Oleh :
Annisa Fitri
183110203
3B
Dosen Pembimbing:
Ns. Yossi Suryarinilsih, M.Kep, Sp.MB
KASUS :
Pasien Tn P 60 tahun, di rawat di ruang jantung dengan keluhan nyeri dada sejak 5 jam sblm
masuk RS, Nyeri dada dirasakan seperti ditindih beban berat di bagian tengah dada dan
punggung dengan skala 8-9, durasi lebih dari 20 menit. Pasien tampak sesak nafas. Keluhan
nyeri disertai keringat dingin dan mual. Pasien mengaku baru sekali Ini merasakan gejala ini.
Pasien memiliki Riwayat merokok. Pasien mengatakan saat dirumah mengeluh nyeri dada hilang
saat dipakai istirahat. Pasien memeliki Riwayat hipertensi dan DM yng tidak terkontrol. Tidak
ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien
PF : Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat pada ICS V
midclavicula, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT <3 detik, tidak terdapat sianosis, tida
terdapat clubbing finger, dan tidak ada pembesaran JVP.
Hasil Lab CK-MB 366,3 mg/dL, Troponin I 11,400 ng/mL, dan pada hasil EKG terdapat ST
Elevasi pada V2 dan V3
Sesuai dengan kasus diatas ,saya mengangkat diangnosis prioritasnya yaitu nyeri akut yaitu yang
intervensi prioritasnya manajemen nyeri.
Sebelumnya hubungan STEMI dengan nyeri dada yaitu karena iskemik pada jaringan,terjadi
nekrosis sehingga menyebabkan supply oksigen kejantung tidak ada dan suplay oksigen ke
miokard dan terjadi metabolism ,karena itu terjadi timbunan asam laktat meningkat.
Setelah saya membaca referensi yaitu jurnal bahwa dengan intervensi manjamen nyeri untuk
mengatasi nyeri yaitu bisa dilakukan dengan terapi akurpresure untuk mengurangi nyeri dada
yang dirasakan pasien.
Link jurnal:
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjrssqI3KPsAhWj73MBHUD-
AkcQFjAAegQIBBAC&url=https%3A%2F%2Fojs.unsulbar.ac.id%2Findex.php%2Fj-healt
%2Farticle%2Fdownload%2F614%2F333%2F&usg=AOvVaw3FJcvj-Q1K-hlcU3akoW4p
Analisis jurnal:
Penatalaksanaan pada pasien yang dirawat di ruang ICCU RSST Klaten terdiri dari
management farmakologi tahap awal seperti penggunaan obat-obat morfin, nitrat, aspirin
kemudian untuk kasus ST Elevation Myocard Infarct/STEMI menggunakan jenis pengobatan
fibrinolysis/referfus. Selain itu juga perawat melakukan terapi nonfarmakologi mandiri perawat
seperti teknik distraksi dan relaksasi.
Tujuan terapi akupresure ini adalah untuk mengurangi nyeri dada pada pasien dengan
penyakit akut coronary sindrom yaitu dengan menggunakan teknik akupresure
Pada Intervensi terapi akupresur/sentuhan diberikan pada lokasi titik LI4 terletak di
bagian belakang tangan kanan/kiri antara tulang metacarpal pertama dan kedua dan hampir
sepanjang tulang radial. Dilakukan selama ± 20 menit dalam 10 detik diberikan tekanan sekitar 3
– 5 kilogram dengan periode istirahat 2 detik.
Dalam penerapan teknik akupresur ini terjadi pelaporan skala penurunan nyeri dada pada
7 responden dengan skor rata rata penurunan nyeri 2, ini menunjukan bahwa akupresur mampu
menurunkan skala nyeri dada pada pasien dengan dengan kasus Acute Coronary Syndrome/ACS.
Menurut beberapa hasil pembahasan dari 15 studi tentang terapi akupresur 12 studi terbukti
secara signifikan mampu menurunkan nyeri setelah pemberian terapi akupresur (You et al,
2017).