Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium merupakan sarana dimana praktikan melakukan praktikum
atau percobaan. Menurut Baharuddin dan Aziz dalam Dwi Rajmah (2015)
Laboratorium memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
praktek percobaan atau eksperimen serta menguji konsep–konsep ilmu
pengetahuan secara terkontrol atau terkendali. Laboratorium kimia juga
menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru
untuk digunakan di masa depan serta pusat pemantauan dan pengendalian
bahan kimia yang saat ini digunakan secara rutin dalam ribuan proses
komersial yang mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya terkait
dengan pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasi.
Banyak percobaan yang dapat dilakukan di dalam laboratorium seperti
pembuatan reagen. Reagen dibuat dengan mencampurkan lebih dari satu
larutan sehingga dapat digunakan dalam pengujian, misalnya pengujian
kandungan makanan.
Makanan banyak mengandung zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kandungan zat-zat tersebut bersifat
mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata. Oleh sebab itu, untuk
mengetahui kandungan zat-zat tersebut dapat dilakukan pengujian terhadap
makanan dengan menggunakan pengujian reagen. Reagen yang dapat
digunakan dalam pengujian tersebut ialah reagen benedict dan iodida.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami cara pembuatan reagen Iodik dan Benedict.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Larutan


Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut
(solut), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut (solven). Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi (Nolis Febry Anggraini, dkk, 2015).
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang
dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen
yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen
minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua
atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu
campuran gas adalah larutan (Nolis Febry Anggraini, dkk, 2015).
2.2 Definisi Reagen
Reagen adalah suatu zat atau senyawa atau larutan dalam konsentrasi
tertentu yang digunakan untuk mengetahui penjelasan dari suatu analisa dari
laboratorium. Zat atau bahan-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan
mengandung bahaya. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui bahan-bahan
kimia yang ada didalam laboratorium beserta sifat dari bahan-bahan tersebut
(Yohana Hurint, dkk, 2015).
Zat kimia atau reagen yang digunakan di laboratorium kesehatan ialah zat
kimia atau reagen tingkat analitis atau beberapa bahan kimia organik pada
tingkat kimiawi murni yang telah melewati tahap pengujian sebelum dipakai
rutin (Mulyono HAM dalam Faiz Riskullah, 2013).

2
2.2.1. Reagen Benedict
Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan
glukosa pada bahan makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan
warna merah bata. Hal itu terjadi ketika reagen benedict dicampurkan
dan dipanaskan dengan glukosa, di mana glukosa memiliki elektron
untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen benedict)
akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga
terjadilah perubahan warna. Selama proses ini Cu2+ tereduksi menjadi
Cu+. Ketika Cu mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu
elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada
benedict, maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi. Dan
menghasilkan warna merah bata (Amanda Hilizza, 2014).
2.2.2. Reagen Iodik
Reagen iodik disebut juga lugol. Lugol pertama kali dibuat pada
tahun 1829, merupakan larutan dari unsur iodium dan iodida kalium
dalam air, yaitu setelah dokter Prancis JGA Lugol. Larutan iodium
lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan untuk
desinfeksi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pati di
laboratorium dan tes medis Lugol digunakan untuk menguji apakah
suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum) atau tidak. Bila
makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut
mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut
banyak kandungan karbohidratnya (Rahayu Asih dalam Faiz Riskullah,
2013).

3
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat
3.1.1 Reagen Benedict
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan reagen benedict ialah
gelas kimia, gelas ukur, labu takar, batang pengaduk, gelas arloji, pipet
tetes, botol reagen dan neraca analitik.
3.1.2 Reagen Iodik
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan reagen iodik ialah
gelas kimia, gelas ukur, labu takar, Erlenmeyer, batang pengaduk, gelas
arloji, botol reagen, pipet tetes, dan neraca analitik.
3.2 Bahan
3.2.1 Reagen Benedict
Adapaun bahan yang digunakan dalam pembuatan reagen benedict
ialah Natrium Sitrat 21,625gr, Na2CO3 12,50gr, CuSO4 2,1625gr dan
aquades 150ml.
3.2.2 Reagen Iodik
Adapaun bahan yang digunakan dalam pembuatan reagen iodik ialah
Iodida (I2) 1gr, kalium iodida (KI) secukupnya dan aquades 100ml.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Reagen Benedict
Dalam pembuatan reagen benedict dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap A untuk membuat larutan natrium sitrat dan natrium karbonat, dan
tahap B untuk membuat larutan tembaga sulfat. Pada tahap A, timbang
terlebuh dahulu natrium sitrat dan natrium karbonat masing-masing
21,625gr dan 12,50gr menggunakan neraca digital. Setelah ditimbang,
masukan kedua zat tersebut kedalam gelas kimia dan larutkan dalam
100ml aquades. Selanjutnya apada tahap B, timbang tembaga sulfat
sebanyak 2,1625gr. Masukkan kedalam gelas kimia dan larutkan dalam
12,5ml aquades. Kemudian kedua larutan A dan B. Tambahkan 12,5ml
aquades agar volume akhirnya mencapai 150ml. Kemudian pindahkan

4
reagen benedict yang telah jadi ke dalam botol reagen yang telah diberi
label.
3.3.2 Reagen Iodik
.Timbang 1gr iodida menggunakan neraca digital. Kemudian iodida
dimasukan kedalam gelas kimia dan tambahkan aquades dalam jumlah
sedikit. Aduk menggunakan batang pengaduk sampai menghasilkan
larutan berwarna kuning tua. Larutan dipisahkan dengan endapan butiran
iodida dengan cara larutan dituangkan ke dalam Erlenmeyer. Campurkan
kalium iodida dengan butiran iodida yang masih tertinggal di dalam
gelas kimia dan larutan dengan aquades. Setelah larut dan homogen,
pindahkan larutan ke dalam labu takar. Tambahkan aquades agar volume
akhirnya mencapai 100ml. kemudian pindahkan reagen yang telah jadi
ke dalam botol reagen yang telah diberi label.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil
Keterangan
No. Perlakuan Perubahan Warna Larut
Ya Tidak Ya Tidak
Reagen Benedict - Perubahan
a. Larutan A
warna putih
- Natrium sitrat +
menjadi bening
natrium karbonat
  - Natrium sitrat
+ aquades
dan natrium
karbonat larut
dalam aquades
1 b. Larutan B - Berubah warna
- Tembaga sulfat +
menjadi biru
aquades
muda
 
- Tembaga sulfat
larut dalam
aquades
c. Larutan A+B Berubah warna
 
menjadi biru tua
Reagen Iodik Berubah warna
- Iodida + aquades  
menjadi kuning
- Iodida + kalium - Berubah warna
iodida + aquades menjadi merah
2 kehitaman
  - Iodida larut
setelah di
campur kalium
iodida

4.2 Pembahasan

6
Pembuatan reagen benedict dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap A dan Tahap
B. Tahap A untuk membuat larutan dari natrium sitrat dan natrium karbonat.
Pembuatan larutan A dimulai dari penimbangan bahan natrium sitrat sebanyak
21,625gr dan natrium karbonat sebanyak 12,50gr menggunakan neraca digital.
Dalam melakukan penimbangan harus dilakukan dengan teliti agar hasil
penimbangan tidak akan mempengaruhi hasil akhir.
Setelah itu, bahan yang telah ditimbang tadi dilarutkan dalam 100ml.
Menghomogenkan larutan dapat menggunakan alat hot plate. Letakkan wadah
larutan diatas hot plate sambil di aduk dengan batang pengaduk dan jangan
sampai mendidik karena bisa merusak larutan. Setelah larutan A homogen
maka larutan tersebut telah jadi. Dalam membuat larutan A terjadi reaksi
kimia antara natrium karbonat dengan aquades yaitu :
Na2CO3 + 2 H2O H2CO3 + 2 NaOH
Dalam larutan A, natrium karbonat bereaksi dengan aquades sehingga
terbentuk senyawa asam karbonat dan natrium hidroksida. Selanjutnya pada
tahap B, untuk membuat larutan tembaga sulfat. Pembuatan larutan B dimulai
dari penimbangan bahan tembaga sulfat sebanyak 2,1625gr yang selanjutnya
dilarutkan dalam aquades 12,5ml. Menghomogenkan larutan tembaga sulfat
dapat dilakuakn diatas hot plate seperti yang diperlakukan pada larutan A.
setalah homogeny, maka larutan telah jadi. Dalam pembuatan larutan B terjadi
reaksi kimia antara tembaga sulfat dan aquades yaitu :
CuSO4 + H2O CuO + H2SO4
Dalam larutan B, tembaga sulfat bereaksi dengan aquades sehingga
terbentuk senyawa tembaga (II) oksida dan asam sulfat. Setelah larutan A dan
B telah jadi, kemudian larutan tersebut digabungkan dan dimasukan ke dalam
gelas kimia dan homogenkan. Setelah itu, reagen benedict sudah selesai
pembuatannya dan siap digunakan, kemudian dipindahkan ke dalam botol
reagen untuk disimpan.

7
Pembuatan reagen iodik dimulai dengan melakukan penimbangan iodida
(I2) sebanyak 1gr dan kalium iodida secukupnya. Penimbangan menggunakan
neraca digital yang dilakukan secara teliti agar hasilnya tepat. Kemudian,
iodida dilarutkan dalam aquades dalam jumlah sedikit. Larutan diaduk
menggunakan batang pengaduk sampai warna larutan berubah menjadi warna
kuning tua. Terjadi reaksi anatar iodida dengan aquades yaitu :
I2 + 6 H2O 12 H + 2 IO3
Setelah itu, larutan akan dipisahkan dengan butirannya. Larutan
dipindahkan ke Erlenmeyer dan butiran tetap berada di gelas kimia.
Kemudian, tambahkan kalium iodida di gelas kimia tempat butiran itu berada
dan dilarutkan dan dihomogenkan dengan aquades. Menghomogenkan larutan
iodida dan kalium iodida dapat menggunakan hot plate dengan cara diletakkan
diatas hot plate dan diaduk tetapi tidak sampai mendidih.
Setelah larutan homogen, larutan tersebut dimasukan ke dalam labu takar.
Pada labu takar terdapat tanda batas yang menjadi patokan agar larutan tidak
melebihi batas tersebut. Jika melebihi, larutan tersebut gagal dan tidak dapat
digunakan. Jik kurang dari batas, larutan tersebut ditambahkan sampai pada
batas tersebut menggunakan pipet tetes. Jika sudah mencapai batas yang
terdapat pada labu ukur, maka reagen iodik sudah selesai pembuatannya.
Kemudian reagen iodik dipindahkan ke dalam botol reaksi untuk disimpan.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat
mengetahui cara pembuatan reagen benedict dan iodida mulai dari
penimbangan dan pengukuran, pelarutan, menghomogenkan, pencampuran
dan hasil akhir berupa reagen yang siap digunakan.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan ialah perlu adanya penambahan atau
pengadaan alat-alat gelas. Hal ini diutarakan karena pada saat praktikum
berlangsung terdapat alat gelas yang sudah retak atau sudah tidak layak pakai.
Sehingga, berkemungkinan untuk dapat terjadi kecelakaan kerja yang
dikarenakan alat gelas pecah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Nolis Febry. 2015. Larutan dan Reagen Dasar. Universitas Maritim
Raja Ali Haji. Tanjungpinang

Hilizza, Amanda. 2014. Uji Kandungan Bahan Makanan. Universitas


Gunadarma. Jawa Barat

Hurint, Yohana. 2015. Media Reagensia II. Politeknik Kesehatan Kemenkes


Kupang. Kupang

Rajmah, Dwi. 2015. Pengenalan Alat-alat Laboratorium. Universitas Islam


Negeri Aalaudin, Makassar
Riskullah, Faiz. 2013. Reagen. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya

10

Anda mungkin juga menyukai