Anda di halaman 1dari 5

Tugas Manajemen Bencana

Nama : Elvina
NIM : 1911316003
Kelas B regular 2019

Manajemen Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Di Kota Padang Tahun 2009

A. Kejadian bencana

Bencana menururut UU No.24 Tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat

yang disebabkan oleh factor alam, non alam maupun factor manusia sehingga

menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, lingkungan, kerugian harta benda dan

dampak psikologis

Bencana alam salah satunya bencana Gempa bumi dapat mempengaruhi

kehidupan dan menyebabkan kerugian pada manusia baik secara materi ataupun

mental.Bencana yang pernah terjadi di Indonesia antara lain bencana gempa bumi

diikuti tsunami pada tahun 2004 di Aceh yang mengakibatkan 160.000 jiwa

meninggal dunia. Kemudian bencana Gempa bumi di Sumatera Barat pada tahun

2009 yang mengakibatkan kematian 1.117 jiwa dan ribuan rumah hancur. Kota

Padang merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang mengalami Gempa

Bumi dan mengalami efek kerusakan yang parah.

B. Manajemen bencana gempa bumi Padang


Proses tanggap darurat saat terjadi bencana alam di Indonesia sering kali

berjalan lambat tak terkecuali pada saat bencana Gempa Bumi di Kota padang.

Kejadian bencana yang berulang dalam kurun waktu tidak terlalu lama, tidak

diimbangi dengan penanganan yang baik dan professional. Koordinasi antara lembaga

teknis yang menangani bencana tidak berjalan baik. Penyaluran bantuan pangan

lambat sampai ke masyarakat.

C. Penanganan kritisnya

Penanggulangan keadaan kritis bencana yaitu pada saat tanggap daruruat bencana

meliputi prosedur

o Penilaian awal untuk mengetahui beratnya masalah dan resiko potensial

bencana yang dihadapi. Pada tahap ini dilakukan identifikasi lokasi kejadian,

waktu terjadi gempa bumi, tipe bencana gempa bumi, perkiraan jumlah korban

gempa, resiko potensial tambhan, dan populasi yang terkena bencana.

o Pelaporan ke tingkat pusat

o Penyebaran informasi pesan siaga. Penyebaran informasi pada saat Gempa

bumi Padang tahun 2009 dilakukan melalui radio, televisi oleh BMKG.

D. Penentuan statusnya

Penentuan status dan skala bencana menurut UU No.24 Tahun 2007

ditentukan oleh presiden. Penentuan status dan skala bencana ditentukan berdasarkan

kriteria jumlah korban dan material yang dibawa oleh bencana, infrastruktur yang

rusak, luas area yang terkena, sarana umum yang tidak berfungsi, pengaruh terhadap

social ekonomi, dan kemampuan sumber daya local untuk mengatasinya.Status

kedaruratan bencana ditetapkan dalam 3 skala yaitu ;


o Darurat nasional

o Darurat Provinsi

o Darurat Kabupaten/Kota

Saat Gempa Bumi Kota Padang Tahun 2009 status kedaruratan ditetapkan dalam

status darurat Provinsi

E. Pengkajian cepat

o Dilakukan pengkajian cepat jumlah korban yang meninggal, dan luka.

o Menentukan tingkat kerusakan infrastruktur

o Menilai ketidak berfungsian fasilitas pelayanan dasar

o Menilai cakupan wilayah bencana

o Menilai kapasitas pemerintah kota padang dalam merespon bencana

Gempa Bumi.

F. Kebutuhan / respon tanggap darurat

1. Evakuasi korban dilakukan dengan mengirim korban luka ringan dan luka berat ke

rumah sakit terdekat. Karena jumlah korban meninggal dan luka cukup banyak

sementara daya tampung terbatas maka didirikan tenda darurat untuk perawatan

korban. Perawatan di Rs diprioritaskan bagi korban trauma erat ( patah, luka

terbuka ) sedang korban trauma ringan dirawat di tenda darurat.

2. Meredam isu tsunami dan gempa susulan

Upaya ini dilakukan untuk menghindari kepanikan pada warga. Saaat itu terjadi

gerakan masal penyelamatan diri ke daerah yang lebih aman.Kondisi ini

menghambat evakuasi korban dan hilangnya harta benda.


3. Koordinasi logistic

Secara nasional logistic dikoordinasikan dengan Bakornas sedangkan di tingkat

daerah urusan logistic dikoordinasikan melalui Satkorlak Provinsi dan Kota yang

diketuai oleh gubernur dan walikota.Birokrasi penyaluran bantuan diberikan

langsung ke daerah terdampak bencana dengan berkoordinasi dengan kelurahan.

Koordinasi termasuk untuk mengidentifikasi kebutuhan dan pelayanan yang

benar-benar diperlukan warga.

G. Pengungsian

Tempat pengungsian pada saat bencana hendaknya memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

 Faali : istirahat, kebebasan pribadi

 Psikologi : membina hubngan antar pengungsi

 Kesehatan : tidak menjadi tempat timbulnya penyakit

 Tidak menimbulkan kecelakaan

Pola pengungsian pada saat bencana gempa bumi terjadi di Kota padang pada

tahun 2009 sangat beragam. Pola pengungsian penduduk yang terdampak antara lain

pola sisipan dimana penduduk menumpang di rumah sanak saudara, pengungsian

terkonsentrasi di tempat umum atau barak yang telah disediakan, dan juga

pengungsian di tenda-tenda darurat disamping kiri kanan rumah mereka yang rusak.

Akibat dari pola pengungsian ini menimbulkan masalah kesehatan berawal

dari kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya pemeliharaan hygyiene, dan

sanitasi lingkungan yang berdampak penyakit. Pemberian layanan kesehatan di

pengungsian saat bencana gempa terjadi seringnya tidak memadai akibat dari tidak
memadai fasilitas kesehatan, jumlah dan jenis obat, terbatasnya alat dan tenaga

kesehatan.

Daftar Pustaka

Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Modul pelatihan Dasar Penanggulangan Bencana, Buku Panduan Fasilitator,


Jakarta:BNPB,2012.

Anda mungkin juga menyukai