Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 1

NAMA/KODE MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA / MKDU4110


POKJAR/SEMESTER : KANTOR UPBJJ UT JEMBER / SEMESTER 1
PROGRAM STUDI : S-1 ILMU ADMINISTRASI BISNIS / 51-1A
TUTOR : Dr. ARIEF RIJADI, M.Si, M.Pd.

Petunjuk:
A. Kerjakanlah tugas tutorial ini dengan prinsip akademis, jujur, dan mandiri.
B. Kerjakanlah tugas tutorial pada lembar jawaban di bawah uraian tugas ini dengan diketik.
C. Kirimkan hasil pekerjaan tugas tutorial ini ke dropbox sesuai dengan batas waktu di lms.ut.ac.id
dalam bentuk file word dengan nama file TT1-MKDU-BI_Nama Mhs_NIM
D. Hasil pekerjaan tugas tutorial akan dibahas pada pertemuan tutorial berikutnya (pertemuan ke-2).

Uraian Tugas :
1. Sejarah bahasa Indonesia tidak terlepas dari perjuangan dan pemikiran para pemuda
Indonesia yang dibahas dalam Kongres Pemuda. Hasil kongres menunjukkan bahwa para
pemuda sepakat bahasa Melayu dijadikan landasan bahasa Indonesia. Jelaskan mengapa
bahasa Melayu yang disepakati sebagai landasan lahirnya bahasa Indonesia!
2. Sebutkan dan jelaskan dua sifat bahasa dan dua fungsi bahasa (Halliday)!
3. Sebutkan dan jelaskan 4 aspek keterampilan berbahasa! Bagaimanakah hubungan
antaraspek keterampilan berbahasa tersebut?
4. Jelaskan istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Apakah perbedaan pada
ketiga istilah tersebut dalam keterampilan menyimak?
5. Dalam aktivitas informatif, sesorang dapat melakukannya dengan menyimak estetis
(menyimak ekstensif) dan menyimak kritis (menyimak intensif). Jelaskan maksud kedua
jenis menyimak tersebut!

Uraian Jawaban
1. Berdasarkan kesepakatan dan keikhlasan pejuang disepakati bahasa melayu yang sudah
tersebar luas di Nusantara menjadi dasar terwujudnya bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia. Dipilihnya bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia dengan berbagai
pertimbangan, antara lain :
a. melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa
perdangangan.
b.  Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak
dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
c. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.
2. A. 2 Sifat Bahasa dan penjelasan
1. Bahasa Itu Produktif
Kata produktif bermakna menghasilkan atau memberi hasil. Dalam bahasa (linguistik)
produktif berarti mampu menghasilkan terus-menerus dan akan dipakai secara teratur
untuk membentuk unsur-unsur baru. Bahasa memiliki unsur-unsur, salah satunya adalah
fonem. Perhatikan contoh produktivitas unsur-unsur bahasa berikut ini.
a. Fonem
1) Fonem /a/ misalnya, fonem ini mampu membentuk banyak kata dengan cara bekerja
sama dengan fonem-fonem lain, seperti kata ada; apa, aba; abu; acak; acar, acara; dan
lain-lain.
2) Kelompok fonem /b/u/a/t, kelompok fonem tersebut dapatmembentuk kata: buat, baut,
buta, tabu, batu tuba.

b. Morfem
1) Morfem bebas: misal morfem 'ajar' dapat dibentuk menjadi kata ajaran, belajar,
pelajar, pelajaran, pengajar, mengajar, mengajarkan.
2) Morfem terikat: misal prefik 'meN-dapat membentuk kata mencuci, menyapu, dan
mengapur.

C. Kalimat
Susunan kalımat “Kami pagi ini membaca koran” dapat diubah susunannya menjadi
sebagai berikut.
1) Membaca koran kami pagi ini.
2) Pagi ini kami membaca koran.
3) Kami membaca koran pagi ini

2. Bahasa Itu Indah


Pada hakikatnya bahasa itu adalah bunyi. Jika bunyi-bunyi ini disusun dengan cara
memadukan bunyi-bunyi vokalnya atau juga konsonannya akan menghasilkan keindahan
yang tidak dimiliki oleh entitas nonbahasa. Sebagaicontoh perhatikan paduan bunyi-bunyi
dan persajakan berikut ini.
a. Hom pi la hom pim pah alaihum gambreng". Susunan bunyi-bunyi tersebut tidak
memiliki makna, namun dapat dirasakan keindahannya.
b. Yang penting, matikan yang gak penting". Selain indah, dalam ujaran tersebut Juga
terdapat pemadatan makna.
Perhatikan baris-baris gurindam berikut ini. Anda akan menemukan
keindahan bunyi dan kepadatan maknanya. Baca, rasakan, dan renungkanlah.
a. Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia, yaitulah syetan.
b. Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah setan punya jamuan.
C. Jika kamu bersifat dermawan, segala orang dapat kau tawan
d. Jika kamu bersifat murah, segala manusia datang menyerah.

B. Halliday (Tomkins. G.E., dan Hoskisson. K. 1995) mengemukakan Beberapa


fungsi bahasa.
a. Instrumental, bahasa digunakan sebagai alat untuk memperoleh
kebutuhan fisik.
b. Regulatori, bahasa digunakan untuk mengontrol atau mengendalikan
orang lain
c. Personal, Bahasa digunakan untuk mengungkapkan diri
d. Imajinatif, bahasa digunsksn untuk mencipta

3. 4 aspek keterampilan berbahasa


A. Keterampilan Resistif
1. Menyimak
Menyimak atau dalam kurikulum sekolah digunakan istilah mendengarkan adalah
kegiatan berbahasa dengan tujuan memahami pesan yang disampaikan pembicara.
Dengan pengertian itu, tampak bahwa menyimak berbeda dengan mendengar.
2. Membaca
Adalah kegiatan berbahasa dalam memahami pesan. Jika menyimak pada pesan yang
berusaha dipahami disampaikan secara lisan maka pesan yang dipahami oleh
pembaca adalah pesan yang disampaikan melalu tulisan. Artinya, keterampilan
membaca tergolong ke dalam keterampilan berbahasa tulis.
B. Keterampilan Produktif
1. Berbicara
Kegiatan berbicara yang dimaksudkan di sini berkaitan dengan kegiatan ilmiah,
bukan berbicara sebagaimana orang-orang berbicara dalam situasi nonformal, seperti
mengobrol atau kongko-kongko kata orang Jakarta. Berbicara yang diuraikan pada
bahan ajar ini adalah kegiatan berbicara dalam rangka memperoleh dan menyampaikan
pengetahuan dalam rangka mempraktikkan keterampilan berbahasa. Jenis-jenis kegiatan
berbicara yang biasa dilakukan pelajar/mahasiswa adalah diskusi, seminar, memberi
sambutan atau pidato, melakukan wawancara untuk memperoleh informasi, dan lain-
lain
.
2 Menulis
Menulis adalah keterampilan berbahasa kedua yang bersifat produktif. Jika pada
keterampilan berbicara orang menyampaikan pesan, gagasan, atau buah pikiran dengan
menggunakan bahasa lisan, dalam menulis pesan disampaikan penulis melalui bahasa
tulis. Seperti halnya pada berbicara, menulis juga memerlukan proses. Untuk memperoleh
tulisan yang baik,penulis juga harus melalui tahapan-tahapan, yaitu tahap prapenulisan
(prewriting), tahap penulisan (writing), dan tahap pascapenulisan (postwriting).
Hubungan Antar Aspek Keterampilan Berbahasa Tersebut
Keterampilan SifatReseptif
Lisan Tulis
Menyimak Membaca Reseptif

Produktif
Berbicara Menulis

Melalui tabel di atas, kajilah hubungan antarketerampilan berbahasa ini. Lihatlah


hubungan ini dari segi ragam. Pada ragam lisan, yaitu menyimak dan berbicara berada
pada ruang yang sama. Hal ini menunjukkan kedekatan hubungan antarkeduanya. Dalam
kegiatan berbahasa lisan secara tatap muka, penyimak, dan pembicara dapat bertukar atau
berganti peran. Penyimak bertukar peran menjadi pembicara; dan sebaliknya, pembicara
menjadi penyimak. Pergantian peran ini biasanya terjadi pada kegiatan komunikasi tanya
jawab, partisipan saling memberi dan menerima dalam komunikasi interaktif.

4 Jelaskan istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak. Apakah perbedaan pada


ketiga istilah tersebut dalam keterampilan menyimak?
1. Mendengar adalah dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga. Sadar atau tidak,
kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi
tersebut. Kita mendengar suara itu tanpa ada unsur kesengajaan.
2. Mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
3. Menyimak adalah mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian dan sampai ke
tingkat apresiasi.
Dari pengertian masing-masing kata, dapat dilihat perbedaan antara ketiganya.
Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan atau secara kebetulan. Sedangkan dalam
menyimak, faktor kesengajaan cukup besar, lebih besar dari mendengarkan karena dalam
kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disampaikan pembicara sedangkan
dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan.

5. Penjelasn Menyimak Ekstensif dan Menyimak Intensif


A. Menyimak Ekstensif
Menyimak jenis ini (extensive listening) merupakan kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal yang bersifat umum dan tidak diperlukan bimbingan
langsung dari seorang guru. Dalam menyimak ekstensif ini, penyimak hanya menyimak
bagian-bagian yang penting saja, secara umum, sepintas, dan garis-garis besarnya saja.
Untuk lebih jelasnya pahamilah penjelasan mengenai jenis-jenis menyimak ekstensif
berikut ini.
1. Menyimak sekunder adalah jenis kegiatan menyimak yang dilakukan pada saat atau
bersamaan dengan kegiatan lain. Menyimak tugas sekolah, yaitu menyusun kliping.
Dalam hal ini keduanya (menyusun kliping dan menyimak lagu-lagu) berjalan
seiring.sekunder sama dengan kegiatan mendengarkan. Misalnya, Dita menyimak
lagu-lagu yang ditayangkan televisi dalam acara Pesta, sementara dia sedang
mengerjakan.
2. Menyimak pasif mirip dengan menyimak sekunder, yaitu menyimak sambil
melakukan pekerjaan lain. Contoh kegiatan menyimak pasif ini sering kita temukan
pada kebiasaan anak-anak dewasa ini, yaitu belajar sambil mendengarkan siaran radio.
Apabila siaran radio menarik perhatiannya maka perhatian mereka berubah dari buku
pelajaran ke siaran radio. Pada menyimak pasif, perhatian dapat beralih sepenuhnya
dari satu kegiatan (membaca, menulis, atau yang lainnya) ke kegiatan lain yang lebih
menarik perhatiannya
3. Menyimak estetis Menyimak jenis ini disebut juga dengan menyimak apresiatif
(appreciation listening). Dalam menyimak estetis penyimak secara serius dan
bersungguh-sungguh memperhatikan suatu acara atau pertunjukan drama, cerita,
dongeng, puisi atau hiburan-hiburan lain yang sejenis baik secara langsung maupun
melalui siaran televisi atau radio. Secara imajinatif, penyimak ikut terlibat, mengalami,
melakukan, dan merasakan karakter dari setiap pelaku.
B. Menyimak Intensif
Menyimak intensif merupakan suatu kegiatan yang berbeda atau bertolak
belakang dengan menyimak ekstensif. Apabila pada menyimak ekstensif bahan simakan
hanya dipahami garis-garis besarnya saja dan bersifat sepintas sehingga tidak
memerlukan bimbingan guru maka menyimak intensif justru sebaliknya. Salah satu
contoh pelaksanaan menyimak intensif di kelas adalah: memberi teks rekaman kepada
siswa diminta untuk mengisi bagianbagian yang kosong dalam teks tersebut berdasarkan
hasil simakan.
bahwa jenis menyimak intensif ini adalah menyimak kritis, menyimak konsentratif, dan
menyimak kreatif.
1. Menyimak Kritis
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang dilakukan secara kritis, di dalamnya
terlihat adanya kehadiran prasangka yang berperan sebagai pijakan dalam mengamati
ketidaktelitian yang dilakukan pembicara dalam menyampaikan data dan fakta yang
memperkuat ide atau gagasannya.
2. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif sering juga disebut a study type listening atau menyimak sebagai
kegiatan menelaah. Satu fase dari kegiatan menyimak yang baik adalah perlunya
konsentrasi terhadap apa yang disimak, supaya dapat menangkap hal-hal tersebut baik
dalam bentuk informasi maupun dalam bentuk lain, tumpuan ke arah itu tidak
menyimpang dari isi atau ide yang sebenarnya.
3. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Umumnya
imajinasi berhubungan dengan keindahan, bunyibunyian, gerak-gerak tentang sesuatu,
dan juga penglihatan terhadap sesuatu. Seseorang dapat menyimak sebuah puisi dengan
baik karena ia berimajinasi/berfantasi, dan berpartisipasi dengan baik terhadap puisi yang
sedang disimaknya sehingga ia dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi itu.

Anda mungkin juga menyukai