Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurgayatin A.

Teki

Kelas : VI – D Akuntansi

NPM : 0227 1511 035

Mata Kuliah : Akuntansi forensik & Audit investigasi

Resume : siapa pelaku kecurangan dan mengapa?

Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu


manajemen dan karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan
biasanya untuk kepentingan perusahaan, contoh kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan.
Sedang karyawan/pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungn
individu, misalnya salah saji yang berupa penyalagunaan aktiva. Kecurangan
pelaporan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi
kerja manajemen. Ini juga berkaitan dengan adanya penggelapan aktiva umumnya
dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan
karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan
serta pembenaran terhadap tindakan tersebut.

Dan ini adalah mengapa sampai terjadinya kecurangan terhadap karyawan


tersebut:

a) Pemalsuan cap stempel


b) Tidak mencatat penjualan barang dan mengantongi uangnya
c) Mengambil sejumlah kecil uang kas dari mesin kasir
d) Tidak memberikan setoran harian ke bank, atau menyetorkan sebagian
dari uang saja
e) Mengeluarkan kredit untuk klaim dan pengambilan oleh pelanggan
palsu
f) Menciptakan kelebihan dana kas dan register dengan melakukan
kurang pencatatan
 Segita kecurangan

Kecurangan akuntansi sangat erat hubungannya dengan etika. Kecurangan


akuntansi merupakan suatau tindakan ilegal. Menurut Baucus (1994) dalam
Hernandez dan Groot (2007), secara umum perilaku ilegal adalah bagian dari
perilaku tidak etis, oleh karena itu ada hukum yang harus ditegakkan sebagai
bagian dari usaha penegakkan standar moral.

Welton (1994) menyaakan bahwa kemampuan invidu dalam


menyelesaikan dilema etika dipengaruhi level penalaran moral. Hasil penelitian
Wilopo (2006) menemukan bahwa smakin tinggi level penalaran moral individu
akan semakin cenderung tidak berbuat kecurangan akuntansi. Perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara,
termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan
yang menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak diterima oleh
entitas.

Terdapat pengendalian internal juga merupakan salah satu faktor yang


akan diteliti sebagai penyebab kecurangan akuntansi dalam penelitian ini. Coram
et al. (2008) menemukan bahwa organisasi yang memiliki fungsi audit
internalakan lebih dapat mendeteksi kecurangan akuntansi dan melaporakan
sendiri. Hogam et al. (2008) menemukan bahwa auditor internal berperan penting
dalam mengurangi faktor kesempatan dalam kecurangan akuntasni. Individu
denan level penalaran moral tinggi di dalam tindakannya akan memperhatikan
kepentingan orang-orang di sekitarnya dan mendasarkan tindakannya pada
prinsip-prinsip moral, maka ada atau tidak adanya elemen pengendalian internal
tidak akan membuatnya melakukan kecurangan akuntansi yang akan merugikan
organisasi dan masyarakat. Kondisi dalam elemen pengendalian internal didalam
organisai (ada dan tidak ada pengendalian internal) dapat mempengaruhi
individdu dengan level moral rendah untuk cenderung melakukan atau tidak
melakukan keecurangan akuntansi.
 Elemen tekanan, kesempatan,dan rasionalisasi

Tekanan

Salah satu kondisi yang selalu hadir saat terjadi kecurangan laporan
keuangan adalah tekanan (Cressey, 1953). Tekanan dapat terjadi saat manajemen
sdang mmbutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan pribadinya misalnya
tekanan untuk biaya pengobatan, tekanan dari keluarga yang menurut
keeberhasilan secara ekonomi, serta pola hidup mewah (Rustendi, 2009). Bonus
akhir tahun akan menjadi sumber penghasilan yang besar sehingga manajemen
akan sengaja untuk memanipulasi labanya demi mendapatkan pendapatan.

Kesempatan

Kesempatan akan timbul saat sistem pengendalian internal perusahaan lemah


(Gagola, 2011). Perusahaan dengan pengendalian internal yang lemah akan
memiliki banyak celah yang menjadikan kesempatan bagi manajemen untuk
memanipulasi transaksi. Adanya informasi asimetri yang terjadi antara pemilik
perusahaan selaku prinsipal dan manajemen selaku agen juga bisa menjadi sebuah
kesempatan untuk melakukan kecurangan laporan keuangan.

Rasionalisasi

Rasionalisasi lbih sering dihubungkan dengan sikap dan krakter seseorang yang
membenarkan nilai-nilai etis yang sebenarnya tidak baik (Rustendi,2009).
Rendhnya integritas yang dimiliki seseorang menimbulkan pola pikir di mana
orang tersebut merasa dirinya benar saat melakukan kecurangan, sebagai contoh,
manajemen membenarkan untuk melakukan praktik manajemeen laba.
Penyimpangan yang dilakukan manajemen juga disebut dengan moral hazard
promblem. Moeller (dalam Rustendi,2009) menyatakan bahwa banyaknya praktik
kecurangan yang banyak terjadi salah satu pemicu manajemen untuk melakukan
hal yang sama seperti perusahaan lain sehinga manajemen menganggap bahwa
kecurangan adalah suatu hal yang bisa dilakukan.
Adapun penjelasan terkait dalam kecuranagn laporan keuangan

Dalam sethun cenderung tidak meelakukan restatement laporan keuangan


sehingga akan terjadi hubungan yang negatif antara jumlah rapat tahunan komite
auddit dengan kecurangn laporan keuangan (ACMEET). Kompleksitas dan
ketidakstabilan struktur organisasi perusahaan ditandai dengan tingginya
perputaran posisi manajr senior, konsultan, dan jajaran direkssi (Skousen et al.,
2009). Adanya pergantian struktur jajaran direksi biasanya diikuti dengan praktik
manajemen laba karena mendekati masa akhir jabatannya manajemen akan
meemaksimalkan bonus akhir tahun (Rama, n.d.). manajemen laba juga bisa
dilakukan saat manajemen tidak bisa mencapai target perusahaan yang berdampak
padaa pergeseran jabatan.

Tindakan kecurangan laporan keuangan. Adanya ahli keuangan atau


akuntansi dalam keanggotaan komite audit dapat meningktkan pengawasan
terhadap manajemen. Komite audit yang bertugas mengawasi serta memeeriksa
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen maka dengan adanya ahli
keuangan dalam keanggotaan komite audit diharpkan dapat menjamin kebenaran
laporan keuangan yang nantinya akan diberikan kepada dewan komisaris. Hasil
penelitian ini konsissten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2012).

Atas dasar keterbatasan tersebut maka diharapkan penilitian selanjutnya


untuk mengembangkan proksi untuk variabel tekanan, kesempatan, dan
rasionalisasi yyang lebih mampu untuk mendeteksi adanya kecurangan laporan
keuangan seuai dengan kondisi perekonomian indonesia. Terutama untuk proksi
rasionalisasi perlu diperhatikan karena dalam penelitian ini idak mampu untuk
menunjukan adanya seignifikasi. Selain itu, menggunakan objek penelitian yang
lebih luas dengan memperpanjang tahun penelitian sehingga jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian akan lebih besar. Mengingat jumlah terjadinya
kecurangan laporan keuanagn hanya kisaran 5% dari total kecurangan yang terjadi
di perekonomian.
Terkait apa yang sudah dibahass diatas ,ada sedikit penjelasan
mengenai kecurangan dalam akuntansi

Kta sudah melihat bebagai indeks dan kajian lembaga-lembaga


internasional yang bersifat global, dimana indonesia ikut diliputi. Kita juga sudah
melihat kajian integritas yang khas indonesia, yang dilaksanakan KPK, dengan
metoddologi yang juga di akui secara internaional.

Apapun indikator yang dipergunakan, kita tidak dapat


meemungkiri bahwa korupsi sudah lama measuk bangsa ini. Prof. Alatas
mengutip Dr. Mohammad Hatta, proklamator kemerdekaan indonesia, yang dalam
tahun 1950-an menulis.

..korupsi telah meresap kesegenap lapisan masyarakat indonesia,


menjangkiti berbagai dpartemen pemerintah. Para karyawan dan
pegawai peemeerintah yang upah dan gajinya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, diperas oleh anasir-anasir yang
korup. Maka setiap tahun pemerintah dirugikan ratusan juta
rupiah karena tidak dibayarkannya cukai dari pajak sbagai akibat
pemlsuan dan penyelundupan, baik yang ilegal maupun yang
legal.
Daftar Pustaka

Businness monitor internatianal, The indonesia Business forecast


Report-Q4 2005.

Syed Hussain Alatas, korupsi: Sifat, Sebab, dan fungsi (terjemahan


penerbit LP3ES, Desember 1987, judul asli corruption: its nature,
cause and functions ).

Prasetyo ,A.B.2012. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan


perusahaan terhadap kecurangan pelaporan keuangan”. Tesis tidak
dipublikasikan, program studi magister akuntansi program parca
sarjana, universitas diponegoro.

Komite nasional kebijakan goverance. 2006. Pedoman umum good


corporate goverance indonesia, jakarta

Anda mungkin juga menyukai