Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AMDAL

DISUSUN OLEH

NAMA :

TIFANI CHIKA AURELIA

NIM :

21087

MATA KULIAH :

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

DOSEN PEMBIMBING :

PRIYADI, SKM, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

tentang Perbandingan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan AMDAL di indonesia

dan negara maju.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa

masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari

pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang, 04 juni 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan pentingsuatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingk
ungan hidupyang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/ataukegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakanakan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksudlingkungan hidup di sini adalah aspek
fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya,dan kesehatan masyarakat.Dasar
hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun1999 tentang “Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”

1. Dokumen AMDAL terdiri dari 

2. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)

3. .Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

4. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL)

5. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) AMDAL digunakan


untuk: a)Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah 

b)Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidupdari


rencana usaha dan/atau kegiatan

c)Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usahadan/atau
kegiatan

d)Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan


pemantauanlingkungan hidup

e)Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari


suaturencana usaha dan atau kegiatan
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

1. Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

2. Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu


rencanausaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

3. masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala


bentukkeputusan dalam proses AMDAL.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia


menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkahdengan menggunakan daftar kegiatan
wajib AMDAL (one stepscoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL
dapat dilihat di PeraturanMenteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006

2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib


menyusunUKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86Tahun 2002

3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai


denganPermen LH NO. 08/2006

4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

B. Rumusan masalah

1. Perbandingan AMDAL di indonesia dan negara maju.

2. Kelebihan dan kekurangan AMDAL di indonesia dan negara maju.

3. Perbaikan dan saran pelaksanaan AMDAL.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat AMDAL,
merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang
semakin meningkat. Reaksi ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap
yang menentang pembangunan dan penggunaan teknologi tinggi.Dengan ini timbullah
citra bahwa gerakan lingkungan adalah anti pembangunan dan anti teknologi tinggi
serta menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan pelaksana dan perencana
pembangunan.Karena itu banyak pula yang mencurigai AMDAL sebagai suatu alat
untuk menentang dan menghambat pembangunan.
Dengan diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika
Serikat, yaitu National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun 1969.NEPA
mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970.Dalam NEPA pasal 102 (2) (C)
menyatakan, “Semua usulan legilasi dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang
akan diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan
disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analsis Dampak Lingkungan)
tentang usulan tersebut”.
AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986
mengalami beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka
sejak tanggal 23 Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan
menggantikannya dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan diterbitkannya Undang-
undang No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun 1993 perlu disesuaikan.Oleh
karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah
No. 27 Tahun 1999.Melalui PP No. 27 Tahun 1999 ini diharapkan pengelolaan
lingkungan hidup dapat lebih optimal.
Pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan dan/atau merusak
lingkungan hidup adalah pembangunan yang memperhatikan dampak yang dapat
diakibatkan oleh beroperasinya pembangunan tersebut. Untuk menjamin bahwa suatu
pembangunan dapat beroperasi atau layak dari segi lingkungan, perlu dilakukan
analisis atau studi kelayakan pembangunan tentang dampak dan akibat yang akan
muncul bila suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.

B. Peranan AMDAL di Indonesia dan di Negara Maju

Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga, khususnya


di Negara berkembang seperti Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah menghawa
tirkan.Karena itu perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangai pencemaran
lingkungan.Pemerintah melalui kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi
dalam pengolahanlimbah baik cair, kayu dan udara. Pihak industripun
harus menyadari peranan pencemarannyayang sangat besar sehingga harus mau
membangun pengolahan limbah. Masyarakat punharus mempunyai peranan yang
sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga danlingkungan sekitar sehingga
kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapatterjaga dengan baik.Amdal
dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuanuntuk
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal
bukanlahsuatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses Amdal
yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari beberapa
hak berikut :

1. Pengelolaan lingkungan

2. Pemantauan proyek 

3. Pengelolaan proyek

4. Pengambilan keputusan

5. Dokumen yang penting

AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses
AMDALyang lebih besar dan penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya,sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau
proyek dan lingkuangannyadeengan menggunakan dokumen yang benar.Selanjutnya,
beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut : Peran AMDAL
dalam pengelolaan lingkuangan.Aktivitas pengelola lingkungan baru dapat dilakukan 
apabilarencana pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak
lingkunganyang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.Dalam kenyataan
nanti,apabiladampak lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan
kenyataan, ini dapat sajaterjadi karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun
AMDAL atau pemilik proyek tidakmenjalankan proyeknya sesuai AMDAL .

Agar dapat dihindari kegagalan ini maka


pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin,sejak awal pembangunan,secara terus
menerus dan teratur.AMDAL sebagai dokumen penting.Laporan AMDAL merupakan
dokumen pentingsumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada
waktu penelitian proyekdan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek
dibangun.dokumeninijuga penting untuk evaluasi,untuk membangun proyek yang lok
asinya berdekatan dandapatdigunakan sebagai alatlegalitas.AMDAL dimaksudkan
sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadapkerusakanlingkungan
yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunanyang sedang
direncanakan.Dampak, adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas,yangdapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.Dalam konteks 
AMDAL, penelitiandampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia
dalam pembangunan.

C. Kekurangan dan kelebihan pelaksanaan AMDAL di indonesia dan di


Negara maju

Di Indonesia untuk meminimalisasi dampak lingkungan yang disebakan oleh


suatu kegiatan atau proyek dilakukan studi mengenai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Namun, praktik AMDAL di Indonesia saat ini masih jauh
dari yang diharapkan dan semangat peraturanyang telah ditetapkan oleh pemerintah,
paling tidak ada empat kelemahan aplikasi Amdal di Indonesia, yaitu :

Pertama, Masih tidak dilibatkannya masyarakat dalam penyusunan dan


persetujuan Amdal. Masyarakat seharusnya mengetahui dampak positif dan dampak
negatif dari suatru proyek yang akan dilaksanakan, karena Amdal bersifat terbuka dan
partisipatif. Hal ini sesuai dengan PP No. 27 Tahun 1999, peran masyarakat dalam
menyusun dan persetujuan Amdal sangat besar sekali sehingga diharapkan adanya
transparansi berdasarkan hubungan timbal balik antara pemrakarsa dan masyarakat.
Peraturan tersebut memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan kepentingan.

Kedua, Amdal masih bersifat formalitas dan persayaratan administratif,


sehinggan sebuah proyek dapat dibangun tanpa adanya Amdal. Padahan Amdal
adalah kajian ilmiah dampak besar dan penting pada lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh kegiatan manusia.

Ketiga, Kualitas Amdal masih sangat buruk. Penyusunan Amdal masih


memprioritaskan kepentingan investor daripada dampak pada lingkungan. Data
Bidang Tata Lingkungan, Kantor Menteri Lingkungan Hidup tahun 2006
menyebutkan Lebih dari 75 persen dokumen amdal yang dinilai oleh Komisi Penilai
Amdal di Kabupaten/Kota berkualitas buruk hingga sangat buruk. Salah satu
penyebab buruknya kualitas Amdal karena banyak penyusunan studi Amdal yang
tidak dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya. Amdal akan
memberikan informasi yang relevan bagi pemerintah sebagai pengambil keputusan
dalam pemberian izin usaha yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan,
sehingga dalam izin tersebut perlu diatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pemrakarsa usaha untuk mencegah dampak kerusakan lingkungan yang akan
ditimbulkan.

Keempat, Kelemahan pengawasan implementasi dokumen Amdal. Dalam hal ini


adalah rendahnya penjabaran mengenai Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pengawasan Lingkungan (RPL).

Sedangkan di Negara maju, AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


atau EIA (Environmental Impact Assessment) mulai diperkenalkan di Amerika
melalui US National Environmental Policy Act, NEPA atau Undang-undang
Perlindungan Lingkungan pada tahun 1969 dan mulai diterapkan pada tahun 1970
(Canter, 1977: 1; Gilpin, 1995: 2; Bregman, 1999: 1). Perangkat AMDAL telah
diadopsi oleh lebih dari seratus negara di dunia (Sadler, Canadian Environmental
Assessment Agency et al. 1996, 26; Glasson, Chadwick et al. 1999, 3738). Perangkat
ini diakui merupakan perangkat perencanaan yang sangat kuat dan telah direkognisi
oleh PBB melalui Deklarasi Rio pada tahun 1992 yang menyebutkan bahwa sebagai
instrumen nasional, AMDAL harus dilaksanakan untuk rencana kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak penting. “Environmental impact assessment, as a
national instrument, shall be undertaken for proposed activities that are likely to have
a significant adverse impact on the environment and are subject to a decision of a
competent national authority.” (Principle 17 of the Rio Declaration on Environment
and Development, UNCED 1993). Pada saat ini penerapan AMDAL tidak hanya
digunakan oleh negaranegara maju saja, tetapi juga telah berkembang dan digunakan
oleh negara berkembang. Jelas bahwa AMDAL telah menjadi suatu perangkat penting
untuk mengelola lingkungan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
Menghubungkan AMDAL dengan konsep pembangunan berkelanjutan merupakan
hal penting untuk memahami landasan kerangka kerja AMDAL secara internasional.
Wacana tentang pembangunan berkelanjutan nampaknya sudah mengkristal dan
mendorong ke arah yang lebih baik untuk menghasilkan kebijakan lingkungan yang
lebih baik. Salah satu konsensus yang dicapai adalah bahwa sumber daya alam harus
dikelola dengan lebih baik dan harus adanya perubahan sikap manusia dalam
tindakannya terhadap lingkungan. Beder (1993) menyebutkan bahwa pembangunan
berkelanjutan bertujuan untuk membuat modifikasi yang diperlukan yang
memberikan jalan untuk kegiatan yang lebih berkelanjutan untuk kepentingan di masa
mendatang. Pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik berarti perencanaan dan
pengambilan keputusan yang lebih baik. Melalui proses AMDAL, diharapkan adanya
penyampaian informasi yang lebih baik tentang dampak lingkungan kepada
stakeholder atau pemangku kepentingan pembangunan terutama kepada para
pengambil keputusan. Dalam konteks inilah AMDAL memainkan peranan penting
dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Menurut Wood (1995), AMDAL
secara formal pada dasarnya adalah suatu teknik untuk mengkaji secara keseluruhan
dan sistematis, dampak lingkungan dari suatu proyek dan menyajikan hasilnya dalam
suatu cara yang memungkinkan untuk memprediksikan kepentingan dampak, dan
membuat pelingkupan untuk memodifikasi dan menangani dampaknya untuk
dievaluasi secara tepat sebelum suatu keputusan diambil.Seluruh negara yang dikaji
memperlihatkan basis hukum pelaksanaan AMDAL yang kuat dan sebagian besar
kriteria pelaksanaan yang baik sudah diterapkan. Ada beberapa yang merupakan titik
lemah pelaksanaan, yaitu AMDAL terkait dengan proses pengambilan keputusan dan
aspek pemantauan dampak serta sistem pemantauannya. Pada tataran negara yang
masih berkembang di Asia, hal ini tidak berbeda jauh. Tabel di halaman berikut
adalah gambaran pelaksanaan AMDAL di negara-negara Asia. Indonesia adalah
negara yang menerapkan AMDAL pada urutan ke empat setelah Filipina, Thailand,
dan Korea Selatan karena sebenarnya Indonesia telah memiliki dasar hukum
pelaksanaan AMDAL pada tahun 1982 dibanding Malaysia yang baru melakukannya
pada tahun 1987. Menurut literatur tersebut, ada dua kriteria yang belum dilaksanakan
di Indonesia yaitu pelaksanaan pelibatan masyarakat dan pertimbangan dampak
kumulatif.

D. Perbaikan dan saran pelaksanaan AMDAL.

Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai
dampak positif dan negatif dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam
memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian
dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan
aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial ¬budaya dan kesehatan masyarakat.

AMDAL sangat penting dan harus diperhatikan , karena mempengaruhi


kenyamanan hidup masyarakat sekita.Siapapun yang hendak melakukan
pembangunan , seyogyanya menerapkan prinsip AMDAL agar tidak ada pihak yang
dirugikan .Memperhatikan dampak dari pembangunan bagi lingkungan sekitar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Amdal, merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia


yangsemakin meningkat.Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek
pembangunanyang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas
lingkungan hidup.Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian dari prosesAmdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal
merupakan bagian dari beberapahak berikut :

1. Pengelolaan lingkungan

2. Pemantauan proyek 

3. Pengelolaan proyek 

4.Pengambilan keputusan5.Dokumen yang penting

B. Saran

Semoga AMDAL (Analisis Mengenai DampakLingkungan)ini dapat dijadikan


secaraoptimal dalam pengambilan suatu keputusan
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ut.ac.id/4339/1/PWKL4404-M1.pdf

https://www.kompasiana.com/rizwanhamdi/55002d8fa33311e07250fef2/aplikasi-
amdal-di-indonesia#

https://www.academia.edu/6049087/MAKALAH_AMDAL_Analisis_Mengenai_Da
mpak_Lingkungan

http://kiskis.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/analisis-mengenai-dampak-
lingkungan-amdal/

Anda mungkin juga menyukai