Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KELAYAKAN AGRIBISNIS

KELAYAKAN AGROINDUSTRI RUMAH TANGGA


MANISAN PEPAYA DI KABUPATEN SAMPANG

DISUSUN OLEH :

Thoriq Fadllurahman 20180220258

Sakifa Siti Akilah 20180220259

Nungki Amelia Putri 20180220260

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

JUNI 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
DAFTAR TABEL...................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................................5
II. PROSES PRODUKSI......................................................................................................6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................7
A. Identitas Petani.............................................................................................................7
B. Biaya Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya..................................................8
C. Penerimaan Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya........................................9
D. Pendapatan dan Keuntungan Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya............10
E. Kelayakan Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya........................................11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

2
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identitas Petani Sampel.............................................................................................7
Tabel 2. Biaya Eksplisit Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang Tahun 2020...8
Tabel 3. Biaya Implisit Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang.........................9
Tabel 4. Penerimaan Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang Tahun 2020........9
Tabel 5. Pendapatan dan Keuntungan Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang
Tahun 2020...........................................................................................................................10
Tabel 6. R/C Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang Tahun 2020...................11
Tabel 7. Produktivitas Tenaga Kerja Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya
Kabupaten Sampang Tahun 2020.........................................................................................12
Tabel 8. Produktivitas Modal Agroindustri Manisan Mangga Kabupaten Sampang Tahun
2020.......................................................................................................................................13
Tabel 9. Break Even Point (BEP) Produksi Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya
Kabupaten Sampang Tahun 2020.........................................................................................13
Tabel 10. Break Even Point (BEP) Harga Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya
Kabupaten Sampang Tahun 2020.........................................................................................14

3
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pepaya merupakan tumbuhan yang tumbuh subur di daerah tropik dan
subtropik, dapat dijumpai di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 1000
m di atas permukaan laut. Tumbuhan pepaya sangat sensitif terhadap air sehingga
tidak dapat tumbuh pada daerah yang tergenang air. Tumbuhan pepaya memiliki
bagian tubuh batang, daun, buah dan bunga. Tumbuhan pepaya dapat memiliki
ketinggian 2-10 meter dan diameter 10-40 cm dengan batang terlihat seperti spon
berserat dengan bantuk silinder dan berongga.
Pepaya yang tumbuh subur di Indonesia dan negara-negara lain dengan
iklim tropik dan subtropik adalah jenis tumbuhan yang bernilai konomi. Bagian-
bagian tanaman (daun, bunga, buah) sudah dimanfaatkan masyarakat luas untuk
konsumsi makanan maupun obat-obatan tradisional. Buah pepaya mentah seringkali
dimanfaatkan untuk sayur, sedangkan buah yang masak dikonsumsi langsung. Daun
pepaya digunakan digunakan untuk sayur dan juga jamu tradisional, sedangkan
bunganya dimanfaatkan untuk sayuran. Tanaman pepaya memiliki kandungan
nutrisi utama yaitu enzim papain, vitamin A dan vitamin C. Enzim papain
merupakan enzim yang sering digunakan untuk melunakkan daging. Vitamin A dan
vitamin C merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan
vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti miopi dan rabun
malam sedangkan vitamin C diperlukan sebagai antioksidan dan dapat
meningkatkan daya tahan tubuh. Buah pepaya merupakan jenis buah yang tidak
tahan lama atau mudah busuk sehingga perlu pengolahan lebih lanjut agar buah
dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Manisan menjadi salah satu cara pengolahan buah pepaya agar bisa bertahan
lebih lama. Manisan juga menjadi salah satu olahan yang banyak disukai
masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan segar. Rasanya yang manis
dan bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai
kesempatan. Produk manisan juga memiliki keuntungan diantaranya; bentuknya
lebih menarik, lebih awet dan volume serta bobotnya lebih kecil sehingga
mmpermudah dalam pengangkutan [ CITATION Pra07 \l 1033 ].
Membuat buah-buahan mrnjadi manisan adalah salah satu cara untuk
mengawetkan bahan makanan dan hal ini sudah dilakukan sejak zaman dulu kala.
Perendaman seperti ini mengakibatkan kadar gula dalam buah meningkat dan kadar
air berkurang. Keadaan ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak.
Hasilnya buah menjadi lebih tahan lama. Buah yang digunakan sebaiknya

4
berkualitas baik. Jika kurang baik mutunya maka pada saat pengawetan permukaan
buah akan menjadi keriput [ CITATION Hin03 \l 1033 ].

B. Tujuan
1. Mengetahui proses produksi manisan pepaya di Kabupaten Sampang

2. Mengetahui biaya dan pendapatan agroindustri rumah tangga manisan pepaya di


Kabupaten Sampang

3. Mengetahui kelayakan agroindustri rumah tangga manisan pepaya di Kabupaten


Sampang

5
II. PROSES PRODUKSI

1. Siapkan buah pepaya yang belum terlalu matang lalu potong dadu tipis.
2. Buah pepaya yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diisi
dengan larutan garam. Rendam buah pepaya ke dalam larutan garam hingga layu
lalu angkat dan tiriskan.
3. Selanjutnya, rendam buah pepaya yang sudah ditiriskan ke dalam air sirih kapur,
rendam kira-kira selama semalam. 
4. Esok paginya, angkat buah pepaya dari rendaman sirih kapur dan cuci bersih buah
pepaya. Tiriskan buah pepaya. 
5. Campurkan buah pepaya dengan gula pasir. Diamkan beberapa waktu sampai gula
larut dan meresap ke dalam daging buah pepaya. Jika sudah, angkat dan kembali
tiriskan buah pepaya. 
6. Siapkan panci lalu isi dengan air matang. Tambahkan sisa gula pasir dan buah
pepaya ke dalam panci. Rebus buah pepaya sampai mendidih dan air gula benar-
benar meresap. 
7. Jika sudah mendidih, matikan kompor dan angkat buah pepaya. Simpan di dalam
toples kira-kira selama 12 jam. 
8. Manisan pepaya sudah jadi dan siap untuk disajikan.

6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Petani
Identitas petani berguna untuk mengetahui latar belakang petani yang
menjalankan agroindustri rumah tangga manisan pepaya di Kabupaten Sampang.
Dengan mengtahui identitas petani maka akan memudahkan dalam melakukan
pendataan terhadap pelaku agroindustri rumah tangga di Kabupaten Sampang.
Dalam laporan praktikum kali ini identitas petani yang akan dibahas antara lain
jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan sampingan dan jumlah anggota
keluarga.
Tabel 1. Identitas Petani Sampel

No Uraian Jumlah (orang) Persentase (%)


1 Jenis Kelamin:
Laki-laki 0 0
Perempuan 3 100
2 Umur (tahun):
<15 0 0
15 – 55 3 100
>55 0 0
3 Pendidikan:
Tidak Sekolah 0 0
SD 0 0
SMP 2 66,7
SMA 1 33,3
PT 0 0
4 Pekerjaan Sampingan:
Pedagang -
Buruh tani -
5 Jumlah anggota:
1–2 2 66,7
3–4 1 33,3
>4 0 0

Dari data diatas didapatkan beberapa informasi mengenai identitas


kelompok pengusaha manisan pepaya di Kabupaten Sampang, yaitu berdasarkan
jenis kelamin ada sebanyak tiga orang pelaku agroindustri rumah tangga manisan
pepaya ini merupakan wanita keseluruhannya yang bernama Fahriyah, Pratiwi dan
Rini. Dua orang dari mereka berpendidikan hingga SMP yaitu Ibu Fahriyah dan Ibu
Rini, sedangakn Ibu Pratiwi berpendidikan hingga SMA. Ketiga pelaku usaha
memiliki kisaran umur antara 15-55 tahun. Ibu Fahriyah berumur 45 tahun dengan
memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak tiga orang, Ibu Pratiwi berumur 32
tahun dengan memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak dua orang dan Ibu Rini
berumur 30 tahun dengan jumlah anggota keluarga sebanyak dua orang juga.
Agroindustri rumah tangga manisan pepaya ini merupakan pekerjaan utama dari

7
ketiga wanita ini dan ketiga kelompok wanita ini memiliki pengalaman menjalankan
usaha yang berbeda-beda seperti Ibu Fahriyah yang sudah menjalankan usahanya
selama 7 tahun, sedangkan Ibu Pratiwi dan Ibu Rini sudah menjalankan usahanya
selama 2 tahun. Dengan mengetahui identitas dari pelaku usaha manisan pepaya ini
maka dalam menjalankan usahanya pasti akan berbeda-beda. Pelaku usaha yang
sudah menjalankan usahanya lebih lama pasti juga akan lebih berpengalaman.

C. Biaya Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya


1. Biaya Eksplisit
Biaya eksplisit merupakan biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam proses
produksi. Biaya eksplisit meliputi : biaya bahan baku, biaya penyusutan alat, biaya
tenaga kerja luar keluarga, biaya sewa tanah, bunga modal pinjaman.

Tabel 2. Biaya Eksplisit Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang Tahun 2020

No Uraian Biaya (Rp) Persentase (%)


1 Saprodi 611.333 86
2 Penyusutan Alat 16.264 2
3 TKLK 80.889 11
Jumlah 708.486 100

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa biaya terbesar berada pada biaya
saprodi yaitu sebesar Rp 611.333 hal ini dikarena penggunaan saprodi pada
agroindustri rumah tangga manisan pepaya ini banyak. Saprodi tesebut meliputi
pepaya, gula, pewarna, citrum, kayu bakar dan plastik. Dengan banyaknya saprodi
yang digunakan maka tidak heran jika biaya yang dikeluarkan juga banyak untuk
produksi manisan pepaya di Kabupaten Sampang. Sedangkan biaya terkecil berada
pada biaya penyusutan alat yaitu sebesar Rp 16.264 hal ini dikarenakan harga alat
yang digunakan untuk produksi manisan pepaya tidak terlalu signifikan mengalami
penurunan harga setiap tahunnya sehingga tidak banyak yang dikeluarkan untuk
penyusutan alat.

2. Biaya Implisit
Biaya implisit merupakan biaya yang tidak secara nyata dikeluarkan tetapi
tetap perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Biaya implisit meliputi : tenaga
kerja dalam keluarga, sewa lahan sendiri, bunga modal sendiri, biaya bahan milik
sendiri.

Tabel 3. Biaya Implisit Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang

No Uraian Biaya (Rp) Persentase (%)

8
1 TKDK 26.000 44
2 Sewa Lahan 32.250 53
3 Bunga Modal Sendiri 1.417 2
Jumlah 58.667 100

Bedasarkan data di atas diketahuai bahwa biaya paling besar berada pada
biaya sewa lahan sendiri yaitu sebesar Rp 31.250,- atau sebanyak 53%, hal ini
dikarenakan jika diperhitungkan kembali biaya sewa lahan akan sangat mahal dan
biasanya setiap tahun akan mengalami kenaikan harga. Sedangakn biaya yang
paling dikeluarkan untuk biaya bunga modal sendiri yaitu sebesar Rp 1.417,- atau
sebesar 2%, hal ini dikarenakan suku bunga pinjama setiap bulannya tidak besar
sehingga bunga modal sendiri nilainya akan kecil.

D. Penerimaan Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya


Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah
output.

Tabel 4. Penerimaan Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang Tahun 2020

No Uraian Jumlah
1 Produksi (Kg) 85
2 Harga (Rp) 16.500
3 Penerimaan (Rp) 1.402.500

Berdasarkan data di atas, penerimaan yang diterima oleh pelaku agroindustri


rumah tangga manisan pepaya Kabupaten Sampang cukup besar. Hal ini
dikarenakan dalam satu minggu rata-rata pengusaha mampu memproduksi manisan
sebanyak 85 kg dan rata-rata penerimaan selama satu minggu dapat mencapai
Rp1.402.500. Apabila diakumulasikan dalam waktu satu bulan maka produksi dan
penerimaan nilainya besar.

E. Pendapatan dan Keuntungan Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya


Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh pelaku usaha
agroindustri rumah tangga manisan pepaya. Pendapatan merupakan selisih antara
penerimaan total dengan biaya eksplisit. Keuntungan usaha merupakan
pengurangan pendapatan total dengan biaya total dari agroindustri rumah tangga
manisan pepaya.

Tabel 5. Pendapatan dan Keuntungan Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang


Tahun 2020

No Uraian Jumlah
1 Penerimaan (Rp) 1.402.500

9
2 Biaya Eksplisit (Rp) 708.486
3 Biaya Implisit (Rp) 58.667
4 Pendapatan (Rp) 694.014
5 Keuntungan (Rp) 635.347

Berdasarkan tabel di atas, pendapatan dan keuntungan rata-rata yang


diterima oleh pelaku usaha agroindustri rumah tangga manisan pepaya di Kabupaten
Sampang yang produksinya dilakukan satu minggu sekali cukup tinggi. Dengan
pendapatan yang diterima dalam satu kali produksi sebesar Rp 694.014 dan
keuntungan yang didapat sebesar Rp 635.347. Apabila diakumulasikan untuk waktu
satu bulan maka pendapatan dan keuntungan yang diterima pelaku usaha nilainya
besar.

F. Kelayakan Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya


1. Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan
total biaya. dengan rumus sebagai berikut:
TR
R/C . Ratio=
TC
TR = Total Revenue (Penerimaan Total) (Rp)
TC = Total Cost (Biaya Total) (Rp)

Jika R/C > 1, maka agroindustri tersebut layak diusahakan


Jika R/C < 1, maka agroindustri tersebut tidak layak diusahakan

Tabel 6. R/C Agroindustri Manisan Pepaya Kabupaten Sampang Tahun 2020

No Uraian Nilai
1 Penerimaan (Rp) 1.402.500
2 Biaya Eksplisit (Rp) 708.486
3 Biaya Implisit (Rp) 58.667
4 R/C 1,83

Berdasarkan tabel di atas, nilai R/C pada agroindustri manisan pepaya di


Kabupaten Sampang adalah 1,83. Dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa
agroindustri manisan pepaya di Kabupaten Sampang layak untuk diusahakan hal
ini dikarenakan nilai R/C bernilai lebih dari 1.

2. Produktivitas Tenaga Kerja


Produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara total
pendapatan yang telah dikurangi dengan nilai sewa lahan milik sendiri dan
bunga modal sendiri dengan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga.

10
NR−NSLS−BMS
PTK =
Jumlah TKDK
PTK = Produktivitas Tenaga Kerja
NR = Net Revenue (Pendapatan)
NSLS = Nilai Sewa Lahan Sendiri
BMS = Bunga Modal Sendiri
TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Jika produktivitas tenaga kerja dalam keluarga lebih besar dari upah
buruh setempat (dalam HKSP), maka agroindustri tersebut layak diusahakan.
Jika produktivitas tenaga kerja dalam keluarga lebih kecil dari upah buruh
setempat (dalam HKSP), maka agroindustri tersebut tidak layak diusahakan.

Tabel 7. Produktivitas Tenaga Kerja Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya


Kabupaten Sampang Tahun 2020

No Uraian Nilai
1 Pendapatan (Rp) 694.014
2 Sewa Lahan Sendiri (Rp) 31.250
3 Bunga Modal Sendiri (Rp) 1.417
4 Jumlah TKDK (HKO) 3
5 Produktivitas Tenaga Kerja (Rp/HKO) 220.449

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai produktivitas tenaga


kerja agroindustri rumah tangga manisan pepaya di Kabupaten Sampang sebesar
Rp220.449/HKO. Nilai produktivitas tenaga kerja tersebut lebih besar dari rata-
rata upah buruh setempat sehingga agroindustri rumah tangga manisan pepaya
di Kabupaten Sampang layak untuk diusahakan.

3. Produktivitas Modal
Produktivitas modal merupakan perbandingan antara total pendapatan
yang telah dikurangi dengan nilai sewa lahan milik sendiri dan nilai TKDK
dengan total biaya eksplisit.
NR−NSLS −TKDK
Produktivitas Modal= ×100 %
Biaya Ekspli sit
NR = Net Revenue (Pendapatan)
NSLS = Nilai Sewa Lahan Sendiri
TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Jika produktivitas modal lebih besar dari tingkat bunga tabungan, maka
agroindustri tersebut layak diusahakan. Jika produktivitas modal lebih kecil dari

11
tingkat bunga tabungan atau bunga pinjaman maka agroindustri tersebut tidak
layah diusahakan.

Tabel 8. Produktivitas Modal Agroindustri Manisan Mangga Kabupaten Sampang Tahun


2020

No Uraian Nilai
1 Pendapatan (Rp) 694.014
2 Biaya TKDK (Rp) 26.000
3 Sewa Lahan Sendiri (Rp) 31.250
4 Biaya Eksplisit (Rp) 708.486
5 Produktivitas Modal (%) 91

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai produktivitas modal


agroindustri manisan pepaya di Kabupaten Sampang sebesar 91%. Nilai
produktivitas modal tersebut lebih besar dari bunga pinjaman yang bernilai
0,8% per bulan, sehingga agroindustri rumah tangga manisan pepaya di
Kabupaten Sampang layak untuk diusahakan.

4. Break Even Point (BEP) Produksi


BEP adalah tingkat produksi dimana total pendapatan sama dengan total
pengeluaran. Dengan kata lain BEP adalah titik dimana perusahaan
menghasilkan jumlah laba yang sama dengan biaya selama produksi (titik
impas). BEP produksi adalah jumlah produksi minimal yang harus diproduksi
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Berikut rumus menghitung BEP
produksi:
TC
BEP Produksi=
P
TC = Total Cost (Biaya Total) (Rp)
P = Price (Harga Jual) (Rp/Kg)

Jika BEP Produksi < Jumlah Produksi, maka usaha menguntungkan


Jika BEP Produksi = Jumlah Produksi, maka usaha tidak untung/rugi
Jika BEP Produksi > Jumlah Produksi, maka usaha merugi

Tabel 9. Break Even Point (BEP) Produksi Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya
Kabupaten Sampang Tahun 2020

No Uraian Nilai
1 Biaya Total (Rp) 767.153
2 Harga (Rp/Kg) 16.500
3 BEP Produksi (Kg) 46,494

12
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa BEP produksi bernilai 46,494
kg. Pelaku usaha agroindustri manisan pepaya rata-rata mampu memproduksi 85
kg per minggu dengan rincian Ibu Fahriyah 120 kg, Ibu Pratiwi 75 kg dan Ibu
Rini 60 kg. Dengan demikian produksi manisan pepaya dalam satu minggu telah
melebihi nilai BEP produksi sehingga agroindustri rumah tangga manisan
pepaya di Kabupaten Sampang layak diusahakan dan akan menguntungkan
pelaku usaha.

5. Break Even Point (BEP) Harga


BEP harga adalah titik dimana harga jual produk tersebut apabila dijual
akan mendapat pendapatan yang impas. BEP ini untuk menentukan harga batas
harga terendah atau yang layak agar usaha tidak mengalami kerugian. Berikut
rumus menghitung BEP harga:
TC
BEP Harga=
Q
TC = Total Cost (Biaya Total) (Rp)
Q = Quantities (Jumlah Produksi) (Kg)

Jika BEP Harga < Harga Jual, maka usaha menguntungkan


Jika BEP Harga = Harga Jual, maka usaha tidak untung/rugi (impas)
Jika BEP Harga > Harga Jual, maka usaha merugi

Tabel 10. Break Even Point (BEP) Harga Agroindustri Rumah Tangga Manisan Pepaya
Kabupaten Sampang Tahun 2020

No Uraian Nilai
1 Biaya Total (Rp) 767.153
2 Produksi (Kg) 85
3 BEP Harga (Rp/Kg) 9.058

Berdasarkan tabel di atas, nilai BEP harga adalah sebesar Rp 9.058/kg.


Dengan nilai tersebut maka pelaku usaha akan impas (tidak untung/rugi) apabila
menjual produk dengan harga Rp 9.058/kg. Tetapi pada kenyataan di lapangan
pelaku usaha manisan pepaya menjual produknya dengan harga Rp 16.500/kg
sehingga agroindustri rumah tangga manisan pepaya di Kabupaten Sampang
layak diusahakan dan akan menguntungkan bagi pelaku usaha.

13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa terhadap agroindustri rumah tangga manisan pepaya di
Kabupaten Sampang dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses produksi manisan pepaya dimulai dengan memilih buah pepaya yang
belum terlalu matang kemudian dikupas, dicuci dan dipotong kecil-kecil 
rendam ke dalam larutan garam  tiriskan lalu rendam ke dalam larutan sirih
kapur semalaman  tiriskan, cuci buah dan campurkan dengan gula dan
diamkan hingga meresap  angkat dan masukkan ke dalam panci kemudian
tambah dengan gula lagi dan masak sampai mendidih dan meresap  matikan
kompor, masukkan ke dalam wadah dan simpan selama 12 jam  manisan
pepaya siap dinikmati.

2. Biaya eksplisit sebesar Rp 708.486, biaya implisit sebesar Rp 58.667 dan


pendapatan sebesar Rp 694.014.

3. Sesuai dengan analisa kelayakan menggunakan R/C Ratio, produktivitas tenaga


kerja, produktivitas modal, BEP produksi dan BEP harga agroindustri rumah
tangga manisan pepaya di Kabupaten Sampang layak untuk diusahakan.

G. Saran
Setelah melakukan analisa terhadap agroindustri rumah tangga manisan
pepaya di Kabupaten Sampang kami dapat memberikan saran berupa:
1. Pelaku usaha agroindustri rumah tangga manisan pepaya di Kabupaten Sampang
perlu meningkatkan jumlah produksi setiap minggunya agar keuntungan yang
didapat lebih besar.
2.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muaris, H. (2003). Manisan Buah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pratiwi, I. (2007). Pengembangan Teknologi Pembuatan Manisan Pepaya (Carica papaya L.).
Bogor: IPB.

Buku Panduan Paktikum Kelayakan Agribisnis

15

Anda mungkin juga menyukai