Anda di halaman 1dari 52

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI PEPAYA

DENGAN PELARUT METANOL MENGGUNAKAN


METODE 2,2- DIPHENYL 1-PICRILHIDRAZYL
(DPPH)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NURUL HIDAYATUL SAHIRA


NIM. 1713453052

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2020
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI PEPAYA
DENGAN PELARUT METANOL MENGGUNAKAN
METODE 2,2- DIPHENYL 1-PICRILHIDRAZYL
(DPPH)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Ahli Madya Kesehatan

Oleh:

NURUL HIDAYATUL SAHIRA


NIM. 1713453052

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui, dan siap untuk
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III
Analis Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Pekanbaru.

Nama : Nurul Hidayatul Sahira


NIM : 1713453052
Judul KTI : Uji Aktivitas Antioksidam Ekstrak Biji Pepaya dengan Pelarut
Metanol Menggukan Metode 2,2-diphenyl 1-picrilhidrazyl
(DPPH)

Pekanbaru, 29 Mei 2020


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Alfin Surya, M. Si) (Harni Sepryani, M. Si)


NIDN. 1010087103 NIDN. 1010098702
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diseminarkan, disetujui, dan telah dinyatakan
lulus di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Analis
Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab
Pekanbaru pada tanggal 29 Mei 2020

Nama : Nurul Hidayatul Sahira


NIM : 1713453052
Judul KTI : Uji Aktivitas Antioksidam Ekstrak Biji Pepaya dengan Pelarut
Metanol Menggukan Metode 2,2-diohenyl 1-picrilhidrazyl
(DPPH)

Pekanbaru, 29 Mei 2020


Menyetujui,
Ketua Penguji

(Alfin Surya, M. Si)


NIDN. 1010087103

Penguji I Penguji II

(Rosa Devitria, M. Si) (Harni Sepryani, M. Si)


NIDN. 10280118404 NIDN. 1010098702

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Analis Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
Pekanbaru

(Alfin Surya, M. Si)


NIK. 13.408.0914051
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurul Hidayatul Sahira


NIM : 1713453052
Judul : Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Pepaya dengan Pelarut Metanol
Menggunakan Metode 2,2-diphenyl 1-picrylhydrazyl (DPPH)

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pekanbaru, 29 Mei 2020


Yang membuat pernyataan

(Nurul Hidayatul Sahira)


NIM. 1713453052
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Nurul Hidayatul Sahira


NIM : 1713453052
Program Studi : Analis Kesehatan
Pembimbing I : Alfin Surya, M. Si
Judul : Uji Aktivita Antioksidan Ekstrsk Biji Pepaya dengan
Pelarut Metanol Menggunakan Metode 2,2- diphenyl 1-
picrylhidrazyl (DPPH)

Paraf
No Tanggal Judul Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Nurul Hidayatul Sahira


NIM : 1713453052
Program Studi : Analis Kesehatan
Pembimbing II : Harni Sepryani, M. Si
Judul : Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Pepaya dengan
Pelarut Metanol Menggunakan Metode 2,2- diphenyl 1-
picrylhidrazyl (DPPH)

Paraf
No Tanggal Judul Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nurul Hidayatul Sahira


NIM : 1713453052
Tempat/Tanggal Lahir : Padang Tarap, 16 Februari 1998
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
Alamat Rumah : Jl.Tanjung Sawah Kec. Kampar Utara
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 003 Desa Sawah
2. MTS Desa Sawah
3. MA Darul Hikmah Pekanbaru
Riwayat Pekerjaan : Belum Bekerja

Pekanbaru, 29 Mei 2020

(Nurul Hidayatul Sahira)


NIM. 1713453052
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

NURUL HIDAYATUL SAHIRA


NIM: 1713453052

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI PEPAYA DENGAN


PELARUT METANOL MENGGUNAKAN METODE 2,2- DIPHENYL 1-
PICRYLHIDRAZYL (DPPH)

vii + Halaman 18, Tabel 3, Gambar 2, Lampiran 13

ABSTRAK

Pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah


tropis seperti Indonesia. Seluruh bagian pepaya mulai dari akar sampai ujung
daunnya, termasuk bunga, buah dan bijinya memiliki manfaat yang baik untuk
kesehatan. Kebanyakan penelitian hanya mengkaji khasiat dari buah dan daunnya
saja, karena menganggap biji pepaya sebagai limbah dan tidak ada manfaatnya.
Biji pepaya dijadikan sebagai obat tradisional seperti mengobati penyakit diare,
penyakit kulit. Biji pepaya sebagai antibakteri yang dapat membunuh bakteri
dengan merusak interitas membran sel bakteri. Biji pepaya diduga mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tokoferol, terpenoid yang
bermanfaat sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Antioksidan
merupakan senyawa memberi elektron terhadap senyawa yang memiliki berat
molekul yang kecil yang menghambat reaksi oksidasi dengan meningkatkan
radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga mengakibatkan kerusakan
sel yang akan dihambat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas
antioksidan pada Ekstrak biji pepaya menggunakan pelarut metanol dengan
metode 2,2-diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukan
bahwa ekstrak metanol biji pepaya memiliki IC50 sebesar 872,0964 ppm
menunjukkan senyawa aktivitas antioksidan pada ekstrak biji pepaya tergolong
sangat lemah.

Daftar Pustaka : 19 (2007–2020)


Kata Kunci : Antioksidan, Biji Pepaya, DPPH
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

NURUL HIDAYATUL SAHIRA


NIM: 1713453052

TESTING THE ANTIOXIDANT ACTIVITY ESTRACT OF THE PAPAYA


SEEDS WITH A METHANOL SOLVENT METHOD 2,2- DIPHENYL 1-
PICRYLHIDRAZYL (DPPH)

vii + 18 Pages, 3 Tables, 2 Pictures, 13 Appendices

ABSTRACT

Papaya (Carica papaya L) is a plant that commonly grows in tropical regions, such
as Indonesia. All of its parts, including roots, tip of leaves, flowers, fruits, and
seeds, have benefits for health. Most studies only examined the efficacy of its
fruits and leaves, because they considered papaya seeds as waste with no benefit.
Papaya seeds can be used as traditional medicine for treating diarrheal and skin
diseases. These seeds act as an antibacterial that can kill bacteria by damaging
bacterial cell membrane integrity. They are believed to contain secondary
metabolites such as flavonoids, tocopherols, and terpenoids, which are useful
antioxidants in counteracting free radicals. Antioxidants are compounds that give
electrons to compounds that have small molecular weights which inhibit oxidation
reactions by increasing free radicals and highly reactive molecules that inhibit cell
damage. This study aims to determine the antioxidant activity of papaya seed
extract with a methanol solvent using 2,2-diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH)
method. The results show that the papaya seed methanol extract had an IC 50 of
872.0964 ppm, indicating the antioxidant activity compounds in the papaya seed
extract is classified as very weak.

References : 19 (2007–2020)
Keywords : Antioxidants, Papaya seeds, DPPH
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahrabbil’alamin, segala puji kehadirat Allah SWT yang


senantiasa memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L) dengan Pelarut Metanol Menggunakan
Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)” tepat pada waktunya. Shalawat
berserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam yakni Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam yang penuh dengan pengetahuan sekarang ini.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Tabrani Rab selaku pendiri Universitas Abdurrab
Pekanbaru.
2. Ibu Prof. Susi Endrini, S. Si., M. Sc selaku Rektor Universitas Abdurrab
Pekanbaru.
3. Bapak dr. Feriandri Utomo, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab.
4. Bapak Alfin Surya, M. Si selaku Ketua Program Studi DIII Teknologi
Laboratorium Medis sekaligus selaku Pembimbing I yang telah memberikan
petunjuk, bimbingan serta arahan dalam penyusunan Karta Tulis Ilmiah.
5. Ibu Harni Sepryani, M. Si selaku Pembimbing II yang telah memberi
pengarahan dan bimbingan selama penulisan Karya Tulis Ilmiah.
6. Keluarga Besar terutama Ayah ku Syarkawi, Ibunda Nurwati, Kakak ku Ayu
Novitri serta Adik ku Mhd. Zikri yang selalu memberi motivasi, nasehat serta
do’a yang tidak pernah terputus.
7. Para sahabat-sahabat saya Asmul Hayati, Elma Novita, Desma Yesi, Messi
Purnamasari, Nova Anggraini, Vivid Kurniawati, Rizkia Puteri, Widyatul
Adawia dan teman-teman seperjuangan DIII Teknologi Laboratorium Medik
yang telah memberi dukunngan, bantuan serta motivasi yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.

i
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis
sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pekanbaru, 29 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAH
PERNYATAAN
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan umum................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan khusus.................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.4.1 Bagi penulis ..................................................................................... 3
1.4.2 Bagi akademik.................................................................................. 3
1.4.3 Bagi masyarakat............................................................................... 3
1.5 Keaslian Penelitian.................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
2.1 Pepaya ..................................................................................................... 5
2.1.1 Sejarah pepaya................................................................................. 5
2.1.2 Klasifikasi pepaya............................................................................ 5
2.1.3 Morfologi pepaya............................................................................. 6
2.1.4 Kandungan kimia pepaya................................................................. 6
2.1.5 Manfaat pepaya................................................................................ 7
2.2 Antioksidan................................................................................................ 7
2.3 Radikal Bebas............................................................................................ 8
2.4 Uji Aktivitas Antioksidan ......................................................................... 8
2.5 Ekstraksi..................................................................................................... 9
2.6 Asam Askorbat.......................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 11
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 11
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 11
3.2.1 Tempat penelitian............................................................................. 11
3.2.2 Waktu penelitian.............................................................................. 11
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 11
3.3.1 Populasi .......................................................................................... 11
3.3.2 Sampel ............................................................................................ 11

iii
3.4 Teknik Sampling........................................................................................ 11
3.5 Alat Dan Bahan ......................................................................................... 12
3.5.1 Alat .................................................................................................. 12
3.5.2 Bahan ............................................................................................... 12
3.6 Prosedur Kerja .......................................................................................... 12
3.6.1 Pembuatan ekstrak biji pepaya......................................................... 12
3.6.2 Analisis aktivitas antioksidan........................................................... 12
3.7 Analisis Data ............................................................................................. 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 14
4.1 Hasil........................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan............................................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 17
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 17
5.2 Saran.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 4
Tabel 4.1 Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH........................................ 14
Tabel 4.2 Uji Aktivitas Asam Askorbat........................................................... 14

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Buah Pepaya ............................................................................... 6
Gambar 2.2 Reaksi Reduksi DPPH ................................................................ 9

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Cara kerja Microplate Reader Berthold Model LB- 941.........
20
Lampiran 2. Pembuatan Asam Askorbat 100 ppm dalam 2 mL
Metanol.....................................................................................
21
Lampiran 3. Pembuatan DDPH 40 dalam 100 mL Metanol.........................
22
Lampiran 4. Pembuatan Larutan Sampel Konsentrasi 1000 ppm.................
23
Lampiran 5. Skema Kerja Rancangan Penelitian..........................................
24
Lampiran 6. Skema Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH.........
25
Lampiran 7. Hasil Nilai Absorbansi IC50 Aktivitas Antioksidan Asam
Askorbat....................................................................................
26
Lampiran 8. Perhitungan IC50 Asam Askorbat.............................................
27
Lampiran 9. Hasil Nilai Absorbansi IC50 Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Biji Pepaya...................................................................
28
Lampiran 10. Perhitungan IC50 Sampel Biji Pepaya.......................................
29
Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Biji Pepaya..........................
30
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian............................................................
31
Lampiran 13. Jadwal Pelaksanaan KTI...........................................................
34

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di
daerah tropis seperti Indonesia. Seluruh bagian pepaya (Carica papaya L) mulai
dari akar sampai ujung daunnya, termasuk bunga, buah, dan bijinya memiliki
manfaat yang baik untuk kesehatan (Torar dkk., 2017). Kebanyakan penelitian
hanya mengkaji khasiat dari buah dan daunnya saja, karena menganggap biji
pepaya tidak ada manfaatnya. Biji pepaya dijadikan sebagai obat tradisional
seperti mengobati penyakit diare, penyakit kulit. Biji pepaya diduga mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tokoferol, terpenoid yang
bermanfaat sebagai antioksidan (Sandhiutama dkk., 2016).
Aktivitas antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi
oksidasi dan meningkatkan radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif akibat
kerusakan sel, asam lemak tak jenuh, membran dinding sel, pembuluh darah, asam
deoksiribonukleat dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit di dalam
tubuh (Niah dan Helda, 2016). Berdasarkan sumbernya antioksidan
dikelompokkan menjadi antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Penggunaan
antioksidan sintetik semakin berkurang karena memberikan dampak yang buruk
bagi kesehatan yaitu berupa gangguan fungsi hati, paru, mukosa usus dan
keracunan, dan dapat menimbulkan zat karsinogen sehingga pengguna dapat
tergantikan dengan antioksidan alami, antioksidan dapat meningkatkan radikal
bebas yang tidak baik bagi kesehatan (Sari, 2017).
Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron
yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut reaktif mencari pasangan,
dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya.
Jika elektron yang terikat oleh senyawa radikal bebas tersebut bersifat ionik, maka
menimbulkan dampak yang tidak begitu berbahaya, tetapi apabila senyawa radikal
bebas berikatan dengan kovalen akan sangat berbahaya bagi kesehatan (Winarsi,
2007). Salah satu pengukuran radikal bebas dan antioksidan menggunakan metode

1
2

2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). DPPH merupakan metode pengukuran


yang sederhana, cepat, dan tidak membutuhkan banyak reagen seperti uji lain.
Metode ini didasarkan reduksi DPPH terhadap senyawa penghambatan radikal
bebas DPPH dengan panjang gelombang 517 nm (Masrifah dkk., 2017).
Menurut penelitian Isnani dkk (2014), ekstrak etanol biji pepaya
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid dan saponin dan ekstrak
biji memiliki efek diuretic terhadap tikus putih hitam galur wistar (Rattus
norvegicus) dengan efek yang terbaik ditunjukkan pada dosis 0,122 g/Kg berat
badan. Hasil penelitian Sandhiutama dkk (2017), didapatkan ekstrak etanol biji
pepaya memiliki dosis 0,42 g/kg pada berat badan mencit memberikan efek
antioksidan dengan meningkatkan aktivitas Salpingo Orferektomi Dekstra (SOD)
dan tidak ada perbedaan bermakna dengan vitamin E sebagai kontrol positif
ekstrak etanol biji pepaya dapat menurunkan kadar Minimum Descent Altitude
(MDA) plasma bermakna namun tidak sekuat vitamin E sebagai kontrol positif.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Pepaya
(Carica papaya L) dengan Peralut Metanol Menggunakan Metode 2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH).”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
berapakah kadar aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak biji pepaya
dengan pelarut metanol menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
(DPPH).

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak biji pepaya dengan
pelarut metanol menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
(DPPH).
3

1.3.2 Tujuan khusus


Untuk menentukan nilai IC50 pada uji aktivitas antioksidan pada
ekstrak biji pepaya menggunakan pelarut metanol.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi peneliti
Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
melakukan suatu penelitian uji aktivitas antioksidan ekstrak biji pepaya
dengan pelarut metanol menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-Picrylhydrazy
(DPPH).
1.4.2 Bagi akademik
Memberikan informasi serta referensi terutama di bidang toksikologi
bagi perpustakaan Universitas Abdurrab.
1.4.3 Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat bahwa
biji pepaya memiliki antioksidan yang baik untuk kesehatan.
4

1.5 Keaslian Penelitian


Judul KTI: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L)
dengan Pelarut Metanol Menggunakan Metode 2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH).

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Judul
Penulis Hasil Referensi Persamaan Perbedaan
Referensi
Niah, R dan Aktivitas Aktivitas antioksdian Sama-sama Penelitian
Helda (2016) Antioksdian didalam Ekstrak menggunakan ini
Ekstrak etanol kulit buah uji aktivitas dilakukan
Etanol kulit naga merah dengan antioksidan dengan
Buah naga konsentrasi 0,0625; dengan menggunak
Merah 0,125; 0,25; 0,5 dan metode an ekstrak
Daerah 1 gram/100 mL DPPH. kulit buah
Pelaihari, memberikan naga dan
Kalimantan persentase aktivitas menggunak
Selatan antioksidan dengan an pelarut
Dengan rata-rata masing- etanol
Metode masing sebesar
DPPH (2,2- 6,468%; 9,738%;
difenil1- 212,286; 13,141%
1pikrilhidra dan 20,867% dan
zil) IC₅₀ sebesar 3,14
gram/100 Ml

Torar, J. M. Uji aktivitas Penelitian ini Sama- sama Penelitian


G., Lolo, A, Antibakteri didapatkan hasil menggunakan ini sebagai
W., dan Ekstrak biji ekstrak etanol biji sampel aktivitas
Citraningtyas, Pepaya pepaya (Carica ekstrak biji antibakteri
G (2017) (Carica papaya L) memiliki Carica terhadap
papaya L) aktivitas terhadap papaya L) bakteri
Terhadap antibakteri bakteri Pseudomo
Bakteri Pseudomonas nas
Pseudomon aeruginosa dan aeruginosa
as Staphylococcus dan
aeruginosa aureus Staphyloco
dan ccus
Staphylococ aureus
ccus aureus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pepaya


2.1.1 Sejarah tanaman pepaya
Tanaman pepaya memiliki nama latin (Carica papaya L) dan
genusnya Carica yang disebut juga dengan biji pepaya yang merupakan
tanaman asli dari Amerika Tengah (Karibia lalu dibawa ke Spanyol) dan
dibudidayakan di Meksiko, di Australia dikenal dengan nama papaw.
Tanaman pepaya banyak tumbuh juga di daerah tropis seperti Indonesia
(Torar dkk., 2017). Buah ini amat terkenal sehingga Chistopher Columbus
menjulukinya “buah bidadari” (the fruit angels) karena kandungan dan
kegunaanya yang penting dalam kesehatan (Agoes, 2011).
2.1.2 Klasifikasi pepaya
Menurut Peristiowati dan Puspitasari (2018), klasifikasi tumbuhan
(taksonomi) papaya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.

5
6

Gambar 2.1 Buah Pepaya (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019).

2.1.3 Morfologi pepaya


Morfologi pepaya (Carica papaya L) antara lain mempunyai batang
tegak dan basah, pepaya menyerupai palma. Tinggi pohon papaya 10 meter,
bagian dalam batang berupa spons atau berongga, bagian luar terdapat
banyak tanda bekas daun. Daun berbentuk yang menyerupai telapak tangan.
Bila daun pepaya dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan tampak
daun simetris. Buah mentah berwarna hijau gelap dan bila masak berwarna
kuning kemerahan. Bentuk buahnya bulat hingga lonjong, bagian ujung
umumnya runcing, rongga dalam pada buah berbentuk bintang bila dipotong
secara melintang. Bunga berwarna putih, terdapat putik dan benang sari
(Hidayat dan Napitupulu, 2015). Bijinya mentah berwarna putih setelah
matang bijinya berwarna coklat, bebau khas, tidak berasa. Biji bebentuk
jorong sampai bundar memanjang atau bundar panjang 5–9 mm. Pada
permukaan biji terdapat tonjolan dengan rujuk membujur dan rusuk
melintang tidak beraturan. Biji diliputi selaput tipis agak mengkilat warna
kecoklat. Selaput biji pepaya mudah koyak (Yulia dkk., 2016).
2.1.4 Kandungan kimia pepaya
Tanaman pepaya banyak mengandung zat antara lain sebagai berikut
yaitu protein, vitamin A vitamin B vitamin, vitamin C, kalsium, magnesium
dan serat. Pepaya mengandung flavonoid dengan menumpukkan banyak
nutrisi (Agoes, 2011). Biji pepaya banyak mengandung beberapa senyawa
kimia tokoferol, terpenoid, flavonoid, alkaloid, saponin (Torar dkk., 2017).
7

2.1.5 Manfaat papaya


Tumbuhan pepaya (Carica papaya L) dapat digunakan untuk
memperbaiki kardiovaskular dan mencengah penyakit kanker, selain itu
juga mengandung enzim pencernaan, yaitu papain yang mirip dengan enzim
yang dijumpai dalam nenas yang dapat digunakan untuk pengobatan luka
dan elergi, selain itu daun pepaya dan biji pepaya mengandung karpain,
yaitu sejenis alkaloid antihelminik yang mampu melumpuhkan cacing
keluar dari tubuh. Biji pepaya untuk mengobati penyakit diare dan penyakit
kulit (Agoes, 2011). Biji pepaya sebagai antibakteri yang dapat membunuh
bakteri dengan merusak interritas membran sel bakteri (Torar dkk., 2017).

2.2 Antioksidan
Antioksidan merupakan subtansi nutrisi atau non-nutrisi yang terhadap
dalam bahan pangan, yang mampu mencengah atau memperlambat oksidatif
dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki oksidasi dalam menangkal reaktivitas
radikal bebas, bila melebihi jumlah antioksdian maka akan menyerang komponen
lipid, protein maupun Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), sehingga mengakibatkan
kerusakan-kerusakan oksidatif. Antioksidan merupakan senyawa memberi
elektron (electron donor). Senyawa yang memiliki berat molekul yang kecil yang
menghambat reaksi oksidasi dengan meningkatkan radikal bebas dan molekul
yang sangat reaktif sehingga mengakibatkan kerusakan sel yang akan dihambat
(Winarsi, 2007). Berdasar sumber-sumber di kelompokkan menjadi 2 yaitu
sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik merupakan yang diperoleh
dari hasil sintesa reaksi kimia. Antioksidan sinetik seperti asam benzoat, Butil
Hidroksida Anisol (BHA), Butil Hidrogen Toluen (BTH), dan L-tokoferol,
antioksidan sintetik dapat memberikan efek samping yang ditimbukan yang tidak
baik bagi kesehatan (Anwar, 2012). BHA dan BTH telah diteliti memberikan
nampak negatif dan buruk pada kesehatan manusia yaitu berupa gangguan fungsi
hati, paru, mukosa usus, dan keracunan (Sari, 2017). Sedangkan Antioksidan
alami merupakan yang terdapat dari bahan pangan alami. Antioksidan alami
memiliki senyawa fenolik atau polifenik yang dapat berupa golongan flavonoid.
Turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorognet.
Apabila antioksidan alami meningkat dianggap lebih baik dari antioksidan sinetik
8

ditinjau dari efek samping yang ditimbulkan sering memberikan dampak yang
tidak baik bagi kesehatan (Anwar, 2012).

2.3 Radikal Bebas


Radikal bebas merupakan upaya untuk mecari pasang elektron, sebagai
tampak kerja radikal bebas tersebut akan terbentuk radikal bebas baru yang
berasal dari atom atau molekul yang diambil untuk pasang elektron sebelumnya.
Namun bila dua senyawa bertemu, elektron-elektron yang tidak berpadangan dari
kedua senyawa tersebut akan bergabung ikatan kovalen yang stabil (Winarsi,
2017). Radikal bebas merupakan molekul yang stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu molekul atau elektron tidak berpasang pada orbit luarnya.
Untuk mencapai kestabilan radikal bebas akan bereaksi dengan molekul di
sekitarnya memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus
menerus dalam tubuh apabila dihentikan akan menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti penuaan dini, kanker, liver serta penyakit degeneratif lainnya,
karena itu memerlukan pertahanan untuk menetralkan radikal bebas (Surya,
2019).

2.4 Uji Aktivitas Antioksidan


Pengukuran antioksidan dengan menggunakan metode pengurangan radikal
bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazl (DPPH). Metode DPPH merupakan metode
yang sederhana, cepat, dan mudah untuk penapisan aktivitas penangkap radikal
beberapa senyawa selain metode itu metode ini terbukti akurat, reliable dan
praktis. Uji DPPH berperan sebagai radikal bebas yang mengandung senyawa
nitrogen yang tidak stabil dan berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi dengan
senyawa antioksidan, DPPH tersebut tereduksi dan warna akan berubah menjadi
kuning. Perubahan tersebut akan diukur dengan spektrofotometer, penurunan
intensitas warna yang terjadi disebabkan oleh kekurangan ikatan rangkap
terkongjungsi pada DPPH hal ini terjadi apabila adanya penangkapan satu elekron
oleh zat antioksidan (Masrifah dkk., 2017).
9

Gambar 2.2 Reaksi Reduksi DPPH (Sumber : Masrifah dkk., 2017)

2.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses perpindahan massa dari komponen zat padat yang
terdapat pada simplisia ke dalam pelarut organik yang digunakan. Pelarut organik
akan menembus dinding sel dan selanjutnya masuk ke dalam rongga sel tumbuhan
yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan telarut dalam pelarut organik pada
bagian luar berdifusi masuk ke dalam pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan
berbagai metode dan cara yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi iru sendiri
(Riza, 2016). Metode ekstraksi digunakan yaitu maserasi, perkolasi, refluks.
Metode maserasi adalah cara ekstraksi simplisia dengan merendam dalam pelarut
pada suhu kamar sehingga kerusakan atau degradasi metabolit dapat
diminimalisasi. Metode ekstraksi perkolasi dilakukan dengan cara mengalirkan
pelarut melalui simplisia hingga senyawa tersaring sempurna. Ekstraksi dengan
metode refluks dilakukan menggunakan pelarut pada suhu titik didihnya selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik (Hanani, 2015).

2.6 Asam Askorbat


Asam L-askorbat (L-ascorbic acid) merupakan antioksidan yang larut dalam
air (aqueous antioxidant). Asam askorbat memiliki sifat nutrasetikal bersifat
sebagai antioksidan. Senyawa ini merupakan senyawa turunan glukosa yang telah
dikenal luas sebagai senyawa nutrasetikal dan banyak digunakan sebagai
komponen suplemen makanan. Asam askorbat terdistribusi secara luas pada buah-
buahan seperti jeruk, lemon, anggur, semangka, pepaya, stroberi, blewah, mangga,
nanas dan sayur-sayuran segar seperti sayuran berdaun hijau. Manfaat asam
askorbat tomat, brokoli, dan paprika hijau. Bagi kesehatan asam askorbat adalah
10

untuk pencengah atau menghilangkan penyakit flu, beberapa studi klinis dengan
berbagai dosis asam askorbat menunjukkan bahwa asam askorbat tidak memiliki
efek profilikasi yang signifikan, namum mampu mengurangi keparahan dan gejala
demam selama periode terinfeksi. Asam askorbat juga meningkatkan kekebalan
tubuh, asam askorbat terbukti merangsang sistem kekebalan dengan meningkatkan
proliferasi sel-T sebagai respon terhadap tubuh (Putra, 2020).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Eksperimental
Laboratory menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) untuk
mengetahui aktivitas antioksidan di dalam biji pepaya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Dasar Universitas
Abdurrab dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Kimia
Universitas Riau Pekanbaru.
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2019 sampai bulan April
2020.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Pada penelitian yang dijadikan populasi adalah seluruh buah pepaya
yang ada di Pasar Tradisonal Kodim Pekanbaru.
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji buah pepaya
yang didapat di Pasar Tradisional Kodim Pekanbaru.

3.4 Teknik Sampling


Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yang
dipilih langsung di Pasar Tradisional Kodim Pekanbaru.

11
12

3.5 Alat dan Bahan


3.5.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik,
microplate reader Berthold model LB- 941, botol vial, dan peralatan gelas
yang sama digunakan di laboratorium.
3.5.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak biji pepaya,
metanol, asam askorbat, 2,2-diphenyl 1-picrylhydrazyl (DPPH), kertas
saring, aluminium foil.

3.6 Prosedur Kerja


3.6.1 Pembuatan ekstrak biji pepaya
Biji pepaya yang telah dicuci ditimbang 100 g, dikeringkan anginkan
dalam suhu ruangan, setelah kering kemudian dihaluskan dan ditimbang
sampai beratnya konstan. Sebanyak 10 g, kemudian masukkan ke dalam
botol penampung, lalu masukkan metanol sampai sampel terendam,
diamkan selama 72 jam, lalu disaring kemudian dimasukkan ke dalam botol
vial dan diuapkan dengan cara dianginkan sampai kering hingga didapat
ekstrak metanol.
3.6.2 Analisis aktivitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan microplatet
reader two fold delution dengan menggunakan metode 2,2diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH) panjang gelombang 520 nm. Baris A dimasukkan
sampel sebanyak 100 µL. Plate terdiri dari baris A-H (masing-masing
berjumlah 12 sumur). Sebanyak 50 µL metanol dimasukkan pada masing-
masing sumur pada baris B-F. Baris A pipet sebanyak 50 µL masukkan ke
baris B, baris B dipipet 50 µL dimasukkan ke baris C dan dilakukan sampai
baris F, baris F dipipet 50 µL lalu dibuang, sedangkan baris G-F diisi
dengan metanol 50 µL, khusus pada baris H diisi hanya sumur 1-6. Baris A-
G ditambahkan DPPH sebanyak 80 µL, dengan konsentrasi 80 µg/mL.
kemudian diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas penangkal radikal diukur
13

sebagai penurunan absorbansi DPPH dengan microplate reader dan oleh


data.
Kontrol positif yang digunakan adalah larutan asam askorbat, dan
hasil yang didapat dihitung berdasarkan persaman regenerasi linear di
bawah ini.
Y=ax+b
Keterangan :
y = absorbasi sampel
x = konsentrasi sampel
Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel
% Inhibisi = × 100%
Absorbansi kontrol

3.7 Analisis Data


Persentase inhibisi (IC50) ditentukan dengan menggunakan analisis probit
dengan membuat kurva hubungan persen hambatan dengan konsentrasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH
Analisi aktivitas antioksdian dilakukan dengan menggunakan microplatet
reader two fold delution dengan menggukan metode DPPH pada panjang
gelombang 520 nm. Penelitian dilakukan dari tanggal 30 Desember 2019 sampai
tanggal 12 Januari 2020. Didapat nilai IC50 seperti terlihat pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 4.1 Persen Inhibisi terhadap Konsentrasi Sampel Ekstrak Biji Pepaya

Konsentrasi (ppm) % Inhibisi IC50 (ppm)


1000 54,761
500 40,476
250 29,365
872,0964
125 19,444
62,5 10,714
31,25 2,777

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa antioksidan ekstrak biji


pepaya pada konsentrasi 1000 ppm didapatkan % inhibisi sebesar 54,761%,
konsentrasi 500 ppm didapatkan % inhibisi sebesar 40,476%, konsentrasi 250
ppm didapatkan % inhibisi sebesar 29,365%, konsentrasi 125 ppm didapatkan %
inhibisi sebesar 19,444%, konsentrasi 62,5 ppm didapatkan % inhibisi sebesar
10,714%, dan konsentrasi 31,25 ppm didapatkan % inhibisi sebesar 2,777%.
Maka didapatkan hasil uji aktivitas antioksidan sampel ekstrak biji pepaya yaitu
872,0964 ppm.

Tabel 4.2 Persen Inhibisi Terhadap Konsentrasi Sampel Asam Askorbat

Konsentrasi (ppm) % Inhibisi IC50 (ppm)


100 98,809
50 83,730
25 72,222
7,3367
12,5 60,317
6,25 48,412
3,125 33,333

14
15

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui antioksidan asam askorbat pada


konsentrasi 100 ppm didapatkan % inhibisi sebesar 98,809%, konsentrasi 50
didapatkan % inhibisi sebesar 83,730%, konsentrasi 25 didapatkan % inhibisi
sebesar 72,22%, konsentrasi 12,5 didapatkan % inhibisi sebesar 60,317%,
konsentrasi 6,25 didapatkan % inhibisi 48,412%, konsentrasi 3,125 ppm
didapatkan % inhibisi sebesar 33,333%. Maka didapatkan hasil uji aktivitas
antioksidan asam askorbat yaitu 7,3367 ppm.

4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dengan
menggunakan pelarut metanol pada ekstrak biji pepaya mengguanakan metode
2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH). Perlakuan pertama pada sampel biji
pepaya diawali dengan menimbang biji pepaya yang telah dikeringkan sebanyak
10 g lalu dilakukan perendaman dengan menggunakan pelarut metanol. Metode
ekstraksi digunakan dengan cara maserasi, maserasi adalah perendaman bahan
alam yang dikeringkan dalam suatu pelarut dan dapat menghasilkan ekstrak dalam
jumlah banyak. Pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah metanol karena
merupakan pelarut yang mengambil senyawa-senyawa bersifat polar (Maria,
2017).
Uji aktivitas antioksidan biji pepaya dilalukan dengan menggunakan metode
2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH). Metode DPPH merupakan metode yang
sederhana, cepat, tidak membutuhkan banyak sampel dan mudah untuk penapisan
aktivitas penangkap radikal bebas. Pengukuran aktivitas antioksidan
menggunakan konsentrasi bertingkat yaitu konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm, 250
ppm, 125 ppm, 62,5 ppm, 31,25 ppm. Pembanding yang digunakan yaitu asam
askorbat. DPPH tersebut tereduksi dan warna akan berubah menjadi kuning.
Perubahan tersebut akan diukur dengan spektrofotometer dengan panjang
gelpmbang 520 nm, hasil dari ekstrak biji pepaya dianalisis dengan cara membuat
kurva kalibrasi kemudian masukkan dalam persamaan linier dari (%) inhibisi
dengan konsentrasi dan selanjutnya dihitung nilai IC50 (Masrifah dkk., 2017).
Nilai IC50 merupakan konsentrasi senyawa antioksidan yang memberikan
inhibisi sebesar 50% yang artinya pada konsentrasi tersebut antioksidan
16

menghambat radikal bebas sebear 50%. Kontrol positif yang digunakan adalah
asam askorbat didapatkan IC50 sebesar 7,3367 ppm. Aktivitas antioksidannya
tergolong sangat kuat karena merupakan senyawa murni. Pada ekstrak biji pepaya
didapatkan IC50 sebesar 872,0964 ppm. Suatu senyawa dikatakan sangat kuat
sebagai antioksidan apabila memiliki nilai IC50 kurang dari 50 ppm, antioksidan
dengan kuat bila nilai IC50 antara 50–100 ppm, digolongkan sedang nilai IC50
antara 101–250 ppm, digolongan lemah nilai IC 50 antara 250–500 ppm, dan sangat
lemah nilai IC50 besar dari 500 ppm. Semakin besar IC 50 maka dapat dikatakan zat
tersebut aktivitas antioksidannya sangat lemah (Anliza dan Hamtini, 2015).
Berdasarkan pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak biji pepaya
tergolong sangat rendah. Menurut penelitian Rosalina dan Adang (2018),
menyatakan bahwa rendahnya aktivitas antioksidan ini kemungkinan disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu senyawa yang terdapat dalam ekstrak kental metanol
biji pepaya masih dalam ekstrak yang tidak murni seperti asam askorbat, karena
masih dalam senyawa camuran dan belum diketahui kandungan dari senyawa
ekstrak biji pepaya yang bersifat sebagai aktivitas antioksidan, kemungkinan
senyawanya bisa mempengaruhi aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol biji
pepaya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian uji aktivitas antioksidan pada sampel biji pepaya dengan
menggunakan metode 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazil (DPPH) dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ekstrak metanol biji pepaya memiliki aktivitas antioksidannya tergolong
sangat lemah dikarenakan didapatkan hasil nilai IC50 sebesar 872,0964
ppm.
2. Pada konsentrasi tertentu ekstrak metanol biji pepaya tidak mempunyai
aktivitas antioksidan yang sebanding dengan asam askorbat karena asam
askorbat merupakan senyawa murni, dan ekstrak biji pepaya kemungkianan
tidak merupakan senyawa murni karena masih terdapat senyawa campuran
yang belum diketahui manfaatnya, maka dapat mempengaruhi hasil
antioksidannya.

5.2 Saran
Agar diperoleh hasil yang lebih baik pada penelitian-penelitian selanjutnya
maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Disarankan dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan
metode atau pelarut yang lain agar didapatkan hasil yang lebih baik.
2. Disarankan melakukan uji aktivitas antioksidan tidak hanya pada biji pepaya
tetapi dengan tumbuhan lainnya agar mengetahui kandungan dan
manfaatnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Idonesia. Selemba. Jakarta.

Anwar, E. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisi Dan Aplikasi.


Dian Rakyat. Jakarta.

Anliza, S dan Hantini. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol dari
Daun Alocasia Macrorrhizos dengan Metode DPPH. Jurnal Medikes.
Volume 4 : Halaman 101-106.

Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. . EGC. Jakarta.

Hidayat, S dan Napitupulu, M. R. 2015. Hiper Tumbuhan Obat. Agriflo. Jakarta.

Isnaini. Fatimawali. dan Wehantouw, F. 2014. Aktivitas Diuretik dan Skrining


Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L) pada Tikus Putih
Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal Ilmiah Farmasi. Volume
3(3) : Halaman 188-195

Maria, A. U.L. 2017. Ekstraksi dan Real Kromatografi. Deepublish. Yogyakarta.

Masrifah. Rahma, N. dan Abram, H. P. 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Daun dan
Kulit Labu Air (Lagennaria siceruruai(Molina) Standl). Jurnal
Akad.Kim.Volume 6(2) : Halaman 96-106.

Niah, R dan Helda. 2016. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga
Merah Daerah Pelaihari Kalimantan Selatan dengan Metode DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil). Jurnal Pharmascience. Volume 03: Halaman 36-
42.

Peristiowati, Y dan Puspitasari, Y. 2018 Potensi Daun Pepaya Dalam Mejaga


Reproduksi Wanita. Indomediapustaka. Sidowarjo.

Putra, K. N. I. 2020. Substansi Nuttrasetikal Sumber dan Manfaat Kesehatan.


Deeplulish Pusblisher. Yogyakarta.

Riza, M. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia. CV. Trans Info Media. Jakarta.

Rosalina, Y. K dan Adang, B. 2018. Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan


Daun Sirsak (Annona muricata L) dengan Metode 1,1-diphenyl-2-
picrylhidrazyl (DPPH). Jurnal Skrining Fitokimia. Volume 01 : Halaman
567-574.

Sandhiutama, D. M. N., Desmiaty, Y., dan Anbar, A. 2016. Efek Antioksi dan
Ekstrak Etanol Biji Papaya (Carica papaya L) terhadap
Aktivitassuperoksida Dismutase dan Kadar Melondialdehid Pada Mencit

18
19

Stress Oksidatif dengan Perenangan. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.


Volume 14 : Halaman 26-32.

Sari, N. A. 2017. Potensi Antioksidan Alami pada Ekstrak Daun Jamblang


(Syzigium cumini (L) Skeels). Jurnal Eksata. Volume 18 : Halaman 107-
112.

Surya, A. 2019. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Teh Hijau Merek X


Terhadap DPPH (2,2 dipehenyl-1-picryhrazyl). Jurnal Analis Kesehatan
Klinil Sains. Volune 7(1) : Halaman 43-49.

Torar, J. M. G., Lolo, A, W., dan Citraningtyas, G. 2017. Uji Aktivitas


Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Papaya (Carica papaya L) Terhadap Bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococccus aureus. Jurnal Ilmia
Farmasi. Volume 6 : Halaman 14-22.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya
dalam Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.

Yulia, Y. A., Rahmiyani, I., dan Lestari, T. 2016. Kadar Fenol Total Ekstak Daun
dan Biji Pepaya (Carica papaya L) Menggunakan Metodek Spektofotometi
Uv-Vis. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Volume 15 (1) : Halaman
73-78
Lampiran 1. Cara Kerja Microplate Reader Berthold Model LB-941

1. Tekan tombol On pada bagian belakang Microplate Reader dan biarkan


selama 30 menit
2. Buka program mikrowin 2000
3. Klik Kotak Sebelah Kiri File Nama
4. Pilih Plate Type Greiner 96 dan blok semuanya
5. Klik Measurement, Shake durasi 5, Type : Double Orbit dan By Pate, Klik OK
6. Klik Absorbane, atur Lamp Energi: 1000, Filter 520, Klik OK, Enter
7. Tulis Nama, Klik STAR, Klik No, Tempat Plate akan terbuka, Masukkan
Plate yang akan di ukur, Klik Yes, Start, Klik No, Tekan OK.
8. Setelah Absorbansi Terbaca, Data Dapat Diekspor Ke dalam Bentuk Excel,
Dengan Klik Simbol Export Pada Bagian Atas dan Pilih Raw Data Pada
Bagian File Export, Tekan OK.

20
21

Lampiran 2. Pembuatan Asam Askorbat 100 ppm dalam 2mL Metanol

Rumus :
gram terlarut
ppm × 106
volume larutan (mL)

Perhitungan :
100 ppm = gram
×10 6
2 mL
gram = 200
106
gram = 0,0002
mg = 0,2

Cara pembuatan :
Timbang asam askorbat sebanyak 0,2 mg pada timbangan analitik,
kemudian masukkan kedalam vial, larutkan dengan 2 mL metanol, lalu
homogenkan.
22

Lampiran 3. Pembuatan DDPH 40 dalam 100 mL Metanol

Rumus :
gram terlarut ( g )
ppm = ×10 6
volume larutan (ml)

Perhitungan :
40 ppm = gram
× 106
100 mL
gram = 0,004

Cara pembuatan :
DPPH ditimbang sebanyak 0,004 gram menggunakan timbangan neraca
analitik, masukkan ke dalam beaker glass, lalu larutkan sedikit dengan
metanol, setelah larut masukkan ke dalam labu ukur 100 mL. kemudian
tambahkan metanol ke dalam labu ukur sampai tanda batas, homogenkan
Larutan simpan ke dalam tabung gelap kemudian beri label dan keterangan.
23

Lampiran 4. Pembuatan Larutan Sampel Konsentrasi 1000 ppm

Pembuatan larutan induk sampel konsentrasi 1000 ppm sebanyak 2 mL


Rumus :
gram terlarut ( g )
ppm = ×10 6
volume larutan (ml)

Perhitungan :
1000 ppm = gram
×10 6
2 mL
gram = 2000
106
gram = 0,002
mg = 2

Cara pembuatan :
Timbang sampel sebanyak 2 mg pada timbangan analitik kemudian
masukkan ke dalam vial, larutkan dengan 2 mL metanol lalu homogenkan.
24

Lampiran 5. Skema Kerja Rancangan Penelitian

Biji pepaya di timbang sebanyak


100 gram

Kering anginkan didalam suhu


ruangan

Maserasi dengan metanol selama


72 jam

Ekstrak metanol biji pepya

Analisis antioksidan dengan


metode DPPH

Analisis data
25

Lampiran 6 . Skema Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

2 mg Sampel + Dilarutkan, sehingga didapat


2 mL MeOH larutan induk 1000 ppm

1 100 μL Sampel 1000 ppm 80 μL DPPH 40 ppm

Microplate 3
SUMUR BARIS A (1000 ppm)
2 50 μL MeOH SUMUR BARIS B (500 ppm)
SUMUR BARIS C (250 ppm)
SUMUR BARIS D (125 ppm)
Two fold Dilution SUMUR BARIS E (62,5 ppm)
Baris A dipipet 50 μl SUMUR BARIS F (31,25 ppm)
masukkan ke baris B, SUMUR BARIS G MeOH
Baris B dipipet 50 μl
Dimasukkan ke baris C, SUMUR BARIS H MeOH
Baris C dipipet lalu
dimasukkan ke baris D
dst sampai baris F, Sisa Di inkubasi selama 30 menit
Di ukur aktivitas penangkapan radikal
50 μl dibuang (penurunan absorbansi DPPH)
Pengolahan data

Mikroplate Reader Hitung IC50


26

Lampiran 7. Hasil Nilai Absorbansi IC50 Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat

1 2 3 Rata2 Abs DPPH


DPPH+ MeOH 0,322 0,333 0,334 0,329
0,252
MeOH 0,079 0,074 0,079 0,077

Pengukuran aktivitas
Konsentrasi antioksidan Rata Abs %
Sampel IC50
(ppm) rata sampel inhibisi
1 2 3
100 0,079 0,074 0,088 0,080 0,003 98,809
50 0,118 0,118 0,118 0,118 0,041 83,730
Asam 25 0,147 0,148 0,147 0,147 0,070 72,222 7,3367
askorbat 12,5 0,176 0,178 0,177 0,177 0,100 60,317
6,25 0,207 0,202 0,213 0,207 0,130 48,412
3,125 0,247 0,241 0,247 0,245 0,168 33,333

Rata – rata sumur G (DPPH+Metanol) = 0,329


Rata – rata sumur H (Metanol) = 0,077
Abs kontrol = (DPPH+Metanol) – (Metanol)
= 0,329 – 0,077
= 0,252

% hambatan pada konsentrasi 100 ppm

% Inhibisi = Absorbansi blanko - Absorbansi sampel


× 100%
Absorbansi blanko
= 0,252 - 0,003
× 100%
0,252
= 98,809%
27

Lampiran 8. Perhitungan IC50 Asam Askorbat

Konsentrasi Metanol Ln Konsentrasi % inhibisi


(ppm) (X) (Y)

100 4,605 98,809


50 3,912 83,730
25 3,219 72,222
12,5 2,526 60,317
6,25 1,833 48,412
3,125 1,138 33,333

Grafik % Inhibisi vs Ln Konsentrasi Askorbat


120
100
f(x) = 18.35 x + 13.42
% Inhibisi

80
60 R² = 1
40 Linear ()
20
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Ln Konsentrasi

Grafik 1. Hubungan % hambatan dengan konsentrasi asam askorbat


Perhitungan IC50 asam askorbat
Persamaan regresi linier :
Y = 18,353 X+ 13,423
50 = 18,353 LnX +13,423
LnX = 1,9929
X = 7,3367
IC50 = 7,3367 µg/mL
28

Lampiran 9. Hasil Nilai Absorbansi IC50 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji


Pepaya

1 2 3 Rata-Rata Abs DPPH


DPPH+ MeOH 0,308 0,307 0,313 0,309
0,252
MeOH 0,055 0,052 0,057 0,057

Konsentras Pengukuran Abs %


Sampe aktivitas antioksidan Rata
i sampe inhibis IC50
l rata
(ppm) 1 2 3 l i
0,17 0,17 0,16 0,17
1000 0,114 54,761
4 1 9 1
0,20 0,20 0,20 0,20 0,150 40,476
500
5 9 8 7
0,23 0,23 0,23 0,23 0,178 29,365
250
Biji 4 8 2 5 872,096
Pepaya 0,25 0,26 0,25 0,26 0,203 19,444 4
125
4 9 8 0
0,28 0,28 0,27 0,28 0,225 10,714
62,5
8 3 4 2
0,30 0,28 0,31 0,30 0,245 2,777
31,25
4 9 3 2

Rata – rata sumur G (DPPH+Metanol) = 0,309


Rata – rata sumur H (Metanol) = 0,058
Abs kontrol = (DPPH+Metanol) – (Metanol)
= 0,309 – 0,057
= 0,252

% hambatan pada konsentrasi 1000 ppm

% hambatan 1000 ppm = Absorbansi k ontrol - Absorbansi sampel


× 100%
Absorbansi kontrol
= 0,252 - 0, 114
× 100%
0,252
= 54,761%
29

Lampiran 10. Perhitungan IC50 Sampel Biji Pepaya

Konsentrasi Metanol Ln Konsentrasi %Inhibisi


(ppm) (X) (Y)
1000 6,908 54,761
500 6,215 40,476
250 5,521 29,365
125 4,828 19,444
62,5 4,135 10,714
31,25 3,442 2,777

Grafik % Inhibisi vs Ln Kosentrasi Biji Pepaya


60
50 f(x) = 14.85 x − 50.55
40 R² = 0.99
% inhibisi

30
20 Linear ()

10
0
3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5
Ln Kosentrasi

Grafik 1. Hubungan % hambatan dengan konsentrasi sampel

Perhitungan IC50 dengan fraksi metanol.


Persamaan regresi linier :
Y = 14,851 X– 50,555
50 = 14,851 LnX –50,555
LnX = 6,7709
X = 872,0964
IC50 = 872,0964 µg/mL
30

Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Biji Pepaya

Keterangan :
1. Baris A diisi 100 µL sampel.
2. Baris B-F diisi 50 µL metanol.
3. Baris G dan H diisi 50 µL metanol.
4. Baris A-G ditambah 80 µL DPPH.
31

Lampiran 12. Dokumenrasi Penelitian

Biji pepaya yang belum kering

Biji pepaya yang sudah kering


32

Ekstrak kental biji pepaya

Pemipetan larutan metanol


33

Spektofotometer Uv-Vis
34

Lampiran 13. Jadwal Pelaksanaan KTI


JADWAL PELAKSANAAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM
STUDI DIII ANALIS KESEHATANFAKULTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
ABDURRAB PEKANBARU
2020

November

Desember

Februari
Oktober

Januari

Maret

April

Mei
No Kegiatan / Bulan

Pendaftaran judul KTI dan


1.
pemilihan pembimbing KTI
Pengumpulan judul KTI oleh
2.
pembimbing I
3. Proses bimbingan proposal KTI

4. Seminar Proposal

5. Penelitian

6. Penulisan KTI

7. Ujian Akhir KTI

Anda mungkin juga menyukai