Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam melakukan suatu aktivitas, kegiatan, maupun pekerjaan bagi
setiap orang tentu memiliki potensi kecelakaan terutama bagi pekerja atau
praktikan di dalam sebuah laboratorium. Pengaruh utama yang terjadi dalam
kecelakaan kerja ialah dirasakan oleh pekerja atau praktikan itu sendiri.
Akan tetapi, tidak hanya pekerja atau praktikan namun kecelakaan kerja
merupakan masalah besar bagi sebuah laboratorium atau instansi. Kerugian
yang didapatkan tidak hanya dari segi materi tetapi timbulnya korban jiwa.
Kerugian lain yang timbul ialah rusaknya alat-alat laboratorium,
pengobatan dan kompensasi kecelakaan, dan perekrutaan kembali pekerja
laboratorium yang profesional sesuai dengan kebutuhan laboratorium. Hal-
hal tersebut tentu memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu diperlukan
alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam
melakukan pekerjaan dilaboratorium. Maka dari itu dalam praktikum kali
ini, mahasiswa akan membahas mengenai alat pelindung diri yang baik
untuk digunakan pada saat melakukan praktikum.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui
fungsi dari setiap alat pelindung diri (APD) serta mampu menerapkannya
dalam praktikum sesuai dengan fungsinya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang
digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi
lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal
Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE
tersebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi
si pemakainya (Iswara, dkk, 2014).
Menurut hierarki upaya pengendalian diri (controlling), alat pelindung
diri sesungguhnya merupakan hierarki terakhir dalam melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian
teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis
alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga kerja pada waktu
melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena
pekerjaannya, antara lain seperti topi keselamatan, safety shoes, sarung
tangan, pelindung pernafasan, pakaian pelindung, dan sabuk keselamatan.
Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya
yang dihadapi serta sesuai dengan bagian tubuh yang perlu dilindungi
(Kurniadi, 2011).
Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja, pasal 12 mengatur mengenai hak dan kewajiban
tenaga kerja untuk memakai alat pelindung diri. Pada pasal 14 menyebutkan
bahwa pengusaha wajib menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat
pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk yang diperlukan (Kurniadi,
2011).
Potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di tempat kerja, dan yang
bisa dikendalikan dengan alat pelindung diri (Kurniadi, 2011) adalah:

2
a. Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda, terantuk.
b. Terpapar sinar dan gelombang elektromagnetik.
c. Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.
d. Terpapar kebisingan dan getaran.
e. Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel cair.
f. Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam. Bagian
badan yang perlu dilindungi adalah kepala, alat pernafasan, alat
pendengaran, alat penglihatan, kulit, kaki maupun tubuh pada umumnya.
2.2. Alat Pelindung Diri
Adapun alat pelindung diri (Kurniadi, 2011) yaitu :
2.2.1. Pelindung Mata
a. Fungsi
1. Percikan bahan-bahan korosif.
2. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di
udara.
3. Lemparan benda-benda kecil.
4. Panas dan pancaran cahaya.
5. Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi
mata.
6. Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun
yang tidak mengion
7. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
b. Spesifikasi.
1. Alat pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1. Tahan terhadap api.
2. Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil.
3. Lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi.
4. Mampu menahan radiasi gelombang elektromagnetik pada
panjang gelombang tertentu.
2.2.2. Pelindung pendengaran.
a. Fungsi.

3
Untuk melindungi alat pendengaran (telinga) akibat
kebisingan, dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-
logam yang panas.
b. Spesifikasi.
1. Sumbat Telinga atau ear plug.
1) Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan
atau mengabsorpsi bunyi atau suara dengan frekuensi
tertentu saja, sedangkan bunyi atau suara dengan frekuensi
untuk pembicaraan (komunikasi) tetap tidak terganggu.
2) Biasanya terbuat dari karet, plastik, lilin atau kapas.
3) Harus bisa mereduksi suara frekuensi tinggi (4000 dba)
yang masuk lubang telinga, minimal sebesar x-85 dba,
dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat
kerja yang diterima oleh tenaga kerja.
2. Penutup Telinga atau Ear Muff.
1) Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau
cup, dan sebuah sabuk kepala (head band).
2) Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang
berfungsi untuk menyerap suara yang frekuensinya tinggi.
3) Pada umumnya tutup telinga bisa mereduksi suara
frekuensi 2800-4000 Hz sebesar 35-45 db.
4) Tutup telinga harus mereduksi suara yang masuk ke
lubang telinga minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah
intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang
diterima oleh tenaga kerja.
2.2.3. Pelindung Pernafasan
a. Fungsi.
Alat pelindung pernafasan berfungsi memberikan
perlindungan organ pernafasan akibat pencemaran udara oleh
faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume, asap, kabut, kekurangan
oksigen, dan sebagainya.
b. Spesifikasi.
1. Respirator Yang Memurnikan Udara.

4
Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan
pencemar di udara (debu, gas, uap, fume, mist, asap, fog) yang
kadar toksisitasnya rendah. Prinsip kerja respirator ini adalah
membersihkan udara terkontaminasi dengan cara filtrasi,
adsorpsi, atau absorpsi. Menurut cara kerjanya dibedakan
menjadi :
1) Respirator yang mengandung bahan kimia (chemical
respirators).
2) Respirator dengan katrid (cartridge) bahan kimia.
3) Respirator dengan kanister yang berisi bahan kimia.
4) Respirator mekanik (Mechanical Respirator).
5) Respirator kombinasi filter dan bahan kimia.
6) Respirator dengan pemasok udara atau oksigen.
2.2.4. Pelindung Tangan.
a. Fungsi.
Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan
api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion,
listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores, terinfeksi.
Alat pelindung tangan biasa disebut dengan sarung tangan.
b. Spesifikasi.
Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya
dengan bahan sarung tangan yang dikenakan pekerja.
2.2.5. Pakaian Pelindung.
a. Fungsi.
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagian atau
seluruh tubuh dari kotoran, debu, bahaya percikan bahan kimia,
radiasi, panas, bunga api maupun api.
b. Spesifikasi.
1. Pakaian pelindung dari kulit, untuk tenaga kerja yang
mengerjakan pengelasan.
2. Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran.

5
3. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi tidak
mengion.
4. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi
mengion.
5. Pakaian pelindung terbuat dari plastik, untuk tenaga kerja yang
bekerja kontak dengan bahan kimia.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
No. Nama Alat Gambar Alat
1. Pelindung Kepala

2. Masker

3. Sarung tangan

4. Pelindung Mata

7
5. Pelindung Telinga

6. Kaus Kaki

7. Sepatu Boot

8. Jas Laboratorium

8
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, alat pelindung diri mempunyai
fungsi masing-masing yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Alat pelindung kepala atau safety helmet berfungsi untuk melindungi
kepala dari zat-zat kimia berbahaya, bersifat korosif, toksik dan dari uap-
uap panas maupun dingin. Selain alat pelindung kepala, adapula alat
pelindung wajah yang terbagi menjadi dua yaitu masker dan kacamata.
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat-zat berbau,
menyegat, dan zat lainnya yang dapat membahayakan tubuh. Goggles,
pelindung mata atau yang sering disebut dengan kacamata berfungsi
melindungi mata agar tetap aman jika terjadi kecelakaan seperti percikan
cairan, uap, serbuk dan debu yang bersifat korosif.
Alat pelindung tangan atau sarung tangan adalah salah satu alat
pelindung diri untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam yang berada
dilaboratorium serta dari bahan-bahan kimia yang bersifat korosif. Adapula
alat pelindung telinga yang berfungsi untuk melindungi saat bekerja didalam
ruangan atau laboratorium yang berpotensi kebisingan tinggi.
Alat pelindung kaki terdiri atas dua yaitu sepatu boot atau sepatu
khusus dan kaus kaki. Sepatu khusus atau sepatu boot berfungsi untuk
melindungi bagian kaki dari bahaya kejatuhan benda tajam maupun benda
berat pada saat praktikum serta percikan cairan berbahaya. Kaus kaki
berfungsi sebagai pertahanan kedua untuk kulit ketika terjadi tumpahan
bahan pada saat praktikum.
Jas laboratorium berfungsi untuk melindungi tubuh secara keseluruhan
dan melindungi praktikan dari sentuhan bahan kimia baik padat maupun
cairan dan kontaminan dari bakteri maupun bahan toksik lainnya.
Penggunaan alat pelindung diri (APD) berdasarkan masing-masing
fungsinya sangatlah berguna pada saat paktikum. Alat pelindung diri akan
meminimalisir kecelakaan kerja baik kecil maupun besar pada saat
praktikan berada diruang laboratorium.

9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap fungsi dari alat pelindung
diri (APD) dapat disimpulkan bahwa kegunaan dari APD secara
keseluruhan sangat dibutuhkan bagi seorang praktikan atau pekerja
laboratorium guna meminimalisir potensi kecelakaan kerja. Selain itu,
kerugian dari kerusakaan alat juga berpengaruh besar terhadap instansi
terkait. Oleh sebab itu, pemenuhan alat pelindung diri yang lengkap harus
dilakukan sebelum memasuki ruang laboratorium.
4.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan khususnya untuk STIKES BINA
MANDIRI GORONTALO yaitu perlu adanya pemenuhan terhadap
kelengkapan APD bagi mahasiswa seperti alat pelindung mata dan alat
pelindung telinga. Hal ini diutarakan untuk menjaga keselamatan dan
meminimalisir kecelakaan kerja.

10
DAFTAR PUSTAKA
Iswara, A. D., Anindita R. D., Claudia P., Oktavia N. P. T. 2014. Kesehatan dan
Keselamatn Kerja. Politknik Kesehatan. Semarang.

Kurniady, D. 2011. Pedoman Umum Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan


Kerja di Laboratorium Praktikum dan Penelitian. Institut Teknologi
Bandung. Jawa Barat.

Undang-Undang Nomor 1 (1970). Keselamatan Kerja.

11

Anda mungkin juga menyukai