2 (2017) 6-13
*Corresponding Author:
Maria Loretha Ensamory
Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura
Pontianak, Indonesia 78111
E-mail: Mariaensamory92@yahoo.com
6
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
7
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
8
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
larutan terdapat cincin berwarna hijau, dalam petridisk dan dibiarkan hingga
menandakan adanya kelompok senyawa membeku. Koloni jamur diambil dari koloni
steroid. Jika warna dasar larutan berubah yang sudah dimurnikan terlebih dahulu
warna menjadi merah menunjukkan adanya dengan menggunakan jarum ose dan ditanam
kelompok senyawa terpenoid (Harborne, dengan menggunakan metode tusuk yaitu
1987). Pengujian dilakukan triplo. diletakkan tepat di bagian tengah petri pada
media MEA yang sudah diberi perlakuan
Pembuatan Media Malt Extract Agar (MEA) dengan infusa. Biakan diinkubasi pada suhu
Pembuatan media MEA dilakukan kamar (20-25ºC) dan diameter koloni diukur
dengan cara sebagai berikut: agar sebanyak pada hari ke-7 (modifikasi dari Selvyana
15g, Malt extract sebanyak 50g, ZnSO4. dkk., 2012).
7H20 sebanyak 0,01g dan CuSO4. 5H2O
sebanyak 0,005g dimasukkan ke dalam gelas Parameter Pengukuran
beaker kemudian ditambahkan akuades Persentase daya hambat infusa kulit jeruk
hingga 1000 ml, lalu ditambahkan pada masing-masing perlakuan diukur
kloramfenikol sebanyak 0,02g. Media dengan rumus berikut (Rai, 2006):
tersebut dipanaskan di atas dipanaskan di
atas hot plate hingga mendidih dan berwarna
bening. Media MEA tersebut dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditutup, lalu Keterangan :
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C Dk : Diameter koloni kontrol
tekanan 1 atm selama 15 menit (Samson dkk, Dp : Diameter koloni perlakuan
2010).
Klasifikasi aktivitas daya hambat infusa
Pemurnian Isolat sesuai dengan Novriyanti dkk. (2010).
Isolat jamur yang sudah tersedia
dimurnikan dengan cara menginokulasikan Tabel 1. tingkat aktivitas penghambatan infusa
kembali biakan jamur isolat anggota spesies (Novriyanti dkk, 2010)
Aktivitas Penghambatan Tingkat Aktivitas
Aspergillus niger EMP1 U2 yang diperoleh
dari saluran pencernaan ayam kampong Daya hambat > 75% Sangat Kuat
(Gallus domesticus Linn.) (Phikly, 2015) 50% < Daya hambat ≤ 75% Kuat
dalam koleksi laboratorium Mikrobiologi
25% < Daya hambat ≤ 50% Sedang
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tanjungpura yaitu dengan 0 < Daya Hambat ≤ 25% Lemah
mengambil menggunakan jarum ose biakan 0 Tidak Aktif
jamur isolat anggota spesies Aspergillus
niger EMP1 U2 tersebut dan
Analisis Data
menanamkannya kembali pada petridisk
Data dianalisis dengan ANOVA
yang sudah dimasukkan media MEA secara
(Analysis of Variance) satu jalur
aseptik dengan metode tusuk.
menggunakan software SPSS. Apabila
terdapat beda nyata antar kelompok
Uji Aktivitas Antijamur Infusa Terhadap
perlakuan (P<0,05), maka dilakukan uji
Pertumbuhan Koloni Jamur
lanjut menggunakan uji Tukey.
Konsentrasi media untuk uji ini adalah
0% (kontrol); 5%; 10%; 15%; 20% dan
Hasil
25%(v/v) dalam 20mL media. Konsentrasi
Uji Fitokimia Infusa Kulit Buah Jeruk
5%(v/v) dibuat dengan cara mengambil 1 mL
Siam (Citrus nobilis)
cairan infusa 100% lalu selanjutnya ditambah
Berdasarkan hasil uji fitokimia, infusa
media MEA dan ditepatkan hingga 20 mL.
kulit buah jeruk siam positif mengandung
Campuran cairan tersebut dimasukkan ke
beberapa senyawa metabolit sekunder. Hasil
9
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
uji senyawa metabolit sekunder kulit buah anggota spesies Aspergillus niger EMP1 U2.
jeruk siam dapat dilihat pada Tabel 1 yang Hal ini dapat dilihat dari persentase daya
memperlihatkan bahwa infusa kulit buah hambat infusa kulit buah jeruk siam terhadap
jeruk siam positif mengandung senyawa jamur isolat anggota spesies Aspergillus
flavonoid, fenol, steroid dan triterpenoid. niger EMP1 U2 yang diukur berdasarkan
hambatan terhadap diameter koloni yang
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Infusa Kulit Buah Jeruk terbentuk pada media MEA (Tabel 2)
Siam (Citrus nobilis)
Pemeriksaan Pereaksi Hasil Keterangan Tabel 3. Persentase daya hambat infusa kulit buah jeruk
Alkaloid Wagner - Tidak ada siam (Citrus nobilis) terhadap pertumbuhan
endapan jamur isolat anggota spesies Aspergillus niger
coklat EMP1 U2 hari ke-7 inkubasi
Flavonoid HCL + Berwarna Konsentrasi (%) Daya Hambat Tingkat
kuning (%) Aktivitas
kemerahan 0 0 ± 0a Tidak aktif
Fenol FeCL3 3% + Berwarna
biru 5 34,5 ± 10,8b Sedang
kehitaman 10 46,1 ± 11,4 bc
Sedang
Saponin Air - Tidak ada
buih 15 53,8 ± 2,1c Kuat
Steroid* / CH3COOH, +* Berwarna 20 66,6 ± 2,6 d
Kuat
Triterpenoid** H2SO4 kuning d
+** kehijauan 25 75,4 ± 6 Sangat Kuat
pada Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang
permukaan sama dalam satu jalur menunjukkan
Terdapat pengaruh yang sama atau tidak beda
endapan nyata antar kelompok (P>0,05)
berwarna
merah Hasil analisis ANOVA satu jalur infusa
Tanin FeCl3 1 % - Tidak ada kulit buah jeruk siam pada taraf konsentrasi
warna biru yang berbeda memberikan pengaruh yang
tua
Keterangan: tanda (+) menunjukkan infusa yang diuji berbeda nyata pada pertumbuhan jamur isolat
mengandung senyawa metabolit sekunder anggota spesies Aspergillus niger EMP1 U2.
dan tanda (-) menunjukkan infusa yang Tabel 3 memperlihatkan bahwa konsentrasi
diuji tidak mengandung senyawa 0% berbeda nyata dengan 5 konsentrasi
metabolit sekunder.
lainnya yaitu konsentrasi 5%, 10%, 15%,
20% dan 25%. Respon hambatan dengan
konsentrasi 5% dan 10% memiliki tingkat
aktivitas dengan kategori sedang, konsentrasi
15% dan 20% memiliki tingkat aktivitas
dengan kategori kuat, sedangkan pada
konsentrasi 25% memiliki tingkat aktivitas
dengan kategori sangat kuat.
Gambar 1. Hasil Uji Fitokimia Infusa kulit buah jeruk
Berdasarkan hasil penelitian terlihat
siam (Citrus nobilis). 1.Kontrol 2.Fenol bahwa setiap perlakuan infusa memberikan
3.Flavonoid 4.Alkaloid 5.Saponin tingkat aktivitas yang berbeda. Perbedaan
6.Steroid 7.Tanin 8.Titerpenoid diameter koloni jamur isolat anggota spesies
Aspergillus niger EMP1 U2 pada taraf
Hasil Uji Antijamur Infusa Kulit Buah konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada
Jeruk Siam (Citrus nobillis) Terhadap Gambar 1 yang memperlihatkan bahwa
Jamur Aspergillus niger EMP1 U2 semakin besar persentase konsentrasi infusa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah jeruk siam maka semakin kecil
infusa dari kulit buah jeruk siam memiliki diameter koloni pertumbuhan jamur isolat
aktivitas antijamur terhadap jamur isolat
10
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
anggota spesies Aspergillus niger EMP1 U2 isolat anggota spesies Aspergillus niger
tersebut. EMP1 U2 yang ditandai dengan perbedaan
besar diameter pertumbuhan koloni pada
setiap perlakuan (Gambar 1). Setiap adanya
penambahan konsentrasi infusa
memperlihatkan adanya penambahan daya
hambat. Hal ini disebabkan semakin besar
konsentrasi infusa yang terdapat dalam
medium, maka jumlah infusa yang berdifusi
ke dalam sel jamur semakin meningkat
sehingga menyebabkan terganggunya
pertumbuhan jamur bahkan menyebabkan
kematian. Menurut Anggara dkk (2014),
Gambar 2. Pertumbuhan koloni jamur isolat anggota meningkatnya konsentrasi infusa
spesies Aspergillus niger EMP1 U2 dengan menyebabkan meningkatnya kandungan
taraf konsentrasi yang berbeda (0%, 5%, bahan aktif yang berfungsi sebagai antijamur
10%, 15%, 20%, 25%) pada uji aktivitas
infusa kulit buah jeruk siam (Citrus nobilis)
sehingga kemampuannya dalam menghambat
pada hari ke-7 inkubasi. pertumbuhan suatu jamur juga semakin
besar.
Diskusi Kemampuan daya hambat antijamur
Berdasarkan hasil uji fitokimia, infusa infusa kulit buah jeruk siam terhadap jamur
kulit buah jeruk siam positif mengandung isolat anggota spesies Aspergillus niger
senyawa metabolit sekunder berupa EMP1 U2 bila disesuaikan dengan ketentuan
flavonoid, fenol, steroid dan triterpenoid. tingkat aktivitas penghambat infusa menurut
Senyawa - senyawa inilah yang memberikan Novriyanti dkk (2010), maka infusa kulit
efek antifungi terhadap jamur isolat anggota buah jeruk siam konsentrasi 5% dan 10%
spesies Aspergillus niger EMP1 U2. Menurut tergolong sedang, konsentrasi 15% dan 20%
Vibrianthi (2011), senyawa fitokimia yang tergolong kuat dan konsentrasi 25%
memiliki kemampuan sebagai antijamur tergolong sangat kuat. Dengan demikian
adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dapat dikatakan bahwa konsentrasi infusa
triterpenoid dan steroid. Berdasarkan kulit buah jeruk siam 15% sudah dapat
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus
(2011), perasan kulit jeruk purut niger EMP1 U2.
mengandung berbagai senyawa seperti Martoredjo (1989) menyatakan bahwa
minyak atsiri, saponin, flavonoid, kumarin, konsentrasi suatu bahan yang berfungsi
dan steroid titerpenoid yang memberikan sebagai antimikroba merupakan salah satu
efek antifungi terhadap jamur Trichophyton faktor penentu besar kecilnya kemampuan
mentagrophytes. dalam menghambat pertumbuhan mikroba
Senyawa flavonoid yang terkandung yang diuji. Kerusakan yang ditimbulkan
dalam ekstrak termasuk golongan senyawa komponen antimikroba dapat bersifat
fenolik. Semakin tinggi kandungan fungisidal (membunuh jamur) dan fungistatik
flavonoid, dapat semakin merusak membran (menghentikan sementara pertumbuhan
sel fungi (Cowan, 1999). Senyawa fenol jamur). Suatu komponen akan bersifat
memiliki aktivitas antifungi dengan cara fungisidal atau fungistatik tergantung pada
menghambat perkembangan spora jamur sifat senyawa aktifnya, konsentrasi, dan
(Lutfiyanti dkk., 2012). media yang digunakan. Berdasarkan hasil,
Hasil dari uji aktivitas antijamur infusa infusa kulit buah jeruk siam memiliki sifat
kulit buah jeruk siam pada taraf konsentrasi fungisidal karena semakin tinggi konsentrasi
0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% menunjukkan infusa kulit buah jeruk siam semakin
adanya aktivitas antijamur tehadap jamur terhambat pula pertumbuhan jamur isolat
11
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
12
Ensamory et al./Jlabmed 1 (2): 6-13
13