang
campuran strata – rendah-
menengah-atas
Tidak terdapat kawasan Kondisi rumah tidak layak Kota Subulussalam hanya sebagai
kumuh yang mencolok huni kota transit
Munculnya bangkitan
kegiatan perekonomian di
pusat kota
2 Air Bersih Terdapat jaringan primer air Sambungan yang terlayani Tingkat kebocoran >25%.
bersih baru mencakup 38 % dari
perumahan yang ada.
Tersebar di 5 kecamatan, Sumber air bersih cukup tersedia
terutama pusat kecamatan
3 Sanitasi / Air Telah ada DED di kawasan Saluran lingkungan belum Terdapat wilayah rawan banjir, luas
Limbah simpang kiri terintegrasi kawasan yang terlayani oleh
jaringan drainase baru 15%.
Drainase parit tertutup dengan Aplikasi belum konsisten Jaringan drainase masih menjadi
manhole dengan perancangan satu dengan sistem sanitasi kota
Tersebar di 5 kecamatan, Rumah tangga di kawasan
terutama pusat kecamatan permukiman perkotaan yang
terlayani sistem sanitasi baru
40%
Sistem sanitasi masih
menjadi satu dengan jaringan
drainase kota
4 Persampahan pusat kota Ssalam terlayani 64% terlayani di 6 desa Perlu sistem persampahan
namun sebagai terintegrasi
Penanggalan belum
terlayani
merata di 4 desa Simpang 3 Kcmtn belum belum Antisipasi timbulan sampah
kiri - 2 desa di Penanggalan terlayani pengumpulan/pemilahan/pengolaha
n/pembuangan
5 Jalan 6 desa Simpang kiri / 3 desa Perawatan kurang Sebagian kecil merupakan swadaya
Lingkungan Penanggalan masyarakat dan sebagian jalan
lingkungan kondisinya buruk
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya. Shalawat dan salam disampaikan kepada
Rasulullah saw, yang menjadi teladan di dalam kehidupan .
Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
untuk Kota Subulussalam ini tiada lain adalah amanah, tugas dan tanggung jawab untuk
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk kesjahteraan masyarakat
Subulussalam.
Laporan Akhir ini adalah merupakan laporan kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan untuk Kota Subulussalam. Di
dalam Laporan Akhir ini, dijelaskan mengenai seluruh analisis dan capaian hasil yang
diperoleh dalam penyelenggaraan SPPIP kota Subulussalam.
Tiada daya dan upaya kecuali atas ijin Allah SWT, maka kami sampaikan
Laporan Akhir ini dengan harapan adanya manfaat dan kebaikan dalam pekerjaan ini.
Akhir kata, diucapkan terima kasih atas sambutan, dukungan dan kerjasama dari semua
pihak yang telah membantu pekerjaan ini.
Subulussalam, Oktober 2012
PT Mitraplan Kons
i
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
DAFTAR ISI
ISI HAL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR – SKEMA - TABEL v
ii
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
iii
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
iv
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
ISI HAL
GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Strategi Pembangunan Kota (SPK)
dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah
Perkotaan I-1
Gambar 5.1. Peta kebijakan dan strategi pembangunan kota Subulussalam V-6
v
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
SKEMA
Skema 3.3 Input, Proses dan keluaran Keterpaduan Rancangan Konseptual III - 30
vi
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
TABEL
Tabel 3.1 Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Subulussalam III - 35
vii
PT. MITRAPLAN KONST
Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
KOTA SUBULUSSALAM
Tabel 5.5 Matrik Isu-isu Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kota Subulussalam V - 17
Tabel 6.5 Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh program pnpm mandiri VI - 25
viii
PT. MITRAPLAN KONST