Anda di halaman 1dari 7

JUMANTIK

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan

Hubungan antara Riwayat Diabetes, Riwayat Hipertensi, dan Riwayat


Merokok dengan Kejadian Katarak pada Pasien Poli Mata RSUD Dr.
Soedarso Pontianak
Intan Wahyuni1, Chairul Fuad1, Idjeriah Rossa1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak

Info Artikel Abstrak


Kata Kunci: Katarak merupakan kelainan mata yang ditandai dengan kekeruhan
Katarak, Kadar Gula, Lama lensa, terutama disebabkan oleh proses degenerasi yang berkaitan
menderita, Riwayat dengan usia. Namun katarak dapat dipermudah timbulnya pada
situasi dan kondisi tertentu misalnya: penyakit diabetes mellitus,
merokok, hipertensi, peningkatan asam urat serum, radiasi sinar
Korespodensi: ultra violet B, myopia tinggi, kekurangan anti oksidan, dan lain-
lain. Berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan di RSUD Dr.
Soedarso Pontianak, proporsi kasus katarak pada kelompok umur
45-64 tahun 2011 sebesar 45,0%, 2012 sebesar 42,4%, dan 2013
Kutipan: sebesar 36,2%. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui
Wahyuni, I. dkk. Hubungan antara hubungan antara riwayat Diabetes, riwayat Hipertensi, dan
Riwayat Diabetes, Riwayat Riwayat Merokok dengan kejadian Katarak pada pasien Poli Mata
Hipertensi, dan Riwayat Merokok RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Desain penelitian menggunakan
dengan Kejadian Katarak pada studi kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 66 orang (33 kasus
Pasien Poli Mata RSUD Dr. dan 33 kontrol) yang diambil dengan teknik accidental sampling.
Soedarso Pontianak. Jumantik. Uji statistik yang digunakan ialah uji chi-square dengan tingkat
2019; 6 (2): 65 - 71 kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara kadar gula darah (p value=0,000
DOI:
OR = 26,667 dengan 95% CI = 3,249-218,856), lama menderita
http://dx.doi.org/10.29406/jjumv6i2
DM (p value = 0,027 OR = 3,500 dengan CI = 1,270-9,642),
riwayat hipertensi (p value = 0,027 OR = 3,500 dengan 95% CI =
1,270-9,642), dan riwayat merokok (p value = 0,045 OR = 3,200
dengan 95% CI = 0,805-62,786) dengan kejadian katarak.
Disarankan Poli mata membuat pojok informasi untuk menambah
informasi pasien tentang faktor-faktor yang berisiko menyebakan
katarak guna sebagai upaya pencegahan meningkatnya kasus
kejadian katarak. Disarankan kepada responden untuk selalu
mengontrol kadar gula dan tekanan darah serta berhenti merokok
untuk menurunkan risiko terjadinya katarak.

©2019, JUMANTIK, ISSN: 2503-4731, http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM


Wahyuni, I. dkk. Hubungan antara Riwayat…

CORRELATION OF HISTORY OF DIABETES, HYPERTENSION,


SMOKING, AND CATARACT INCIDENCE AMONG EYE UNIT’S
PATIENTS OF DR. SOEDARSO HOSPITAL
Articel Info Abstract
Keyword: Cataract is an eye disorder characterized by lens opacities caused by the
Cataract, Glucose Level, degeneration associated with age. However, cataract tends to appear in
Duration, History certain circumstances, such as diabetes mellitus, smoking, hypertension,
an increase of serum uric acid, ultraviolet B radiation, high myopia, lack
of anti-oxidants, and so forth. Based on the outpatients visit at Dr Soedarso
hospital, in 2011, the proportion of cataract in the 45 – 65 year age group
was 45,0%, in 2012 was 42,4%, and in 2013 was 36,2 %. This study aimed
at finding out the correlation of history of Diabetes, hypertension, smoking,
toards cataract cases among unit’s patients of Dr. Soedarso hospital.
Using case control study, this study employed 66 samples (33 samples of
case group and 33 samples of control group). The samples were selected
by using accidental sampling technique. The data were statistically
analyzed by using chi square test with 95% confidence level. The study
revealed that there were significant correlation of blood glucose level (p
value=0,000 OR = 26,667 with 95% CI = 3,249-218,856), Diabetes
mellitus duration (p value = 0,027 OR = 3,500 with CI = 1,270-9,642),
history of hypertension (p value = 0,027 OR = 3,500 with 95% CI = 1,270-
9,642), history of smoking (p value = 0,045 OR = 3,200 dengan 95% CI =
0,805-62,786) and the incidence of cataract. The management of Dr.
Soedarso hospital is encouraged to provide cataract’s information corner.
The information is important to enhance the patients’ awareness on the
cataract prevention. In addition, the respondents need to control their
blood glucose level and hypertension, and to stop smoking to reduce the
risks of cataract.

penyakit degeneratif seperti diabetes,


PENDAHULUAN
hipertensi, kegemukan, merokok,
Katarak adalah keadaan dimana terjadi penggunaan berkepanjangan obat
kekeruhan pada serabut atau bahan lensa kortikosteroid, Obat-obatan statin yang
didalam kapsul lensa. Katarak merupakan digunakan untuk menurunkan kolesterol,
suatu keadaan patologik lensa dimana Cedera mata sebelumnya atau peradangan,
lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan operasi mata sebelumnya, terapi
lensa atau denaturasi protein lensa. penggantian hormon, Konsumsi alkohol
Kekeruhan itu terjadi akibat gangguan yang signifikan, miopia tinggi, dan
metabolisme normal lensa yang dapat riwayat keluarga.2
timbul pada berbagai usia tertentu.
Prevalensi katarak per Provinsi di
Katarak dapat terjadi pada saat
Indonesia yang tertinggi ialah Provinsi
perkembangan serat lensa berhenti dalam
Sulawesi Utara sebesar 3,7% dan terendah
perkembangannya dan telah memulai
Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,8%. Di
proses degenerasi.1 Selain itu katarak juga
Provinsi Kalimantan Barat dari beberapa
dapat terjadi karena berbagai faktor
survei dan pendataan yang dilakukan,
penyebab yang mencakup paparan sinar
penderita katarak mencapai 1,8% dari
ultra violet dan radiasi dalam jangka lama,

66
JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan, 2019: 6 (2): 65 – 71

populasi penduduk dan merupakan urutan Pemilihan sampel diambil dengan


ke 10 dari 33 provinsi.3 Data kunjungan menggunakan tehnik accidental sampling,
pasien rawat jalan di RSUD Dr. Soedarso dengan menggunakan kriteria inklusi dan
Pontianak, proporsi kasus katarak pada eksklusi dimana untuk menentukan
kelompok umur 45-64 tahun 2011 sebesar sampel kasus dan kontrol
45,0%, 2012 sebesar 42,4%, dan 2013 Data dikumpulkan dengan
sebesar 36,2%.4,5,6 Hasil survey menggunakan instrumen kuesioner,
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Medical Record, dan alat ukur
Poli Mata RSUD Dr. Soedarso Pontianak Sfigmomanometer . Kuesioner digunakan
pada 10 pasien ditemukan sebesar 8 orang untuk mendapatkan data karakteristik
(80%) yang menderita Katarak responden seperti pendidikan,
berdasarkan wawancara dan rekam medik penghasilan, riwayat merokok, lama
pasien. Pasien yang menderita Katarak menderita DM, dan lokasi pekerjaan. Alat
yang diketahui memiliki riwayat Diabetes ukur sfigmomanomater digunakan untuk
Melitus sebesar 60%,memiliki riwayat
mengukur tekanan darah responden yang
Hipertensi sebesar 50%, memiliki riwayat dilaksanakn oleh tenaga medis perawat.
merokok 80%, memiliki pekerjaan di Medical Record digunakan untuk
dalam ruangan sebesar 50% dan di luar mendapatkan data kadar gula darah
ruangan sebesar 50%, sedangkan pasien
responden.
Katarak yang jenis kelamin laki-laki
sebesar 60% dan perempuan sebesar 40%. HASIL
Untuk menurunkan prevalensi katarak Kadar Gula Darah
dan kemungkinan dampak yang Proporsi kadar gula darah ≥ 255 mg/dl
ditimbulkan pasca operasi perlu tindakan pada kelompok kasus cenderung lebih
pencegahan yang sesuai dengan faktor besar (97,0%) dibandingkan dengan
resiko yang terkait, oleh karena itu peneliti kelompok kontrol (54,5%). Hasil uji
tertarik melakukan penelitian mengenai statistik dengan menggunakan uji Chi-
hubungan antara riwayat Diabetes squre diperoleh nilai p value = 0,000 yang
Melitus, Riwayat Hipertensi, dan riwayat menyatakan ada ada hubungan yng
merokok dengan kejadian Katarak pada signifikan (Tabel 1).
pasien Poli Mata RSUD Dr. Soedarso Lama Menderita Diabetes
Pontianak Proporsi lama menderita DM ≥ 5 tahun
METODE pada kelompok kasus cenderung lebih
besar (63,6%) dibandingkan dengan
Penelitian ini bersifat observasional
kelompok kontrol (33,3%). Hasil uji
analitik dengan rancangan penelitian yang statistik dengan menggunakan uji Chi-
digunakan adalah Case Control, dimana squre diperoleh nilai p value = 0,027 yang
faktor resiko dipelajari dengan menyatakan bahwa ada hubungan yng
menggunakan pendekatan Retrospective. signifikan (Tabel 1).
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
pasien rawat jalan yang berobat atau Riwayat Hipertensi
melakukan pemeriksaan ke Poli Mata Proporsi memiliki riwayat hipertensi pada
RSUD Dr. Soedarso pada bulan Juni – kelompok kasus cenderung lebih besar
Agustus 2015 sebesar 207 orang. (63,6%) dibandingkan dengan kelompok

67
Wahyuni, I. dkk. Hubungan antara Riwayat…

kontrol (33,3%). Hasil uji statistik dengan bahwa ada hubungan yng signifikan
menggunakan uji Chi-square diperoleh (Table 1).
nilai p value = 0,027 yang menyatakan
Tabel 1
Hubungan antara Variabel Penelitian dengan Kejadian Pada Pasien Poli Mata RSUD Dr.
Soedarso Pontianak
Variabel Kejadian Katarak P OR 95% CI
Kasus (%) Kontrol (%)
Kadar Gula Darah
≥ 255 mg/dl 32 (97,0) 18 (54,5) 0.000 26,667 3,249-218,856
< 255 mg/dl 1 (3,0) 15 (45,5)
Lama Menderita Diabetes
≥ 5 tahun 21 (63,6) 11 (33,3) 0,027 3,500 1,270-9,642
< 5 tahun 12 (36,4) 12 (66,7)
Riwayat Hipertensi
Ya 21 (63,6) 11 (33,3) 0,027 3,500 1,270-9,642
Tidak 12 (36,4) 12 (66,7)
Riwayat Merokok
Ya 24 (72,7) 15(45,5) 0,045 3,200 1,145-8,944
Tidak 9 (27,3) 18(54,5)
Asupan Vitamin A
Jarang 11 (33,3) 15(45,5) 0,594
Sering 22 (66,7) 18 (54,5)
Asupan Vitamin C
Jarang 11 (50,0) 11 (50,0) 0,974
Sering 22 (50,0) 12 (50,0)
Asupan Vitamin E
Jarang 19 (57,6) 15 (45,5) 0,602
Sering 14 (42,4) 18 (54,5)

Riwayat Merokok p= 0,317 yang menyatakan tidak ada


Proporsi memiliki riwayat merokok pada hubungan yang bermakna (Tabel 1),
kelompok kasus cenderung lebih besar sehingga dapat disimpulkan bahwa asupan
(72,7%) dibandingkan dengan kelompok lokasi pekerjaan sebagai variabel
kontrol (45,5%). Hasil uji statistik dengan pengganggu dalam penelitian ini sudah
menggunakan uji Chi-square diperoleh dikendalikan secara statistik.
nilai p value = 0,045 yang menyatakan Asupan Vitamin A
bahwa ada hubungan yng signifikan Proporsi asupan vitamin A pada kelompok
(Tabel 1). kasus dan kontrol sebagian besar adalah
Lokasi Pekerjaan sering yaitu masing-masing sebesar 66,7%
Proporsi lokasi pekerjaan pada kelompok dan 54,5%. Hasil uji statistik
kasus dan kontrol sebagian besar adalah menggunakan uji Mann-Whitney Test
dalam ruangan yaitu masing-masing dengan tingkat kepercayaan 95%
sebesar 51,5% dan 66,7%. Hasil uji diperoleh nilai p = 0,594 yang menyatakan
statistik menggunakan uji Chi square tidak ada hubungan yang bermakna (Tabel
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan 1), sehingga dapat disimpulkan bahwa

68
JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan, 2019: 6 (2): 65 – 71

asupan vitamin A sebagai variabel berubah lagi.7


pengganggu dalam penelitian ini sudah Diabetes melitus yang tidak ditangani
dikendalikan secara statistik. dengan baik dalam jangka panjang dapat
Asupan Vitamin C menimbulkan akibat yang
Proporsi asupan vitamin C pada kelompok membahayakan, termasuk diantaranya
kasus dan kontrol adalah sama, baik yang perubahan pembuluh darah (anginopati
jarang maupun sering yaitu sebesar diabetik) dan kerusakan ginjal (nefropati),
50,0%. Hasil uji statistik menggunakan uji demikian juga kerusakan sistem saraf dan
Mann-Whitney Test dengan tingkat lensa mata yaitu katarak. Makin lama
kepercayaan 95% diperoleh nilai p = mengidap diabetes yang disertai dengan
0,974 yang menyatakan tidak ada hiperglikemia kronis yang tidak terkendali
hubungan yang bermakna (Tabel 1), akan meningkatkan kadar glukosa dalam
sehingga dapat disimpulkan bahwa asupan humor aqueous. Glukosa masuk ke dalam
vitamin C sebagai variabel pengganggu lensa dengan bantuan enzim aldose
dalam penelitian ini sudah dikendalikan reduktase yang kemudian akan
secara statistik. menyebabkan akumulasi sorbitol dalam
lensa. Hal ini mengakibatkan peningkatan
Asupan Vitamin E
tekanan osmotik lensa sehingga terjadi
Proporsi responden pada kelompok kasus
sebagian besar memiliki asupan vitamin E penarikan air dari humor aqueous.
Selanjutnya terjadi pembengkakan lensa,
jarang sebesar 57,6%, sedangkan proporsi
perubahan struktur dan kekeruhan lensa.8
responden pada kelompok kontrol
Dalam penelitian ini didapatkan hasil 97,0
sebagian besar memiliki asupan vitamin E
% responden dengan kadar gula darah ≥
sering sebesar 54,5%. Hasil uji statistik
255 mg/dl menderita katarak, serta hasil
menggunakan uji Mann-Whitney Test
uji statistik diperoleh nilai OR = 26,667
dengan tingkat kepercayaan 95%
yang menunjukan bahwa responden
diperoleh nilai p = 0,602 yang menyatakan
dengan kadar gula darah ≥ 255 mg/dl
tidak ada hubungan yang bermakna (Tabel
berisiko 26,667 kali untuk menderit
1), sehingga dapat disimpulkan bahwa
katarak dibandingkan responden dengan
asupan vitamin E sebagai variabel
pengganggu dalam penelitian ini sudah kadar gula darah < 255 mg/dl.
dikendalikan secara statistik. Hubungan antara Lama Menderita DM
PEMBAHASAN dengan Kejadian Katarak
Lamanya mengidap DM merupakan
Hubungan Hubungan antara Kadar faktor risiko terjadinya katarak. Semakin
Gula Darah dengan Kejadian Katarak lama mengidap DM yang disertai dengan
Diabetes dapat berdampak pada organ hiperglikemia kronis yang tidak terkendali
tubuh, antara lain mata. Komplikasi mata akan meningkatkan kadar glukosa dalam
disebabkan gula adalah yang tidak humor aqueous. Glukosa masuk ke dalam
terkontrol. Fluktuasi yang tajam pada lensa dengan bantuan enzim aldose
kadar gula darah dapat mengubah bentuk reduktase yang kemudian akan
lensa mata dan kemampuan fokusnya menyebabkan akumulasi sorbitol dalam
untuk sementara waktu. Jika diabetes lensa. Hal ini mengakibatkan peningkatan
terkontrol dan kadar gula darah kembali ke tekanan osmotik lensa sehingga terjadi
tingkat normal maka penglihatan dapat penarikan air dari humor aqueous.

69
Wahyuni, I. dkk. Hubungan antara Riwayat…

Selanjutnya terjadi pembengkakan lensa, untuk menderita katarak dibandingkan


perubahan struktur dan kekeruhan lensa.9 dengan yang tidak memiliki riwayat
hipertensi.
Dalam penelitian ini ditemukan sebesar
63,6% responden yang menderita diabetes Hubungan antara Riwayat Merokok
≥ 5 tahun mengalami katarak, serta dengan Kejadian Katarak
didapatka nilai OR = 3,500 yang berarti Perokok dengan jumlah 20 batang
bahwa responden yang menderita diabetes sehari akan meningkatkan resiko menjadi
selama ≥ 5 tahun berisiko 3,500 kali katarak hampir 2 kali lipat lebih tinggi dan
dibandingkan dengan responden yang mempunyai resiko khusus terbentuknya
menderita diabetes < 5 tahun. jenis katarak yang berlokasi ditengah
lensa,yang mengakibatkan pandangan
Hubungan antara Riwayat Hipertensi
menjadi terbatas dan sangat parah
dengan Kejadian Katarak
dibandingkan katarak dilokasi lain pada
Pada hipertensi terjadi dua efek arteri
lensa.11 Kekeruhan lensa pada katarak
yaitu efek sumbatan dan efek ledakan.
adalah kerusakan akibat oksidasi pada
Efek sumbatan dan efek ledakan inilah
protein lensa. Rokok kaya akan radikal
yang dapat menimbulkan terjadinya
bebas dan subtansi oksidatif lain seperti
kebutaan katarak akibat tekanan darah
aldehid. Radikal bebas dari asap rokok
tinggi. Pada efek sumbatan, terjadi
perubahan – perubahan dalam sirkulasi dapat merusak protein, sehingga tidaklah
heran bahwa perokok lebih rentan
darah, para penderita tekanan darah tinggi
terhadap katarak dibandingkan bukan
lebih mungkin mengalami rintangan
perokok.12
peredaran darah pada mata (kolusi arteri
retina pusat) daripada orang-orang lain, Hasil penelitian ini ditemukan sebesar
rintangan syaraf pada / mata (thrombosis 72,7% responden memilki riwayat
vena retina pusat) atau pelepasan retina. merokok, dan dalam penelitian ini
Dan pada efek ledakan, tekanan darah didapatkan hasil bahwa responden yang
yang sangat tinggi (diastolik selalu lebih mempunyai riwayat merokok memiliki
dari 120 mmHg, kadang-kadang setinggi risiko sebesar 3,200 kali untuk menderita
180 mmHg atau bahkan lebih) katarak dibanding seseorang yang tidak
menyebabkan cairan mulai bocor dari mempunyai riwayat merokok.
arteriole-arteriole ini ke dalam retina, KESIMPULAN
sehingga menyebabkan pandangan kabur,
dan bukti nyata resiko pendarahan otak Terdapat hubungan yang bermakna
yang sangat serius, gagal ginjal dan antara kadar gula darah, lama menderita
kebutaan permanen karena rusaknya diabetes, riwayat hipertensi, dan riwayat
retina.10 merokok dengan kejadian katarak pada
pasien Poli Mata RSUD Dr. Soedarso
Dalam penelitian ini reponden yang Pontianak.
memiliki riwayat hipertensi dan menderita
katarak sebesar 63,6%. Dari beberapa Disarankan bagi dinas kesehatan untuk
hasil penelitian menunjukan ada hubungan memberikan edukasi tentang diabetes
anatara riwayat hipertensi dengan kejadian melitus kepada masyarakat. Bagi RSUD
katarak, dimana jika seseorang memiliki Dr. Soedarso Pontianak untuk
riwayat hipertensi maka akan berisiko memberikan edukasi kepada pasien atau

70
JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan, 2019: 6 (2): 65 – 71

keluarga pasien, pentingnya mengontrol Pekerja Berusia ≥ 30 Tahun di Bidang


kadar gula dalam darah. Bagi pasien harus Pertanian. Universa Medicina 2007;
lebih banyak melakukan aktifitas yang 26 (3): 120 – 128.
dapat menstimulus otak seperti membaca, 12. Youngson, R. Antioksidan: Vitamin C
berhitung dan kegiatan lainnya dan pasien dan E bagi Kesehatan. Jakarta: Arcan;
harus sering melakukan pemeriksaan 2005.
kadar gula darah dan menjaga kadar gula
darah dalam tubuh tetap dalam batas
normal. Keluarga harus aktif dalam
mengontrol makanan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata.
Jakarta: FKUI; 2006.
2. Agoes, A. Penyakit Di Usia Tua.
Jakarta: EGC; 2011.
3. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2013.
4. RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Laporan Jumlah Kunjungan Pasien.
Pontiank: RSUD Dr. Soedarso
Pontianak; 2011.
5. RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Laporan Jumlah Kunjungan Pasien.
Pontiank: RSUD Dr Soedarso
Pontianak; 2012.
6. RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Laporan Jumlah Kunjungan Pasien.
Pontiank: RSUD Dr. Soedarso
Pontianak; 2013.
7. Fox, C. & Kilvert, A. Bersahabat
dengan Diabetes Type 2. Jakarta:
Penebar Plus; 2010.
8. Koolman, J. dan Rohm, K.H. Atlas
Berwarna & Teks Biokimia. Jakarata:
Hipokrates;2001.
9. Fauzi, A. & Hadisaputro, S. Risk
Factor of Cataract in Type 2 Diabetes
Melitus. 2014; 4 (8): 173 – 179.
10. Gardner, S. Panduan Sehat Mengatasi
Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Prestasi Pustaka; 2007.
11. Tana, L. dkk. Merokok dan Usia
sebagai Faktor Risiko Katarak pada

71

Anda mungkin juga menyukai