PENDAHULUAN
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada
anak. Penyakit sindrom nefrotik merupakan salah satu sindrom klinik dengan
tersebut.
Angka insidens sindrom nefrotik antara 2-4 kasus dari setiap 100.000 anak di
bawah 16 tahun setiap tahun. Kasus sindrom nefrotik ditemukan 90% pada kasus
tiap 100.000 anak berumur kurang dari 16 tahun. Rasio antara lelaki dan
nefrotik di Bagian Anak RSUP Sanglah Denpasar, sekitar 68 anak selama periode
2001-2007. Usia berkisar 6 bulan sampai dengan 11 tahun, dimana rasio lelaki
(Nilawati, 2012).
relaps dan remisi. Perjalanan penyakit sindrom nefrotik, 76-93% akan mengalami
1
2
(Wirya, 2002). Perjalanan kasus sindrom nefrotik yang berat dapat menimbulkan
yang meningkat dan gagal ginjal. Perawatan dan pengobatan yang lama, sering di
rumah sakit, dan pikiran tentang masa depan yang tidak jelas merupakan hal-hal
yang memiliki implikasi yang serius bagi kesehatan sehubungan dengan kualitas
hidupnya (Eiser, 1997). Penelitian oleh Selewski (2015) diperoleh data skor
kualitas hidup pada pasien lama, lebih rendah dibandingkan pasien baru, terutama
kemungkinan relaps setelah serangan pertama sebesar 30-40% (Vogt dan Avner,
psikologi orangtua (Leonard dkk, 2004). Menurut penelitian oleh Manti dkk
(2013) tentang fungsi psikososial dan kognitif pasien sindrom nefrotik bahwa
gangguan tingkah laku/ emosi dan somatik. Penggunaan steroid yang lama juga
sosial dan emosional. Instrumen pengukur kualitas hidup spesifik untuk sindrom
3
nefrotik saat ini belum dikembangkan, sehingga dipilih instrumen generik yaitu
yang baik, koefisien alpha pada berbagai survei berkisar antara 0,70-0,92.
penyakit dan pengelolaan, tidak hanya mewakili penyakit kronis saja. Penilaian
sangat mudah dan hanya memakan waktu kurang dari 5 menit, dengan rasio hanya
sekitar 0,01%.
misalnya merujuk pasien pada dokter psikiater atau profesi lain sesuai dengan
secara utuh (Eiser, 1997 dan Soetjiningsih, 2005). Pengukuran kualitas hidup
seberapa baik fungsi dan kesehatannya. Skrining dan intervensi diperlukan untuk
kelelahan, nyeri, dan mobilitas yang terbatas, namun tidak mencari pengaruh
lamanya sakit pada kualitas hidup. Pengaruh lama sakit dengan kualitas hidup
anak sindrom nefrotik diteliti oleh Selewski, dkk (2015) mendapatkan gangguan
kualitas hidup pada anak yang lebih lama menderita penyakit secara signifikan.
Penelitian lain oleh Rosita (2011) menemukan tidak terdapat perbedaan kualitas
hidup anak dengan sindrom nefrotik resisten steroid dan sindrom nefrotik relaps.
Pada penelitian ini tidak dibedakan antara relaps jarang dan relaps sering. Hampir
65% anak yang mengalami sindrom nefrotik sensitif steroid dapat mempunyai
depresi dan atau agresif selama relaps. Anak dengan perilaku abnormal sejak awal
Identifikasi lebih dini masalah kekerapan relaps pada sindrom nefrotik dan
anak yang mempunyai kualitas hidup yang buruk akan mendorong terhadap
intervensi baik fungsi edukasi, fisik, emosi atau sosial jika terganggu. Identifikasi
dan intervensi lebih awal terhadap permasalahan kualitas hidup pada anak dengan
relaps jarang dan relaps sering dapat menurunkan prevalens luaran fungsi edukasi,
sindrom nefrotik relaps jarang dan relaps sering sejauh ini belum dilaporkan di
hidup anak dengan sindrom nefrotik relaps jarang dan relaps sering.
5
penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan kualitas hidup anak pada
perbedaan kualitas hidup anak pada sindrom nefrotik relaps jarang dan relaps
sering.
Dari data hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan bagi
penelitian dapat memberikan informasi kepada orangtua agar ikut berperan serta