Anda di halaman 1dari 13

KESIMPULAN JURNAL

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Pada


Perusahaan Non-Keuangan
Hasil uji menunjukan variabel firm maturity (RER) memiliki nilai koefisien
dan signifikansi lebih besar dari alpha. Artinya variabel firm maturity tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel kebijakan dividen sehingga tidak dapat diterima.
Variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap variabel kebijakan dividen
sehingga dapat diterima. Dan variabel kesempatan investasi tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen sehingga tidak dapat diterima.
Variabel leverage (LEV) memiliki nilai koefisien dan nilai signifikansi lebih
besar daripada alpha. Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap variabel
kebijakan dividen sehingga tidak dapat diterima. Variabel ukuran perusahaan (SIZE)
memiliki nilai koefesien dan nilai signifikansi lebih besar dari alpha. Ukuran
perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel kebijakan dividen sehingga
tidak dapat diterima. Variabel likuiditas (LIQ) memiliki nilai koefesien dan nilai
signifikansi lebih besar dari alpha. Variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dividen sehingga tidak dapat diterima. Variabel tahun
sebelumnya (PYD) memiliki nilai koefisien dan nilai signifikansi lebih kecil dari
alpha. Variabel tahun sebelumnya memiliki pengaruh terhadap variabel kebijakan
dividen sehingga dapat diterima. Variabel aliran kas bebas berpengaruh terhadap
variabel aliran kas bebas berpengaruh terhadap variabel kebijakan dividen sehingga
dapat diterima.

B. Pengaruh Size, Current Ratio, Profitabilitas,Activity Dan Leverage Terhadap


Cash Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu
dengan menggunakan uji hipotesis regresi sederhana terdapat satu variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap dividen cash dan empat variabel yang tidak
signifikan terhadap dividen cash. Variabel yang signifikan adalah activity, sedangkan
variabel yang tidak signifikan adalah size, current ratio, profitabilitas dan leverage.
Yang sudah dilakukan 5 hipotesis yang sudah ditentukan oleh peneliti maka terdapat

1
1 variabel yang signifikan yaitu variabel acitivity dan 4 variabel tahun. Informasi
bahwa perusahaan akan membagikan dividen cash kepada investor apabila kondisi
perusahaan dalam kondisi yang baik sesuai hasil pengujian yang signifikan
sedangakn hasil pengujian yang tidak signifikan perusahaan tidak membagikan
dividen secara cash kepada para investor melaikan perusahaan membagikan berupa
saham dan sebagainya. Keterbatasan penelitian ini pada objek penelitian hanya
menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
periode pengamatan yang dilakukan hanya 4 tahun saja.

C. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham Di Bursa Efek


Indonesia
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, terdapat hubungan yang
signifikan dan positif antara pengumuman deviden dengan return saham.
Pengumuman deviden perusahaan yang ada di BEI dalam mengumumkan
devidennya antara 2-4 hari dengan rata-rata 2,2 hari.
Return saham, perhitungan return saham dengan membandingkan harga saham pada
saat oper price di kurangi dengan harga saham pada saat close price di bagi dengan
harga saham pada saat close price.
Besarnya pengaruh pengumuman deviden terhadap return saham adalah sebesar
23,80 % sedangkan sisa nya sebesar 76,20% dipengaruhi oleh variabel atau faktor
lain selain pengumuman deviden.
Prasetiono (2000) menyatakan kebijakan-kebijakan dividen mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya,karena
pengumuman dividen cenderung mengurangi ketidakpastian. Hal lain yang dapat
diungkapkan adalah dividen perusahaan lebih dapat diperkirakan daripada capital
gain karena pihak manajemen tidak mampu mengendalikan harga saham. Adanya
pengaruh positif antara nilai perubahan dividen dengan harga saham dimungkinkan
karena perubahan dividen merupakan salah satu motivasi sebagian besar investor
dalam menanamkan sahamnya di pasar modal. Dari koefisien determinasi dapat
diketahui bahwa pengaruh pengumuman deviden terhadap return saham adalah
sebesar 23,80 %, sedangkan sisanya sebesar 76,20 % dipengaruhi oleh variabel atau
faktor lain selain pengumuman deviden. Return saham sangat dipengaruhi oleh harga
saham, dimana harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor

2
eksternal, seperti tingkat suku bunga, kondisi sosial politik, dan pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan untuk faktor internal meliputi pengumuman dividen,
pendapatan perusahaan, dan kondisi perusahaan.

D. Reaksi Harga Saham Saat Pengumuman Deviden Tunai Di Moderasi Oleh Free
Cash Flow
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, penelitian ini memperoleh 2
kesimpulan.
Pertama, pengumuman deviden tunai berpengaruh positif pada reaksi harga
saham hal ini berarti semakin tinggi jumlah deviden tunai yang di umumkan maka
harga saham akan semakin baik. Investor melihat pengumuman deviden tunai
sebagai suatu informasi baik atau good news, sehingga menyebabkan reaksi pasar
yang positif melalui kenaikan harga saham. Selain itu, kecepatan reaksi yang terjadi
dan tidak berkepanjangan menunjukan bahwa pasar modal indonesia telah efisien
dalam bentuk setengah kuat secara informasi.
Kedua, free cash flow tidak terbukti sebagai pederasi yang memperkuat
pengaruh pengumuman dividen tunai pada reaksi harga saham. Variabel free cas
flow pada penelitian ini terbukti berpotensi sebagai variabel intervening. Exogen
anteseden atau prediktor (independen). Tinggi rendahnya free cash flow yang
terdapat dalam perusahaan, tidak lagi digunakan sebagai suatu pertimbangan oleh
investor dalam keputusan menahan atau melepas sahamnya saat terjadi pengumuman
dividen tunai. Hal ini karena free cash flow telah di perhitungkan oleh pihak
manajemen perusahaan sebelum membuat keputusan mengenai besarnya dividen
yang di bagikan, yang di umumkan saat rapat umum pemegang saham (RUPS).
Gitman (2003) menyatakan faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen
suatu perusahaan diantaranya: debt covenant, likuiditas, posisi kas, prospek
pertumbuhan perusahaan, dan kuasa kendali para pemegang saham mayoritas saham
perusahaan. Pembayaran dividen, khususnya dividen tunai kepada para pemegang
saham bergantung pada posisi kas yang tersedia. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
Sutrisno (2001) yang menemukan bahwa hanya faktor posisi kas (cash position) dan
Debt to Equity Ratio yang berpengaruh signifikan di antara beberapa faktor lain yang
mempengaruhi Dividend

3
Payout Ratio. Free Cash Flow atau aliran kas bebas menggambarkan tingkat
fleksibilitas keuangan perusahaan. Jensen (1986) mendefinisikan aliran kas bebas
sebagai kas yang tersisa setelah seluruh proyek yang menghasilkan net present value
positif dilakukan. Perusahaan dengan free cash flow berlebih akan memiliki kinerja
yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Hal ini karena perusahaan dapat
menggunakan free cash flow untuk memperoleh keuntungan atas berbagai
kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Perusahaan yang
memiliki free cash flow tinggi diduga lebih survive dalam situasi yang buruk.
Sedangkan, apabila terdapat free cash flow yang negatif, berarti sumber dana internal
perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi, sehingga
memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk utang maupun penerbitan
saham baru.

E. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Aktivitas Pendanaan Terhadap Dividen
Pada Perusahaan Manufaktur Di Kota Batam Periode 2012-2016
Berdasarkan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya, menunjukan bahwa :
1. Laba bersih secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividen. Hal ini
mungkin di sebabkan nilai persediaan pada setiap perusahaan nilai tidak tetap
sehingga modal kerja perusahaan juga sering berubah sehingga dividen juga
sering mengalami perubahan.
Laba bersih merupakan kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk
suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam
laporan laba rugi. Laba bersih dinilai dengan satuan rupiah. Setiap perusahaan
memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan laba. Dalam kegiatan jual beli saham,
informasi keuangan khususnya laba bersih suatu perusahaan dapat menjadi salah
satu cerminan atau tolak ukur seorang investor untuk mengambil keputusannya
berinvestasi. Laba bersih juga membantu para investor untuk memprediksi
imbalan investasi yang akan diterimanya apabila investor berinvestasi di
perusahaan dan menafsirkan risiko atau kecenderungan hasil kinerja manajemen
perusahaan dari waktu ke waktu. Pengumuman informasi akuntansi khususnya
informasi laba bersih akan memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang dan mengestimasi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang.

4
2. Arus kas aktivitas pendanaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
dividen. Hal ini mungkin disebabkan rata-rata perusahaan sampel melaksanakan
penagihan piutangnya dengan lancar sehingga modal kerja perusahaan
meningkat dan meningkatkan dividen.
Kegiatan pendanaan meliputi kegiatan dengan pemilik dan kreditor yang
berpengaruh pada kas, seperti penyetoran modal dan pengambilan prive (pada
perusahaan perorangan) atau pembagian dividen tunai (pada perusahaan
perseroan), dan penarikan bank serta pelunasannya (Sugiri, 2011:23).
Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2012:10) aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang timbul dari aktivitas
pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan.
Menurut (Prastowo, 2012: 35), menjelaskan bahwa aktivitas pendanaan adalah
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi
kewajiban (utang) jangka panjang dan modal (ekuitas) perusahaan. Aktivitas
pendanaan adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk
mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari
berbagai sumber beserta konsekuensinya (Rudianto, 2012: 18).
Arus kas pendanaan adalah semua yang berkaitan dengan upaya untuk
mendukung opersasi perusahaan dengan menyadiakan kebutuhan dana dari
berbagai sumber beserta konsekuensinya.
3. Laba bersih dan arus kas aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap dividen.
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio)
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber
pendanaan.akan tetapi dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih
besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi
pembayaran dividen pada saat ini. Jadi aspek utama dalam kebijakan dividen
perusahaan adalah menetukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen
dengan penambahan laba ditahan perusahaan (James, 2012: 270). Menurut

5
(Sartono, 2012: 281) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan guna pembiayan investasi dimasa datang”. Kebijakan dividen
bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) antara pengunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau
untuk digunakan didalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus ditahan
didalam perusahaan (Sartono, 2012: 265).

F. Dampak Pengumuman Pembagian Dividen Kas Terhadap Abnormal Return


Pada Indeks Lq-45
Berdasarkan indeks LQ45 yang telah diteliti dengan periode waktu Februari
2015
sampai Januari 2016, dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Ada abnormal return yang signifikan negatif pada saham indeks LQ45 dengan
pengumuman dividen kas pada t+2, t+4, dan t+5. Hal ini menunjukan bahwa
masih ada keterlambatan reaksi pasar untuk mengambil keputusan dari informasi
yang sudah tersedia di pasar.
2. Tidak ditemukan abnormal return yang signifikan pada saham indeks LQ45
dengan pengumuman dividen kas pada H6 sampai dengan hari pengumuman
pembagian dividen. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kebocoran
informasi mengenai besaran dividen yang berpotensi menyebabkan terjadinya
insider trading.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya keterlambatan reaksi paasar terhadap
pengumuman pembagian dividen kas pada periode 2015-2016. Hal ini di sebabkan
karena abnormal return yang signifikan baru di temukan pada periode setelah
pengumuman pembagian dividen kas tersebut di laksanakan. Keterlambatan pasar
bereksi dapat di sebabkan karena informasi masih bersifat asimetris. Dengan kata
lain, pasar di Indonesia masih belum efisien.
Model penelitian ini masih menggunakan market model untuk mendapatkan
abnormal return. Penelitian ini juga tidak mempertimbangkan adanya confounding
effect pada tanggal pengumuman dividen kas. Untuk mengembangkan penelitian ini
kedepannya, dapat di gunakan model yang lainnya seperti market adjusted model dan
mean adjusted model untuk mendapatkan abnormal return. Confounding effect serta

6
penambahan jumlah sampel juga dapat di pertimbangkan untuk mengetahui apakah
ada perbedaan dengan hasil yang di peroleh dari penelitian ini.

G. Reaksi Investor Pasar Modal Indonesia Tehadap Pengumuman Dividen


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan dirumuskan sebagai
berikut :
1. Tidak adanya perbedaan pada abnormal return yang signifikan sebelum dan
sesudah pengumuman dividen tahun 2016-2017
2. Adanya perbedaan pada trading volume activity yang signifikan sebelum dan
sesudah pengumuman dividen tahun 2016
3. Tidak adanya perbedaan pada trading volume activity yang signifikan sebelum
dan sesudah pengumuman dividen tahun 2017
4. Berdasarkan teori, pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan
posisi kas suatu perusahaan akan semakin berkurang.

H. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Pada


Kebijakan Dividen Dengan Free Cash Flow Sebagai Pemoderasi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan pada kebijakan dividen.
2. Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan pada kebijakan
dividen.
3. Free cash flow memperlemah pengaruh kepemilikan manajerial pada kebijakan
dividen.
4. Free cash flow memperlemah pengaruh kepemilikan institusional pada
kebijakan dividen.

I. Determinan Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Telekomunikasi di


Indonesia
Secara parsial tingkat pengembalian modal berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen sedangkan rasio lancar dan rasio hutang berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen optimal oleh perusahaan agar
mampu menghasilkan keuntungan yang besar sehingga pembayaran dividen semakin

7
meningkat. Selain itu ketika perusahaan menjaga likuiditas dan meningkatkan
komposisi hutang maka perusahaan harus mampu membayar dividen dari cadang
likuiditas yang tersedia. Jumlah hutang atau modal pinjaman yang diperoleh
perusahaan harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan omzet
perusaahan sehingga menghasilkan laba untuk dibagikan kepada pemegang saham

J. Pengaruh Kesempatan Investasi, Leverage, Dan Likuiditas Pada Kebijakan


Dividen Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei
Berdasarkan Hasil pengujian variabel leverage menunjukkan besarnya thitung
= -2.047 < ttabel = 1.667 dan besarnya tingkat signifikansi sebesar 0.045 < α = 0.05.
Ini berarti secara parsial kesempatan investasi dan Leverage berpengaruh negatif dan
signifikan pada Kebijakan Dividen. Semakin tinggi Leverage, maka semakin rendah
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila suatu perusahaan
mempunyai pinjaman hutang yang besar, maka dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham juga akan berkurang. Apabila hutang tersebut telah jatuh tempo,
maka perusahaan akan mengeluarkan kas untuk melunasi hutang yang telah jatuh
tempo tersebut.
Variabel likuiditas yang diproksikan dengan cash ratio menunjukka
menunjukkan besarnya thitung = 2.883 > 1.667 dan besarnya tingkat signifikansi
sebesar 0.005 < α 0.05, berarti secara parsial Likuiditas berpengaruh positif
signifikan pada Kebijakan Dividen. Nilai positif dalam variabel cash ratio ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah kas dan setara kas dalam
perusahaan sehingga dapat meningkatkan dividend payout ratio. Meningkatnya cash
ratio dapat juga meningkatkan harapan investor terhadap kemampuan perusahaan
dalam membagikan dividen.

K. Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan


Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2017
Penelitian ini mencoba untuk meneliti, apakah Current Ratio (CR), Net Profit
Margin (NPM), Return on Equity (ROE) dan Earning per share (EPS) berpengaruh
terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006-2009. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa :

8
1. Hasil Analisis menggunakan analisis regresi ( Uji t ) didapat bahwa variabel
profitabilitas (ROA) dan Kebijakan Deviden (DPR) secara parsial
berpengaruh signifikan positif terhadap Nilai perusahaan (PBV). Semakin
tinggi ROA dan DPR maka akan semakin tinggi pula PBV.
2. Hasil uji F menunjukan secara bersama-sama seluruh variabel independen
profitabilitas (ROA) dan kebijakan deviden (DPR) berpengaruh significan
terhadap nilai perusahaan (PBV).
3. Hasil penelitian diperoleh nilai Adjust R square sebesar 0,897 yang berarti
Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu
Profitabilitas (ROA) dan kebijakan deviden(DPR) terhadap variabel
dependen yaitu nilai perusahaan (PBV) yang dapat diterangkan oleh model
persamaan ini adalah sebesar 90,6% sedangkan sisanya sebesar 9,4%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
regresi.

L. Kebijakan Hutang, Struktur Kepemilikan Dan Profitabilitas Terhadap


Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Food And Beverage Di Bursa Efek
Indonesia
Kesimpulan yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:

1. Kebijakan Hutang, Struktur Kepemilikan, dan Profitabilitas secara simultan


berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Foods and Beverages yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011.

2. Kebijakan Hutang secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap


Kebijakan Dividen pada Perusahaan Foods and Beverages yang terdaftar di
BEI tahun 2007-2011. karena semakin tinggi tingkat hutang perusahaan maka
akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayarkan
dividennya.

3. Struktur Kepemilikan secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan


terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Foods and Beverages yang
terdaftar di BEI tahun 2007-2011. Penelitian ini juga terdukung oleh teori
dari Jehsen & Meckling (1976) dalam penelitian Darminto (2008) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi struktur kepamilikan dikuasai oleh pihak

9
manajer (insiders) atau semakin kecil yang dikuasai oleh pihak luar
(outsider), maka semakin berkurangnya agency problems, karena semakin
selarasnya antara kepentingan manajemen dengan kepentingan pemilik yang
sebagian besar adalah manajemen itu sendiri. Dalam hal demikian maka akan
semakin kecil pula ketergantungan kepada dividen sebagai mekanisme
monitoring.

4. Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap


Kebijakan Dividen pada Perusahaan Foods and Beverages yang terdaftar di
BEI tahun 2007-2011. Karena semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan
perusahaan, maka akan semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan
perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Sebaliknya, semakin rendah
profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka akan semakin rendah pula
dividen yang dapat dibayarkan perusahaan.

M. Pengaruh Debt To Equity Rasio, Profitabilitas, Growth, Dan Ukuran


Perusahaan Terhadap Kebutuhan Deviden
1. Secara simultan debt to equity ratio, profitabilitas, growth, dan ukuran
perusahaan mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
dividen. Hal ini dijelaskan dari nilai F sebesar 2,710 dengan
signifikansi sebesar 0,035. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari α = 0,050
sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Hasil uji pengaruh debt to equity ratio, profitabilitas, growth, dan ukuran
perusahaan secara parsial terhadap kebijakan dividen adalah:
 Debt to equity ratio(DER) ketika 0,607 dimana nilai ini lebih besar
dari α = 0,05. Dengan demikian H0.1 ditolak dan Ha.1 diterima artinya
debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Nilai koefisien regresi untuk debt to equity ratio
(DER) sebesar (-0,031) menunjukkan bahwa debt to equity ratio
mempunyai arah koefisien negatif terhadap kebijakan dividen, yang
berarti semakin tinggi debt to equity ratio suatu perusahaan semakin
kecil tingkat pembayaran dividen peusahaan tersebut.
 Profitabilitas (ROA) ketika 0,111 dimana nilai ini lebih besar dari α =
0,05, artinya return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap

10
kebijakan dividen, dengan demikian H0.2 ditolak dan Ha.2 diterima.
Nilai koefisien regresi untuk return on asset sebesar (-0,463)
menunjukkan bahwa return on asset mempunyai arah koefisien
negatif terhadap kebijakan dividen, yang berarti semakin tinggi
return on asset suatu perusahaan semakin kecil dividen suatu
perusahaan tersebut, dan sebaliknya, semakin rendah return on asset
suatu perusahaan semakin besar tingkat pembayaran dividen
perusahaan tersebut.
 Growth ketika 0,009 dimana nilai ini lebih kecil dari α =0,05. Dengan
demikian H0.3 diterima dan Ha.3 ditolak artinya growth berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen. Nilai koefisien regresi untuk
growth sebesar (-0,481) menunjukkan bahwa growth mempunyai ara
koefisien negatif terhadap kebijakan dividen, yang berarti semakin
besar growth suatu perusahaan semakin kecil tingkat pembayaran
dividen perusahaan tersebut.
 Ukuran Perusahaan 0,460 dimana ini lebih besar dari α = 0,05. Dengan
demikian H0.4 ditolak dan Ha.4 diterima artinya size tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Nilai koefisien
regresi untuk size sebesar (0,009) yang menunjukkan bahwa size
mempunyai arah koefisien positif terhadap kebijakan dividen, yang
berarti semakin besar size suatu perusahaan semakin besar pula tingkat
pembayaran dividen perusahaan tersebut.

N. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan Perusahaan


Dan Efektivitas Usaha Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur
1. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
Hal ini menunjukkan semakin tinggi laba suatu perusahaan maka semakin
besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
2. Struktur kepemilikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013. Hal ini menunjukkan semakin besar presentase kepemilikan

11
manajerial suatu perusahaan maka semakin besar dividen yang dibagikan
kepada pemegang saham.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2013. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin kecil dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham karena manajer lebih memilih
menahan laba perusahaan guna membiayai investasi perusaha di masa
yang akan datang.
4. Efektivitas usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013. Hal ini menunjukkan semakin efektif tingkat pengembalian
suatu perusahaan maka semakin besar dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham.

O. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan


Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks Lq45 Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015
1. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
dividen karena profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut
memperoleh laba. Dari laba setelah pajak tersebut sebagian dibagikan
sebagai dividen kepada para pemegang saham dan sebagian lain ditahan di
perusahaan (laba ditahan). Jika laba yang diperoleh kecil, maka dividen yang
akan dibagikan juga kecil. Hal ini merupakan simultan terhadap kebijakan
deviden pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di LQ45.
2. Rasio likuiditas perusahaan pada kemampuan pembayaran dividen
sangat berpengaruh karena dividen dibayarkan dengan kas dan tidak
dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk
pembayaran dividen. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki
likuiditas baik maka pembayaran dividen lebih baik pula.
3. Rasio leverage Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total
hutang perusahaan lebih besar dari pada total yang dimiliki perusahaan.

12
Dengan semakin tinggin ya rasio leverage menunjukkan semakin
besarnya dana yang disediakan oleh kreditur. Hal tersebut akan
membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang
rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio leveragenya
semakin tinggi pula resiko investasinya. Penelitian Johan Halim (2005)
mengatakan bahw a leverage memiliki hubungan yang negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas berpengaruh positif signifikan
secara simultan terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manu
faktur yang terdaftar di LQ45.

13

Anda mungkin juga menyukai